Share

4. Drama

Penulis: Rich Ghali
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 19:26:09

Grace terpaksa mengalah mengizinkan Claire untuk tinggal bersama mereka. Meskipun Claire dan Jackson tidak tinggal di kamar yang sama, tetap saja Grace merasa cemburu dan tidak nyaman. Sejak awal menikah hingga sekarang, Jackson dan Grace tidak pernah tidur satu ranjang. Mereka tidur terpisah sepanjang tiga tahun pernikahan mereka. Wajar saja jika Jackson merasa ia tidak pernah bercinta dengan Grace, sebab ia tidak mengingat semua yang telah ia lakukan ketika ia masuk dan keluar dari kamar Grace saat ia mabuk tiga bulan yang lalu. Grace tidak bisa menyalahkan jika Jackson tidak percaya tentang kehamilannya yang merupakan anak mereka. Ia paham jika ini semua adalah ulah Claire yang berusaha untuk memecah hubungan mereka.

Grace bisa saja kembali ke rumah keluarga Brown. Mereka akan memperlakukannya dengan sangat baik seakan ia adalah putri mereka. Namun, ia tidak ingin terus menyusahkan. Ia tidak ingin menjadi beban bagi keluarga yang telah membesarkannya. Ia hanya perlu bersabar menunggu enam bulan ke depan, hingga ia melahirkan dan melakukan tes DNA pada bayinya. Ketika hasil tes itu keluar, Jackson akan berbalik percaya padanya.

Pagi ini Grace turun untuk sarapan bersama di ruang makan menjelang berangkat kerja. Ia cukup terkejut ketika mendapati Claire tengah menduduki kursi yang biasa ia duduki. Ia suka duduk di kursi itu karena ia bisa dengan mudah melayani suaminya. Ia menyukai kursi itu dan menjadi tempat favoritenya selama ini. Namun, ia tidak ingin membuat keributan ketika kursinya tiba-tiba direbut. Ia hanya diam, lalu mencari kursi lain untuk ia duduki.

“Jack, aku dengar perusahaanmu sedang mencari designer baru untuk produk baru yang akan kalian luncurkan. Apa aku bisa bekerja di kantormu?” Claire bertanya dengan penuh harap. Nada bicaranya ketika tengah berbicara dengan Jackson selalu saja seperti itu, terdengar sangat lembut dan manja.

“Kau tidak perlu bekerja, Claire. Aku pernah berjanji padamu bahwa aku akan selalu melindungi dan mencukupi semua kebutuhanmu. Aku tidak akan mengingkari janji itu. Kau bersantai saja, nikmati hidupmu.” Jackson mengeluarkan sebuah kartu dari kantungnya. Kartu itu tanpa batas, jadi Claire bisa menggunakannya dengan sesuka hati. “Kehidupanmu sangat sulit selama ini, aku tidak akan pernah membiarkanmu kesusahan lagi.” Ia menggenggam tangan Claire, lalu meremasnya dengan lembut.

Grace yang menyaksikan itu hanya bisa terdiam. Ia merasa gerah, panas karena terbakar api cemburu. Namun, ia hanya bisa memendam perasaannya karena tidak ingin membuat masalah.

Claire menoleh menatap Grace, ia tersenyum sinis penuh kemenangan.

“Grace, kuharap kau tidak keberatan karena aku menggunakan uang Jackson untuk biaya hidupku.” Claire berucap dengan nada penuh sindiran.

“Kau tidak memerlukan izinnya untuk menggunakan uangku.” Jackson menegaskan.

Grace menghela napas dengan kasar, ia mendongak menatap Claire dengan senyum lebar di bibirnya. “Aku tidak keberatan jika suamiku menghabiskan uangnya untuk wanita gelandangan. Kau tidak bekerja dan tidak punya pemasukan, kau juga tidak bisa melakukan apa-apa. Kau hanya bisa mengandalkan pria, jadi aku patut mengasihanimu.”

“Grace, jaga bicaramu!” Jackson terdengar begitu marah.

Claire terlihat sangat kesal ketika mendengar kalimat itu. Ia meremas sendok dan garpu yang ada dalam genggamannya. Rahangnya mengeras, ia menatap Grace dengan begitu tajam. Ia ingin membalas memaki, tapi ia harus menahan diri karena Jackson masih berada di sana.

***

Grace menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke sofa. Ia merasa cukup lelah setelah seharian bekerja. Ia melepas heels yang ia pakai seharian, kakinya terasa begitu pegal.

“Bi, tolong bawakan aku segelas jus jeruk!” Grace memanggil pembantu yang bekerja untuknya.

“Baik, Nyonya.” Wanita paruh baya itu langsung melakukan perintah yang Grace berikan.

Claire diam-diam mengekor ke dapur. Ia menunggu hingga pembantu itu selesai membuatkan jus jeruk yang Grace inginkan. Ketika wanita itu hendak mengantarkan pesanan, Claire menghampiri dan meminta wanita itu untuk melakukan sesuatu untuknya.

“Tunggu aku berikan ini pada Nyonya Grace, lalu aku akan melakukan apa yang kau inginkan.” Pembantu itu bernegosiasi.

“Aku ingin kau melakukan itu sekarang. Jika kau membantah, aku akan meminta Jackson untuk memecatmu. Kau tahu siapa yang paling berkuasa di sini, bukan? Jackson lebih mendengar ucapanku dibanding nyonyamu itu.” Claire memberikan ancaman.

Pembantu itu tidak bisa menolak, ia pergi ke kamar Claire untuk mencari barang yang Claire inginkan.

Claire menatap sekitar, berjaga-jaga bahwa tidak ada yang memerhatikan dirinya. Ketika ia tengah sendirian di dapur, ia mencampurkan obat penggugur kandungan ke dalam jus jeruk milik Grace. Ia mengaduknya untuk memastikan bubuk itu melarut dengan sempurna. Ketika memastikan bahwa rencananya telah berjalan sempurna, ia bergegas keluar dari sana.

Ketika pembantu itu kembali, Claire sudah tidak ada di sana. Karena Claire sudah pergi, pembantu itu lekas membawakan pesanan yang Grace inginkan. Grace meminum dengan lahap tanpa menaruh curiga sama sekali.

“Rasa jusnya sedikit berbeda kali ini, apa kau menggunakan jenis jeruk yang berbeda?” Grace memberikan komentar setelah ia menenggak habis minuman itu.

“Tidak, Nonya. Aku menggunakan jeruk yang biasa, aku selalu membeli buah di tempat yang kau sebutkan.”

Grace mengerutkan kening. “Ah, mungkin perasaanku saja. Terima kasih untuk jusnya.” Grace tersenyum kecil, ia bangkit berdiri hendak beranjak menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Namun, baru saja ia bangkit, ia mulai merasakan sakit yang begitu luar biasa di perutnya. Rasa sakit itu tidak tertahankan, wajahnya memucat dengan keringat dingin yang tiba-tiba menyerang.

“Tolong panggilkan dokter.” Grace memberi perintah, lalu dengan bersusah payah ia melanjutkan langkahnya menuju lantai atas.

Grace berbaring di kasurnya menunggu dokter keluarga untuk datang memeriksa. Tidak perlu menunggu waktu lama, dokter itu tiba di sana.

“Apa kau mengonsumsi sesuatu hari ini?” Dokter itu bertanya memastikan.

Grace berusaha mengingat. “Aku hanya sarapan seperti biasanya, makan siang di kantin kantor, juga minum jus setelah aku pulang kerja. Pembantuku yang menyiapkan semuanya. Ia selalu membeli stock makanan sesuai dengan rekomendasi yang aku berikan. Selama ini ia memasak dengan cukup baik.” Grace menjelaskan.

“Apa kau hamil?” Dokter itu bertanya memastikan.

“Ya.” Grace menjawab dengan cepat.

“Kurasa kau telah meminum obat penggugur. Sebaiknya kau langsung ke dokter spesialis kandungan agar dia memberimu penanganan yang tepat.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penyesalan Suami Miliarder    115

    “Aku sudah memaafkan, jadi tolong sekarang pergi dari sini. Jika kalian benar-benar merasa bersalah, tolong jangan muncul lagi di hadapanku.” Grace berucap dengan tegas. Ia merasa kesal pada Robin, tapi tidak bisa menyalahkan lelaki itu. “Apa aku boleh menggendongnya sebentar?” Jackson menatap bayi mungil itu. Grace langsung mengeratkan pelukannya di tubuh Kairos Palsu. Ia telah kehilangan bayinya dan mendapatkan bayi pengganti. Ia tidak ingin kehilangan bayi penggantinya juga. “Shane.” Grace menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Shane. Shane memeluk tubuh Grace dengan erat. Ia usap puncak kepalanya dengan penuh kelembutan. “Tolong usir mereka.” Grace berucap tanpa suara. Shane menatap anak buahnya. Dua pria bertubuh tegap itu seolah mengerti dan langsung menghampiri.“Silakan pergi dari sini sebelum aku meminta anak buahku untuk mengsusir paksa kalian.” Shane berucap dengan penuh penekanan. Julian menghela napas dengan kasar. Ia merogoh saku, lalu mengeluarkan s

  • Penyesalan Suami Miliarder    114

    “Sidang pertama selesai. Kita lanjut sidang kedua minggu depan. Silakan kumpulkan bukti sebanyak mungkin dan bawa saksi masing-masing.” Hakim berucap seraya membereskan berkas yang ada di hadapannya. Setelahnya ia beranjak keluar dari ruangan bersama beberapa rekan kerjanya. Shane menghela napas dengan kasar. Tampak ia kecewa dengan hasil sidang hari ini. Ia telah mengumpulkan bukti sebanyak mungkin. Ia juga telah menyewa pengacara paling terkenal di negaranya. Mengapa kasus itu tidak bisa terselesaikan dengan satu kali sidang? “Ini kasus belasan tahun lalu dan bukti yang kita kumpulkan kurang kuat untuk memenjarakan Jackson.” Pengacara berusaha untuk memberi penjelasan sebelum Shane bertanya. “Bagaimana kita bisa mengumpulkan bukti, sementara buktinya saja sudah dihilangkan oleh pihak mereka sejak dulu?” Robin berusaha menahan kesal. Ia bukan kesal pada pengacaranya, tapi pada Jackson yang tidak kunjung dipenjara. Jackson melangkah menghampiri Shane. Sorot wajahnya tampak pen

  • Penyesalan Suami Miliarder    113

    “Apa yang ingin kau bicarakan?” Lindsay menatap Helena dengan sorot yang begitu dalam. Helena menoleh menatap Shane dan Robin yang menjauh dari pandangannya. Setelah mereka benar-benar menghilang, Helena menarik Lindsay untuk menyudut. Ia benar-benar ingin pembicaraan mereka menjadi sangat pribadi. “Kudengar Shane ingin menikah dengan Grace, apa itu benar?” Helena bertanya memastikan. “Benar.” Lindsay menjawab dengan santai. Yang mengetahui berita tentang pernikahan itu baru keluarga Brown saja. Jika orang luar mengetahuinya, itu artinya salah satu dari keluarga Brown yang memberitahunya tentang rencana pernikahan itu. “Apa kau yakin? Grace itu janda dengan satu anak laki-laki. Dia juga yatim piatu yang tidak punya keluarga sama sekali. Sementara Shane memiliki segalanya. Dia sangat tampan dan masih lajang. Bukankah seharusnya kau mencarikan calon istri yang lebih baik untuknya?” Helena mulai menghasut. Kelemahan seorang ibu adalah anaknya. Setiap ibu menginginkan semua yan

  • Penyesalan Suami Miliarder    112

    “Menikah? Tidak mungkin! Jelas-jelas Grace sangat mencintaiku. Dia rela melakukan apa saja demi diriku. Bagaimana mungkin dia akan menikah dengan pria lain?” Jackson sangat terpukul dengan kabar yang ia dengar. Wajahnya memucat, tubuhnya melemah. Selama bertahun-tahun ini Grace yang terus mengejarnya. Semua orang tahu sebesar apa cinta Grace untuk dirinya. Bagaimana mungkin Grace akan menikah lagi, sementara mereka baru saja resmi bercerai?Apa kebencian Grace memang sebesar itu kepadanya, sehingga membuat ia bisa melupakan cintanya dengan begitu mudahnya?“Ini pasti bohong. Grace pasti hanya ingin membuatku cemburu.” Jackson terus bersikap naif. Ia denial, menolak percaya dengan apa yang baru saja Shane katakan. Helena terdiam, ia tidak bisa berkata-kata karena ia juga sama syoknya. Bukankah Shane dan Grace adalah saudara angkat? Apakah Keluarga Brown akan setuju jika mereka menikah? Apalagi ia seorang janda dengan satu anak. Shane begitu tampan, kaya, dan berkuasa. Mereka bera

  • Penyesalan Suami Miliarder    111

    Shane mengeratkan pelukannya di pinggang Grace ketika ia melihat perubahan ekspresi di wajah cantiknya. Setelah sekian lama, ini pertamakalinya mereka mendatangi laut di mana Kairos menghilang. Laut luas itu kini telah menjadi rumah baru bagi baginya yang lucu. Shane bisa merasakan apa yang Grace rasakan Meskipun Grace tidak menjelaskan. Sorot matanya telah menjelaskan berapa banyak rasa sakit dan juga kesedihan yang telah ia pendam. “Kita bisa ke sini setiap akhir pekan.” Shane berucap dengan lembut. Grace menghela napas dengan kasar. Butuh waktu tiga jam perjalanan dari rumah hingga mereka tiba di tempat itu. Ia ingin mengunjungi tempat itu setiap harinya demi membayar rasa rindu. Namun, semakin sering ia ke sana, akan semakin membutuhkan banyak waktu untuk merelakan kematian Kairos. Grace tersenyum dengan tipis, ia menoleh menatap Shane. Shane membalas tatapan itu dengan penuh kasih. “Aku tidak ingin kembali ke sini.” Grace berucap dengan suara serak dan bergetar. Matanya

  • Penyesalan Suami Miliarder    110

    Jackson menatap hamparan laut yang ada di hadapannya. Sorot matanya tampak kosong, seakan tidak ada semangat hidup sama sekali. Wajahnya tanpa ekspresi. Helaan napasnya terdengar sangat berat. Hanya ada lautan biru yang tampak sejauh mata memandang. “Kau yang sabar, ini cukup mengejutkan bagi Grace. Dia hanya sedang marah padamu, jika marahnya sudah reda, dia akan memaafkan dan kembali menerimamu seperti dulu.” Helena berusaha untuk menghibur putranya. Selama seminggu ini, Jackson hanya termenung dan tidak semangat untuk melakukan aktivitas apa pun. Ia bahkan mogok kerja, tidak ingin berangkat ke kantor sama sekali. Hal yang ia lakukan hanyalah menyalahkan dirinya atas kematian Kairos dan menyesali semua kesalahan yang telah ia lakukan untuk Grace. Berulangkali ia mendatangi kediaman Shane, tapi ia langsung diusir oleh bodyguard. Ia bahkan tidak pernah diizinkan meski hanya melihat Grace dari kejauhan. Jackson tidak menanggapi ucapan ibunya. Tangannya berusaha untuk menggapai-ga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status