Share

Bab 5 Membuat Malu Orang yang Tak Tahu Malu

"Nay, kamu yang sabar, ya." Bu Yayuk, istri Pak Fajar memeluk Nayla sesaat setelah wanita itu tiba di halaman rumah Mbak Ririn. Hal itu menambah  kekhawatiran di hati Nayla. Kenapa banyak warga ada di sini dan dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi? Dan di mana Lukman?

Bu Yayuk melepaskan pelukannya pada Nayla. Bendungan di sudut mata Nayla sepertinya sebentar lagi akan jebol. Ingin rasanya segera masuk ke dalam untuk tahu kondisi suaminya yang sebenarnya, namun kakinya terlalu lemas untuk terus melangkah.

"Hati-hati, Nay." Bu Yayuk memegangi lengan Nayla kala wanita itu hendak ambruk. Kenapa rasanya takut untuk masuk ke dalam? Sepertinya ini bukan hal baik untuknya.

"Masuk, Nay. Kamu harus tahu apa yang terjadi." Pak Fajar mendorong pelan bahunya. Nayla sejenak menatap ke arah Pak Fajar, seakan mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi kenyataan di depan sana.

Nayla masuk kedalam rumah yang luas itu. Rumah dengan banyak perabotan mahal di dalamnya. Lantai rumah Mbak Ririn telah berkeramik tidak seperti miliknya. Tapi, ini bukan waktu yang tepat untuk membandingkan semua ini.

Nayla tertegun ketika melihat Lukman dan juga Mbak Ririn duduk berdampingan dengan wajah tertunduk. Dan apa itu? Kenapa Lukman hanya memakai celana kolor saja, sedang rambut Mbak Ririn awut-awutan.

Nayla menutup mulutnya, berharap apa yang ada di pikirannya itu salah. Dia ingin mengingkari apa yang dilihat oleh matanya.

Di sebelah Lukman dan Mbak Ririn ada Pak RW dan juga babinsa. Bu Yayuk menyusul wanita itu dan menawarkan untuk menggantikannya menggendong Kina. Nayla menyerahkan Kina kepada Bu Yayuk karena mungkin dia sebentar lagi akan ambruk.

"Pak ... ini ada apa dengan suami saya?" tanya Nayla dengan suara bergetar. Sepertinya sebentar lagi dirinya akan menangis.

"Begini, Bu. Silahkan duduk dulu." Salah satu pria yang mengenakan seragam babinsa berdiri dan memberikan tempat duduknya pada Nayla. Kaki Nayla terasa begitu lemas dan juga tubuhnya seakan tak bertulang lagi.

Nayla melirik ke arah Lukman, laki-laki itu masih menunduk. Mungkin malu, tapi entah pada siapa. Mbak Ririn pun sama. Bahkan dia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk mendiamkan anaknya yang tengah menangis.

Ririn, seorang ibu muda dengan seorang anak laki-laki. Usia anaknya tak beda jauh dari Kina. Satria, anak Ririn berusia 2,5 tahun, selisih setengah tahun dengan Kina. Kasihan sekali, Satria kini tengah menangis ingin dipeluk oleh ibunya, sedang ibunya tak sanggup mengangkat wajahnya.

Pak RW membuang napas kasar, "Ini hal yang sangat memalukan bagi lingkungan RW 03 ini, terlebih untuk warga RT 08. Jujur, saya sendiri bingung bagaimana caranya untuk memulai pembahasan ini. Pasalnya Mas Harun-suami Ririn-juga tidak berada di rumah."

"Suami saya dan Mbak Ririn ini, sebenarnya kenapa, Pak?" Merasa Pak RW tak juga menjawab pertanyaannya, Nayla menjadi sedikit jengah. Dia ingin orang lain segera menjelaskan tentang keadaan ini, bukan hanya menurut pemikirannya sendiri.

"Begini Mbak Nayla. Tapi sebelumnya, Mbak Nayla mesti tenangkan diri dulu. Jangan sampai terbawa emosi." Perasaan Nayla semakin memburuk. Dan yang pasti, pikirannya kini hanya tertuju pada satu kemungkinan.

Nayla mengangguk, dia harus menerima apa pun konsekuensinya.

"Pak Lukman ini, ketahuan warga sedang melakukan hal yang senonoh di rumah Mbak Ririn ini." Sebenarnya, tak sampai hati Pak RW mengatakan hal itu pada wanita beranak satu itu. Mereka bertetangga selama ini dan Pak RW sedikit banyak tahu tentang kehidupan rumah tangga mereka. Terlebih tentang pengorbanan Nayla selama ini.

"Senonoh? Maksud Pak RW?" Suaranya nyaris tak terdengar. Lebih tepatnya seperti cicitan tikus yang sedang terjepit pintu. Hatinya ingin menolak, tapi nyatanya semua pembicaraan ini dia tahu akan mengarah ke mana.

"Mereka berdua telah berzina." Terlihat dengan jelas kalau Pak RW juga berat mengucapkannya. Semua orang yang ada di ruangan itu pun juga sama. Ada rasa malu dan juga iba. Malu karena menemukan perbuatan mesum di lingkungan itu, juga iba pada Nayla akan kelakuan bejat Lukman.

"Astaghfirullahal'adzim." Nayla hanya bisa mengelus dadanya. Dia menatap tajam ke arah Lukman, "jahat kamu, mas!" teriak Nayla. Lukman mengangkat wajahnya, rautnya terlihat merah padam. Dia melotot ke arah istrinya itu.

"Sudah! Arak saja mereka berdua keliling kampung, Pak RW!" usul salah satu warga pada Pak RW. Kebanyakan warga merasa emosi dengan kejadian ini. Pasalnya, daerah itu masih kental dengan adat dan ajaran agama. Dan mereka percaya, tindakan perzinahan itu akan membawa dampak buruk bagi seluruh desa.

Baik Lukman maupun Ririn, keduanya saling menatap lantas kompak menggeleng. Mereka akan sangat malu jika hal itu benar-benar terjadi. Akan ditaruh di mana muka mereka setelah ini?

"Jangan, Pak! Jangan! Tolong ... kami tidak mau diarak," pinta Ririn. Memikirkan apa reaksi suaminya saja, sudah membuatnya merasa begitu ketakutan. Kini ditambah mereka hendak mengarak keduanya keliling kampung.

"Iya, Pak! Maafkan kami. Kami khilaf." Lukman menelungkupkan tangannya di depan dada, dia benar-benar kehabisan akal kali ini. Dia juga takut akan menanggung malu setelah ini.

"Nay!" Kini Lukman beralih melihat ke arah Nayla. Wanita itu masih berusaha menguatkan hatinya akan kejadian yang baru saja dia alami. Rasanya, hatinya penuh dengan kubangan nanah yang mulai membusuk. Yang semakin lama terasa semakin nyeri.

"Nay! Aku suami kamu! Kamu mesti belain aku. Bilang sama Pak RW dan warga agar tidak mengarak kami. Apa kamu ikhlas suami kamu dipermalukan seperti ini?" Melihat Lukman seperti ini, sungguh membuatnya terenyuh. Jika terus-terusan seperti ini, Nayla takut akan kembali goyah.

Nayla memalingkan wajahnya dan ingin buta akan semua itu. Ini sudah terlalu menyakitkan baginya. Bu Yayuk mengelus bahu Nayla, seolah memberi kekuatan untuk wanita itu. Sebagai sesama wanita, pastinya akan tahu bagaimana sakitnya dikhianati seperti ini. Terlebih pasangan itu malah ketahuan mesum oleh warga.

"Nay! Ngomong! Apa kamu bisu, woy!" Lukman terlihat kehilangan kesabarannya. Dia saat ini sangat ingin memaki Nayla yang hanya diam saja tanpa membela dia sedikit pun.

Mendengar makian Lukman pada istrinya, semua orang yang ada di situ hanya bisa mengelus dada sambil beristighfar. Dalam keadaan seperti ini saja, Lukman berani berkata kasar pada Nayla. Sungguh malang nasib gadis itu, memiliki suami tak tahu diri seperti Lukman.

Hidup selama ini hanya sebagai parasit untuk istrinya dan kini malah dengan tak tahu diri selingkuh dengan istri orang. Mungkin jika Harun ada di rumah, Lukman akan habis dihajar oleh laki-laki itu. Perawakannya yang tinggi besar, langsung bisa membuat takut siapa pun yang melihatnya.

Keduanya kini benar-benar diarak keliling kampung. Pembelaan Lukman dan juga Ririn, sama sekali tidak membuat amarah warga meredam. Mereka tidak mau kampung ini kotor karena kegiatan yang melanggar norma seperti itu. Jika kali ini dibiarkan, takutnya tidak ada efek jera bagi pelakunya. Dan akan banyak lagi pasangan yang mencoba berselingkuh karena warga tidak akan bertindak.

Lukman dan juga Ririn hanya berani menunduk. Mana berani mereka mengangkat kepalanya saat ini. Orang-orang yang tadinya sudah tertidur dengan nyenyak, mendadak bangun untuk menyaksikan kejadian langka ini.

Hal ini tentu saja membuat warga berbisik-bisik. Mereka sudah bisa mengira apa alasannya Lukman dan Ririn diarak kali ini. Para warga sudah mengetahui perihal hubungan keduanya selama ini. Lukman juga sudah berkali-kali diingatkan, namun dia selalu marah jika ada yang berkomentar. Hingga membuat beberapa warga tersinggung dan melaporkan hal itu pada Pak RW dan juga babinsa.

Jadi, penggerebekan kali ini sudah terencana. Mereka geram dengan sikap Lukman yang bisa saja membuat bencana bagi kampung itu.

Dan mungkin bisa dikatakan hanya Nayla yang tidak tahu kelakuan bejat suaminya itu. Mereka tidak tega untuk memberi tahu wanita itu. Karena mereka tahu, Nayla sangat mencintai Lukman dan akan sangat sakit jika tahu kebenarannya. Meski malam ini akhirnya terbongkar semua dan Nayla tetap merasakan sakit yang luar biasa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status