“Om, pengkhianat!!” Senja langsung beranjak dari ranjang.Tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, Senja langsung pergi meninggalkan Kala dengan pakaian seadanya. Dia pergi tanpa tujuan dengan sisa air mata yang masih tersisa di kedua sisi matanya. Kala pun tidak mencegah kepergian Senja, lantaran dia sangat kesal pada perempuan itu karena telah berani membohonginya. Kala segera meraih ponselnya untuk menghubungi Galih. “Kamu perintahkan dua orang bodyguard untuk mengikuti istriku ke mana pun dia pergi. Pastikan kalau Senja tidak mengetahuinya kalau dia sedang diikuti oleh bodyguard suruhanku.” “[Baik, tuan.]” Malam itu, Senja berjalan di sepanjang jalan trotoar di sekitaran hotel. Karena merasa sangat asing dengan tempat dia berada saat ini, apalagi ini adalah kali pertama untuknya pergi ke luar negeri seumur hidupnya. Jadi dia tidak berani jika harus pergi terlalu jauh dari hotel karena takut kes
“Berikan anak untukku dari rahimmu langsung!!” “Apa!?” Senja terperanjat kaget mendengar permintaan Kara. “Apa kamu sedang bercanda?” “Tidak. Aku serius. Aku ingin kamu memberikan aku anak.” “Gila kamu ya!!??” “Kalau kamu tidak mau menerima cintaku, maka berikan aku anak sebagai pengganti dari diri kamu.” “Kamu memang sudah benar-benar tidak waras! Aku akan ikutan tidak waras jika aku terus bersama kamu!!” Senja langsung menarik paksa tangannya dan membanting kasar tangan Kara. Kemudian dia pergi dari hadapan Kara. Tapi dengan cepat langkah kakinya berhenti begitu dia membalik badan dan baru berjalan beberapa langkah saja. Karena ternyata dirinya diikuti oleh dua orang bodyguard suruhan Kala dari tadi. Lalu, dari balik dua badan bodyguard bertubuh besar munculah sosok Galih. Betapa terkejutnya Senja saat dirinya ke gap oleh tangan kanan suaminya. Galih menundukkan kepalanya di h
“Avanos, sebenarnya aku telah jatuh cinta pada siapa? Kala atau Kara?” Senja menghembuskan nafas kasar. Dia malah jadi bingung pada dirinya sendiri yang belakang ini merasakan sesuatu yang aneh pada perasaannya. “Avanos, sepertinya aku jatuh cinta sama Kara deh. Tapi, gimana ya? Apa aku harus jujur saja sama om Kala?” “Hemm...” Senja kembali menghembuskan nafas kasar. Tepat ketika dia membalikkan badannya dia langsung dikejutkan dengan keberadaan sosok Kara yang muncul di hadapannya secara tiba-tiba. Dengan cepat, Senja langsung menelan savilanya. Dia langsung panik bukan main saat melihat Kara, lantaran gumamannya yang dari tadi diucapkan secara lisan. “Da-dari kapan kamu ada di sini?” Senja gugup. “5 menit yang lalu.” Kara menjawab dengan senyuman lebar sambil menunjukkan lima jarinya ke arah Senja. “Ja-jangan-jangan kamu mendengar ucapan yang aku katakan sendirian tadi? Ya?”
“Selamat pagi, nyonya Senja.” Galih menyapa Senja, begitu Senja membukakan pintu kamar hotel untuknya. “Pagi.” “Tuan Kala sudah berangkat dari pagi sekali. Beliau minta saya untuk memberikan ini kepada anda.” Galih memberikan sebuah kota putih dengan pita berwarna pink yang melingkar manis di kotak tersebut. Kemudian, Galh undur dari dan Senja pun kembali masuk ke dalam kamarnya. Dia membuka kotak itu sambil berjalan menuju sofa. Saat membuka kotak itu, sebuah secarik kertas tertulis untuknya dari Kala. Kertas itu berisi pesan singkat untuk Senja. [Pakailah gaun ini dan aku akan menunggumu di sebuah tempat pukul satu siang nanti.] Setelah membaca pesan tersebut, Senja membuka kertas yang menutupi gaun tersebut. Lalu dia mengeluarkan gaunnya dan melihatnya secara keseluruhan gaun itu. “Indahnya...” Senja terpukau melihat keindahan gaun berwarna hitam yang cukup seksi itu. Dengan belaha di bagi
Suara desahan panjang berakhir setelah Kala mengeluarkan cairannya di dalam pengaman usai menumbuk lembut area inti seorang perempuan muda. Aktifitas surga dunia yang baru saja dia lakukan bersama perempuan kenalannya membuat tubuh Kala kelelahan. Dia langsung membaringkan tubuhnya di samping perempuan yang bernama Senja. “Tak kusangka, ternyata kamu pandai sekali bermain di atas ranjang. Aku merasa tidak sia-sia telah membayarmu mahal hanya untuk melayaniku satu jam saja. Besok, aku ingin melakukannya lagi denganmu. Asistenku akan menghubungimu nanti.” “Tidak bisa, om. Aku hanya akan melayani om sekali saja. Aku tidak terbiasa melayani seorang pria lebih dari satu kali.” “Sombong sekali kamu ini. Aku akan membayarmu dua kali lipat dari bayaranmu sekarang.” “Aku tetap tidak bisa. Meski om mau membayarku 10 kali lipat sekalipun.” Senja langsung bangkit dari atas ranjang lalu berjalan masuk ke dalam kamar man
Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan. Hanya untuk beberapa jam saja, Kala meminta Senja untuk menjadi kekasihnya di depan kedua orang tuanya nanti. Senja pun langsung menyetujuinya. Karena untuk mendapatkan uang sebanyak itu, biasanya Senja membutuhkan waktu sampai satu tahun lamanya untuk melayani banyak pria hidung belang. Sedangkan, Kala hanya memintanya menjadi kekasihnya tanpa memintanya untuk bercinta. “Kalau begitu, kita bertemu di Kafe Wilson jam 7 malam. Saya akan menjemput kamu di sana. Pakailah pakaian yang sangat anggun dan elegan, agar mamaku percaya kalau kamu adalah kekasihku sungguhan, bukan kekasih bayaran.” “Okey. Deal.” Senja menyetujuinya.**19:00 at Kafe Wilson Kala membuka pintu Kafe, dan kedua matanya langsung berkeliling mencari sosok Senja. Dia langsung bisa menemukan keberedaan perempuan itu, karena Senja langsung berdiri ketika Kala tiba di Kafe. Senyuman manis dari Senja yang belum p
Kala memohon-mohon pada Senja agar Senja mau melanjutkan drama kepalsuan mereka pada kedua orang tua Kala. “Om ini gimana sih? Perjanjian kita kan hanya sampai jam 12 teng, tapi kenapa om malah ingkar.” Tentu Senja tidak bisa menerima permintaan Kala. “Please, Senja. Masa kamu tidak mau membantu saya sih?” “Lagian, salah om. Kenapa membohongi orang tua om soal kekasih om? Kenapa sih tidak cari kekasih asli saja untuk dijadikan pacar? Saya ini kan bukan perempuan baik untuk bisa dijadikan kekasihan sungguhan om.” Senja bersedekap. Dia memalingkan pandangannya karena kesal dengan tingkah Kala. “Memangnya cari kekasih yang tulus dan baik semudah seperti membalikkan tangan? Saya ini sudah kapok cari perempuan yang bisa benar-benar tulus mencintai saya. Apalagi sampai bisa disukai oleh kedua orang tua saya. Hanya kamu perempuan satu-satunya yang bisa disukai oleh kedua orang tua saya.” “Memangnya biasanya kedua orang tua
“Jadi ini kelakuan Kara selama aku pergi ke Paris seminggu yang lalu?” “Iya, bos.” Baru saja Kala menonton cctv yang terpasang di ruang kerjanya dari ponsel Galih, asisten pribadinya. “Kara berniat untuk membuat tanda tangan palsu anda dalam proyek berikutnya. Dia berencana ingin mengambil alih proyek tersebut dengan mengatas namakan nama anda.” “Apa dia juga berniat ingin merebut posisiku sebagai CEO?” “Yang saya dengar memang seperti itu.” “Baiklah. Kita bertindak cepat tapi harus tetap hati-hati, sebelum klien baru kita bertemu dengan Kara dan para anak buahnya.” “Baik, bos. Saya akan segera melakukan perintah bos.” “Bagus.” Kala menepuk-nepuk punggung Galih yang duduk di sampingnya. “Oh iya, bos. Jingga akan segera kembali ke Indonesia bulan depan.” Kedua mata Kala langsung menyayup begitu nama itu kembali disebut oleh Galih. Bagaimana hatinya tidak ber