Not a Week

Not a Week

Oleh:  LiEunSaVaLove  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
39 Peringkat
32Bab
4.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Taylor Spark dititipkan pada Dave Jo selama satu minggu. Akan tetapi, satu minggu ini akan berubah menjadi selamanya, karena Tina Spark, Mama Taylor, mengalami kecelakaan pesawat.Bagaimana kisah Taylor dan Dave dalam waktu yang bukan satu minggu?

Lihat lebih banyak
Not a Week Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
icher
aku masuk rak baca dulu, ntar aku baca. kayaknya seru nih.
2022-01-11 12:36:41
1
user avatar
Rhill
Suka bgtt ama critanyaaa
2021-09-25 19:32:37
2
user avatar
Rianievy
seru ceritanya
2021-08-30 06:42:09
1
user avatar
@Fatamorgana16
gue suka aja sih ini cerita
2021-07-25 10:34:22
1
user avatar
Alannayuanda
Semangat lanjutkan thor
2021-07-13 06:24:36
2
user avatar
Kaz the Winter
Woooooo, sangat menarik, rekomend banget deh
2021-07-01 20:11:39
2
user avatar
Aeris Park
Next Kak semangatt 😍😍😍
2021-07-01 20:02:40
2
user avatar
Crearuna
Weh terbiasa bersama
2021-07-01 19:49:57
2
user avatar
Aililea (din din)
Nunggu up nya lagi,🥳🥳🥳
2021-06-29 19:45:22
2
user avatar
Kim Miso
Yo up lagi thorr jangan kasih kendor 💃💃
2021-06-16 17:19:34
2
user avatar
Vie Junaeni
Semangat nulisnya Thor
2021-06-08 18:34:25
2
user avatar
Sinokmput
Semanagt author... Semangat crazy up
2021-06-06 10:53:18
2
user avatar
Lysa_Yovita22
Taylor, paman mesum naksir kamu, tuh.
2021-05-23 08:32:37
2
user avatar
Fatimah Rohim
Ceritanya keren banget, next...next...
2021-05-23 02:29:50
2
user avatar
nura0484
suka sekali, kak 😍😍💜💜💜
2021-05-09 02:38:25
2
  • 1
  • 2
  • 3
32 Bab
NaW: SATU
Suara deru mobil menandakan mobil sedang disetir. Seorang wanita muda dan gadis yang baru menginjak masa dewasa duduk bersebelahan. Sayangnya, aura mereka terlihat berbeda.Taylor melihat pemandangan dengan kedua lengan dilipat di depan dada. "Ma, aku sudah bilang. Aku bisa menjaga diri dan tidak akan mengundang siapa pun."Gadis dengan rambut diurai berusaha membuat sang mama tidak menitipkannya pada pria yang pernah dia lihat sebelumnya."Mama tahu. Tadi ada berita tentang perampok yang masuk ke rumah orang, lalu menyekap dan membunuh. Mama tidak ingin hal itu terjadi padamu. Mama sudah kehilangan Papamu. Tidak lagi, Tay." Sulit membuat sang mama berubah pikiran.Terpaksa, Taylor harus menuruti permintaan Mama. Taylor menghela napas pasrah.Sebelum sampai tujuan, Taylor berusaha berpikir, jikalau Dave melakukan sesuatu yang menyebalkan. Hubungan Taylor dan Dave memang tidak pernah akur.Saat itu umur Taylor 6 tahun. Dave selalu menggendong Taylo
Baca selengkapnya
NaW: DUA
Taylor merasa risih dengan tatapan Dave. Ancaman pun keluar dari mulut Taylor. "Aku sedang memegang garpu. Jangan sampai garpu ini mengenai matamu."Dave tidak pernah takut dengan ancaman Taylor. Hanya tawa saja yang menjadi reaksinya.Bukan Dave namanya, jika tidak menjahili Taylor sampai Taylor marah. Salah satu kaki Dave bergerak mengenai dan mengusap dengan sengaja kaki Taylor, membuat Taylor yang sedang minum menjadi tersedak.Kesal dengan perilaku sahabat mama, Taylor menciprati Dave dengan air minum. "Apa tujuanmu melakukan itu?! Mau buat aku mati tersedak?!""Kamu terlalu serius. Tersenyumlah sedikit, untuk Paman Jo-mu ini," balas Dave dengan menunjukkan senyum jahil.Taylor memilih diam, ketika menaruh piring kotor di wastafel. Hendak pergi dari ruang makan, Dave memanggil Taylor karena sang mama menelpon dengan panggilan video."Halo, Ma. Belum berangkat?" tanya Taylor sambil berdiri di sebelah Dave. Namun, Dave menarik pinggang Taylor,
Baca selengkapnya
NaW: TIGA
"Cepatlah, Paman! Jangan lambat!""Kamu yang lambat. Ikat dulu tali sepatumu!""Nanti saja di mobil."Dave dan Taylor masuk ke mobil bersamaan. Duduk bersebelahan. Dave memakai sabuk pengaman, sedangkan Taylor mengikat tali sepatu sambil menggigit roti."Lepas dulu rotimu. Sini, biar kupegang." Dave mengambil roti Taylor. "Apa kamu selalu seperi ini, jika ingin berangkat sekolah?""Tidak. Ini karena Paman lambat, jadi aku sedikit kesiangan," tuduh Taylor sambil memakai sabuk pengaman.Dave mengembalikan roti Taylor dengan wajah masam. "Bisanya menuduhku saja. Nanti pulang kabari aku, biar kujemput.""Tidak perlu," balas Taylor sambil mengunyah. "Setelah sekolah, aku ada tugas kelompok dengan teman-teman di rumah teman."Sambil menyetir, Dave menoleh sesekali pada Taylor dengan curiga. "Siapa temanmu? Brian?"Seketika, salah satu ujung bibir Taylor terangkat. Sengaja membuat Dave kesal. "Ya. Ada tugas kelompok. Aku dan dia harus b
Baca selengkapnya
NaW: EMPAT
Taylor sudah membaik, karena inhaler dari Dokter Elsa, juga sarapan yang disuapi Dave. Padahal, tangan Taylor masih bisa bergerak, tetapi Dave keras kepala. Membuat Dokter Elsa tertawa melihat perilaku dua orang di depan.Sekarang, Taylor sudah siap untuk pergi ke rumah teman kelas untuk mengerjakan tugas kelompok."Tay, sepertinya kamu pulang saja. Aku takut asmamu tiba-tiba kambuh." Fanny menggendong tas dengan wajah khawatir."Tugasnya dikumpul besok. Lagipula, aku sudah ada inhaler dari Dokter Elsa. Santai saja," kekeh Taylor yang ingin ikut. Demi mendapat nilai tambahan, kerjasama memang harus. Apalagi, guru yang mengajar telah mengatakan, yang hanya menumpang nama tidak akan mendapat nilai.Rudy yang satu kelompok dengan Taylor, menyetujui ucapan Fanny. Namun, wajah Rudy terlihat tidak suka. "Fanny benar. Kamu pulang saja. Kalau ditengah tugas tiba-tiba kamu kambuh, tapi inhaler tidak berfungsi, percuma saja, 'kan?"Entah kenapa, Taylor merasa ada
Baca selengkapnya
NaW: LIMA
"Apa Donna membuatmu tak nyaman?"Pagi hari sudah membuat Taylor malas bicara. Kenapa harus membicarakan tentang orang asing? "Paman tahu sendiri, kalau aku tidak nyaman dengan orang asing.""Kalau begitu, apa kamu sudah nyaman denganku?" tanya Dave dengan senyum miring.Taylor mendecakkan lidah. Menyesal menjawab pertanyaan yang menjebak. "Jangan lambat, Paman Jo! Aku ingin berangkat sekarang. Tugas kelompok tinggal sedikit lagi selesai, akan kulanjut di sekolah saja."Dave meminum kopi dengan cepat. Memperhatikan Taylor yang asal memakai sepatu, Dave kembali bersuara. "Ikat tali sepatumu dulu dengan benar.""Nanti saja di mobil." Taylor mulai bergerak keluar dari rumah.Sebelum itu, Dave menghalangi jalan Taylor untuk mengikat tali sepatu. Membuat Taylor merasa sedikit tidak nyaman. "Kalau kamu jatuh sebelum masuk mobil, jangan salahkan aku. Tinggal diikat seperti ini saja, tidak sulit, 'kan?.""Terima kasih." Taylor pun memasuki mobil den
Baca selengkapnya
NaW: ENAM
Ini ketiga kalinya Taylor mendecakkan lidah. Sudah lelah berpikir karena tugas, sekarang lelah menunggu Dave yang katanya sedang berangkat menjemput. Cuaca semakin lama semakin gelap.Brian datang duduk di sebelah Taylor, yang sedang duduk di tangga sekolah. Menemani dengan setia."Sepertinya, pamanmu akan datang terlambat. Mungkin macet. Ini sudah sore, jam pulang orang kerja," imbuh Brian sambil menonton beberapa murid yang bermain basket."Mungkin," balas singkat Taylor. "Kamu tidak pulang?" Kembali Taylor mengabari Dave melalui pesan."Bagaimana bisa aku meninggalkan perempuan yang telah mengungkapkan perasaannya di kantin?"Candaan Brian membuat Taylor malu. Taylor sengaja menyenggol lengan Brian, sambil berbisik, "Menyebalkan."Jika Taylor sudah mengungkapkan perasaan di kantin, kini giliran Brian yang akan mengungkapkan perasaan di tangga sekolah. Ini momen bagus. Selagi Brian duduk berdua dengan Taylor, tanpa ada murid yang mengganggu.
Baca selengkapnya
NaW: TUJUH
Kembali pada pagi hari, di mana Taylor harus sekolah, dan Dave harus bekerja. Namun, Taylor melihat ada yang berbeda dari Dave. Wajah Dave seperti kurang tidur. Apakah Dave begadang?"Paman Jo terlihat seperti manusia panda. Kalau mengantuk, lebih baik tidur saja. Aku tidak perlu diantar," celetuk Taylor yang baru saja selesai sarapan."Tidak. Aku akan tetap mengantarmu," balas Dave yang tidak sengaja menghirup wangi tubuh Taylor, ketika Taylor menaruh piring kotor di wastafel. "Kamu tidak ingin memberitahuku, apa rahasia tubuh wangimu?""Kalau Paman Jo mengantuk di tengah jalan, lalu kita kecelakaan, itu tidak lucu." Taylor menatap Dave sekilas, lalu meminum minum air putih. "Sekali rahasia, tetaplah rahasia."Taylor gadis yang tidak pernah berbohong, tetapi masalah rahasia, Taylor pandai menyimpan dengan erat. Akan sulit bagi Dave untuk mengetahui rahasia Taylor."Kamu saja yang menyetir."Terkejut mendengar ucapan Dave, Taylor mencubit pelan le
Baca selengkapnya
NaW: DELAPAN
"Kamu perebut calon suamiku!""Kamu sengaja tidur di sofa, supaya Dave tergoda, 'kan?""Dave itu milikku! Jangan berani kamu dekati dia!"Sudah cukup. Pegangan tangan Taylor pada gelas berisikan susu semakin kencang. Peristiwa kemarin malam sungguh membuatnya tidak bisa tidur.Tidak ada yang suka dituduh, ditambah tanpa adanya bukti. Seperti Donna yang menuduh Taylor habis-habisan, mempermalukan Taylor di depan Dave.Bisa saja Taylor melaporkan hal tersebut karena pencemaran nama baik, tetapi Dave juga nemiliki salah. Ada yang mengatakan bahwa tidak ada wanita yang suka, dan itu Dave sendiri yang mengatakan itu. Taylor berpikir, itu tidak mungkin, karena pasti banyak pegawai wanita yang mudah terpesona. Akan tetapi, Taylor tidak menyangka ada yang seperti ini.Menurut Taylor, diam itu lebih bagus untuk tidak mudah terpancing. Akan tetapi, bukan berarti diam itu lemah.Setelah memperlakukan Taylor dengan puas, Donna masih sempat bermesraan de
Baca selengkapnya
NaW: SEMBILAN
Pagi menjelang siang. Taylor masih belum keluar dari kamar. Kali ini, Dave sungguh menyesal dengan kecerobohan yang telah diperbuat.Kemari malam, setelah Dave diusir, Taylor sungguh tidak keluar dari kamar. Bahkan saat Dave mengajak bicara, Taylor malah diam dengan berpura-pura tidur.Menyesal sudah membuat Taylor marah dua kali. Kali ini, Dave akan meminta maaf. Sekaligus meminta penjelasan atas apa yang Brian lakukan pada Taylor. Semoga saja akan berjalan dengan lancar.Dave sudah mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban. Pintu tidak dikunci, sesuai dengan peraturan rumah. Takut peristiwa kemarin terulang, Dave membuka pintu kamar dengan perlahan.Ternyata si gadis dingin masih tertidur pulas, dengan posisi yang sama, miring ke arah kanan. Terlihat sangat tenang sekali, hingga Dave tidak berani membangunkan.Salah satu tangan Dave terurai untuk mengusap kepala Taylor. Lagi, lagi, dan lagi, wangi dari tubuh Taylor masih saja tercium.Tidak, Dave
Baca selengkapnya
NaW: SEPULUH
Taylor termenung di depan pintu kamar Dave, ragu ingin meminta pertolongan. Selagi kaki Taylor belum sembuh, Taylor tidak bisa pergi ke mana-mana, kecuali harus ke sekolah."Sedang apa di sini?" tanya Dave sedikit terkejut. Tiba-tiba, rasa takut muncul. Apa Taylor mendengar Dave mendesahkan nama Taylor?"Paman, kakiku belum sembuh total. Jadi, bolehkah aku meminjam ponselmu untuk belanja?" Kedua tangan Taylor menarik ujung baju sendiri. Takut ditolak oleh Dave.Dave mengelus dada, ketika mendengar jawaban Taylor yang berbeda. Ponsel pun diambil dari meja, bersiap membuka aplikasi belanja. "Ingin belanja apa?"Ponsel Dave langsung direbut oleh Taylor. "Ini perlengkapan perempuan, dan laki-laki tidak boleh tahu." Setelah diijinkan, Taylor menjauh dari kamar Dave.Sedang asik memilih, notifikasi pesan muncul dari Madonna. Salah satu model yang pernah menuduh Taylor.Kesopanan nomor satu, tetapi rasa penasaran lebih besar. Tanpa sepengetahuan Dave, Ta
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status