Share

Bab 6

Author: Purple Bubble
last update Last Updated: 2025-03-22 11:49:38

“Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!”

Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya.

Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.

Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.

Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu.

“Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dicium orang asing!”

Rakha menarik napas. “Ada bedanya sama dicium orang yang udah kenal?” tanyanya.

Mata Lyara meliriknya tajam.

Rakha menutup mulutnya. Sudah lama mereka berteman, jadi melihat Lyara merajuk dan marah seperti ini bukanlah hal baru untuknya.

“Tapi bukan salah gue, kan?”

Dengan lirikan matanya, Lyara melihat Rakha menyeringai bangga.

“Tuhan juga liat bukan gue yang nyosor duluan. Selain itu, lo juga liat gimana tuh orang gila kedua nempel banget sama gue. Lo juga liat dia yang yang bawa-bawa tas gue, kan? Orang gila kayak gimana yang cuma karena bawain tas gue dan berani-berani cium gue!” kata-kata Lyara memburu bersama napasnya yang menahan emosi.

Rakha mengangguk . Ia melihatnya juga dari kamera pengawas yang diretasnya tadi malam. Saat menemukan data Anthony, Rakha menemukan data yang tidak baik. Lelaki itu sudah banyak melakukan hal yang buruk. Ia sebenarnya tidak mau menerima Anthony. Tapi karena Lyara yang sangat membutuhkan uang untuk operasi ayahnya, Rakha menerima orang gila itu.

Itu sebabnya ia meretas kamera pengawas The Six, night club tempat Lyara pergi tadi malam. Sayangnya, tidak ada kamera pengawas di toiletnya. Ia hanya bisa meretas sampai ke koridor. Jadi ia hanya melihat apa yang terjadi di depan pintu masuk dan apa yang ada di koridor. Rakha tidak bisa menemukan apapun selain bahwa lelaki yang mencium Lyara terlihat mengelap punggung tangannya.

Mungkin lelaki itu yang memukuli si orang gila.

“Jadi lo udah tau apa yang sebenernya terjadi?”

Rakha mengangguk setelah ia selesai dengan ceritanya. “Gue masih harus bikin back up buat newbie kayak lo, Ra,” jawabnya.

“Gue?”

“Dan untuk talent bermasalah kayak lo,” tambah Rakha.

Mata Lyara menajam menatap temannya itu. Lalu berdeham. “Orang itu bukan pacar gue.”

“Gue tau,” Rakha mengangguk.

“Tapi dia minta gue jadi pacarnya tadi malem, pacar boongan. Gue ketemu di depan lobi hotel. Namanya Raja,” Lyara melirik Rakha yang mulai mengerutkan keningnya. Dan cerita Lyara mengalir sampai ia bertemu lagi Raja di The Six sampai Raja menciumnya di sana. Ia menautkan jari-jari tangannya sambil bercerita.

Rakha menatap Lyara dengan tajam.

“Gitu. Dia udah bayar sepuluh juta,” Lyara mengakhiri ceritanya.

“Lo gak terima laporan apa-apa tentang ini tadi malem, Lyara Saravita!”

Nyali Lyara menciut mendengar Rakha mengucapkan nama belakangnya. “Gue udah bantuin dan dia minta buat jadi pacar palsunya lagi. Jadi, gue kasih nomor lo dan minta bayaran.”

“Kita masih belum selesai sama masalah Anthony dan lo terima uang dari orang yang gak buat perjanjian dengan kita. Gimana gue selesaikan dua masalah ini, Ra?”

“Lo gak usah kasih tau siapa-siapa soal Pak Raja, kan?”

“Tapi dia bilang dia mau pake jasa lo lagi, kan?”

Lyara mengangguk.

Rakha nyugar rambutnya, “Gue akan selesaikan ini secepat mungkin,” katanya kemudian.

Senyum Lyara mengembang, “Gue tau lo pasti bisa selesaikan ini, Rakha,” katanya dengan nada bangga.

Rakha menggeleng.

Sebenarnya Lyara masih sangat dongkol dengan ciuman keduanya itu. Tapi baiklah, ia akan berusaha tidak terpengaruh dengan kenyataan bahwa yang penting bukan first kiss-nya sudah dicuri orang tak dikenal. Lyara mencebik, “Ih, gue sumpahin dia susah kawin!”

“Lyara mulut lo itu ya!”

“Lagian. Gimana tunangannya gak selingkuh kalau dia sendiri ci— itu sembarangan orang,” cicit Lyara, “meskipun gue bukan orang sembarangan,” tambahnya.

Rakha gemas sendiri dengan Lyara yang selalu bicara sembarangan saat bersamanya. “Lo yakin dia bilang dia mau pake jasa lo lagi?”

Lyara mengangguk.

“Dia udah berani cium lo. Lo gak apa-apa kalau dapet kerjaan sama orang itu? Atau kita black list biar gak bisa apa-apain lo lagi?”

Perkataan Rakha benar. Tapi orang itu mengeluarkan uang dengan mudah dan Lyara butuh uang besar secepatnya. Jadi ia menggeleng. “Uangnya pasti gede, Rakha.”

“Lo gak harus—“

“Gue harus. Lagipula kayaknya gue harus tanggung jawab karena bikin tunangannya marah, deh,” Lyara terkekeh.

Rakha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Dan lo, kenapa ngasih klien orang gila kayak gitu sih? Bukannya biasanya kita dapet klien elit semua? Kemampuan hack lo udah tumpul?” Lyara mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Rakha menarik napas, Lyara dan mulut tajamnya itu tidak pernah berubah sejak kaya sampai setelah berjuang untuk hidup seperti sekarang. Mulut tajamnya adalah satu dari sekian banyak hal bar-bar dalam diri Lyara. Selain tendangan mautnya, tentu saja.

“Atau lo sengaja ngasih cowok kurang ajar gitu sama gue?”

“Mulut tajem lo itu, ya, Lyara,” Rakha menahan untuk tidak menelan gadis itu bulat-bulat.

“Lagian-“

“-kan lo yang minta, lo bilang punya target lima puluh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ini. Lo baru dapet yang gede dari Pak Devan doang, Neng,” jelas Rakha dengan pelan-pelan. Jika dijawab dengan emosi yang sama, Lyara akan makin membara dan bisa menghanguskan kantor mereka jika Rakha sama saja.

Bibir Lyara bungkam. Ia melirik Rakha dan mengangguk kecil.

“Orang gila yang lo bilang itu lumayan buat nambahin target itu, Lyara,” tambah Rakha masih dengan suara pelan.

Lyara berdecak. Rakha memang benar. Bidang mereka bukanlah hal yang akan dicari orang setiap hari. Jadi, seminggu bisa dapat sepuluh juta adalah hal yang sudah lebih baik bagi Lyara. Tapi ia tetap cemberut pada Rakha.

“Apa lagi salah gue?”

“Hapus!”

Alis Rakha terangkat.

“Lo nyimpen video mesum,” ucap Lyara dengan suara pelan.

Mata Rakha membulat tak percaya.

“Udah ah, gue mau siap-siap,” Lyara turun berjinjit dari kursi kebanggan Rakha dan berdiri di atas sepatu flatnya. Tinggi Lyara yang hanya sedikit lebih tinggi dari pundak Rakha yang menjulang, membuatnya terlihat seperti adik kecil. Meskipun mereka lahir di tahun yang sama. Tinggi Rakha jauuh berada di atasnya.

“Lyara,” panggil Rakha.

“Hm?” Lyara menghentikan langkahnya sebelum sampai ke pintu dan berbalik.

“Lo mau pake punya gue dulu?”

Lyara kembali ke hadapan Rakha, “Gue udah banyak pake uang lo selama ini. Sekarang gue udah punya dua puluh, sedikit lagi, gak apa-apa kok. Ayah juga bilang buat jangan kebanyakan nyusahin lo,” jawabnya sambil menepuk-nepuk pundak Rakha.

Rakha mendengus melirik tangan mungil Lyara yang menepuk pundaknya, “Oke.”

Lyara berjalan ke pintu lagi, “Tapi gue butuh sepatu. Kalau masih ada anggaran sponsor, bisa gak lo beliin ukuran gue?” tanyanya sambil masih memunggungi Rakha.

“Ada, bisa lo ambil kalau kesini lagi,” jawab Rakha pasti.

Senyum Lyara terkembang sambil berbalik dan melirik Rakha. “Lo terbaik, deh. Gue pergi ya,” pamitnya setelah mengacungkan jempol.

“Lyara,” panggil Rakha lagi.

“Apa lagi?” tanya Lyara yang sudah berada di luar pintu.

“Helm lo ketinggalan,” jawab Rakha.

Mata Lyara melirik helmnya yang berada di sofa di ruangan Rakha. Cengirannya terbit lalu kembali masuk dan memakainya langsung.

“Bye!”

“Hati-hati,” Rakha berpesan.

“Siap, Bos!”

Napas Rakha terdengar lega saat Lyara menutup pintu.

“Dan Rakha,” Lyara kembali membuka pintu.

“Hm?”

“Mendingan apartemen lo hadiahin ke gue aja kalau tiap malem lo tidur di sini,” ucapan Lyara meluncur dengan sangat mulus.

Rakha memicing, “Enak aja!”

“Daripada jadi sarang hantu!”

Dan Lyara segera menutup pintu sebelum Rakha bergerak untuk mengejarnya.

-o0o-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Queen of Liars   Bab 71 (Tamat)

    Lima bulan kemudian ... Premiere film From Seoul With You yang dibintangi oleh Lyara berlangsung dengan meriah. Semua orang menyambut film terbaru Syifa Alaika dan Brian Jusuf yang memang couple paling hits diantara para gen z. Selain para pemain, juga sutradara, director, dan tentu saja para petinggi di StarSun Vision. Braja Krisna yang adalah direktur StarSun juga hadir dengan Tiara Berlian, sang influencer terkenal yang sekarang sudah menjadi istri Braja. Lalu datang juga para influencer dan artis-artis juga datang memenuhi undangan. Dengan perut yang sudah membesar, Lyara datang dengan dress satin yang memperlihatkan perut hamilnya dengan elegan. Ia menggandeng Raja yang memastikan Lyara aman dalam acaranya. Rangkaian acara, foto-foto untuk media, juga pemutaran film pertama kali yang akan tayang serentak di layar lebar dua minggu lagi itu menjadi satu dari beberapa acara yang akan Lyara datangi. Raja mengizinkan Lyara ikut serta dalam promosi film ke beberapa kota dengan sy

  • Queen of Liars   Bab 70

    Bonus Chapter Lyara baru saja beres-beres untuk pulang saat pintu kaca salon terbuka. ia melirik pintu, dua orang cowok masuk. Satu orang rapi dengan dandanan barang branded dari atas sampai bawah, Lyara kenal merek-merek itu. Lalu satu lagi, cowok berkacamata yang terlihat urakan dengan rambut gondrong.“Lo udah gondrong, bau, lepek! Percuma ganteng,” ucap pemuda mentereng.“Males gue!” jawab si kacamata ogah-ogahan.“Tinggal diem dikeramasin, Anj, males-males!” jawab temannya lagi, “Kak Inggrid ada?” tanyanya pada Lyara yang memandangi keduanya.Mata Lyara beralih dari cowok berkacamata yang berbalik menatap keluar, kembali pada di cowok keren, ia mengangguk dan tersenyum seadanya, “Mau saya panggilkan?” tanyanya.Cowok itu mengangguk tapi kemudian mengalihkan padangannya saat cewek dua puluh empat tahun yang dipanggil Kak Inggrid itu, ia keluar dari pintu menuju ruang belakang. “Eh, Kak,” sapa cowok itu langsung.Lyara mundur mempersilakan kedua

  • Queen of Liars   Bab 69

    Raja tahu semua konsekuensi dari tindakannya. Raja sudah siap dengan apapun yang akan Lyara lakukan. Raja siap dengan marahnya Lyara kepadanya. Ia siap dengan apapun, asal Lyara tidak pergi. Asal ia bisa melihat Lyara, bisa memastikan wanitanya hidup dengan baik tanpa kurang satu apapun. Tiga hari berlalu.Seharian setelah malam itu, setelah Lyara tahu tentang semuanya, Lyara hanya mengurung diri di kamar. Tidak mau makan. Tidak mau bicara. Tidak mau bertemu dengan siapapun. Bibi Ina yang mengirimkan makan ke dalam kamar pun tidak di acuhkannya. Bunda menggeleng saat tidak berhasil membujuknya. Kakek juga menyerah. Rania yang tidak berani hanya menyemangati kakaknya yang terlihat putus asa.Makanannya utuh sampai malam hari Raja memaksa masuk ke dalam kamar. Raja ingat Lyara mual hanya setelah bertemu dengannya dan ia meminta Bibi Ina untuk mengambilkan bubur. Membujuk Lyara tidak sesulit itu, Lyara mau makan dari suapannya. Raja berterima kasih dan meminta maaf sekali

  • Queen of Liars   Bab 68

    Lyara berdiri dan menghampiri Bunda.“Ra, Bunda kangen,” ucap Bunda kemudian bergegas memeluk Lyara. Membawa kehangatan pada tubuh mungil Lyara di depannya. Bunda melepaskan pelukannya dan menahan Lyara di depannya, tangan bunda meraih tangan Lyara, “Kamu oke? Mual? Ada muntah? Pusing gak? Kamu lemes?”Mendengar rentetan pertanyaan Bunda, Lyara tersenyum lalu menggeleng, “Aku baik-baik aja sampai kemarin, Bunda. Lalu Mas Raja datang dan tiba-tiba aku gak bisa makan,” keluhnya kemudian.Alis Bunda bertaut, menoleh pada Raja, “Kamu ngapain, Kak?” tanyanya.Lyara terkekeh, “Mas Raja gak ngapa-ngapain, Bunda. Cuma tiba-tiba aja aku baru mau makan kalau disuapin,” jelasnya lagi. Ia mengeluhkan keanehan tiba-tiba yang ia rasakan.Lalu tawa Bunda terdengar, tangan Bunda beralih ke perut Lyara, “Mulai manja ya, Cucu Nenek,” ucap Bunda kemudian.Lyara mengerutkan alis, “Emangnya dia udah bisa manja-manja, Bunda?”Bunda mengangguk. “Cucu bunda udah mulai mau deket

  • Queen of Liars   Bab 67

    “Aku,” Raja mengangkat wajah, meluruskan tatapannya pada wanita yang sedang menunggunya itu. Ia sampai pada satu titik dimana ia ragu dengan apa yang ingin disampaikan olehnya. Namun apa yang dititahkan oleh Kakek dan Bunda tertanam dalam kepalanya. Bahwa ia harus mengatakan hal yang sebenarnya. Dengan kepergian Lyara seminggu ini. Raja sudah takut kalau Lyara benar-benar meninggalkannya. Ketakutannya saat Lyara pergi terasa nyata. Ia takut Lyara benar-benar pergi lagi. Ia takut kalau Lyara akan menghilang lagi. Ia takut tidak akan bisa menemukannya secepatnya. Saat tahu Lyara hamil, ia benar-benar merasa bersalah. Ya, ia bahagia. Ia tentu saja bahagia dengan kenyataan itu. Tapi apakah Lyara tidak keberatan? Apakah Lyara bisa menerimanya? Apakah Lyara kesulitan selama ini? Lalu jika ia berkata bahwa ayah dari anak yang dikandungnya adalah penyebab dari semua kemalangannya selama ini, apakah Lyara akan bersedia berada di sampingnya? Seperti selama ini? Apakah Ly

  • Queen of Liars   Bab 66

    “Rakha yang memberi tahu?” tembak Lyara.Raja menggeleng, “Sampai akhir, Rakha diam tidak mau memberi tahu apa-apa tentang kamu.”“Lalu?” Lyara memicing, “Apa selama ini aku diikuti?”“Pengamanan, Yara. Aku tidak mau kamu kenapa-kenapa,” jawab Raja mengakui.Lyara menggeleng, “Apa kamu tidak percaya padaku? Kamu anggap aku bisa kapan saja menghianatimu?”Dengan tenang, Raja menjawab, “Kamu tau yang terjadi padaku. Aku mau kamu aman dan aku tau kamu aman. Hanya itu. Aku percaya, sangat percaya padamu. Itu hanya bentuk ketakutanku, Yara.”Menghela napasnya, Lyara berdiri, ia butuh udara segar. Berjalan keluar resto yang hangat, Lyara mengambil langkah ke arah taman hotel yang langsung berhadapan dengan kolam renang. Tangannya terkepal di sisi kiri kanannya, ia berjalan dengan kekesalan yang terlihat jelas.Raja beringsut mengikutinya. Lelaki itu mensejajarkan langkah, memilih berjalan di samping kirinya. Tangannya yang hendak meraih tangan Lyara kembal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status