Menghindari perjodohan yang diatur Sang Kakek, Earl meminta Celine berpura-pura menjadi kekasihnya. Tapi, keduanya justru terjebak dalam sandiwara yang mereka mainkan sendiri. Mereka pun sepakat untuk menikah dan melanjutkan hidup mereka masing-masing di masa depan. Anehnya mereka justru merindukan kebersamaan mereka setelah berpisah. Menyadari dirinya telah jatuh cinta, Earl pun memutuskan untuk mengejar cinta Celine. Akankah Earl berhasil menjadikan Celine sebagai satu-satunya ratu di istana cintanya yang megah? Lalu bagaimana reaksi Earl saat tahu bahwa ternyata Celine memiliki begitu banyak rahasia?
Lihat lebih banyak"Maaf. Aku memesan nama El Sanders, kenapa El Baldwin yang tertulis di sini?"
Mendengar nama putranya disebut, Celine pun menoleh.Pandangannya langsung tertuju pada kue yang bentuk dan ukurannya sama persis dengan kue yang saat ini dia pegang.Dua pegawai yang menyadari bahwa kue pelanggan mereka tertukar pun buru-buru minta maaf dan menukar kue itu. "Tuan, mohon maaf! Sepertinya kue Anda tertukar dengan kue milik Nona ini," kata salah seorang pegawai.Pada akhirnya pria berwajah tampan itu mendapatkan kue sesuai pesanannya, tapi sorot matanya jelas mengatakan bahwa dia sangat tidak suka dengan keteledoran yang dilakukan oleh pegawai toko."Namanya sama-sama El. Umur mereka sama, kuenya pun sama. Mereka pasti sangat lucu!" kata pegawai yang lain.Pegawai toko itu hanya ingin mencairkan suasana, tapi sepertinya gagal karena salah satu pelanggannya merasa terganggu. "Iya, putraku memang sangat lucu!" kata Celine.Berbeda dengan pria itu yang terlihat acuh dan berbalik arah meninggalkan toko, Celine justru menanggapi pujian itu dengan bersemangat.Namun, tanpa diduga … sebuah protes terdengar dari pria tersebut. "Nona, kupikir kamu berlebihan. Di dunia ini tidak ada yang lebih lucu dari El Sanders!” "Apa?" tanya Celine.Wanita itu menoleh. Melihat pria itu dengan tatapan tidak suka.Sejak awal Celine sudah membenci sikapnya yang arogan. Dan sekarang pria itu membuatnya tersinggung karena berani membanding-bandingkan El Baldwin-nya dengan El Sanders miliknya."Apa yang kamu katakan barusan?" tanya Celine lagi."Aku bilang El Sanders-ku lebih lucu dari El Baldwin-mu!" jawab pria itu lagi.Seolah tak ingin kalah, pria itu pun memberikan tatapan yang sama. Terlihat lebih dominan sampai membuat dua pegawai toko diam tak berkutik. Sayangnya, tatapan seperti itu tidak membuat nyali Celine menciut."Tidak, Tuan! Kamu salah. Di dunia ini tidak ada yang lebih lucu dari anakku!" kata Celine."Mau bertaruh denganku?" tantang pria tersebut tidak mau kalah."Kenapa tidak?" jawab Celine.Celine pun mengambil ponselnya untuk menunjukkan foto atau video El yang memenuhi memorinya. Tapi begitu melihat jam yang terpampang di sana membuat Celine batal menunjukkan foto itu.‘Gawat, aku hampir telat!’ batin Celine.Celine hanyalah karyawan magang. Jadi dia tidak boleh terlambat atau perusahaan akan memecatnya."Seperti yang kamu lihat. Aku sangat sibuk. Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu apalagi menunjukkan betapa menggemaskannya putraku!" kata Celine.Detik itu juga, Celine pergi dengan mengendarai sepeda motor bututnya. Meninggalkan seorang pria arogan yang baru kali ini bertemu dengan wanita yang sama sekali tidak tertarik dengan ketampanan wajahnya.Pria itu menarik satu ujung bibirnya ke atas ketika melihat Celine pergi dengan entengnya.“Menarik.” **Setelah makan siang, Celine dipanggil ke ruangan asisten presdir mereka yang bernama Felix."Anda mencariku?" tanya Celine setelah membuka pintu.Felix mengangguk dan menyilakan Celine masuk. Meskipun tidak tahu kenapa Felix memanggilnya, tapi Celine menurut."Selamat, mulai besok kamu akan bekerja sebagai karyawan tetap!" kata Felix setelah karyawannya itu sudah duduk di kursi."Anda serius?" Wajah Celine tidak dapat berbohong, dia terkejut mendapati kabar baik secepat ini."Tentu." Felix bahkan menunjukkan surat penandatanganan karyawan tetap yang telah disetujui oleh presdir mereka.Diangkat sebagai karyawan tetap di perusahaan elit sekelas LLOYD GROUP, siapa yang tidak senang?Terlebih, ini terhitung sebuah pencapaian bagus, sebab Celine mampu menjadi karyawan tetap dalam waktu singkat."Terima kasih, Pak Felix!" Berulang kali, gadis itu menganggukkan kepalanya. Saking bahagianya, mata Celine bahkan mengembun."Jangan berterima kasih padaku. Itu berkat kerja kerasmu sendiri!"Patut diakui, Celine memang karyawan junior dengan dedikasi tinggi. Pekerjaannya semua beres. Dia juga gesit.Karena semua itulah, atasan langsung—Presdir LLOYD GROUP, langsung menerima rekomendasi Felix untuk mengangkat Celine menjadi karyawan tetap."Sekarang, ikut denganku. Presdir ingin bertemu denganmu!" ajak Felix yang langsung bangun dari duduknya."Presdir?" Gadis itu bergumam, kedua alisnya menyatu, heran.Celine bukanlah orang penting. Lantas, apa yang membuat pria dengan jabatan tinggi itu ingin bertemu dengannya??Jujur saja Celine belum pernah melihat seperti apa wajah Presdirnya. Berbeda dengan Felix yang lebih sering terlihat di kantor, bahkan menjadi salah satu orang yang mewawancarainya saat dirinya melamar kerja.Selama Presdir tidak ada, pria itulah yang menggantikannya memimpin perusahaan.Kendati begitu, Celine pun mengikuti pria itu berjalan menuju ruangan Presdir yang berada tepat di sebelah ruangan Felix.Pertama kali menginjakkan kaki di tempat itu, tidak ada hal lain yang Celine rasakan selain hawa dingin yang menusuk.Sementara itu, di depan sana Celine melihat sang presdir sedang duduk di kursi kebesarannya dengan posisi membelakangi mereka.Entah apa yang dia baca, tapi yang jelas dia sangat fokus dengan map yang dia pegang."Felix, kamu bisa pergi sekarang!" sahut Presdir yang masih belum memperlihatkan wajahnya itu.Felix pun pergi. Sementara Celine hanya bisa membatu di tempatnya berdiri.Suara yang dia dengar barusan sangat tidak asing. Dia yakin pernah mendengar suara itu, tapi lupa kapan dan di mana.Barulah ketika pria itu memutar kursinya, Celine berhasil mengingat semuanya."Kenapa bisa dia?" gumam Celine.Dua matanya membesar dibarengi rona merah di wajah yang perlahan hilang berubah pucat. Dia tidak menyangka bahwa Presdirnya adalah pria yang berdebat dengannya di toko kue tadi. Takut sudah pasti. Celine bahkan sudah pasrah jika dirinya dipecat sekarang juga."Kenapa diam saja? Tidak ingin menyapa atasanmu?"Mendengar teguran itu, Celine pun mendekat beberapa langkah, lalu menyapa Presdirnya dengan sangat sopan.Apa yang dia lakukan sekarang tentu sangat berbanding terbalik dengan apa yang dia lakukan di toko kue tadi."Selamat siang, Presdir!" kata Celine.Yah, Celine melihatnya. Dia sempat melihat pria itu tersenyum licik kearahnya.Wanita itu bahkan bisa melihat apa yang sedang orang itu baca. Itu adalah map berisi data-data pribadi miliknya karena ada nama Celine Tan di sampulnya."Seingatku, kita belum berkenalan. Perkenalkan, namaku Sebastian Earl Sanders. Presdir di perusahaan tempatmu bekerja.” Ada nada menyindir di sana. “Jadi lain kali kamu harus sopan. Ingat itu baik-baik!"Kepala gadis itu langsung menunduk. "Tolong maafkan saya, Presdir. Saya akan mengingatnya!" Dia begitu menyesali keteledorannya di toko kue tadi."Jadi, siapa yang lebih lucu sekarang. El Sanders-ku atau El Baldwin-mu?" tanya Earl.Tentu saja El Baldwin akan menjadi yang paling lucu. Tapi di hadapan pria arogan itu, Celine tidak punya pilihan lain selain menjawab pertanyaan itu sesuai keinginannya."Kurasa, Anda benar … El Sanders lebih lucu dari El Baldwin!""Bagus kalau kamu mengerti. Kamu bisa pergi sekarang.” Celine berdiri, tapi kemudian pria itu kembali bersuara lagi. “Satu lagi, kurasa kamu akan sering-sering masuk ke ruangan ini. Jadi, persiapkan dirimu!"Lagi-lagi Celine menunduk. Tak berani lagi melihat pria yang meskipun tampan tapi tatapan matanya seolah menguliti sekujur tubuhnya."Pria ini pasti punya rencana buruk untukku!" batin Celine.***"Apa kamu melihat ekspresi tanteku?" Di balik kemudi itu, Earl tak bisa menahan tawa. Apalagi setelah mengingat bagaimana ekspresi Laudya dan Chintya saat mereka melihat bekas gigitan Earl di leher Celine."Lain kali, kita harus sering-sering melakukannya, Celine!" pinta Earl.Sepertinya, pria itu masih larut dalam euforia. Sangat berbeda dengan Celine yang tampak biasa saja. "Tidak mau!" tolak Celine.Gadis itu melihat lehernya yang kemerahan dari sebuah cermin berukuran kecil. Lalu mengambil ponsel miliknya dan mencari tutorial untuk menghilangkan bekas itu di internet.Earl yang saat ini sedang menyetir pun langsung menoleh begitu mendengar penolakan. "Apa kamu pikir kamu bisa menolak?" tanyanya.Pria itu tersenyum tipis, lalu kembali melihat ke depan. "Ingat, Celine. Kita sudah sepakat. Jadi tolong kerjasamanya, okay?"Untuk beberapa detik, suasana menjadi hening. Earl fokus menyetir sementara Celine menyimpan ponselnya ke dalam tas."Iya, aku tahu!" Celine menoleh. Memberikan lir
"Ah. I-itu ... " Celine segera menarik tangannya. Menggaruk pipinya yang tidak gatal dan bertingkah seolah tidak pernah menyentuh apapun. "Sebenarnya, aku hanya ... ""Menggodaku?" potong Earl.Pria itu bangkit dan mendekati Celine. Tak apa kalau hanya mendekat. Masalahnya, pria itu malah memamerkan tubuh atletisnya tanpa rasa malu.Bahkan, secara terang-terangan menarik tangan Celine agar Celine menyentuh perut itu untuk yang kedua kali. "Jangan khawatir, aku tidak akan tergoda. Jadi, kalau mau menyentuh, silahkan saja!""Siapa juga yang mau menggodamu." Celine kembali menarik tangannya. Lalu pergi membereskan barang-barangnya yang tak seberapa. "Oh, benarkah?" tanya Earl.Sepertinya, pria itu akan terus bertanya sampai mendapat jawaban yang dia inginkan. Tapi, Celine tidak perlu menjawab pertanyaan itu karena waktu yang semakin mepet.Wanita itu tersenyum lebar. Menunjuk kearah jam dinding sembari berkata, "Presdir, bukankah sebaiknya kamu segera mandi? Mereka sudah menunggu, lho!"
Pagi itu, matahari sudah mulai meninggi. Tapi tak ada tanda-tanda kalau sepasang pengantin itu akan membuka mata. Entah Celine atau Earl, dua-duanya masih terlelap dalam tidurnya yang nyenyak.Di atas ranjang berukuran besar itu, Earl tidur di sisi kanan. Pria itu menelungkupkan tubuhnya dengan posisi kepala menoleh ke kiri. Hening ... dan tak ada suara. Yang ada hanyalah hembusan nafas yang nyaris tak terdengar.Tapi, tiba-tiba ... dering alarm berbunyi."Apa itu?" Setengah sadar, Earl meraih ponselnya. Tapi ponsel itu gelap. "Bukan punyaku? Lalu punya siapa?"Bingung, pria itu diam sesaat. Dan setelah lima detik, akhirnya dia ingat kalau dia tidak sendirian. "Ah, pasti itu milik Celine."Earl pun menoleh dan membangunkan Celine. "Celine, matikan alarmnya. Berisik, tahu?"Tapi, Earl dikejutkan dengan posisi tidur Celine yang tak biasa. Seharusnya Earl melihat wajah Celine, atau mungkin rambutnya karena gadis itu tidur di sampingnya. Namun, bukan itu yang Earl lihat. Gadis itu meringk
"Ti-tidur denganku?" Tiba-tiba Celine gugup, sementara otak kecilnya mulai berpikiran liar.Saat Earl mengambil bantalnya tadi, Celine pikir pria itu akan mengusirnya pindah ke sofa. Siapa yang menyangka pria itu malah ingin tidur dengannya di ranjang yang sama?"Tapi aku tidak mau tidur denganmu." Meskipun sudah mengucapkan itu, nyatanya Celine masih duduk manis di ranjang. Sementara Earl pura-pura tidak mendengar.Pria itu sibuk menata bantalnya. Kemudian mencari posisi yang nyaman dengan duduk bersandar. "Apa kamu mau lanjut menonton, Celine?" tawarnya."Hah?" Celine melongo.Mana mungkin Celine menjawab 'iya'? Mereka berdua sama-sama normal. Bagaimana kalau mereka terbawa suasana lalu ingin mencobanya?"Tidak mau!" tolak Celine."Tidak mau?" Earl menoleh. Lalu kembali melihat ke arah layar. "Ya sudah. Kalau begitu aku akan menontonnya sendiri. Kalau kamu ngantuk, kamu tidur saja duluan," kata Earl sembari menepuk-nepuk kasur menggunakan tangan kanannya.Pria itu tersentum tipis, me
"Aku sudah selesai."Keluar dari kamar mandi, Celine mendapati Earl mengambil baju ganti. Rambutnya acak-acakan, tapi penampilannya yang seperti itu justru membuatnya terlihat ganteng maksimal.Sadar diperhatikan, Earl pun menoleh dan bertanya, "Ada apa?""Ah. Oh, tidak kok! Tidak ada apa-apa." Celine, berpaling. Bersiul meskipun tak ada suara siulan dari mulutnya."Lalu, kenapa kamu melihatku seperti itu?" Seperti biasa, Earl mulai kesal.Pria itu hampir menyentil dahi Celine. Tapi, sebelum Earl melakukannya, Celine sudah lebih dulu menutupi dahinya. "Aku hanya ingin bertanya, apa kamu butuh bantuanku?"Dengan cepat, Earl menggeleng. "Tidak. Lain kali saja!""Kalau kamu butuh bantuan, katakan saja!" Celine mendekatkan diri. Memeluk pria itu dan berbisik, "Aku kan istrimu.""Sudah kubilang tidak perlu." Earl melepas tangan Celine yang melingkar di perut atletisnya. Sepertinya dia mulai kewalahan menghadapi tingkah Celine yang semakin bar-bar.Akhirnya, Earl pergi ke kamar mandi. Sement
"Aku duluan!" teriak Celine."Tidak bisa. Aku duluan!" Earl bersikeras.Di kamar pengantin yang penuh bunga itu, jangankan adegan romantis, sifat malu-malu kucing antara Earl dan Celine pun tak terlihat. Sebaliknya, mereka malah berdebat untuk menentukan siapa yang akan menggunakan kamar mandi duluan."Apa kamu tidak tahu kata pepatah, sayang?" Celine mulai naik darah. Gadis itu meletakkan ujung gaunnya yang berat. Berdiri di ambang pintu agar Earl tidak mendahuluinya. "Ladies first. Kamu tahu artinya, kan?"Earl tersenyum tipis, lalu mendesis pelan. Candaan macam apa itu. Tentu saja dia tahu. Tapi masalahnya, Earl tidak sanggup lagi menahan panggilan alam yang sejak tadi dia tahan.Pelan-pelan, Earl menyingkirkan gaun Celine yang menjuntai. "Aku tahu, sayang." Pria itu melewati Celine, menjangkau kloset yang terletak beberapa langkah di belakang Celine. "Tapi aku kebelet pipis," katanya."Astaga!" Celine memelotot. Terkejut melihat Earl mulai menarik resleting celananya. Celine pun be
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen