Share

Bab 3

Author: Dwi Asti A
last update Last Updated: 2025-05-16 12:39:55

Eldwin lebih dulu masuk ke dalam rumah, meninggalkan begitu saja pintu di belakangnya terbuka. Membiarkan Anna yang masih berdiri di depan pintu tanpa berani masuk. Tapi seorang asisten rumah menyadari kedatangan Anna lantas menyapa dan meminta Anna masuk.

“Mau bibi buatkan minum atau langsung ke kamar, sepertinya mbak Anna kelihatan lelah.” Meskipun belum saling mengenal, wanita baya itu mengetahui nama Anna. Mungkin Mala sudah memberitahu sebelumnya.

“Iya Bi.”

“Kalau begitu nanti bibi antarkan tehnya ke kamar.”

Rumah Mala cukup besar dan luas, beda jauh dari rumah milik Anna di kampung. Namun tampaknya rumah itu terasa begitu lengang. Karena rumah besar itu hanya dihuni beberapa orang saja.

Anna tak henti mengagumi rumah besar itu, juga mengagumi kamarnya yang cukup luas di lantai dua. Anna berpikir cukup lama, haruskah dia merapikan pakaian miliknya di lemari? Sedangkan dia mungkin tidak akan tinggal di rumah itu begitu dirinya mendapatkan pekerjaan. Akhirnya Anna memutuskan membiarkan saja di dalam koper sampai dia mendapat kepastian dari Mala tentang pekerjaan barunya.

••

Malam hari Anna berkumpul dengan keluarga Mala di ruang makan. Menghadapi hidangan yang begitu banyak tersaji di atas meja. Semuanya ada di ruangan itu termasuk Eldwin dan Wijaya.

Sebelum memulai menikmati makanan itu Anna kembali ingin memastikan pekerjaan apa yang akan diberikan Mala untuk dirinya.

“Mengenai pekerjaan untukku apa Mbak sudah mendapatkannya?” Tanya Anna.

“Kau baru saja sampai sudah buru-buru menanyakan pekerjaan. Apa kau tidak ingin jalan-jalan terlebih dahulu di kota ini?” tanya Mala.

“ Tidak Mbak , aku akan lebih tenang kalau sudah tahu apa pekerjaanku.” Jawaban jujur Anna.

Melihat perkataan Anna yang cukup serius dan begitu mendapatkan persetujuan Wijaya, Mala mulai berbicara. Eldwin Dan Wijaya Masih menikmati makanan mereka dengan cukup santai.

“Jadi, aku dan Mas Wijaya sudah membicarakan soal pekerjaanmu. Kau akan di tempatkan di restoran sebagai asisten manajer untuk membantuku, “ jelas Mala.

Sebelum Anna menanggapi soal pekerjaannya, Eldwin berbicara menyela.

“Mama yakin akan mempekerjakannya? Dia orang baru dan pastinya belum punya pengalaman kerja di sana Mam. “ dari ucapan Eldwin, Anna merasa pemuda itu terkesan meremehkan dirinya.

“Kenapa harus khawatir kan ada Mama,” jawaban santai Mala. “Mama sangat percaya Anna ini mampu, mama akan mengajarinya sampai bisa. Dan lagi kau juga tidak mau kan ikut membantu mama di sana, padahal mama ingin suatu saat nanti mama sudah tua kau bisa meneruskan usaha itu.”

“El, masih ingin fokus kuliah Mam, tidak ingin terganggu dengan urusan pekerjaan.”

“Kalau begitu berhentilah meremehkan orang lain.”

Perbedaan kecil itu sebenarnya membuat Anna merasa tak nyaman. Tapi Mala sangat mempercayai dirinya maka dia akan berusaha menjaga kepercayaan itu.”

“Jadi kapan aku mulai bekerja Mbak, sebelumnya aku berpikir aku akan mendapatkan pekerjaan di tempat lain.”

“Besok juga bisa.”

“Tidak mungkin, aku harus mencari kontrakan terlebih dahulu untuk tinggal.”

“Kontrakan? Untuk apa? Kau tidak perlu repot-repot mencari tempat tinggal, kau bisa di sini, rumah besar ini masih ada beberapa kamar yang jarang dipakai.”

“Aku tidak setuju Mam.” Lagi-lagi Eldwin berbeda pendapatnya.

“Kau punya alasan?”

Eldwin termenung beberapa saat. Tiba-tiba ingatannya kembali pada tiga tahun yang lalu di malam pernikahan Anna.

“Tidak, aku hanya tidak suka saja ada orang asing di dalam rumah ini, “ ungkapnya kemudian.

Usai memberikan alasannya, Eldwin beranjak meninggalkan ruang makan yang belum selesai. Mala dan Wijaya tak berusaha untuk mencegah. Lagi pula selama ini Eldwin jarang berada di rumah dan selalu pergi dengan teman-temannya sampai malam.

Setelah pembicaraan yang panjang malam itu dengan Mala, Anna memutuskan untuk tinggal di rumah itu sampai dirinya bisa mengumpulkan uang untuk mencari kontrakan.

Sayangnya apa yang telah mereka rencanakan tidak berjalan dengan mulus. Satu hari sebelum Anna mulai dengan pekerjaannya, Bi Rum menyampaikan kabar yang kurang baik. Dia harus berhenti dari pekerjaannya untuk beberapa bulan guna merawat suaminya yang mengalami stroke. Mala tak mampu mencegah apa lagi melarangnya. Keadaan itu sungguh di luar perkiraannya. Membuat wanita itu kini harus sibuk membuka lowongan pekerjaan di rumahnya.

Melihat stiker yang terpasang di depan gerbang rumahnya, Anna terpikirkan akan sesuatu. Dia menemui Mala untuk menyampaikan maksudnya.

“Untuk apa Mbak repot-repot mencari asisten rumah baru, aku tinggal di rumah ini Mbak, dan aku bisa mengerjakan pekerjaan rumah juga.”

“Jangan Na, kau datang ke sini untuk bekerja bukan menjadi asisten rumah.”

“Apa salahnya, hanya beberapa bulan saja.”

“Jika ibumu tahu aku bisa dimarahi Na, pokoknya jangan! Kau akan tetap di restoran.”

“Tapi sudah beberapa hari Mbak menyeleksi para pelamar dan tidak ada yang berkenan di hati Mbak, jadi biar aku saja yang mengambil pekerjaan ini. Mbak sudah mengenalku sejak lama.”

Mala menatap Anna dengan cukup lama sembari memikirkan perkataan Anna. Apa yang dikatakan Anna memang benar, tidak mudah untuk dirinya menerima asisten baru di rumah. Dan melihat keseriusan Anna, Mala pun menyetujuinya.

“Baiklah, aku menyetujuinya, tapi hanya sampai Bi Rum kembali dan aku menemukan asisten yang cocok. Nanti aku akan memberikan gaji yang lebih untukmu. Tapi jika kamu ingin berhenti kau katakan saja.”

Kesepakatan pun diambil. Mulai saat itu Anna bekerja sebagai asisten rumah. Meskipun demikian Mala dan keluarganya tak pernah memperlakukan Anna seperti asisten rumah. Terkadang pekerjaan rumah Mala dan Wijaya ikut mengerjakannya. Saat keluar rumah dan pergi-pergi pun Anna selalu diajak bersama. Kebaikan keluarga itu membuat Anna tak pernah mengeluh sedikit pun, kecuali sikap dingin Eldwin yang tak pernah berubah terhadap dirinya. Dan sampai beberapa bulan Anna tidak mengerti alasan sikap pemuda itu. Hingga suatu hari Anna tak sengaja mendengar percakapan Eldwin dengan teman-temannya.

“Aku penasaran dengan asisten baru yang selalu kau ceritakan itu El, seperti apa dia sampai kau terlihat uring-uringan dan jarang berkumpul sekarang? “

“Kau akan tahu nanti saat dia keluar. Kehadirannya di sini membuatku tak tenang.”

“Kenapa?”

“Dia janda muda dan cantik, aku khawatir saja dia akan menggoda papa dan membuat papa selingkuh di belakang mama.”

“Apa kau memiliki bukti sampai kau curiga seperti itu?”

“Tidak ada, tapi papa terlalu baik dengannya yang membuat aku tidak suka.”

“Jadi kau juga tidak percaya dengan papamu sendiri?”

Eldwin tak memberikan jawaban. Pada saat itu muncul Anna membawakan beberapa minuman dan suguhan untuk teman-teman Eldwin. Dan menawarkannya pada mereka dengan sikap ramah.

“Terima kasih Kak,” ucap salah satu remaja berambut cepak dengan tatapan tak berhenti pada Anna. Anna berlalu. Melihat kejadian itu Eldwin sampai melempar bantal padanya untuk membuat temannya sadar dari lamunannya.

“Kau seperti tidak pernah melihat perempuan saja, jaga pandanganmu itu.”

“Ah, kakakmu itu memang sungguh cantik Eldwin, kenapa kau tidak pernah mengenalkannya padaku?” senyum-senyum remaja itu dan ucapannya sesaat membuat Eldwin merasa muak.

“Dia itu tidak punya saudara, mungkin yang tadi itu sepupunya,” ucap teman Eldwin yang lain.

Melihat kebodohan teman-temannya menilai Anna, Eldwin menjadi kesal. Dia beranjak dan hendak pergi tapi dicegah kedua temanya.

“Kau mau ke mana? Jangan lupa kenalkan saudaramu itu.”

“Dia bukan saudaraku, dia itu asisten rumah yang aku bilang tadi.”

Kedua teman Eldwin ternganga saling berpandangan. Saling bertanya satu sama lain, namun Eldwin malah pergi meninggalkan mereka.

Eldwin pergi ke dapur untuk mengambil minuman dingin. Ketika tangannya meraih Handle lemari pendingin dia mengurungkan niatnya. Dia mundur beberapa langkah menyembunyikan diri dari balik tembok melihat Wijaya dan Anna tengah bersama di dapur, padahal saat itu Mala belum kembali dari restoran.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Manajer Cantik Milik Bos Dingin   Bab 90

    Esok paginya Bi Rum sudah sibuk di dapur. Anggar yang terbiasa menjaga kedainya pagi itu dia ingin masak sesuatu. Ikut nimbrung. Tapi, bukan untuk mengganggunya, dia justru membantu Bi Rum dengan membuat menu makanan yang berbeda hari itu "Memang Mas Anggar sudah selesai merawat ibu?" Tanya Bi Rum sembari memperhatikan Eldwin yang tengah mengaduk masakannya."Ibu masih ingin tiduran di kamar, menunggu sarapan yang aku buat. Dia bilang ingin ayam asam pedas manis. Jadi, aku buatkan hari ini.""Wah, ternyata, Nak Anggar jago masak juga ya.""Belajar dari Mbak Anna Bi.""Bagus itu. Nanti kalau sudah menikah pasti istrinya senang punya suami yang pintar masak.""Iya. Tapi, aku maunya makan masakan istri, bukan aku yang masak untuknya.""Iya, sekali-kali menyenangkan istri itu juga baik loh.""Ehem ehem." Suara berdehem Eldwin mengejutkan mereka. Pemuda itu sudah berdiri di belakang mereka dengan pakaian yang rapi, setelan kemeja berwarna biru gelap dan Chinos Pants hitam."Sepertinya pa

  • Manajer Cantik Milik Bos Dingin   Bab 89

    Eldwin hanya bisa mengusap punggung Anna pelan. Tanpa tahu apakah bisa membuat Anna kembali ceria seperti sebelum masalah tentang Raka kembali datang. Anna tampak sangat terpukul. "Lalu apakah kehadiranku juga tidak bisa membuatmu melupakannya?" Anna menarik tubuhnya. Memandang laki-laki di hadapannya dengan tatapan nanar. "Tidak, El. Tapi, masa lalu itu begitu menyakitkan." Anna tertunduk lesu. "Aku bersyukur semua itu terjadi, kalau tidak karena kejadian itu, kau mungkin tidak akan pernah menikah denganku." "Bersyukur dikhianati?” "Aku tahu itu tidak mudah. Kau hanya kehilangan Raka. Tapi, kau tidak kehilangan satu-satunya milikmu yang berharga. Aku merasa Raka itu pria yang bodoh. Sudah menunggu waktu yang begitu lama untuk bersamamu. Tapi, ketika saat itu tiba dia justru mengacuhkanmu dan lebih memilih bersama wanita lain. Bukankah itu sungguh aneh." "Pria memang seperti itu, jika hasratnya sudah di ubun-ubun maka kewarasannya pun hilang." "Apa kau juga menganggapku

  • Manajer Cantik Milik Bos Dingin   Bab 88

    Melihat Raka berada di rumahnya, Eldwin tidak bisa tinggal diam dan membiarkannya. Apa lagi ketika ingat pria itu beberapa hari yang lalu pernah berusaha memberikan obat perangsang pada Anna. Melihatnya, darahnya seakan naik ke ubun-ubun. Eldwin kemudian menghampiri Raka yang masih duduk tenang seperti tuan rumah. Memandangnya dengan tatapan tajam. "Masih berani datang kemari, setelah apa yang kau lakukan pada Anna. Apa kau ini pria bermuka badak," kata Eldwin yang masih berusaha menahan emosinya. "Memang apa yang kulakukan ha?" Balas Raka beranjak berdiri. "Masih berpura-pura. Kau ingin aku membawa polisi untuk menyeretmu dan membuatmu mengaku?" "Tanpa bukti yang jelas jangan harap bisa menangkapku. Lagi pula bukan aku yang menikmati tubuhnya." Buck!! Satu pukulan tak segan melayang di wajah Raka. Pria itu terhuyung ambruk di sofa sambil memegangi hidungnya. Dia menggeram saat melihat cairan merah keluar dari hidungnya. "Breng***! Beraninya kau memukulku!" Raka tidak

  • Manajer Cantik Milik Bos Dingin   Bab 87

    Eldwin menghampiri Anna yang masih tertidur di sofa. Menatapnya tanpa mengatakan apa pun. Melihat Anna bekerja keras selama ini mengurus restoran tanpa pernah mengeluh, Eldwin membuat janji dalam hatinya. Dia akan selalu membuatnya tersenyum dan bahagia.Andai saja dia bisa mengurus dua-duanya, antara restoran dan pekerjaannya tentu dia tidak akan mengizinkan Anna bekerja kembali bekerja. Namun, dia tahu bagaimana sifat Anna. Dia tidak mungkin bersedia untuk berhenti mengurus restoran.Eldwin menggenggam tangan Anna yang hangat, membuat wanita itu membuka matanya, dia terbangun."Aku pikir kau sudah pulang,” ucapnya."Hari ini aku ingin menemanimu seharian di sini.""Kau pasti akan bosan, El.”"Tidak jika selalu bersamamu."Ketukan pintu kembali terdengar, lebih keras dan terdengar tidak sabaran. Anna dan Eldwin beranjak bangun lalu berjalan menuju pintu. Eldwin membuka pintu itu.Viona berdiri di depan pintu dengan wajah cemas."Bu, di luar ada seorang wanita yang sedang marah-mara

  • Manajer Cantik Milik Bos Dingin   Bab 86

    Elwind bangun pagi-pagi sekali langsung pergi ke kamar mandi. Dia keluar dari sana sekitar sepuluh menit. Mengambil pakaian di lemari dan mengenakannya.Setelah rapi dia menoleh ke tempat tidur, melihat Anna masih tertidur dengan lelapnya. Ditutupi selimut tebal dan hangat yang membungkus tubuhnya, hanya memperlihatkan sebagian kepalanya.Eldwin mendekatinya lalu berbaring sebentar di sampingnya, memandanginya beberapa menit. Dia tidak ingin membangunkannya. Mungkin Anna masih lelah setelah semalam menemaninya melewati malam yang panas.Melihat wajah polos yang tidur seperti anak kecil itu, dan membayangkan kejadian semalam Eldwin tak bisa untuk mengabaikannya. Dia mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut pipinya. Membuat sepasang mata dengan bulu yang lentik dan tebal itu terbuka.Melihat Eldwin sudah rapi, sementara dirinya masih di tempat tidur Anna semakin malas untuk bangun. terlebih dia tahu tubuhnya tak mengenakan apa pun di balik selimut itu, dan dia terlalu malu, maka dia men

  • Manajer Cantik Milik Bos Dingin   Bab 85

    Melihat Eldwin hanya memandang dirinya tanpa berbicara, Anna merasa aneh. Dia takut dibalik diamnya, Eldwin menyimpan sesuatu yang sebenarnya bisa menyakiti hatinya, seperti beberapa waktu yang lalu. Eldwin mengulurkan tangan meraih dagu Anna. Mengangkat wajahnya lalu mencium bibirnya yang merah merona. Anna terpejam sesaat ketika bibir itu menyentuh dengan begitu lembut, lalu terbuka kembali setelah dia melepasnya.Anna kembali menatap Eldwin tak mengerti. Saat itu otaknya dipenuhi banyak tanda tanya."Apa kau belum mengantuk?" Tanya Anna.Eldwin menggeleng pelan. Satu tangannya masih berada di wajah Anna, mengusap-usap pipinya dengan lembut lalu pada bibirnya. Tatapannya jatuh pada bibir berwarna pink itu.Melihat sikap Eldwin, Anna hanya diam dengan kepala masih berpikir."Kalau begitu ceritakan padaku bagaimana aku bisa berada di hotel bersamamu. Terakhir yang aku ingat aku sedang makan bersama dengan Raka."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status