Di saat tengah semangat mengejar mimpi, Citra dipaksa menikah oleh keluarganya. Menikah dengan seorang pewaris tunggal dari keluarga kaya sekaligus musuh bebuyutannya. Dihadapi dengan sulitnya pilihan, mereka akhirnya membuat perjanjian. Pernikahan itu hanya sementara. Suatu hari nanti mereka akan bercerai. Namun, seiring berjalannya waktu, ada banyak hal baru yang terungkap. Sesuatu yang baru mereka ketahui, yang membuat mereka menyadari bahwa apa yang mereka anggap benar selama ini ternyata salah. Sesuatu itu menggoyahkan kesepakatan yang telah mereka buat di awal. Bagaimana kisah akhir pernikahan mereka? Bisakah mereka menepati perjanjian yang telah dibuat? Atau malah berakhir sebaliknya? AN: Ini cerita dengan konflik ringan. Jika kalian suka konflik yang berat, kalian bisa kunjungi cerita aku yang lainnya (Dendam Anak Tiri dan Mahligai yang Ternodai) di profil aku. Terima kasih.
View MoreAtala terkesiap saat tahu dia dikepung oleh segerombolan laki-laki. Jumlah mereka sekitar belasan orang. Tampangnya galak dan sangar-sangar. Tampang pereman. Mereka terlihat ingin memakan Atala saat itu juga.Jantung Atala spontan berdebar kencang. Atala merasa kini dia dalam bahaya. Atala merasa kini dia sedang ditipu. Atala merasa dirinya benar-benar bodoh!Sosok misterius itu tertawa. Atala melirik ke arahnya sekilas. Sosok itu, meski dia sudah berbalik menatap ke mari, dia tidak membuka sarung hitam dan menunjukkan wajahnya."Dasar pengecut lo!" teriak Atala geram. "Mau apa lo pengecut! Penipu! Bangsat! Bajingan!”Buk!Tubuh belakang Atala dipukul dengan sebuah balok hingga lelaki itu membukuk kesakitan. Dia mendapat serangan tiba-tiba. Ini tidak fair.Sosok misterius itu lalu mengangkat sebelah tangan memberi aba-aba pada anak buahnya untuk tidak melakukan itu."Apa-apaan ini? Kalian ngajak gue berantem? Main keroyoka
Atala merasa harga dirinya yang dikenal sebagai anak pewaris keluarga Sudiharto hancur. Atala benar-benar merasa seperti pengecut, anak manja dan seperti semua yang dituduhkan oleh si peneror itu. Jika seandainya dia tidak datang memenuhi panggilan ke gedung terbengkalai itu.Demi harga diri dan demi kehormatan keluarga Sudiharto, Atala nekat untuk datang ke sana saat itu juga. Bibit nakal dan senang menghadapi masalah dalam diri seorang Atala rupanya masih bersemayam. Inilah puncak yang dia tunggu-tunggu. Sudah lama dia tidak menghadapi masalah yang memicu adrenalin seperti ini.Atala kini telah tiba di tempat tujuan. Dia telah tiba di sebuah ruangan besar dan kosong. Tembok dan lantai semen yang tak bercat terlihat polos. Namun, di sudut ruangan itu ada sofa tunggal yang mana seseorang duduk di atasnya. Orang yang menanti kedatangan Atala. Dia menghadap belakang hingga dari sini hanya kepalanya yang terlihat, kepala yang tertutup sarung."Berani juga lo datang rupanya, Anak Muda.”A
"Woi berhenti lo! Jangan jadi pengecut!"Atala mengernyit mendengar teriakan itu. "Siapa yang pengecut?! Lo ngatain diri sendiri?!" Atala melawannya terang-terangan sambil tertawa.Pengendara itu tidak menyahut lagi, tapi masih menggiring mobilnya.Atala jadi kesal. Sampai dia meninju setiran mobilnya. "Anjing, nih, orang!"Motor si peneror itu berhasil menghadang jalan Atala dengan menghentikan motornya di depan mobil SUV itu secara tiba-tiba. Atala spontan mengerem mendadak seiring dengan jantungnya yang berdebar kencang. "Sial! Mau apa, sih, nih, orang?! Kenapa nggak gue tabrak aja tadi, ya." Dia baru teringat."Kayaknya orang ini makin berani, ya. Dia nantangin gue. Oke siapa takut?!" Atala pun memutuskan untuk turun dari mobilnya dan melawan orang itu. Dia pun ingin melihat wajah yang tersembunyi di balik masker kain itu."Siapa lo?!" tanya Atala lebih dulu dengan berani saat dia telah berdiri di depan orang itu yang juga su
"Kamu sudah berkunjung ke makam Eyang Kakung?" Pertanyaan itu terus bertalu-talu di kepala Citra.Jujur, Citra memang belum pernah ke makam eyang kakung. Terakhir kali dia ke makam eyang kakung ketika prosesi pemakaman itu dilakukan. Dan setelah itu dia tidak pernah ke makam eyang lagi.Dia terlalu sibuk dengan dunianya, terlalu sibuk dengan rutinitas dan ambisinya, terlalu sibuk dengan masalahnya. Citra merasa menjadi cucu yang durhaka.Pertanyaan eyang tadi seolah menyadarkannya. Karenanya, setelah dari rumah Kak Shinta, setelah pamit dengan eyang, dengan menggunakan taksi, dia langsung pergi ke makam eyang kakung. Tidak lupa dia membeli bunga kenanga, potongan daun pandan beserta air minum di warung khusus yang ada di sekitar pemakaman itu.Kini gadis itu sudah terduduk di tepi makam eyang kakung. Untuk pertama kalinya Citra ke sini. Gadis itu menabur bunga dan daun pandan lalu menyiramkan air minum botol plastik ke gundukan tanah itu. Setelahnya gadis itu mengangkat tangan untuk
Citra tersenyum semringah kala pintu dibuka dan menemukan eyang putri yang pertama kali membukakannya pintu. "Assalamualaikum, Eyang," sambut Citra semringah. Eyang putri menyahut salam Citra. Lalu mempersilakan cucunya masuk."Eyang lagi apa?" Citra celingukan memindai setiap sudut rumah itu. "Kak Shinta mana?""Kakakmu sama anaknya lagi pergi ke acara ulang tahun teman anaknya," jelas eyang yang langsung masuk ke dalam. Citra mengiringinya."Oh ...." Citra mengangguk-angguk. Sykurlah kalau Kak Shinta tidak ada di rumah. Jadi Kak Shinta tak perlu banyak bertanya tentangnya. "Oh iya Eyang aku buatin Eyang kue bolu pandan loh. Eyang suka kan?""Kamu kenapa sering bawa makanan buat Eyang?" tanya orang tua itu saat mereka sudah duduk di kursi makan.Citra meletakkan tootbag-nya ke atas meja makan itu. "Nggak pa-pa, Eyang. Aku kan hobi bikin kue. Lagian di rumah aku nggak ada kerjaan, Eyang. Yang ngerjain pekerjaan rumah semuanya para ART. Aku nggak ngapa-ngapain." Citra terkekeh.Gadis
Meskipun Atala telah menyewa satpam untuk menjaga rumah mereka, sepasang suami-istri itu sempat stres dibuat peneror itu. Setiap hari mereka memikirkan siapa pelakunya. Namun, mereka tak bisa menemukan jawaban yang pasti. Semua tindakan yang mereka lakukan hanya jalan di tempat. Atala ingin memancing orang tua itu untuk keluar, tapi bingung bagaimana caranya. Dia juga sudah bercerita pada teman-temannya, tapi tak ada yang bisa menebak siapa pelaku teror yang menghantui Atala belakangan ini. Begitu pula dengan Citra, dia juga menceritakan masalah itu dengan Dimas dan Tasya. Namun, tidak ada yang membuahkan hasil.Atala menunggu teror itu datang lagi, karena dia ingin langsung menyergap orang itu. Namun, teror itu juga tak kunjung datang hingga beberapa hari kemudian. Sampai Atala berpikir kalau orang yang menerornya itu hanya iseng. Dan dia memilih tak menanggapi orang iseng itu. "Bego juga ya kita sampai stres mikirin siapa mereka? Padahal mereka cuman iseng ngerjain kita," ucap Ata
"Liat kan yang gue bilang? Baru aja tadi diomongin," kesal Atala memperhatikan buket bunga Melati yang penuh bercak darah itu terletak di lantai teras.Citra yang ikut berjongkok di sisi Atala menatap surat ditangannya, surat yang baru mereka temui dalam buket bunga tersebut. Sementara Bibi Rahma masuk ke dalam, tidak ingin ikut campur meski dia penasaran masalah apa yang sedang dialami majikannya itu."Pernikahan kalian tidak selalu indah dan putih seperti bunga Melati yang sesungguhnya. Pernikahan kalian akan dinodai dengan masalah besar seperti bercak darah yang ada di bunga Melati ini. Selamat untuk pernikahan kalian. Bunga Melati ini lambang pernikahan kalian yang kekal abadi di surga." Citra membaca surat itu berulang-ulang."Buang aja deh surat itu," kesal Atala."Jangan." Citra menyahut. "Kalau lo mau serius tindak kasus ini, kita bisa laporkan ke polisi dan surat ini bisa jadi barang bukti.""Siapa sih orang ini sebenarnya? Gue yakin teror ini ada karena berita pesta pernikaha
"Lo tahu nggak sih apa yang gue pikirin sekarang?" tanya Atala yang terlihat makin kesal.Citra hanya menggeleng."Dengan adanya berita itu, kabar pernikahan kita menyebar ke mana-mana. Nggak cuman orang-orang dekat yang tahu, orang yang bahkan nggak kenal kita juga jadi tahu.""Ya bagus, dong. Kan pernikahan memang untuk disebarluaskan. Biar kita nggak disangka kumpul kebo," tangkis Citra.Atala menghela napas. "Itu artinya makin banyak orang yang tahu pernikahan kita, Cit. Makin banyak juga yang iri, makanya sampai ada surat-surat aneh kayak semalam kan? Kita nggak tahu siapa aja yang iri sama kita di luaran sana!"Citra terdiam. Yang Atala bilang ada benarnya."Gue jadi makin kesal sama Papa. Papa pasti sengaja ngadain ini. Lo tadi bilang apa? Netizen heran kenapa gue yang seorang pewaris tunggal memilih menikah muda, nggak berkarier dulu kayak pewaris tunggal lain? Ya itu kan karena permintaan Papa juga. Dan Papa pasti sengaja membiarkan awak media tahu tentang pernikahan kita kare
Atala tidak bisa tidur.Jam sudah menunjukkan setengah tiga dini hari. Tapi matanya masih terbuka lebar. Dia hanya berbaring sejak tadi sambil kedua tangan terentang mengalasi kepalanya. Otaknya kusut memikirkan siapa pelaku teror itu.Tebak-tebakan yang dia lakukan dengan Citra tadi tidak membuahkan hasil yang pasti. Mereka hanya menebak nama seseorang, tapi berujung tidak yakin juga jika orang itu benar-benar pelakunya. Hingga akhirnya Atala memutuskan untuk istirahat dulu. Dan membahas masalah itu besok lagi. Namun, dia malah tidak bisa tidur sekarang."Apa gue cerita aja ya ke Papa soal ini. Siapa tahu Papa tahu siapa orang itu dan Papa pasti bisa bantu gue," gumam Atala seorang diri.Dia lalu mengubah posisi berbaringnya menjadi miring. "Tapi ...." Atala ingat kata-kata 'Anak Manja' yang tertulis di surat itu."Sial, siapa sih orang itu? Kok tahu gue anak manja? Ini pasti orang dekat nih," gumamnya lagi. "Kayaknya dia nantangin gue deh supaya gue selesain masalah itu sendiri tanp
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments