Berkisah tentang sepasang anak manusia yang saling mencintai dalam diam yang dipisahkan oleh berbagai macam hal yaitu Harsyat dan Lilac. Harsyat adalah pria tampan yang mampu menghipnotis setiap orang yang berjumpa dengannya, selain wajahnya yang rupawan ia adalah seorang CEO perusahaan IT terkemuka di negaranya. Sedangkan Lilac gadis manis ketika tersenyum, ia bagaikan mutiara yang tersembunyi dalam lautan terdalam di dunia dan banyak pria ketika melihatnya ingin melindungi dirinya dari orang-orang jahat. Dua puluh tahun lalu mereka sempat menjalin hubungan namun berakhir. Lilac menghilang bagaikan ditelan bumi. "Kamu layaknya senja, pergi di saat aku telah mencintai keindahanmu. Dan kau bagaikan pasir di pantai, membekas sampai aku tidak membutuhkan yang lain," kata Harsyat. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Lilac? Apakah Harsyat dan Lilac dapat bertemu kembali? Dan apakah kisah cinta mereka akan berakhir bahagia?
Lihat lebih banyakHujan lebat menemani Lilac dan keluarganya dalam perjalanan pulang ke Kota Taipi. Jalan yang berkelok-kelok, licin dan setiap hari kecelakaan terjadi di tempat itu membuat Lilac khawatir.
Mencairkan suasana yang mulai mengkhawatirkan Ayah Lilac Bima Aryadikta berkata:
"ayo kita nyanyi!" ucap Bima Aryadikta sambil mengendarai mobil menuju Taipi.
"Lihat kebunku penuh dengan bunga, ada yang merah .... " Lilac bernyanyi bersama Ibu dan Ayahnya selama perjalanan.
Tiba-tiba kegembiraan yang mereka rasakan itu tidak bertahan lama.
"BRAK" suara mobil di tabrak dari arah berlawanan.
Kondisi berubah menjadi ketakutan dan kesedihan.
Orang-orang di dalam mobil terguncang, berteriak histeris dan Bima berusaha untuk mengendalikan keadaan. Berusaha untuk menyelamatkan istri dan anaknya.
Mobil yang menabrak mereka melarikan diri menuju kota Pure. "clear Tuanku!" kata Pelaku.
"bagus!" Tersenyum bahagia karena tujuannya berhasil.
Mobil yang membawa Lilac beserta keluarganya terguling-guling lebih dari delapan meter, hancur dan menabrak sebuah pohon besar pembatas jalan. Ayahnya berusaha mengendalikan mobil yang membawa mereka bertiga.
Di dalam mobil "I--Ibu..! Ayah! Ahh!" Histeris ketakutan.
"lilac! Lilac! Bertahan Nak! Pegangan!" kata Ibunya yang duduk di depan.
Gumpalan asap menutupi mobil itu. Nyaris saja mobil itu masuk ke dalam jurang.
Walaupun tidak masuk ke dalam jurang, kondisi Bima dan istrinya sangat mengenaskan.
Sebuah kayu entah dari mana langsung menembus dada istrinya, mengoyak tulang rusuk yang menjadi pelindung organ yang ada di dadanya dan darah tumpah membasahi pakaiannya.
Sedangkan Bima terbentur sangat keras hingga kepalanya pecah.
"Umm, aku akan selalu bersamamu," tersenyum menahan sakit.
Tengkorak kepala terbelah sehingga otaknya keluar bersama darah segar. Layaknya seperti bunga yang kelopaknya mulai bermekaran di pagi hari.
"huh! Sudah waktunya ya?" Gumam Bima berusaha melirik istrinya di samping kirinya.
"Istriku! Terima kasih selalu ada bersamaku!" Mata yang berkaca-kaca memegangi tangan istrinya sampai akhirnya mereka bersama menutup mata.
Saat masih tersadar banyak orang yang berusaha menyelamatkan mereka bertiga.
"tol-long! Anakku!" kata Ibunya Lilac yang berusaha berbicara sebelum denyut jantungnya berhenti.
Kondisi kedua orang tua Lilac sangat mengenaskan.
"to-tolong selamatkan anakku!" kata Ibunya terbata-bata kepada polisi. Ia tidak bisa bergerak
"Selamatkan saja anakku! Ugukh!" Darah keluar dari mulut dan hidungnya. Tak lama Ibunya Liĺac meninggal menyusul suaminya.
"Kita tidak punya waktu yang banyak. Anak ini akan mati kalau kita tidak segera bertindak! Cepat keluarkan anak korban dari mobil ini." Berusaha membuka paksa pintu mobil.
Mereka berusaha untuk menyelamatkan Lilac karena mobil itu akan meledak.
Saat Lilac membuka matanya ia sudah digendong oleh seorang polisi, ia tersadar dan kaget melihat Ibu dan Ayahnya dengan kondisi yang mengenaskan.
"Ibu! Ayah!" Lilac teriak sekencang-kencangnya. Air matanya membasahi pipinya.
"BOOM!"
Ledakan besar menggema. Gumpalan asap hitam bersamaan keluar dengan ledakan keras itu. Ayah dan Ibunya di lahap si jago merah. Hangus dan hanya menyisakan kerangka mobil yang mereka gunakan.
"Jangan biarkan ada saksi mata yang hidup!" Perintah seorang pria dengan suara berat.
Si Pelaku memperhatikan Lilac dari kejauhan. "kau akan jadi bonekaku yang sangat berguna nantinya," gumam pelaku itu.
Ia pergi meninggalkan tempat kejadian perkara. Menghilang dan tetap memantau kehidupan Lilac dari kejauhan.
"Kau akan menjadi kartu Asku yang sangat berguna nanti." Tersenyum dengan tatapan penuh dendam kepada seorang pria yang menjadi dalang terbunuhnya Bima dan istrinya.
***
Lilac setiap malam bermimpi tentang kejadian naas yang menimpa dirinya dan kedua orang tuanya.
"Ahh! Tidak!" Suaranya memecah kesunyian malam sehingga pelayan setia yang bertugas menjaganya sigap menolong.
Mengambil segelas air putih yang telah ia siapkan untuk Lilac. "Ayo minum Nona agar anda kembali baik." Membantunya bangun dari tempat tidur.
"Terima ka-kasih." Terbata-bata.
Keringatnya seperti butiran jagung yang keluar dari pori-porinya. Jiwa Lilac masih terguncang.
"nona, saya akam mendatangkan dokter ke sini jam 10 pagi agar Nona bisa tidur nyenyak," kata Imelda sang asisten. Ia khawatir dengan kondisi kesehatan atasannya.
Lilac hanya menganggukkan kepala setelah itu merebahkan badannya ke tempat tidur.
Ia merasa masih sangat lelah. Kepalanya pusing dan badannya pun terasa panas.
"imelda, sepertinya aku akan sakit deh!" Memegangi kepalanya. "coba cek deh Imelda!?" ucap Lilac manja kepada asistennya.
"Iya, panas, Nona. Bagaimana kalau Nona makan malam dulu." Menyodorkan semangkuk bubur ayam kesukaannya.
"ok tapi suapin ya?" pintanya.
Imelda lalu menyuapi Lilac, "nona merasa enggak enak badan karena dari tadi pagi Nona enggak makan,"
"Umm!" Air mata Lilac mengalir tanpa henti.
"Nona harus kuat. Imelda akan selalu ada di sisi Nona." Membelai rambut hitam nan lurus Lilac.
Lilac tersenyum, ''terima kasih,"
Memeluk dengan erat wanita yang ia anggap seperti keluarganya sendiri.
"hallo! Bagaimana kabar Nona Lilac?" tanya Samuel.
"kondisinya kembali menurut tetapi sudah agak mendingan," jawab Imelda.
Samuel merasa risih dan tidak bersemangat untuk melanjutkan pekerjaannya.
"kenapa kamu diam? Apa yang terjadi?" Bagaimana dengan tugas terakhir yang Tuan dan Nyonya besar pesan ke kamu?" tanya Imelda.
Samauel merasa takut dan khawatir bila Imelda tidak menerima hasil pertemuannya dengan petinggi perusahaan di sana.
"Hei! Hallo! Jaringankah?" Imelda lalu mematikan sambungan teleponnya dengan Samuel.
Kemudian Imelda menelpon kembali Samuel.
"Jadi gini, Imelda, saya sudah mendapatkan tandatangan mereka semua dan katanya mereka akan berusaha datang ke sini,"
"terus?"
"tapi ...
Bersambung.
Lalu ia memesan taxi menuju bandara.Supir itu tersenyum lalu bertanya "mau kemana Pak?" Mengarahkan ke dua matanya di kaca spion agar melihat Rasyid yang duduk di belakang.Alangkah kagetnya Rasyid mendapati ternyata yang menjadi sjpir adalah pria yang ia buntuti semalam. Ia berusaha menelan salivanay, rasanya tenggorokannya seperti tercekik bersamaan detak jantungnya yang semakin kencang.Dalam benak Rasyid "situasi macam apa ini? Eh gue lupa dia bukan manusia. Gue harus tenang. Ingat kata Imelda," "Hmmm, harus tenang." katanya dalam hati lalu Rasyid berkata "ke bandara ya Pak," Sebastian tersenyum lalu menancap gas menuju bandara. Selama beberapa menit ia memperhatikan Rasyid yang sibuk dengan handphonenya.Sambil melihat pantulan bayangan Rasyid yang duduk di bangku belakang Sebastian berkata "bagaimana harinya Tuan?" "Hari saya seperti biasa cukup baik," jawabnya singkat. "Aku harus sesingkat mungkin menjawab pertanyaan dia," ucapnya dalam hati sambil melihat pemandnagan dari
"Sepertinya aku harus mengatakan yang sebenarnya pada dia,'lirihnya saat melihat sahabatku itu yang tak lain adalah Elmira Nur Fatimah.'Aku tidak ingin kehilangan sahabat sebaik dirinya. Yang menerimaku dengan tulus dan menganggapku sebagai saudaranya. Pada diriku yang orang asing ini," gumamku saat lekat-lekat kupandangi wajahnya. Lalu ia menuju ke arahku mubgkin dia bertanya-tanya mengapa dari tadi ku melihatnya tanpa henti dan tidak tersenyum"Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja" tanyanya. Sudah kuduga kan dia tahu kalau aku tak baik-baik saja sekarang. Aku pun menggelengkan kepala sambil tersenyum manis semanis madu. Agar dia tidak curiga dan membuatnya khawatir akan dirikuElmira adalah gadis cerdas yang dan gadis ceria yang selalu berada disampibgku di saat tersulit apalagi aku sendirian di negara orang dan tak memiliki sanak saudara.***Di tempat lain.
"Siapa?" gumamnya. Kemudian pintu gedung utama tempat pesta terbuka lebar. Cahaya terang dan musik berhamburan ke telinga harsyat kemudian ia masuk dan di sambut tepuk tangan dari para undangan yang hadir.Semua mata memandangi Harsyat yang mulai turun dari tangga menuju aula. Kemudian Ayahnya bergabung lalu sebagian orang ikut berkerumun mereka. Seperti madu yang jatuh di lantai semut-semut mulai memakan madu itu, atau seperti bunga yang dihinggapi oleh kumbang dan lebah. Seperti itulah ayah dan anak itu mereka sama tampan dan memiliki segudang prestasi yang membanggakan tetapi tidak untuk Ibu Harsyat yang tidak ikut serta dalam acara yang di adakan oleh mantan suaminya. Setelah banyaknya cobaan dan derita yang di alami hingga menimbulkan korban Ibunya Harsyat akhirnya bisa keluar dalam belenggu permainan kotor Hirsyam. Namun Hirsyam tidak ingin melepaskan putranya begitu saja, ia melakukan berbagai cara agar putranya mau bersamanya.
Jefri adalah salah satu penjaga yang akan siap turun ke medan pertempuran bila Lilac memerintahkan mereka untuk berperang layaknya seperti zaman kerajaan. *** "hallo, Tuanku! Target telah meninggalkan New Zeland," kata Sebastin. Hirsyam tersenyum mendengar laporan dari anak buahnya yaitu Sebastin sambil menikmati pemandangan lampu-lampu dan gedung-gedung pencakar langit. "Tuan, sudah saatnya?" kata seorang asisten Hirsyam. Hirsyam mengenakan setelan jas formal berwarna hitam dan mengenakan jam tangan roxi bertabur berlian. Ia sangat tampan dengan pakaian itu dan semua tamu undangan menjadikannya sebagai pusat perhatian mereka. "Tuan dan Nyonya sekalian silahkan silahkan menikmati makan malamnya," kata Hirsyam. Kemudian ia berbisik ke telinga Sebastin "dimana anak itu?" "dia sedang di rumah Rumah Sakit Tuan," jawabnya.
"nggak, nanti gue telpon lagi, karena ada yang urgent banget ini," kata pria itu.***Kediaman Lilac.Pukul lima pagi Lilac sudah sibuk memasukkan buku-bukunya kedalam koper. Dan para pelayannya sibuk memasukkan pakaian yang akan di kenakan Lilac di negara itu."hiks!" Air mata dari seorang pelayan jatuh ke pipinya ia tidak kuasa menahan tangis.Melihat pelayannya sedih karena ditinggal Lilac , ia lalu memberikan pelukan kasih kepadanya "aku juga Nona!" yang lainnya pun ikut memeluk mereka berdua.Imelda tersenyum melihat mereka, saat itu para pelayan baru pertama kali melihat Imelda tersenyum.Senyumnya mengingatkan mereka pada satu sosok yang sangat mereka hormati dan sayangi yaitu mendiang Ibunda Lilac.Senyumnya sama persis dengan mendiang Ibunda Lilac karena Imelda adalah saudaranya dari hasil kloning.Saat itu kakek
Mengambil ponsel yang sedang di charge lalu menelpon seorang kenalannya. Terdengar suara pria yang menjawab telepon itu."Hallo! Hei gimana kabar?"***Imelda sedang mengerjakan tugas dari Lilac begitupun pegawai yang lainnya. Kesibukan di hari senin sampai rabu membuat Lilac bosan di ruang kerjanya.Ia lalu berpikir untuk melanjutkan kuliahnya tapi bukan arsitek tetapi hukum di sebuah negara yang jauh dari rumahnya.Ia lalu mempersiapkan segalanya termasuk pendelegasian tugas-tugas kepada bawahannya. Ia lalu mulai menulis.Beberapa menit kemudian ia selesai "akhirnya! Tinggal beritahu yang lainnya," kemudian merapikan semua peralatan menulisnya. 'Sebentar malam aku umumin ke semua,'"Imelda tolong semua pegawai hadir di ruang aula kita akan makan bersama!" kata Lilac.Semua bawahan pertanya-tanya sama sikap Nona mereka "kenapa Nona memanggil kita s
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen