Home / Zaman Kuno / Perjalanan Sang Batara / 130. Waduk Wadaslintang

Share

130. Waduk Wadaslintang

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-08-04 06:48:23

Waduk Wadaslintang

Saat Jaka Geni tengah asik melihat pertunjukan orang-orang di dalam kedai, ada satu rombongan orang berpakaian serba hitam. Mereka pun masuk ke dalam kedai. Semua orang yang ada di dalam menyingkir kecuali dua orang yang tengah ribut tadi. Jaka memperhatikan rombongan orang yang terlihat seperti para pendekar.

Dua orang yang memperebutkan Maharani itu masih saling adu mulut.

Salah satu orang dari rombongan tadi menghampiri orang yang mengaku dirinya Jaka Geni.

Dengan kasar orang berkepala plontos itu menjambak rambut Jaka Geni palsu.

"Kau bilang dirimu adalah Jaka Geni! Jika benar, maka cepatlah! Serahkan seruling perak yang ada padamu!" ucap orang berkepala plontos itu.

Jaka Geni palsu menyeringai kesakitan.

"Ma...maaf tuan... Aku tidak punya seruling perak yang tu... Tuan maksud..." ucap Jaka Geni palsu.

Mata orang berkepala plontos itu berputar aneh dan melihat dari wajahnya, dia benar-benar marah mendengar jawaban Jaka Geni palsu. Lalu dengan cepat dia a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjalanan Sang Batara   252.Tangan Gledek!

    Saat Jaka Geni terkejut dengan apa yang dia lihat, Sura Jali pun terkejut mendengar Jaka Geni berteriak tentang ajian yang dia pakai. Kaki Sura Jali menghantam ke arah perut Jaka Geni, namun masih bisa di hindari. Saat itulah tangan di punggung Sura Jali melesat ke arah Jaka Geni. Enam pukulan beruntun mengarah ke Jaka Geni. Dan pemuda itu tak bisa menahan semuanya. Dua tinju bersarang di wajahnya hingga dia terpelanting di atas bebatuan. Sura Jali langsung menyambar kaki Jaka Geni lalu melemparnya ke arah batu besar. Saat berada di udara, Jaka mencoba memutar tubuhnya hingga akhirnya kakinya yang mendarat di atas batu. Jika kepalanya yang menabrak batu sudah pasti akan hancur. Jaka Geni menekuk kakinya lalu melesat ke arah Sura Jali. Serangan Jaka Geni yang mengarah kepala Sura Jali hampir berhasil. Namun sayangnya siluman itu berhasil menghindar. Mereka kembali saling serang. Jaka semakin menikmati pertarungan. Meski beberapa kali dia terkena pukulan di wajah dan tubuh lainnya

  • Perjalanan Sang Batara   251.Sura Jali

    Jaka Geni mempersiapkan tenaga dalamnya di tangan kanannya. Dan juga satu lagi di kaki kirinya. Sura Jali melesat ke arah Jaka Geni dengan tatapan mata dingin. Wujudnya sedikit seram setelah empat tangannya muncul di punggung siluman itu. "Tangan itu, aku harus menghindarinya..." batin Jaka Geni. Tangan kiri Sura Jali menghantam ke arah batok kepala Jaka Geni. Dengan cepat Jaka Geni memiringkan tubuh ke kanan hingga pukulan itu pun meleset. Lalu kaki kiri Jaka yang sudah di penuhi tenaga dalam menendang ke arah dada. Sura Jali menatap dengan pandangan kaget. Namun dia gunakan tangan kanan untuk menangkis. Buk! Kaki Jaka Geni menghantam lengan kiri Sura Jali. Tubuh siluman itu oleng ke kiri dimana tangan kanan Jaka Geni telah siap dengan tinjunya yang dipenuhi tenaga dalam. Tangan Jaka Geni melesat menuju rusuk kiri Sura Jali. Sedikit lagi mengenai tubuh lawan, tiba-tiba Sura Jali sedikit membelokkan tubuhnya ke kanan sehingga yang ada di depan Jaka Geni saat ini adalah punggun

  • Perjalanan Sang Batara   250.Kekuatan Yang Terlahir

    Jaka Geni bertarung tanpa henti dengan para siluman di hutan batu. Entah sudah berapa ratus siluman yang berhasil dia kalahkan. Yang membuat Jaka semakin bersemangat adalah setelah dia bisa mengalahkan siluman, ada sesuatu di dalam tubuhnya yang meningkat. Dari segi jurus dan kecepatan, Jaka sudah meningkat pesat. Tenaga dalam mulai terlahir kembali. Terbentuk dengan kekuatan baru. Meski belum sempurna. Para Siluman itu adalah siluman yang tengah menjalani hukuman di hutan batu. Mereka adalah siluman kelas bawah. Dan Jaka Geni bisa mengalahkan mereka dengan mudah. "Aku merasa kekuatanku meningkat sangat cepat!" batin Jaka. Dia merasakan kekuatan serangnya hampir sama dengan saat dia turun gunung pertama kali. Itu sudah cukup untuk bertarung melawan Pendekar sekelas Ki Damar. Namun Jaka Geni tidak cukup puas dengan itu. Dia ingin terus melatih tubuhnya sampai pada batasnya.~Hari ke sepuluh Jaka berlatih, ada satu kemajuan ya

  • Perjalanan Sang Batara   249.Mendapatkan Kekuatan Baru

    Nyai Lanjar membawa Jaka Geni menuju sebuah tempat yang terlihat seperti hutan batu. Batu-batu menjulang tinggi di kawasan itu. "Ini tempatmu berlatih. Tenang saja, meski lama di dunia ini, di dunia nyata sana hanyalah sebentar. Sebagai perbandingan, kamu berlatih di sini selama sepuluh hari, di dunia nyata sana kamu hanya berlatih selama satu hari." kata Nyai Lanjar. Jaka Geni menatap takjub. Dia kagum dengan semua yang ada di kerajaan Nyai Lanjar. "Kamu begitu baik padaku, kelak aku akan menolong rakyatmu Nyai," kata Jaka Geni membuat wajah Nyai Lanjar memerah. "Jaka, aku... Aku mau memberimu sesuatu," ucap Nyai Lanjar sedikit ragu. Jaka Geni menatapnya sesaat. "Apa yang mau kau berikan padaku?" tanyanya. "Tapi, ah sudahlah. Lain kali saja," kata Nyai Lanjar. Jaka langsung menggenggam jari Nyai Lanjar. "Katakan saja Nyai, sepertinya kamu malu untuk mengatakan nya. Aku tidak akan membuatmu mal

  • Perjalanan Sang Batara   248.Pintu Yang Terkunci

    Mata Nyai Lanjar menatap Jaka Geni dengan tatapan aneh. "Bagaimana kau tahu tentang istana Ratu Ambarwati? Apakah kau pernah di sana?" tanya Nyai Lanjar dengan wajah penuh selidik. Jaka Geni sedikit khawatir jika dia jujur kepada Nyai Lanjar tentang istrinya Ratu Ambarwati. Melihat tanggapan Nyai Lanjar yang seolah tidak suka mendengar nama Ratu Ambarwati membuat Jaka Geni berpikir untuk tidak menceritakan tentang siapa dan ada hubungan apa antara dia dan Ratu Ambarwati. "Aku pernah menyelamatkan Putri Kerajaan Sigaluh. Dia di culik oleh siluman Kampung Setan. Kebetulan sekali Kampung Setan itu adalah wilayah Kerajaan Wates." ujar Jaka mencoba untuk tidak menceritakan semua tentang Ratu Ambarwati. "Lalu, apa yang kau lakukan di Kampung Setan itu?" tanya Nyai Lanjar. "Aku menyelamatkan Putri, menghancurkan kampung laknat itu!" jawab Jaka penuh semangat. Nyai Lanjar tersenyum kecil. "Apakah kau tidak

  • Perjalanan Sang Batara   247.Istana Laut Utara

    "Bagaimana anak muda, apakah kau setuju menjadi pengikut ku selama tiga tahun?" tanya Nyai Lanjar sambil tersenyum menampakkan kecantikan yang luar biasa. "Tunggu dulu Nyai, apakah sebenarnya kau mempunyai hubungan dengan Ratu Laut Selatan?" tanya Jaka Geni yang masih penasaran. Wanita itu menghela nafas panjang. "Aku adalah abdi Kanjeng Ratu Laut Selatan. Di kerajaan laut, dia adalah Ratu terkuat dengan banyak abdi di seluruh lautan. Aku hanyalah salah satunya, apakah kau sudah puasa dengan jawaban itu?" tanya Nyai Lanjar masih dengan keadaan duduk bersimpuh di hadapan Jaka. Pemuda itu terdiam beberapa saat. "Tahukah Nyai, mata hijau ini aku dapat dari siapa?" tanya Jaka Geni. Mata Nyai Lanjar menatap tajam. Lalu sejurus kemudian dia tersenyum. "Mata itu adalah milik Blorong, Panglima Perang Ratu Laut Selatan. Itu sebabnya aku penasaran dengan mata hijau milikmu. Berkat itu kau bisa melihat semua makhluk yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa." kata Nyai Lanjar. "Benar N

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status