Sebatas Istri Bayangan

Sebatas Istri Bayangan

Oleh:  White Rose   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
39Bab
607Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Fitri harus menikahi Aaron, sang tuan muda arogan dari keluarga Meyer, karena tidak sengaja menghilangkan barang pameran saat bekerja sebagai pelayan di sebuah kapal pesiar. Nahasnya, Fitri ternyata dijadikan tameng oleh pria itu untuk melindungi kekasihnya yang tak pernah direstui oleh orang tuanya. Lantas, bagaimana nasib Fitri yang hanya sebatas istri bayangan? Mampukah ia bertahan?

Lihat lebih banyak
Sebatas Istri Bayangan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Anyelir Marwan
Suka banget novelnya
2023-08-23 14:02:39
2
user avatar
Tufa Merah
Aku suka novelnya tapi gak suka sama Aaron
2023-08-23 13:56:45
2
user avatar
White Rose
Yang penting pede dulu deh, support diri sendiri, kasih semangat buat diri sendiri
2023-08-23 10:36:47
2
39 Bab
Bab 1
DrooooonnnnnDrooooonnnnnSuara klakson kapal pesiar terdengar begitu keras. Beberapa orang terlihat melambaikan tangan melepasnya berlayar ke lautan lepas. Tampak seorang wanita bernama Fitri Chairunisa membawa kopernya dengan susah payah saat melewati beberapa penumpang yang tengah menuju ke kamar mereka masing-masing. Hingga akhirnya, Fitri tiba di sebuah lantai, tempat para pekerja berkumpul. Melihat barisan wanita sudah mulai rapi, Fitri tampak terburu-buru masuk dan segera ikut berbaris di belakang mereka. "Kebiasaan banget sih, Fitri!" kata salah seorang wanita cantik berambut lurus di depan Fitri. "Maaf, kamu tahu kan kalau aku harus pamitan sama 10 adik pantiku, Nessa!" "Drama deh, mulai!" Mendengar itu, Fitri tersenyum canggung sebelum kembali memperhatikan ke arah depan mereka. Atasannya tampak tengah membagi tugas. Dan malam ini, tugas Fitri dan Nessa adalah menjadi penyedia minuman di sebuah pameran barang antik yang di selenggarakan di kapal pesiar ini. Di dala
Baca selengkapnya
Bab 2
Setelah penandatangani surat perjanjian dari pria yang nama belakangnya Meyer itu, Fitri diantar keluar kembali oleh pria yang memakai jas itu. Fitri bahkan tidak sempat membaca siapa nama jelas pria itu. Karena saat dia menandatangani surat perjanjian itu pria yang nama belakangnya Meyer itu memintanya untuk buru-buru jadi dia tidak sempat membaca apapun dalam surat perjanjian itu. Fitri berpikir jika dia akan diantarkan ke ruang pameran kembali untuk bekerja, atau ke kabinnya. Tapi ternyata, pria itu malah mengarahkan dirinya ke sebuah tempat, yang jaraknya tidak jauh dari kamar VVIP yang baru saja dia tinggalkan. "Masuklah, di dalam sudah ada penata rias dan penata busana. Kamu pakai pakaian yang mereka berikan, setengah jam lagi aku akan menjemputmu!" kata pria berjas itu lalu meninggalkan Fitri. Dia bingung sekali, kenapa semua jadi seperti ini? Dia benar-benar tidak menyentuh patung itu, tapi karena panik Fitri bahkan tidak bisa berpikir jelas dia bisa saja meminta mereka m
Baca selengkapnya
Bab 3
"Fitri, apa yang terjadi? Aku sangat cemas! Tadi, aku bertanya pada pak manager, tapi dia pun tidak tahu apa-apa katanya...!"Begitu Fitri kembali ke kamarnya, dia langsung dicercah banyak pertanyaan dari Nessa yang memang sangat mengkhawatirkan Fitri. Namun, Nessa langsung menjadi apa yang ingin ditanyakan kepada teman kerjanya itu ketika Nessa melihat pakaian yang dikenakan oleh Fitri.Ia bahkan langsung memutari Fitri, dan berhenti ketika dia sudah berada di depan Fitri lagi. "Pakaian ini, kamu... kamu menikah?" tanya Nessa yang cukup tahu kalau pakaian yang di kenakan oleh Fitri itu adalah pakaian pernikahan. Fitri hanya bisa mengangguk lemah."Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Nessa dengan raut wajah khawatir. Fitri bingung menjelaskannya dari mana. Nessa yang melihat raut wajah Fitri yang terlihat sedih dan kebingungan itu langsung mengajak Fitri untuk duduk di tepi kasur mereka. "Aku menikah dengan pria bernama Aaron Meyer, kalau aku tidak menikah dengannya dia akan mema
Baca selengkapnya
Bab 4
Saat Aaron berbalik, dia melihat kalau Fitri tengah melihatnya dari dekat pintu kaca yang menghubungkan balkon kamar Aaron dengan kamarnya. "Sayang, sudah dulu ya. Aku akan menemui kamu setelah masalah perusahaan selesai!" kata Aaron pada wanita yang dia hubungi, yang dia panggil sayang. Setelah itu Aaron menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku jaket yang dia pakai. Dia berjalan perlahan ke arah Fitri, dan Fitri yang terlihat takut pun melangkah mundur. "Kamu menguping pembicaraan ku?" Yahya Aaron dengan tatapan mata tajam dan sangat membuat Fitri merasa tidak nyaman. "Ma... maaf tuan, aku tadi mau bertanya. Tapi, aku tidak sengaja mendengar...!""Apa yang kamu dengar?" tanya Aaron menyela Fitri. Fitri sampai terjingkat ke belakang satu langkah. Karena memang Aaron bicara dengan suara keras dan sangat mengejutkan dirinya. "Aku... aku...!""Kamu itu hanya istri kontrak di atas kertas, mengerti?" tanya Aaron. Tapi hal itu tidak membuat Fitri terkejut, sepertinya dia mulai menge
Baca selengkapnya
Bab 5
Fitri hanya bisa menutup telinganya dengan bantal ketika mendengarkan semua dari ruang tengah. Wanita itu, yang katanya kekasih Aaron itu benar-benar datang ke apartemen mereka. Wanita itu datang saat Fitri baru merapikan apartemen. Dan saat Fitri membuka pintu, dengan santainya wanita itu langsung masuk ke dalam apartemen sebelum Fitri mempersilahkan dia masuk. Dia langsung memanggil nama Aaron, dan menyebutkan kata sayang. Saat itulah Fitri yakin kalau wanita itu adalah Erica, kekasih suaminya. Penampilan wanita itu memang luar biasa, tapi caranya memperlakukan orang lain dan tatapannya pada Fitri benar-benar membuat Fitri lost respect pada wanita yang cantik, berkulit putih, berambut indah dan bertubuh elok itu. Dan begitu Aaron keluar kamarnya, tanpa malu-malu wanita itu melumatt bibir Aaron tanpa rasa risih atau malu di depan Fitri. Fitri yang sadar diri langsung pergi dari sana, tapi saat Fitri akan pergi. Aaron memanggilnya dan memerintahkan Fitri untuk membuatkan minuman
Baca selengkapnya
Bab 6
Aaron, Fitri dan ibunya sudah sampai di depan panti asuhan bunda Irene. Bunda Irene yang memang selalu ramah dan tersenyum ketika melihat siapapun meskipun baru bertemu dengannya, tersenyumlah ramah pada Adriana. Banyak juga hadiah yang di bawa oleh Adriana. Aaron langsung menarik tangan Fitri. Mengajaknya menjauh dari Adriana dan berkata."Dengar, katakan pada ibu pemilik panti itu, kalau aku memang sudah sering kemari. Seperti yang kita sepakati, jika ibuku curiga sebelum aku mendapatkan jabatanku kembali, kamu akan tetap aku tuntut. Mengerti!" ucap Aaron tegas sekali saat berbisik pada Fitri. Fitri hanya bisa mengangguk paham, baru setelah itu Aaron melepaskan Fitri. Fitri pun minta ijin pada ibu mertuanya untuk bicara dengan ibu panti."Nak, ada apa semua ini. Nyonya itu menyebutmu sebagai menantunya? apa yang sebenarnya terjadi?" tanya bunda Irene pada Fitri. "Bunda sebenarnya..."Fitri pun pada akhirnya menceritakan semuanya kepada bunda Tiara. Tidak ada yang dia tutupi kar
Baca selengkapnya
Bab 7
Di dalam kamarnya, ponsel Aaron yang gantian terus menerus berdering. Aaron mendengar itu, tapi Erica terus mencoba untuk menghalangi kekasihnya itu pergi darinya. "Sayang, aku akan angkat teleponnya sebentar. Kalau itu dari ibu, kartu kredit ku bisa-bisa di blokir" kata Aaron. Dengan terpaksa, meskipun enggan. Akhirnya Erica turun dari pangkuan Aaron dan merapikan kemejanya yang kancingnya sudah terbuka semua. Aaron mengusap bibirnya yang basah lalu meraih ponselnya. Matanya melebar ketika melihat siapa yang tengah menghubunginya. Aaron bergegas keluar dari kamar dan menuju ke kamar Fitri. Saat itu Fitri sedang merapikan pakaiannya di lemari, tapi Aaron masuk ke dalam kamarnya dan langsung mencium leher Fitri dan memberikan isapan kencang di sana. "Agkhhh" Fitri berteriak kesakitan, dia mendorong Aaron sampai jatuh ke lantai. "Kamu berani mendorong ku?" tanya Aaron marah. Fitri yang seharusnya marah, bukan? tapi kemudian dia ingat surat kontrak itu. Dia hanya bisa memegang le
Baca selengkapnya
Bab 8
Erica mendekati Aaron tapi Aaron sudah kehilangan keinginan untuk menyentuh Erica. Hal itu membuat Erica bertanya-tanya. "Honey, why?" tanya Erica yang terlihat kesal dan menghalangi Aaron yang ingin masuk ke dalam kamar mandi. "Sorry sayang, ibuku tadi mengatakan hal yang tidak enak. Aku jadi hilang mood. Aku akan mandi, setelah itu kita lebih baik jalan-jalan saja ya" kata Aaron."Oke" jawab Erica sambil tersenyum. Tapi setelah Aaron masuk ke dalam kamar mandi, dengan cepat Erica merubah wajahnya menjadi kesal. Dia merasa kalau penolakan Aaron itu pasti berhubungan dengan Fitri. Erica yang sama sekali tidak ingin kecolongan, lantas pergi ke kamar Fitri dengan kesal. Padahal dia masih memakai atasan yang memperlihatkan semua bagian perutnya dan celana pendek sekali, hanya menutupi bagian pangkal pahanya saja. Pintu kamar Fitri juga di buka dengan kasar, saat itu kebetulan Theo baru kelar dari kamarnya setelah merapikan pakaian. Dia melihat Erica dengan kesal membuka pintu kamar
Baca selengkapnya
Bab 9
Fitri menangis ketika Aaron menarik kasar perban dari lehernya. Aaron juga melihatnya, goresan panjang berwarna merah kehitaman terdapat di leher Fitri yang tadi berusaha dia tutupi dengan perban. "Tuan, tadi nona Erica marah pada nona Fitri. Dia mencakar leher nona Fitri, begitu melihat tanda merah yang tuan tinggalkan di leher nona Fitri" kata Theo berusaha menjelaskan. Aaron langsung melemparkan perban itu ke lantai. Aaron menatap luka Fitri itu dan memalingkan wajahnya. "Theo, obati wanita kampungan ini. Kalian malam malam saja di sini, pesan layanan kamar" kata Aaron yang langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan cepat. Theo melihat Fitri kembali menangis menjadi sangat sedih. Untung saja kotak obatnya dia tinggalkan di kamar Fitri. "Aku akan obati lukamu, setelah itu aku akan pesan makanan" kata Theo. Theo mengobati lagi luka di leher Fitri. "Fitri, kamu pasti...""Aku tidak apa-apa kak, hanya lehernya saja yang sakit kok. Yang lain tidak" ucap Fitri berbohong. Di
Baca selengkapnya
Bab 10
Theo sudah bangun dan mendatangi kamar Aaron, untuk memberitahu bosnya itu kalau mobil yang akan membawa mereka berlibur berkeliling kota ini akan tiba sedikit terlambat. Karena memang kebanyakan dari para turis mengelilingi kota dengan berjalan kaki, tapi karena cuaca di tempat ini memang sedikit panas, karena memang musim panas. Erica tidak mau berjalan-jalan dengan berjalan kaki. Dia mau naik sebuah mobil yang mewah dan hanya berdua saja dengan Aaron. Tidak ingin ada supir yang akan mengganggu mereka saat ingin bermesraan kapan saja. Aaron mengetuk pintu kamar Aaron, dia hanya mengetuk. Memang seperti itu, dia tidak akan bicara atau berhenti mengetuk sebelum Aaron membuka pintunya. Dan suara ketukan pintu itu membuat Erica merasa sangat terganggu. Sedangkan Aaron, dia sedang berada di dalam kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap setelah dari balkon tadi. Erica yang kesal sampai melemparkan bantal yang tadi dipakainya ke lantai. "Berisik sekali sih, siapa yang pagi-pagi begin
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status