Pria Menyebalkan Itu Penawarku

Pria Menyebalkan Itu Penawarku

Oleh:  vee  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
87Bab
403Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sebagai seorang model ternama tentu banyak orang mengenal Jane. Ia juga merupakan anak emas agensi. Muda, kaya, dan terkenal. Siapa yang tidak ingin memiliki tiga hal tersebut dalam hidup yang katanya hanya satu kali. Namun, kebahagiaan itu secara mendadak berubah menjadi sesuatu yang menyiksa Jane, ketika bayangan masa lalunya muncul. . Masa lalu yang pernah ia lalui begitu kelam, menyeruak menghancurkan kewarasannya. Hingga suatu hari, Lilibet, sang psikiater menyarankannya untuk rehat dan berlibur ke sebuah tempat dengan pemandangan pantai dan air lautnya yang indah. Disanalah ia bertemu dengan sosok Vincent. Seorang pria pemilik kafe yang ramah meskipun seringkali membuatnya kesal. Mereka tak sering bertemu, namun ketika bertemu akan saling berbagi cerita layaknya kawan lama. Entah apa yang membuat Jane yang begitu tertutup, bahkan pada Lilibet sekalipun, bisa begitu bebas bercerita pada Vincent. Hari-hari Jane di tempat baru terasa menyenangkan, sampai kemudian masalah lain muncul membuatnya terpaksa kembali ke ibu kota. Semuanya tambah runyam dan membuat karir Jane di ujung jurang. Jane pikir penderitaannya di masa lalu telah berakhir, namun ternyata belum. Ia putus asa. Wanita keras kepala dan dianggap egois itu, hampir menyerah akan hidupnya. Di saat itu, sosok Vincent kembali hadir, merengkuhnya dan memberikannya kehangatan. Pria yang selalu membuat Jane nyaman menjadi dirinya sendiri. "Kesuksesan itu—seperti ketika kau menukarkan jiwamu dengan iblis. Kau harus rela menjadi budak dari sebuah kesempurnaan.” Ketika kau mendapatkan sesuatu, maka kau juga harus rela kehilangan sesuatu yang lain.”

Lihat lebih banyak
Pria Menyebalkan Itu Penawarku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
87 Bab
BAB 1
Jane adalah seorang wanita karir yang tahun ini menginjak usia 27 tahun. Sebuah umur matang dengan kehidupan yang bisa dibilang gemilang. Wajahnya yang molek, postur tubuhnya yang semampai membuat wanita itu menjadikan model sebagai profesinya. Wajahnya tirus dengan hidung bangir dipadukan dengan mata monoloidnya yang cantik, membuatnya sering dibilang terlalu sempurna untuk menjadi manusia. Namun, apakah pandangan orang lain selalu membuatnya di atas awan?Ternyata tidak. Sejujurnya wanita itu mengalami masalah besar sejak tiga tahun terakhir. Ia situasi yang membuatnya tak nyaman. Kondisinya diperburuk dengan jadwalnya yang memang cukup padat. Jane adalah bintang yang paling terang untuk agensi hiburan yang menaunginya. Selain tampil di pemotretan majalan dan catwalk, Jane juga sering digaet brand-brand mewah. Thomas, sebagai pemilik agensi tentu selalu memberikan treatment terbaik untuk modelnya tersebut dan salah satunya adalah merekomendasikan seorang psikiater kenalannya.
Baca selengkapnya
BAB 2
Setelah dua hari dari pemberian saran dari sang psikiater, Jane kembali ke jadwal rutinnya yang padat dan menguras tenaga. Hari ini menjadi pengawas beberapa kelas modeling di agensi dan juga juri— itupun jika sempat dan ia mau. Bukan rahasia umum jika Jane mendapatkan perlakuan istimewa dari sang pemilik agensi. Thomas terlalu percaya padanya dan tak jarang membuat Jane berlaku sesuka hati hingga sering membuat dongkol staf dan pelatih lainnya. Jane mengenal dirinya sendiri bahkan lebih baik dari siapapun. Itulah poin kenapa ia tak terlalu memusingkan pendapat orang lain. Ia seperti membentengi diri dari pengaruh siapapun setelah trauma berkepanjangan yang pernah ia terima di masa lalu. “Jane, jika penilaianmu mematok tingkat sempurna, pelatihan ini akan berakhir sia-sia. Mereka perlu berlatih lagi untuk bisa mencapai level yang sama dengan apa yang kau inginkan,” keluh wanita yang kini nampak murung. Namanya Dona, salah satu pelatih senior di agensi itu.Hampir dua bulan ia melati
Baca selengkapnya
BAB 3
Hari masih terlalu pagi untuk sebuah kabar berita yang tak terlalu penting mengganggu hari Jane. Wanita itu menatap tak berminat pada barisan kata clickbait yang nampak panas dan menggoda untuk siapa saja yang haus akan gosip murahan. Disertai sebuah gambar blur wajah dua orang. Kabar itu berhembus hanya karena pakaian yang dikenakan mirip dengan miliknya yang bahkan dirinya sendiri tidak tahu di mana dan kapan memakai pakaian yang ditunjukkan ke dalam berita infotainment pagi. Ia dan pria yang digosipkan dengannya hari ini memang saling mengenal di masa lalu. Meskipun tidak sampai menjalin hubungan. Tapi Jane sendiri tak ingin banyak orang tahu jika mereka saling mengenal atau mengkonfirmasi pada media karena itu sama halnya dengan bunuh diri.“Beberapa orang menelepon dan menanyakan tentang kebenaran berita,” ucap Lucas. Pemuda itu membawa dua buah gelas dengan aroma kopi yang pekat. Satu untuk Jane dan satu lagi untuknya. Sebuah rutinitas yang ia lakukan semenjak kerja dengan wa
Baca selengkapnya
BAB 4
“Jadi kau menolaknya?” Tanya Jasmine. Jane tak perlu menjawab pertanyaan itu lantaran sudah terlalu jelas jawabannya. Pandangannya fokus pada pemandangan di luar kereta, suara gesekan mesin yang terdengar sangat nyaring namun tak membuat suasana kereta teredam. Ini adalah pengalaman kabur paling mengesankan yang mungkin akan menghancurkan karirnya. Namun siapa yang akan peduli, jika Jane dikeluarkan dari perusahaan hiburan tempat ia bernaung saat ini, maka ada kontrak lain yang tengah menunggunya untuk ditandatangani dan untuk Jasmine, wanita itu terlampau nekat dan bahkan ia memang berencana membangkang pada ibunya. “Lagi pula apa pria itu tidak tahu siapa dirimu, kenapa berani sekali menawarimu hal semacam itu,” gerutu Jasmine.“Yeah, semua laki-laki memang sama saja.”Kekehan Jasmine terdengar tapi masih kurang nyaring ketimbang pembicaraan segerombolan wanita-wanita tua yang duduk di kursi belakang mereka. Dua wanita yang memiliki pekerjaan sebagai seorang model itu tengah
Baca selengkapnya
BAB 5
Mereka sampai pukul lima sore dengan keadaan langit yang menguning. Beberapa anak berlarian di pinggir pantai yang tampak bersih dan indah. Jane menghela nafas setelah sampai di pekarangan penginapan yang kata si supir adalah tempat yang mereka tuju. Jasmine masih terlihat ngantuk, namun wanita itu tetap memutar lensanya ketika melihat bunga-bunga indah di pekarangan penginapan. “Orang-orang mengira kita adalah dua orang mahasiswi yang tengah melakukan study tour jika kau tetap seperti itu,” ucap Jane sembari meletakkan kopernya. Ia kemudian duduk di salah atau kursi yang ada di sana. Ketika ia mencoba membuka ponsel, ternyata tidak ada jaringan internet di tempat itu. Sesuatu yang kelewat bagus. Secara otomatis keberadaannya tidak akan terlacak.“Di sini tidak ada jaringan.”“Ah, benarkah.” Jasmine membuka ponselnya. “Kau benar.” Jane hampir saja menarik satu batang rokok di saku tasnya. Namun hal itu ia urungkan ketika mendengar suara berisik dari dalam rumah. Jasmine juga segera
Baca selengkapnya
BAB 6
Jane pikir pertemuan itu adalah pertemuan pertama dan terakhir, mungkin ia tak akan bertemu pria bermata coklat itu lagi ketika ia ak berkunjung ke kafe, tapi ternyata dugaan itu salah. Ia kembali bertemu dengan pria itu di pagi yang bahkan belum menunjukkan senyum cerahnya. Langi masihi gelap, suasana sekitar masih sunyi meskipun deburan ombak laut di ujung terdengar samar. Jane tidak bisa tidur memilih untuk keluar setelah menghabiskan puluhan lembar halaman novel yang direkomendasikan oleh Lilibet. Oleh karena itu, wanita tersebut kini berdiri tegak dengan jaket hangatnya ketika ia bertemu dengan pria bermata coklat yang kini tengah mengangkat beberapa kotak styrofoam yang sudah pasti isinya ikan atau hewan laut lainnya. Pria itu terlihat menarik dengan bisepnya yang kuat ketika mengangkat barang-barang. Rambut yang berwarna hitam nampak menari ketika terkena angin dan Jane yang sejak tadi hanya berdiri diam merasa bodoh sendiri lantaran memperhatikan pria itu. Dirinya adalah seo
Baca selengkapnya
BAB 7
“Aku tidak ingat kau kenal dekat dengan pemuda pemilik kafe. Like, what?!! Bagaimana bisa dengan percayanya kau pergi dengannya di pagi buta,” kata Jasmine seraya berkutat dengan kamera kesayangannya. Kaki gadis itu sesekali menendang pasir putih di bawahnya, sesekali juga menggerutu lantaran bidikannya tidak tepat. "Tak sengaja. Ia ingin mengajakku ke tempat yang tepat melihat matahari terbit," jelas Jane. Jasmine kembali menggerutu tentang seberapa bahaya jika mereka berkeliaran sendirian, terlebih tempat asing yang belum mereka kenal. Jane memilih untuk mengabaikan celoteh Jasmine, ia hanya ingin menikmati suasana pantai dengan damai. Di sekeliling mereka tidak banyak orang berlalu lalang, hanya beberapa wanita yang ang nampak berbincang dan berpisah dengan orang lain. Hanya orang-orang yang sama dengannya yang ada di pantai ini. Sudah tentu kebisingan tidak akan cocok untuknya. Pandangannya mengedar, melihat beberapa anak-anak yang ang nampak bermain pasir dan membentuknya m
Baca selengkapnya
BAB 8
Menjadi model atau apapun yang berkaitan dengan bidikan kamera, tidak semenyenangkan yang orang lain bayangkan. Bahkan untuk mereka yang setiap hari hilir mudik di layar televisi, pekerjaan ini tidak seindah apa yang terpampang di depan kamera. Banyak orang bicara dalam sebuah siaran televisi atau podcast, tentang bagaimana rasanya menjadi seorang yang menjadi pusat perhatian. Jane kira, orang-orang yang bicara tentang rumitnya hidup di tengah dunia hiburan adalah orang yang terlampau berani, Jane masih sering kali ketakutan untuk berbicara pada dunia jika dirinya tidak sesempurna yang mereka pikirkan di depan kamera. Apa yang ada di depan kamera, tidak selalu sama dengan apa yang ada di belakang kamera. Banyak rules yang sebenarnya harus dipelajari terlebih dahulu. Meskipun begitu, masih banyak orang berlomba-lomba melakukan segala hal untuk bisa masuk industri hiburan, bukan masalah, mereka akan tahu bagaimana industri itu berjalan ketika sudah masuk dan menjalani. Seberapa gelap
Baca selengkapnya
BAB 9
Sore hari tidak terlalu bagus seperti biasanya. Jane dan Jasmine berjalan di area sekitar penginapan. Sebenarnya kegiatan yang mereka lalui di tempat itu memang hanya dua hal, menikmati suasana pantai dan berbelanja. Namun kali ini dan dari kemarin, mereka tidak pergi ke pasar atau tempat aksesoris sama sekali. Selain karena bahan makanan yang masih melimpah, dua wanita itu ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai benar-benar menikmati suasana sekitar yang masih segar, jauh berbeda dengan tempat tinggal mereka di kota. Suara tali tambang yang sengaja nelayan pasang untuk menangkap ikan membuat Jane mengalihkan perhatian. Sekumpulan laki-laki dewasa dengan topi bundar menarik tambang bersama-sama, sebelum disauti dengan suara gemuruh kegembiraan lantaran jaring mereka memberikan hasil yang lumayan. Jane ikut tersenyum tanpa sadar ketika melihat salah satu diantara mereka nampak melompat-lompat kecil dengan ucapan syukur yang tak terputus. Jasmine melihat kawannya dengan heran.
Baca selengkapnya
BAB 10
Ketika masih di usia sekolah dulu, Jane sering melihat ayah dan ibunya bertengkar. Sebagai anak kecil, tentu hal semacam itu terdengar menyeramkan. Terlebih ketika ayahnya sudah mulai melempar barang-barang rumah ke ibunya. Beberapa kali, ia melihat ibunya terlihat memar di bagian wajah dan juga tubuh lainnya. Ibunya sering menangis ketika malam hari tanpa sepengetahuan ayahnya dan saat itu Jane masih belum tahu sebenarnya apa yang terjadi terhadap keluarganya sampai kemudian ia masuk usia remaja. Tidak bisa dikatakan remaja sebenarnya, karena masa ia baru saja keluar dari sekolah dasar gratis yang ada di kawasan kumuh. Jane yang bahkan belum memahami apa yang terjadi di lingkungan dengan baik, secara mengejutkan menjadi pelampiasan kemarahan ibunya. Mungkin terdengar aneh ketika Jane menjadi pelampiasan ibunya yang telah memendam amarah itu sejak lama. Jane tidak habis pikir bagaimana sang ibu memukulnya sama seperti ayahnya memukul ibunya.“Kau anak pembawa sial! seharusnya kau t
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status