Axela Atmaja, seorang perempuan cantik berusia 25 tahun, hidup dalam kemewahan sebagai pewaris tunggal Atmaja Company, perusahaan keluarga ternama. Sebagai CEO termuda, Axela telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang tegas dan visioner. Kehidupannya yang serba berkecukupan membuatnya percaya bahwa tidak ada hal yang tidak bisa dia capai atau miliki. Namun, impian dan ambisinya terancam saat sang kakek yang berpengaruh besar dalam keluarga memintanya untuk menikah dengan seorang pemuda yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Pemuda itu,Andra Abimanyu, adalah seorang bisu berusia 22 tahun, yatim piatu, dan tidak memiliki latar belakang keluarga yang terpandang. Keputusan kakeknya ini membuat Axela marah dan merasa terjebak. Bagaimana mungkin dia, yang selalu berada di puncak kehidupan sosial dan profesional, harus menikah dengan seseorang yang tidak bisa berbicara dan berasal dari kalangan biasa? Namun, ancaman kakeknya untuk mencabut warisan Atmaja Company memaksa Axela untuk menerima perjodohan tersebut. Pernikahan yang awalnya penuh ketegangan dan ketidaksetujuan ini perlahan berubah seiring berjalannya waktu. Axela mulai melihat sisi lain dari suaminya, Andra, yang ternyata memiliki ketulusan dan kebaikan yang tak terduga. Namun, ketika Axela mulai menaruh hati pada Andra, dia menemukan alasan sebenarnya di balik perjodohan ini yang direncanakan oleh kakeknya. Alasan tersebut mengancam hubungan mereka, ditambah kemunculan cinta pertama Axela dan seseorang yang telah lama dinanti oleh Andra. Konflik ini membuat rumah tangga mereka berada di ujung perceraian. Akankah Axela dan Andra mampu mempertahankan pernikahan mereka dan menemukan kebahagiaan yang sejati, atau mereka benar-benar akan berakhir dengan surat perceraian?
View MoreSrek , , , Srek , , , Srek , , ,
Suara sobekan lembar berkas mengisi keheningan di tengah ruang rapat. Semua peserta tampak tertegun dengan hati gelisah. Pasalnya, hal itu menandakan bahwa CEO mereka tidak puas dengan hasil laporan rapat yang biasa mereka laporkan. Brak ... Suara gebrakan meja rapat dan udara dingin dari seorang perempuan muda membuat semua orang terkejut. "Dasar tidak becus! Apa yang kalian kerjakan, semunya sampah!" bentaknya dengan suara yang penuh amarah. "Maaf, Miss. Kami akan segera menjelaskan keadaan seperti ini tidak akan terjadi lagi," kata laki-laki berjas hitam yang menjabat sebagai kepala keuangan dengan nada memelas. "Ta-," ucapan kepala keuangan terhenti ketika melihat gestur tangan CEO yang mengisyaratkan untuk diam. "Kalian bisa meninggalkan ruangan sekarang. Bereskan pekerjaan kalian, dan pesangon akan segera disampaikan dalam waktu kurang dari 24 jam. Terima kasih untuk dedikasi di Atmaja Company," kata sekretaris CEO dengan nada dingin. Kepala keuangan dan karyawan lainnya ... Meninggalkan ruangan dengan perasaan campur aduk. Mereka tahu bahwa setelah dipecat dari Atmaja Company, mereka akan kesulitan mencari kerja, ditambah lagi tidak ada perusahaan yang memberikan gaji tinggi dan fasilitas lengkap seperti yang mereka dapati di sini. Setelah semua karyawan pergi, hanya tinggal CEO dan sekretarisnya. "Hah ..., sekretaris menatap CEO, "Lagi, Xel? Serius? Lagi-lagi kamu memecat pengganti mereka!?" protes sekretaris dengan nada yang semakin tinggi. KLEK, , , CEO berlaku santai, menganggap ocehan sekretarisnya aneh lalu. Dia membuka botol minuman dan meminum beberapa teguk dengan tenang. "Yakh! Jawab aku, di mana lagi aku harus mencari pengganti mereka!?" keluhnya dengan nada putus asa, menatap CEO yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. CEO menyeka sisa air di sudut bibirnya dan tersenyum ceria di depan sekretarisnya. "Bukan hal yang sulit menemukan pengganti mereka. Ingat, ini adalah Atmaja Company. Banyak orang yang berbondong-bondong datang. Tidak perlu mempertahankan sampah seperti mereka." Sekretaris menatapnya dengan ikhlas sebelum satu tangan CEO memberikan isyarat untuk diam. Drttt ... drttt ... drttt ... "Hallo, Mom." "Datanglah ke mansion sekarang. Kakek menunggumu." "Ya, Mom. Xel segera pulang." CEO yang menerima panggilan telepon menatap sekretarisnya dengan, "Kakek di mansion. Kita pulang!" Dia Berjalan Lebih dulu menuju pintu keluar ruang rapat, meninggalkan sektretarisnya. "Yakh!Axela Atmaja kau benar-benar menguji kesabaranku!" Keluhnya pada atasannya,Axela Atmaja atau biasa di panggil Miss Xela dan dipanggil Xel oleh orang-orang terdekatnya. "Aku tidak punya banyak waktu,Bi!"tegas Axela yang terus berjalan menuju pintu keluar. Bianca atau yang biasa dipanggil miss Bianca, adalah sekretaris sekaligus sahabat Axela sejak di bangku perkuliahan.Bianca memutuskan bekerja menjadi sekretaris Axela setelah ditawari langsung oleh sahabatnya itu.Bianca adalah salah satu orang yang bertahan dari sikap keras kepala Axela Bianca mempercepat langkah,menyusul Axela sambil merutuki sahabatnya itu. "Haits,bisa cepat tua aku ,karena menghadapi manusia satu ini !"gerutunya . "Berhenti merutuk,raja terakhir sudah menunggu!"sahut Axela tanpa menoleh Bianca mengantup bibir dan tidak berkata-kata lagi.Dia tau hal yang paling di segani Axela di muka bumi ini adalah kakeknya.Oleh karena itu, Axela menyebut kakeknya dengan sebutan Raja terakhir. ----------- "Xel,aku juga ingin tahu apa yang membuat kakek tiba-tiba datang?"tanya Bianca pada Axela yang duduk disampingnya,fokus dengan macbook yang menampilkan berkas-berkas kerjaan.Axela hanya mengangkat bahu menandakan dia tidak tahu maksud kedatangan kakeknya. "Terakhir kali kakek datang meminta kau menjadi CEO,lalu kali ini minta apa lagi?" tanyak Bianca,wajahnya berkerut memikirkan kemungkinan Axela tetap acuh,matanya tak lepas dari dari layar macbook. Mata Bianca membulat sempurna dan dia memekik " OMG!OMG!OMG!" TUK . . . "Kau mengejutkanku!,Bicalarah dengan santai,"ujar Axela,mengetuk kening Bianca dengan jemari lentiknya. "Aww,yakh,kasar sekali! selain keras kepala,kau ini sangat ringan tangan!" Protes Bianca ,mengusap kening yang di ketuk Axela. "Kau baru tahu! Ingin kutambah lagi,miss Bianca?"tantang Axela,bersiap mengetuk kening Bianca lagi. Bianca cepat-cepat merentangkan jarak dan menutup keningnya,"Tidak! Ini sudah cukup!" Serunya,kesal. Axela tersenyum jahil dan kembali fokus pada berkas di macbook nya. "BTW , Xel.Bagaimana Kalau kali ini kakek meminta kau segera menikah?" Tanya Bianca, setelah memikirkan segala kemungkinan yang akan diminta kakeknya sahabatnya kali ini. Axela menghela napas berat, menghentikan kegiatannya dan menatap sahabatnya dengan tatapan horor," Tidak mungkin,aku masih muda.kakek tidak akan meminta hal itu! Sepertinya kau butuh healing,agar otak mu bisa kembali segar!" "Maka berikan aku waktu untuk liburan keluar negeri selama satu Minggu.Aku jamin setelah pulang dari liburan,otak ku akan segar kembali.Bagaimana?" Pintanya,kedua alisnya naik turun, berharap Axela menyetujui nya. Axela mengangguk sambil menatap macbook nya " Setelah itu kau jangan pijakkan kaki mu di Atmaja Company lagi!" ancamnya, setengah becanda. Bianca menatap sinis Axela yang mengatakan itu dengan begitu santai, " YAKH,Axela Atmaja , kalau aku di pecat lalu siapa yang akan betah menjad sektretarismu,hah?Tidak akan ada orang yang betah,kau tahu itu! Lagipula,apa salahnya mengajukan proposal liburan ke luar negeri pada atasan? kalau di izinkan ya pergi, kalau tidak ya sudah, terus diam dalam tekanan!" "Kau terlalu berisik,Bi", Axela bergumam,matanya tetap fokus pada pekerjaan nya. Bianca menghela nafas dan membuka handphone nya.Dia sudah terbiasa dengan keras kepala sahabatnya itu dan tidak pernah memasukkan hati sikap dan kata-kata kasar Axela.Itulah dinamika persahabatan mereka----kasar diluar,tapi peduli di dalam Mobil berhenti di halaman mewah mansion milik keluarga Atmaja.Sopir , segera keluar dan membuka pintu mobil dengan sigap.sebelum Axela melangkah turun,ia menyerahkan Black Card kepada sahabatnya dengan senyum tipis namun tulus. "Kau belanja apa saja yang kau inginkan.Kembali bekerja besok dengan otak Segar" kata Axela dengan nada lembut namun tegas, seolah memberikan perintah sekaligus nasihat. Setelah itu,tanpa menunggu jawaban ,Axela melangkah masuk kedalam mansion megah, diiringi aura wibawa yang sulit di abaikan. Bianca tersenyum lebar,Matanya berkilauan penuh semangat saat menggemgam Blackcard tersebut,"Terimakasih, Miss Xel.Love You sekebon !" Serunya dengan nada ceria ,penuh rasa syukur dan kegembiraan yang meluap-luap Sopir kembali duduk di kursi kemudi , menoleh kearah Bianca." Langsung pulang, Nona?"Tannyaknya sopan. Dengan mata bersinar dan senyum tak kunjung pudar, Bianca menjawab " ke mall,pak." "Baik,Nona." Jawab sopir sambil mengangguk ,lalu melajukan mobil meninggalkan halaman mansion mewah itu. Bianca tersenyum lebar , mengipasi dirinya dengan black card tersebut ,dan bergumam pelan namun penuh makna,"WAH,Miss Xela sepertinya sedang kerasukan jin baik.Sering-seringlah jin baik merasuki diri mu , miss Xela .aku cepat kaya ," perasaan bahagia dan keheranan menyatu dalam suaranya, menambah warna pada momen tersebut. ***Chup... Chup... Chup...Axela mencium bibirsuaminya yang masih terlelap. Ciuman lembut itu mengganggu tidur Andra, membuatnya perlahan terbangun. "Selamat pagi," sapa Axela dengan lembut, senyum menghiasi wajahnya. Tangannya masih memeluk tubuh suaminya dengan erat.Andra yang mendengar suara istrinya, wanita yang paling tidak ia suka, langsung ingin menjauh. Ia lupa tangannya tergips, dan gerakannya menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. "Diamlah, jangan banyak gerak.Tanganmu bisa-bisa akan lama sembuhnya," Axela menegur dengan lembut, masih memeluk tubuh suaminya."Itu ada MacBook keluaran terbaru dan paling canggih. Kau bisa menggunakannya untuk kebutuhanmu, terutama untuk kuliahmu. MacBook itu milikmu, aku juga membeli semua aksesorisnya. Kau tinggal menggunakannya saja,' " jelas Axela, menghirup aroma tubuh suaminya, merasa nyaman dalam pelukannya.Andra membuang napas perlahan, merasa tidak suka dengan sikap bossy dan pemaksaan Axela. "Apa yang kau inginkan, nenek lampir?
"Serius kamu?" tanya Jiang yang sudah berdiri di sisi pintu masuk mobilnya dengan Andra di sampingnya.Andra menganggukkan kepala dan membalas dengan gerakan tangan, "Aku serius, Nona. Aku masih ada urusan di sekitar sini. Kamu kembalilah dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Aku akan kembali dengan keadaan baik juga. Jangan khawatirkan pangeran tampanmu ini."Andra membuka pintu mobil untuk mempersilakan sahabatnya masuk. Jiang, dengan berat hati, masuk ke dalam mobil, tak tega berpisah dengan sahabatnya yang tangan tergips. "Aku temani ya," tawar Jiang, tak sanggup meninggalkan Andra sendirian.Andra menggelengkan kepala sambil memasang seat belt untuk Jiang. Saat itu, Jiang menahan sekuat tenaga agar Andra tidak bisa mendengar suara detak jantungnya yang berdebar kencang. Bagaimana tidak, posisi mereka sangat dekat, dan Jiang bisa menghirup aroma tubuh sahabatnya.Andra , dengan tenang, gerakan tangan, "Pulang sekarang. Eommamu sudah menunggu di rumah. Dia tidak sabar untuk me
Pagi hari jam 6, Axela terbangun lebih dulu dari suaminya. Senyum hangat menghiasi wajahnya saat melihat mereka berdua tidur berpelukan. Lebih tepatnya, suaminya yang memeluk tubuhnya erat, menyembunyikan wajahnya di dada Axela . Dengan lembut, Axela mencium kening suaminya yang kini tidak lagi terasa panas. "Syukurlah,demamnya sudah reda," batinnya lega. Tangannya mengusap lembut rambut suaminya. "Kau terlihat begitu menggemaskan saat sedang tidur," bisiknya pelan, tidak ingin mengganggu tidurnya.Setelah beberapa saat menikmati momen tersebut, Axela tahu dia harus bersiap-siap untuk bekerja. Dengan hati-hati, dia melepaskan pelukan Andra dan menggantinya dengan guling sebagai pengganti dirinya. Dia beranjak dari tempat tidur,berusaha sepelan mungkin agar tidak membangunkan suaminya.Sebelum masuk kamar mandi, Axela lebih dulu memesan ponsel terbaru untuk suaminya. Dia tahu, ponsel Andra mati total karena terkena hujan semalam. Setelah memesan dan menyelesaikan pembayaran, Axela
Andra keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk melilit di pinggangnya. Axela yang sedang bermain ponsel segera menoleh dan berkata, "Kemari, aku bantu pakai baju dan mengeringkan rambut," suaranya lembut. Ia menaruh ponselnya di atas tempat tidur dan mengambil celana dalam suaminya untuk dipakaikan lebih dulu.Andra menghela napas dan melangkah menuju istrinya." Jangan malu, kita sudah berbuat lebih dari sekadar melihat satu sama lain," tangannya perlahan membuka lilitan handuk dan terpampang jelas benda pusakan suaminya yang memberikan dia kenikmatan. Dengan jahilnya, dia menyentuh itu dengan gerakan pelan dan berkata, "Kamu sangat imut jika sedang tidur seperti ini, tapi sangat buas jika sudah beraksi," godanya.Andra menjauhkan diri dari Axela, merasa tidak nyaman dengan gejolak yang timbul dalam dirinya. Axela tertawa kecil melihat reaksinya. " Hahaha..., takut kembali berbuat lebih?" Dia memakaikan celana dalam pada suaminya, diikuti celana dasar hitam yang sudah i
Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah masuk jam makan siang. Perlahan, Andra dan Axela mulai membuka mata bersamaan. Axela bersikap biasa saja sedangkan Andra terlihat sangat syok, dia melepaskan pelukannya dari tubuh telanjang Axela . Mereka sama-sama telanjang di bawah selimut yang menutupi lekuk tubuh mereka.Axela tersenyum sinis, "Kenapa, terkejut dengan apa yang terjadi?" tanyanya dengan suara serak karena baru bangun tidur.Andra mengabaikan perkataan Axela, dia melihat ke dalam selimut dan matanya membulat sempurna saat menyadari mereka berdua telanjang. Tangan Axela mengelus dada Andra . "Jangan berpura-pura polos. Kita baru saja melakukannya lagi," katanya dengan nada menggoda.Spontan Andra menyingkirkan tangan Axela dari tubuhnya. Axela keluar dari dalam selimut dengan menahan rasa perih di bagian bawahnya, mengabaikan tatapan Andra yang menatap tubuh telanjangnya. Axela dengan santainya mulai mengenakan kembali pakaiannya. "Bersiaplah, malam ini kau akan tingga
21 +++Bianca tiba di perusahaan dengan langkah cepat, memasuki lift dan menuju lantai di mana ruangan CEO berada. Pikirannya terus melayang ke pertanyaan yang menghantuinya, "Kenapa Axela memberikan kartu ATM itu langsung pada Andra ?" Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya tanpa henti. Saat pintu lift terbukadengan bunyi ding, Bianca segera keluar dan berjalan cepat menuju ruang kerja Axela . Ketika dia membuka pintu, ruangan itu kosong. Axela tidak ada di sana. "Ke mana dia?" gumam Bianca, merasa cemas dan bingung. Dia masuk lebih dalam ke ruangan, mencari sahabatnya di kamar yang ada di dalam ruang kerja itu, tapi Axela juga tidak ada di sana. Bianca segera mengambil telepon dan menelepon pihak lobi untuk menanyakan keberadaan Axela . Bianca : Ke mana perginya Miss Xela?. Karyawati: Miss Xela keluar dengan terburu-buru dua puluh menit lalu, Miss. Miss Xela tidak memberitahu ingin pergi ke mana. Bianca memutuskan panggilan telepon dan meraih ponselnya dari dalam tas,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments