Share

Look and Love me, please!!
Look and Love me, please!!
Penulis: Jchan

Myli dan pria berdarah

Dengan perasaan gugup gadis cantik yang bernama Myli Xandria mulai mempercepat langkah nya menuju parkiran kampus.

    Seseorang telah menunggu nya, dua orang berpakaian rapih mengenakan jas hitam dan dengan perawakan tinggi besar sedang berdiri menatap langkah mungil Myli mengarah pada mereka.

"Kenapa lama sekali? kami sudah kepanasan karena menunggumu." Ucap salah satu dari dua orang tersebut.

"Maaf, kuliah ku baru selesai. Kalian kenapa kemari?" Tanya Myli dengan gugup dan sedikit lelah.

"Ingat janjimu? bukankah kau harus melunasi nya bulan ini?" 

Myli melihat sekeliling setelah mendengar ucapan yang di katakan salah seorang dari mereka.

"Bisa kita bicarakan ini di tempat lain pak Mus?" ucap Myli.

"Masuk lah, sekalian kita pergi makan."

"Makasih, Josh." Ucap Myli pada lelaki yang sedikit lebih muda dan tampan dari pak Mus.

Myli memasuki mobil, dan mereka meninggalkan parkiran kampus.

"Bisa kau lunasi pembayaran bulan ini Myli?" 

"Tapi.." 

"Bisa kita bicarakan tentang ini setelah makan pak Mus?" Sela Josh.

"Ini yang membuat kita selalu hampir dapat masalah, karena kau terlalu lembut pada Myli. Kita bahkan hampir di pukuli Boss karenamu." Ucap Mus dengan nada kesal nya menatap Josh yang sedang menyetir.

Myli hanya menatap Josh kaget atas perkatan pak Mus yang ia dengar. Myli tak berani menyela karena seperti nya pak Mus sedikit emosi.

Josh dan Mus adalah anak buah dari Louis Alexander.

Karena bisnis keluarga Xandria yang goyah, Ayah Myli terpaksa berhutang pada tuan Louis Alexander untuk menutupi kerugian yang di alami. Namun setelah berhutang Milyaran, bisnis keluarga Xandria tetap mengalami kerugian dan itu yang membuat tuan Xandria ayah Myli memilih bunuh diri bersama ibu Myli.

Myli sempat depresi namun jangan kan depresi, menangis pun seolah tak di perbolehkan untuk nya karena ia harus memikirkan cara agar hutang yang di tinggalkan sang ayah bisa lunas.

Beruntung nya beberapa teman ayah Myli membantu Myli, Myli juga terpaksa menyerahkan rumah dan semua harta yang di tinggalkan oleh ayah nya namun itu belum cukup untuk melunasi hutang-hutang tersebut.

Kini Myli harus tinggal di sebuah kamar yang ukurannya lumayan kecil, dan harus bekerja berbagai kerjaan setelah pulang kuliah untuk mencari tambahan untuk melunasi hutang-hutang nya.

Myli bisa kuliah karena ia mendapatkan beasiswa penuh, dan itu sangat membantu dalam kehidupan Myli karena ia tak perlu memikirkan biaya kuliah di samping ia juga sedang mengumpulkan uang untuk membayar hutang orang tua nya.

Terkadang Josh dan Mus yang membantunya mengulur waktu agar Myli bisa mengumpulkan uang nya.

Josh merupakan mantan orang kepercayaan ayah Myli, karena ia juga perlu melanjutkan hidup ia mulai bekerja di tempat Louis Alexander.

Itulah sebabnya Josh lunak pada Myli walaupun sebenarnya ia adalah seorang rentenir yang berdarah dingin apabila dengan yang lain.

"Kita sudah sampai, turun lah." Ucap Josh memecahkan lamunan Myli.

Myli memasuki ruangan dan hanya duduk diam tanpa bicara sampai mereka menyelesaikan makan siang mereka.

Setelah menyelesaikan makan siang mereka, Josh merogoh kantong celananya untuk mengambil rokok.

Josh menghisap rokok tersebut sambil menyenderkan kepala nya ke dinding seolah melepaskan semua rasa lelah yang ia rasakan.

"Jadi kapan kami dapat kan uangnya?" celetuk pak Mus menatap dingin Myli.

Dengan wajah yang nampak bingung Myli hanya menundukkan kepalanya "Bisakah beri saya waktu lima hari? Aku berjanji akan mentransfer uang nya pada kalian." Pinta Myli.

Myli benar-benar tak tau harus berkata apa, bagaimana mungkin ia bisa mengumpulkan uang dua ratus juta dalam lima hari? dimana lagi ia meminta bantuan. semua teman ayahnya yang Myli tau  sudah membantunya.

Ia tak mungkin kembali ke teman-teman ayah nya untuk meminta bantuan kembali.

Myli hanya menundukkan kepalanya dengan tatapan kosong, sementara Josh menatap nya.

Josh tau ini berat untuk Myli, wanita yang masih berusia 21 tahun harus menanggung beban yang bukan main. Harus kehilangan kedua orang tua, hidup miskin, dan harus menanggung beban membayar hutang yang bukan sedikit.

"Baiklah kalau begitu, bisa kita pergi sekarang?" 

Pak Mus berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju kasir.

Myli mengikuti di belakang pak Mus bermaksud untuk membayar makanannya sendiri.

"Apa yang kau lakukan?" Pak Mus berbalik dan menatap Myli saat Myli merogoh tas nya untuk mengambil uang.

"Ba.. bayar makan." Jawab Myli terbata-bata.

"Simpan uangmu dan gunakan untuk membayar hutang-hutangmu. Jangan buat masalah untuk kita bertiga karena hutangmu yang tak kau lunasi."  Ucap pak Mus

Myli lagi-lagi menundukkan kepala nya, namun kini perasaan Myli sedikit bergetar karena ternyata pak Mus terdengar peduli padanya.

"Kemana tujuan mu setelah ini? biar kami antar." Ucap Josh yang sudah berdiri di sampingnya sambil memegang kepalanya.

"Tak perlu, kebetulan tempat kerjaku di dekat sini." Ucap Myli.

"Baiklah kalau begitu." 

Pak Mus dan Josh pun berlalu meninggalkan Myli sendiri.

Tak lama setelah pak Mus dan Josh pergi, Myli pun pergi meninggalkan tempatnya dan menuju gang kecil sebelah rumah makan untuk mengambil jalan pintas agar cepat sampai ketempat nya bekerja.

Namun, baru beberapa langkah Myli memasuki gang kecil tersebut, ia melihat seseorang memakai setelan hitam duduk tersandar tak sadar kan diri sambil memegangi perut nya.

Myli nampak ragu untuk melanjutkan langkah nya.

"Apa aku kembali saja." Ucap Myli lirih sambil mundur beberapa langkah.

"Kau."

Myli seketika berhenti, dan tersentak karena orang yang ia kira pingsan tiba-tiba mengeluarkan suara dan menatap kearah nya dengan tatapan sayu seolah kesakitan tapi tatapan matanya tetap terlihat tajam.

"Kau kemarilah."

Kini Myli merasa takut, karena hanya mereka berdua di gang sempit dan gelap tersebut. Myli melihat sekeliling untuk mencari senjata namun tak ada yang dapat ia temukan.

"Mendekat lah, aku tak akan bisa menyakitimu." 

 Suara orang tersebut kembali memanggilnya, namun suara nya terdengar lebih rendah dari yang awal Myli dengar.

Dengan tangan dan kaki yang bergetar Myli memberanikan diri maju dan mendekat secara perlahan.

"Kau, bisa rogoh saku celanaku?" 

Begitu banyak darah, Myli merasa pusing melihat darah yang begitu banyak.

Bahkan ia tak bisa fokus mendengarkan ucapan orang yang meminta bantuannya.

"Hei kau!! Jangan lihat darah nya. Lihat saja wajah ku". Ucap laki-laki tersebut mencoba menenangkan Myli walaupun ia merasa sangat kesakitan.

Mendengar ucapan pria tersebut Myli mengangkat kepalanya dan menatap orang yang berada di depannya.

"Jika kau sudah tenang, bisa kau ambil handphone ku yang ada di saku celanaku?" Ucap sang pria sambil menekan perut nya yang terus mengeluarkan darah.

Dengan tangan gemetar Myli merogoh saku celana sang pria dan mengambil handphone nya.

"Saya akan telpon ambulance dan polisi tunggu seben.." belum menyelesaikan ucapannya tangan Myli tiba-tiba di genggam dengan keras.

"Jangan!! tekan tombol satu, itu akan langsung tersambung. kau tak perlu berbica cukup tekan tombol angka satu."

Walaupun kebingungan Myli segera melakukan apa yang di ucapkan laki-laki itu.

Ia segera menekan tombol angka satu dan itu tersambung. Namun tak ada yang berbicara, 2 menit berlangsung tanpa ada suara panggilan telpon tersebut terputus dengan sendirinya.

Myli tambah kebingungan karenanya, ia melihat pria tersebut mulai lemas.

Myli merogoh tas nya mengambil sapu tangan untuk menutupi luka  pria tersebut agar darah dari perutnya berhenti keluar.

"Apa yang harus kulakukan, kenapa darah nya tak berhenti keluar." Tanpa sadar Myli mulai menangis karena ia sudah cukup keras menekan luka sang pria namun pendarahan nya tak kunjung berhenti.

"Kau..." Suara pria tersebut terdengar lebih rendah dari sebelumnya.

Myli yang menyadari orang yang ia tolong mulai kehilangan kesadaran berusaha menggoyangkan tubuh pria tersebut agar tetap sadar.

"Tuan tetap sadar. Jangan menakuti saya, anda harus tetap membuka mata anda." Ucap Myli dengan air mata yang bercucuran.

Namun usaha Myli seperti nya tak berhasil, pria tersebut sudah tak sadarkah diri.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Charlotte Lee
menarik ceritanya.. boleh tau akun medsosnya gaa biar bisa aku follow?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status