共有

Bab 2

作者: Jahe Imut
Yasmin terjatuh berlutut ke lantai. Rasa lelah luar biasa menenggelamkannya. Dia menutup mata dan membenamkan wajah ke dalam pelukan lengannya sendiri.

Sepanjang malam, Yasmin duduk terpaku di tepi ranjang, terus memikirkan di mana sebenarnya semuanya mulai salah.

Hubungan ini dimulai karena Petro.

Dia menyukai Yasmin, terus-menerus menunjukkan perhatian padanya.

Waktu sekolah dulu, dia minta pindah duduk di sebelah Yasmin, selalu menemaninya makan siang dan malam, membawakan makanan, mengajaknya ikut kegiatan, bahkan rela meninggalkan mata pelajaran favoritnya demi bisa sekelas dengan Yasmin.

Yasmin tidak pernah memberi jawaban. Sampai akhirnya, di tahun terakhir SMA, mereka mengalami gempa bumi.

Saat itu, kaki Yasmin baru saja terkilir. Dia tidak bisa lari cepat. Setelah sampai di lapangan, Petro nggak melihat Yasmin. Tanpa memedulikan larangan guru, dia lari balik ke gedung sekolah dan menggendongnya turun.

Di tangga, saat terjadi gempa susulan, dinding tua di lorong runtuh. Petro menarik Yasmin ke pelukannya tanpa ragu, sementara kepalanya sendiri dihantam sampai berdarah.

Di rumah sakit, Petro meringis menahan sakit tapi tetap menghibur Yasmin, menenangkan. Dia bilang kalau Yasmin terlalu tersentuh, kenapa nggak jadi pacarnya saja.

Yasmin mengangguk setuju.

Petro terdiam lama. Saat akhirnya menyadari, dia bahkan mengabaikan lukanya sendiri, mencabut infus dan memeluk Yasmin erat. Dia tertawa lalu menangis, suaranya bergetar saat berjanji akan selalu menyayangi dan menjaga Yasmin seumur hidup.

Mereka lulus dan masuk universitas yang sama. Kisah cinta mereka seperti drama yang membuat banyak orang iri.

Yasmin merasa rendah diri karena statusnya. Petro tahu itu. Jadi, di tahun ketiga kuliah, dia menyiapkan lamaran besar-besaran sebagai bentuk keseriusannya.

Mereka sudah pacaran empat tahun. Saat lulus, Petro menentang tekanan keluarga dan lingkungan, lalu menggelar pernikahan megah yang menjadikan Yasmin, seorang yatim piatu yang dulu dibenci menjadi istri Pak Petro yang disegani.

Sudah tujuh tahun menikah. Haris sudah tujuh tahun. Semuanya terasa seperti mimpi yang indah.

Tapi, setengah tahun lalu, Petro tiba-tiba berubah. Dia sering bilang sibuk kerja, sering menginap di luar kota. Sikapnya pada Yasmin pun makin dingin.

Bahkan ketika Yasmin mencoba mendekat, dia tetap tidak menunjukkan minat.

Ketidakhadiran Petro di rumah membuat Haris marah dan menyalahkan Yasmin. Dia bilang Yasmin gagal menciptakan keluarga yang bahagia. Karena Yasmin, Haris kehilangan kasih sayang seorang ayah.

Yasmin mencoba menenangkan diri. Dia yakin semua hanya karena Petro sedang terlalu sibuk, dan semua akan membaik. Tapi, setelah enam bulan, yang datang justru sebuah video berdurasi 70 menit.

Petro ternyata sudah selingkuh lebih lama dari dugaan. Tiga tahun penuh. Dalam video itu, ada lebih dari 700 potongan gambar yang menunjukkan Petro dan Yara telanjang dan saling berpelukan.

Mereka bercumbu, di siang dan malam saat Yasmin justru sibuk menyalahkan diri sendiri dan mencoba percaya pada suaminya.

"Tok tok."

Ketukan pintu yang tiba-tiba membuat Yasmin tersentak dari lamunannya. Dia menyeka air mata, menelan sesak di tenggorokan. Dia menyeret tubuhnya yang lelah untuk membuka pintu.

Sania.

Dia tidak lagi berusaha membujuk, apalagi bertanya macam-macam. Dia langsung menyerahkan draf surat cerai yang sudah disiapkan.

Yasmin pun tidak perlu membaca detailnya. Dia hanya membuka beberapa halaman secara simbolis, lalu langsung menandatangani di kolom tanda tangan.

Tanda tangannya tegas dan tanpa ragu.
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 21

    Saat Petro tahu, semuanya sudah terlambat untuk ditangani.Yara kembali menyebarkan sebuah video.Dalam video itu, dia dengan jelas mengatakan bahwa Petro demi mendapatkan kembali Yasmin, memaksanya menggugurkan anaknya.Lalu, dia juga merilis sebuah rekaman.Rekaman suara ibu Petro yang menyuruhnya pergi dengan tenang, sekaligus memberinya kartu bank.Sekali lagi, bukti perselingkuhan dan tindakannya memperlakukan orang lain dengan kejam membuat nama Petro melesat ke trending teratas.Dalam waktu singkat, mendominasi trending teratas.Petro memang mengeluarkan uang untuk menurunkan berita itu. Tapi, baru hilang sebentar, topik itu kembali naik. Sama sekali tak bisa dikendalikan.Berdiri di depan jendela kaca kantornya, Petro menghancurkan vas kedua dengan brutal, lalu kembali menelpon Yara.Panggilan kelima, tetap tidak ada jawaban.Sakit kepala karena marah, Petro segera memanggil sekretaris.Tatapannya penuh kebencian, giginya terkatup rapat. "Cari dia, secepat mungkin. Aku harus ke

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 20

    Jeritan pilu menggema keras di tangga rumah sakit.Perawat panik mendorong Yara masuk ke ruang operasi. Kandungannya memang kembar dan sudah rapuh. Terjatuh dari delapan anak tangga membuat janin langsung gugur tanpa perlu tindakan.Saat dokter keluar, Petro hanya mendengar satu kalimat, "Anak itu sudah tiada."Wajahnya tetap datar tanpa emosi. Dia hanya mengangguk, lalu berbalik untuk pergi.Namun, ketika baru saja melangkah, dari dalam kamar terdengar lagi teriakan parau yang penuh kebencian."Yang membiayai aku itu kamu! Yang berkali-kali meninggalkan Yasmin demi datang ke aku juga kamu! Sekarang Yasmin jijik sama kamu, mau cerai, bukannya itu memang pantas kamu terima?""Kamu kira dengan membunuh anakku, mengusirku, Yasmin bakal balik ke pelukanmu? Aku kasih tahu, nggak mungkin! Kamu sudah kotor, dia sudah lama buang kamu!""Petro, orang sepertimu, Yasmin melihat sekali saja sudah jijik! Masih berani mimpi mau rujuk? Mimpi!"Koridor rumah sakit langsung hening. Petro berhenti di te

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 19

    Suara Yasmin memang tidak keras, tapi cukup jelas terdengar oleh semua orang di sekitar.Begitu tahu bahwa dia bukan perebut suami orang, beberapa yang tadi paling ribut buru-buru melangkah pergi meninggalkan tempat itu.Kerumunan bubar, Yasmin pun tidak ingin berlama-lama.Utamanya, dia tidak ingin berlama-lama dengan Petro.Tatapan penuh perasaan di mata Petro dia anggap tidak ada. Di hadapannya, Yasmin melangkah mundur, lalu menutup gerbang panti.Untuk terakhir kalinya, dia menegaskan dengan sungguh-sungguh. "Petro, jangan datang lagi mencariku.""Kamu tahu, kalau aku sudah memutuskan sesuatu, aku nggak akan pernah berubah pikiran."Sekali memilih, Yasmin tidak akan menyesal.Petro selalu tahu itu.Tubuh Petro sempat goyah, matanya penuh penolakan dan duka.Dia ingin bicara lagi, tapi, Yasmin sudah menghilang dari pandangannya. Tak peduli seberapa keras Petro memanggil, Yasmin tetap tidak menoleh.Petro kembali ke mobil dengan jiwa kosong. Sebelum dia sempat menuntut Yara, perempua

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 18

    Setelah menolak Petro, Yasmin kembali ke panti.Dia menghubungi calon orang tua angkat, mengawasi persediaan makanan, memperhatikan kondisi anak-anak, memastikan semua pekerjaan berjalan.Rutinitas yang sederhana tapi penting terus dia selesaikan setiap hari.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Dua hari kemudian, tiba-tiba terdengar keributan di depan gerbang panti.Yasmin sempat bingung, sampai rekannya, Felly, berlari panik masuk sambil menunjuk ke arah luar, napasnya terengah. "Kak Yasmin, ada orang cari kamu di depan.""Seorang perempuan hamil, sambil nangis katanya kamu sudah hancurkan keluarganya. Dia bahkan mau sujud di depanmu. Cepat lihat sendiri!"Perempuan hamil, tuduhan menghancurkan keluarga.Begitu mendengar itu, Yasmin langsung punya firasat.Dia mengangguk, membereskan dokumen, lalu melangkah cepat keluar.Bahkan sebelum Yasmin mendekat, orang itu sudah melihatnya dan menangis lebih keras. Sambil berlari ke arahnya, seakan hendak menubruk.Begitu jelas wajah Yara

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 17

    Turun dari mobil, Yasmin meregangkan pergelangan tangannya yang membiru bekas cengkraman. Dia segera menarik lengan baju ke bawah untuk menutupi luka itu, agar tidak membuat calon orang tua angkat khawatir.Setelah meminta maaf dan memberi penjelasan singkat, mereka pun berpisah.Yasmin tidak menghiraukan mobil Petro yang masih terparkir di depan pintu. Dia melambaikan tangan pada taksi dan pulang langsung ke rumah.Malam itu, Petro sempat muncul di depan rumahnya, mengetuk dua kali, tapi buru-buru pergi sebelum Yasmin sempat membuka pintu.Saat Yasmin keluar, dia hanya menemukan hadiah, obat-obatan, dan seikat bunga di lantai. Di atas bunga ada sebuah kartu.Isinya tetap sama. Permintaan maaf, penyesalan, permohonan untuk dimaafkan, dan ajakan rujuk.Yasmin hanya melirik sekilas, lalu meletakkannya kembali di tempat semula. Tidak dia sentuh, tidak dia hiraukan. Pintu kembali tertutup, dia memilih istirahat.Tidur semalam penuh membuat tubuhnya pulih. Setelah sarapan sederhana, Yasmin

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 16

    Restoran.Calon orang tua angkat itu seorang pria muda.Karena istrinya tidak bisa hamil, mereka memutuskan untuk mengadopsi anak. Setelah menyiapkan segalanya, sang istri justru jatuh sakit mendadak sehingga tidak bisa hadir.Untuk mengurangi rasa kecewa, pria itu menelpon istrinya lewat video, memberi kabar bahwa semua berjalan lancar dan meminta dia tidak khawatir. Besok mereka sudah bisa membawa anak itu pulang.Sebagai ayah baru, dia agak gugup, lalu meminta Yasmin banyak membimbingnya.Yasmin selalu sabar menghadapi orang tua angkat yang tulus. Dia menjelaskan banyak hal, semua detail dan teori, apa pun yang dia tahu, semuanya dia bagikan tanpa ragu.Tanpa terasa, dua jam sudah berlalu.Melihat anak kecil itu terus menguap, Yasmin baru sadar waktu sudah sangat larut.Saat hendak pamit, tiba-tiba lengannya ditarik kuat membuatnya terhempas keluar.Begitu menoleh, dia melihat wajah Petro yang muram dengan mata merah."Petro, kamu ngapain?"Yasmin langsung kesal, reaksi pertamanya a

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status