공유

Bab 101

작가: Elenor
Vila Air Panas itu sangat besar, dia tidak tahu di mana Edward dan yang lainnya berada.

Dia tidak melihat mereka saat turun ke lantai bawah.

Hari belum sepenuhnya gelap, jadi Clara panggil dua orang staf untuk bantu dia, lalu mereka naik ke gunung.

Saat itu angin dingin berembus, tapi Clara memakai pakaian cukup tebal, jadi tidak merasa dingin.

Dia naik gunung untuk menikmati angin sepoi-sepoi dan memetik beberapa apel, itu bisa membuat pikirannya jadi rileks.

Tidak lama kemudian, mereka bertiga sudah memetik dua atau tiga kotak apel.

Setelah selesai, Clara tidak langsung kembali ke vila. Dia duduk menikmati matahari terbenam yang indah hari itu.

Saat itu, dia mendengar suara langkah kaki dan suara anak-anak.

Begitu menoleh ke belakang, dia melihat wajah Dani.

Dani tertegun, tidak menyangka akan bertemu dengannya.

Saat itu, seorang anak kecil di dalam panggilan video berteriak kegirangan, "Tante!"

Ternyata Dani sedang melakukan panggilan video dengan Tania, tunjukkan padanya buah-buah
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Tommy
suka karena novel ini lain dari lain ceritanya komplit banget
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
dipikir2 si vanessa gda kerjaan bnget slalu nimbrung kmnpun si edward pergi. bner2 kshn sm Clara, dikucilkn bnget. kpn bertindak nya, bikin si edward mnyesal
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 102

    Akan ada sup kaldu panas, sate kuah pedas, dan barbeku di pesta api unggun malam ini.Sup kaldu panas dengan isian kepiting, ayam dan bahan lainnya sudah matang, sate kuah pedasnya juga sudah siap. Meja makan panjang sudah dipenuhi dengan berbagai olahan hidangan laut segar berkualitas tinggi.Api unggun pun telah dinyalakan.Gading dan yang lainnya juga sudah duduk di sekitar api unggun.Setelah Dani dan Vanessa tiba, Vanessa langsung duduk di sebelah Edward.Gading sudah tidak sabar ingin mencicipi sate kuah pedas. Ketika dia lihat semua orang telah hadir dan hendak mulai makan, dia tiba-tiba teringat pada Clara. Dia menatap Elsa dan berkata, "Elsa, kamu pergi panggil mamamu. Bilang padanya kita punya makanan enak di sini, minta mamamu turun dan makan bareng."Walau menurutnya Clara akan tetap sembunyi di kamar seperti tadi siang, tapi tetap harus tanya.Vanessa juga mengerti maksudnya Gading.Bagaimanapun, mereka sudah tanya, apa Clara akan turun atau tidak, itu urusannya sendiri.D

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 103

    Edward yang dengar jawabannya, tersenyum, lalu berkata, "Oke."Setelah itu, dia berbalik dan pergi.Ketika dia kembali, Gading dan yang lainnya sudah mulai makan.Mereka tentu sedikit terkejut melihat dia datang sendirian.Seperti Elsa, mereka juga merasa jika Edward yang pergi panggil, Clara tidak akan menolak.Dani pun bertanya, "Apa dia nggak turun?"Edward menjawab, "Iya."Kemudian dia berkata pada staf yang melayani mereka, "Siapkan satu porsi daging panggang, sate kuah pedas, dan sup kaldu panas, lalu kirimkan ke atas untuk istriku."Mendengar itu, bibir Vanessa langsung berkerut.Clara tidak ingin turun, jadi tidak masalah kalau Edward minta orang untuk siapkan makanan untuknya dan kirimkan ke atas.Tapi…Dia tidak suka jika Edward panggil Clara ‘Istriku’ di depan orang lain.Seolah-olah dia akui wanita itu sebagai istrinya.Tapi dia kemudian berpikir, staf di vila itu mungkin tidak tahu nama Clara. Jadi jika dia tidak memanggilnya seperti itu, staf mana bisa tahu kepada siapa d

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 104

    Karena posisi sudut dan ketinggian, orang-orang dalam konferensi video hanya dapat melihat orang yang masuk dari pintu itu punya perawakan yang proporsional, terlihat elegan dan tenang.Hanya dengan melihat sikapnya sekilas, semua orang bisa tahu dia bukanlah orang biasa.Tapi mereka tidak dapat melihat wajahnya.Pada awalnya, semua orang di perusahaan mengira Clara dan Dylan memiliki hubungan cinta.Kemudian, mereka mengetahui bahwa Clara telah nikah dan punya anak yang sudah lumayan besar.Tapi Clara jarang bicarakan urusan pribadinya.Bisa dibilang, tak ada seorang pun yang tahu mengenai siapa suami Clara.Clara bisa dibilang sangat cantik. Apalagi semakin mereka akrab dengannya, mereka juga makin sadar bahwa kemampuan Clara jauh lebih hebat dari yang mereka duga sebelumnya, bahkan lebih hebat dari Dylan.Jadi, semua orang cukup penasaran dengan sosok suaminya, ingin tahu pria seperti apa yang bisa menikahi wanita cantik dan hebat seperti itu.Sekarang suami Clara akhirnya muncul, t

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 105

    Clara merasa Edward mungkin tidak akan kembali lagi, jadi dia ingin menutup pintu sebelum masuk ke kamar mandi, tapi saat berjalan menuju pintu, dia malah bertabrakan dengan Edward yang sudah kembali.Clara terhenti sejenak lalu menyingkir dari jalan.Dia pikir Edward kembali untuk ambil sesuatu.Lagipula, barang-barangnya ada di sini.Tapi saat Edward masuk, dia malah menutup pintu dengan santai.Ya, tampaknya dia tidak berencana untuk keluar lagi malam itu.Clara tertegun.Sebelum dia bisa mengatakan apa pun, Edward berjalan melewatinya dan masuk ke kamar.Saat dia melewatinya, Clara dapat mencium aroma parfum Vanessa di tubuhnya.Dan…Ada juga noda bibir di bagian belakang piyamanya.Dia baru saja selesai mandi dan ganti piyama. Jadi Clara jelas tahu aroma parfum Vanessa dan bekas lipstik di bajunya itu baru saja tertempel saat dia keluar tadi.Saat lihat Edward tadi, dia merasa bibirnya agak merah. Awalnya dia pikir dirinya salah lihat.Sekarang tampaknya itu bukan salah lihat.Saa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 106

    Pada saat itu, Elsa juga melihat Clara keluar sambil bawa koper. “Ma?”"Iya." Clara tersadar, menutup pintu, dan berkata, "Mama ada urusan, jadi pulang duluan. Kamu dan ayah tetap tinggal di sini dan bersenang-senang."Elsa mengangguk cepat. "Oke, Ma."Clara menyeret kopernya ke bawah, ketika tiba di lantai bawah, dia bertemu dengan Edward yang sedang bersama Vanessa.Melihatnya menyeret koper bersiap untuk pergi, dia hanya bertanya, "Sudah mau pergi?"Clara berkata dengan dingin, "Iya.""Sudah panggil taksi?""Sudah."Dia tidak menahannya dan berkata, "Oke."Clara menyeret kopernya keluar pintu, masuk ke mobil dan pergi.Gading bangun terlambat hari itu.Ketika dia turun makan siang bersama Edward dan yang lainnya, dia berkata padanya, "Edward, gimana kalau kamu pergi panggil dia turun lagi?"Kata ‘memanggilnya’ ini tentu saja maksudnya ‘panggil Clara’.Edward berkata dengan tenang, "Nggak, dia sudah pergi."Alis Gading sontak terangkat. "Pergi?"Dani juga tertegun sejenak."Iya." Edw

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 107

    Meski saat berikan undangan itu, pamannya sudah kecilkan suaranya dan menghindarinya, tapi nenek Keluarga Hermosa tentu tahu hal ini.Clara menjawab, “Oke.”Nenek Hermosa dan Nenek Anggasta adalah teman baik.Secara logika, ini adalah undangan ulang tahun Nenek Hermosa, jadi Nenek Anggasta pasti datang.Akan tetapi, Nenek Anggasta lebih tua dari Nenek Hermosa. Menurut adat di sini, ketika seseorang rayakan ulang tahun, teman-teman dan saudara-saudara yang lebih tua tidak akan hadir.Sementara beberapa tahun terakhir, tidak ada perayaan besar untuk ulang tahun Nenek Hermosa.Hanya makan malam bersama keluarga saja.Edward juga sudah lama tidak pernah datang rayakan ulang tahun Nenek Hermosa.Dia selalu menolak dengan alasan tidak punya waktu.Tapi Clara tahu kalaupun dia punya waktu, dia tetap tidak akan datang dan lebih memilih pergi main bersama teman-temannya.Meski begitu, setiap tahun ketika ulang tahun Nenek Hermosa makin dekat, dia tetap saja punya secercah harapan dan tanya pad

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 108

    Clara menutup hidungnya perlahan, lalu melepaskan tangannya lagi seolah tidak terjadi apa-apa, dan mundur selangkah untuk jaga jarak.Tapi Edward tampaknya tidak menyadari serangkaian tindakannya itu. Dia buka undangan dan melihatnya. "Ulang tahun ke-70?"Clara: "Iya." Pada saat itu, dia tidak bertanya apa dia punya waktu seperti sebelumnya, atau memohon padanya agar dia bisa luangkan waktu hadiri pesta ulang tahun neneknya. Dia hanya berkata, “Tolong beri tahu keluargamu.”Clara pun tidak tahu apa Edward menyadari bahwa malam ini dia tidak lagi bertanya padanya apa dia bisa luangkan waktu untuk hadir. Dia juga tidak peduli.Dia hanya melirik Clara, lalu meletakkan undangan itu dan berkata, "Oke."Setelah bilang ini, dia berbalik dan pergi ke kamar mandi.Clara melirik punggungnya, setelah menyimpan pengering rambut, dia langsung pergi ke kamar Elsa untuk memandikannya.Selama kurang lebih selama satu jam, dia bantu Elsa mandi, keramas, dan keringkan rambutnya.Elsa lalu memeluk lengan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 109

    Clara tahu Edward tidak izinkan dia dekati ruang kerjanya, jadi dia menunggunya di kamar tidur sambil baca buku.Sudah hampir jam satu pagi ketika Edward kembali ke kamar.Melihatnya masuk, Clara letakkan buku itu dan menatapnya. Edward yang menyadari hal itu pun bertanya dengan tenang, "Ada apa?”Clara tidak bertele-tele dan berkata langsung, "Kudengar lusa bakal ada lelang amal di Pusat Lelang Caraka..."Edward melepas dasi di lehernya dengan anggun, meliriknya dan berkata, "Kamu mau dapat undangannya?"Clara tertegun. "Iya.""Oke."Setelah selesai bicara, Edward berbalik dan pergi ke ruang ganti, lalu langsung masuk kamar mandi.Clara sedikit terkejut karena dia menyetujuinya begitu saja.Tapi karena dia sudah setuju, Clara akhirnya merasa lega.Hari sudah mulai malam, dia meletakkan buku itu dan berbaring di tempat tidur. Sebelum Edward selesai mandi, dia sudah tertidur.Karena pelelangan akan dilaksanakan lusa, pada malam berikutnya, setelah Clara selesai kerja, dia pulang ke vil

최신 챕터

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 263

    Melihat Edward dan Vanessa, mata Dani tertuju kembali pada Clara.Melihat ekspresi Clara yang tidak berubah sama sekali saat melihat mereka berdua, dia menundukkan kepalanya, tersenyum ringan, dan berkata, "Aku akan ke sana sebentar."Clara dan Dylan mengangguk.Dani baru saja mengobrol beberapa patah kata dengan Edward dan Vanessa ketika Doni tiba.Saat melihat Vanessa, Doni tanpa sadar berjalan ke arahnya.Vanessa melihatnya dan tersenyum, "Pak Doni.""Bu Vanessa."Doni akhir-akhir ini sangat sibuk dan dia sudah lama tidak bertemu dengan Vanessa. Ketika dia melihatnya sekarang, sekilas keterkejutan kembali terpancar di pandangannya. Dia menatapnya lagi beberapa kali sebelum menyapa Dani dan Edward.Morti Group sekarang menjadi mitra yang sangat penting bagi Wijaya Group.Setelah mengobrol sebentar dengan Dani, Doni pergi ke Dylan dan berinisiatif untuk menyapanya.Setelah menyapa Dylan, dia menyapa Clara dengan acuh tak acuh, "Bu Clara."Clara tersenyum namun tidak berkata apa-apa.U

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 262

    Vanessa melihatnya dan tidak peduli.Dani melunakkan sikapnya terhadap Clara hanya karena kerja samanya dengan Morti Group.Gading dan Vanessa memiliki pemikiran yang sama.Itu adalah ketiga kalinya Andrew melihat Clara.Dia berkata, "Jadi wanita itu adalah pacar Kak Dani?""Uhuk!" Gading hampir tersedak sendiri saat mendengar hal itu, "Pacar apa? Mereka nggak punya hubungan apa-apa, jangan bicara sembarangan."Andrew baru saja tiba di ibu kota dan tidak tahu banyak hal.Gading dan Vanessa sama-sama berpikir itu karena dia melihat Clara yang cantik, dan berdampingan dengan Dani, jadi dia pun menebak Clara adalah pacarnya Dani."Oke."Setelah Dani melihat wanita itu, perhatiannya selalu tertuju padanya.Jadi, Andrew pikir mereka berpacaran.Akan tetapi, meskipun mereka sekarang bukan pacar, Dani sepertinya memang menyukai wanita itu, bukan?Dani telah menyadari tatapan Vanessa dan Gading yang sedang memperhatikannya.Melihat rapat akan segera dimulai, dia pamit pada Clara dan hendak per

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 261

    Andrew berkata, "Semua orang tampaknya sangat menghormati kakakku."Karyawan yang mengantarnya masuk tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Bu Vanessa sangat cakap dan semua orang di tim kami sangat menyukainya."Apalagi, karena hubungan antara Bu Vanessa dan Pak Edward, kesejahteraan harian tim mereka juga sangat terjamin.Tentu saja, dia tidak mengatakan bagian yang itu.Mendengar orang lain memuji kakaknya, Andrew tersenyum gembira dan merasa bangga.Namun, dia tidak berniat untuk mengganggu pekerjaan Vanessa.Dia berkata, "Bawa aku ke tempat lain saja.""Baik."Andrew dan karyawan itu berjalan keluar, lalu bertemu dengan Dani yang baru masuk.Karyawan yang mengantar Andrew buru-buru menyapa Dani, "Pak Dani."Dani mengangguk dan melirik Andrew di sampingnya. Dia melihat Andrew memiliki wajah yang agak kekanak-kanakan dan cara berpakaiannya tipikal pelajar pada umumnya. Dia tidak tampak seperti seorang karyawan. Dia langsung bisa menebak identitas Andrew.Tetapi dia tidak mengatakan apa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status