Sebatas Istri Kedua

Sebatas Istri Kedua

Oleh:  Dwilestari  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
15Bab
129Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kecelakaan yang dibuat sang ayah membuat Naura harus menjadi istri Ferdi, seorang penguasaha kaya yang menginginkan anak laki-laki darinya. Hanya saja, tanpa sepengetahuan Nauram Ferdi ternyata sudah mempunyai istri! Lantas, bagaimana nasib Naura? Lalu ... apakah istri pertama Ferdi mengetahui pernikahan mereka dan membiarkan ini semua?

Lihat lebih banyak
Sebatas Istri Kedua Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Adny Ummi
seru ini. lanjut, Thoor
2024-03-19 09:31:28
2
15 Bab
BAB 1
Bab 1"Besok adalah batas terakhir kamu membayar ganti rugi kepada saya, sebesar 300 juta!" seru Ferdi, pemilik proyek bangunan tempat Dodi bekerja.Dodi terdiam, tangannya gemetar, menggenggam erat palu yang menjadi saksi bisu kehidupan kerasnya. Seminggu lalu, Dodi tidak sengaja menjatuhkan batu bata dari ketinggian, menghantam mobil mewah milik Ferdi hingga penyok dan kacanya pecah. Dodi tahu, tidak mungkin dia bisa mengumpulkan uang sebesar itu hanya dalam waktu satu minggu. Gajinya sebagai tukang bangunan hanya 150 ribu per hari, jika lembur dia bisa mendapatkan 200 ribu. Masih sangat jauh dari hutang yang harus dia bayar."Ingat, jika Anda tidak membayar, saya benar-benar akan laporkan Anda ke polisi! Bersiaplah menghabiskan sisa usia Anda di balik jeruji besi!" ancam Ferdi, wajah lelaki itu merah padam karena amarah.Dodi menunduk, hatinya bergetar, rasa takut menghantui pikirannya.Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak ada jalan keluarnya. Keringat dingin mengucur dera
Baca selengkapnya
BAB 2
Bab 2Keesokan harinya, Naura terbangun dengan tubuh yang lemas dan perih pada bagian tubuhnya. Dia masih berada dalam balutan selimut, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk bangkit dari tempat tidur.Tiba-tiba, Ferdi masuk ke kamar dengan ekspresi yang tegas dan dingin. "Jangan pernah ke luar dari apartemen ini, tanpa izin dariku! Kamu akan ditemani seorang asisten selama saya tidak di sini," seru pria arogan itu dengan nada keras.Pria tersebut merasa puas setelah semalam berhasil menyemai benih hingga berkali-kali, tanpa mempedulikan kondisi Naura yang kesakitan. Itu adalah pertama bagi Naura, jadi rasanya sangat menyakitkan. Meski tidak ada sedikit pun darah, saat keduanya menyatu.Ferdi paham jika wanita perawan tidak selalu keluar darah di malam pertamanya, jadi dia tidak mempermasalahkan itu. Baginya, Naura hanyalah istrinya yang wajib memenuhi kebutuhan biologis suami saja.Naura hanya mampu mengangguk patuh, tak berani melawan perintah suami. Matanya dipenuhi kaca-kaca, menahan
Baca selengkapnya
BAB 3
BAB 3"Lalu, bagaimana jika saya melahirkan anak perempuan?" tanya Naura dengan suara serak akibat menangis. Dia memberanikan diri untuk bertanya.Ferdi mengepalkan kedua tangannya, lalu menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Pernikahan ini hanya akan berakhir, hanya jika kamu memberi anak laki-laki kepada saya. Jika yang lahir anak perempuan, kamu boleh merawatnya sendiri. Tapi kamu tenang saja, karena saya akan memberikan biaya untuk hidup anak perempuan itu. Dengan catatan, dia hanya menjadi anak kamu saja, bukan anak saya."Naura semakin terisak, mengerjapkan air matanya yang semakin deras mengalir. Hatinya bagai teriris mendengar ucapan Ferdi yang begitu tega dan dingin. Dia merasa seolah menjadi pion dalam permainan kejam yang tak bisa dia hindari.“Ingat! Putrimu nanti tidak boleh tahu jika dia berasal dari benihku. Bahkan tidak ada seorang pun yang boleh tahu, kecuali keluarga kamu yang miskin itu!” tegas Ferdi.Naura diam, tidak berniat menanggapi ucapan suaminya.“Kamu tu
Baca selengkapnya
BAB 4
BAB 4 Naura terbangun. Dia mendapati wajahnya sedikit basah dan melihat ada Laila di hadapannya, bukan Ferdi."Laila? Kamu ngapain di sini? Mana Tuan Ferdi?" tanya Naura heran."Maaf, Nona, tadi saya menyiram sedikit air ke wajah Nona. Karena Nona Naura sulit dibangunkan," ucap Laila dengan wajah merasa bersalah. "Ini, Tuan Ferdi mencari Nona!"Laila memberikan ponsel miliknya kepada Naura. Kemudian dia meninggalkan majikannya itu agar bebas berbicara dengan suaminya."Assalamu'alaikum, Tuan," ucap Naura yang hingga kini masih memanggil suaminya dengan panggilan itu."Saya akan liburan dengan istri dan anak-anak ke luar negeri selama 2 minggu," ucap Tuan Ferdi, tanpa menjawab salam."Ba–."Tut... Tut...Panggilan dimatikan sepihak."Kalau cuma mau ngomong gitu, kenapa gak nitip ke Laila aja? Gangguin orang tidur aja," gerutu Naura.Dia meletakkan ponsel Naura. Lalu senyumnya mengembang. Dia yakin jika di kamar tidak ada cctv.Naura mengunci pintu kamarnya agar Laila tidak bisa masuk
Baca selengkapnya
BAB 5
Bab 5 "Sayang!" seru Ferdi saat ia melihat Zia yang baru saja tiba. Wajahnya terlihat kaget mengetahui kehadiran istrinya itu."Ngapain tadi Kevin ke sini?" tanya Zia dengan nada ketus, kedua alisnya mengerut menunjukkan rasa curiga."Oh, itu, ada sedikit masalah di kantor. Tapi sudah diatasi, tenang saja!" balas Ferdi sambil tersenyum mencoba meredakan kecurigaan Zia. Ia meraih tangan istrinya dan mengelusnya lembut."Duduklah! Sebentar lagi kita terbang," ujar Ferdi sambil menunjukkan kursi di sampingnya.Zia mengangguk, wajahnya masih menampakkan kebingungan. Namun, ia memutuskan untuk duduk di samping suaminya, menaruh tas kecilnya di pangkuannya. Keduanya kemudian bersiap untuk penerbangan yang akan segera dimulai, meskipun Zia masih merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya.Zia merasa jika suaminya lebih banyak melamun selama perjalanan. Diajak bicara pun sering tidak fokus."Papa!" seru Zia kesal, menghentakkan kakinya di lantai. Ia merasa frustrasi karena untuk kes
Baca selengkapnya
BAB 6
Bab 6Naura terbangun mendadak, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Tubuhnya lemas dan terasa sakit di mana-mana. Ia menyadari bahwa dirinya terikat erat di kedua tangan dan kaki. Ruangan sempit dan gelap membuatnya merasa sesak. Sudah beberapa hari ia berada di sini, menjadi tawanan Ferdi dan anak buahnya yang kejam."Tu-tuan..." rintih Naura kesakitan. Wajahnya tampak pucat dan lesu."Berani kamu melanggar larangan yang saya berikan?" hardik Ferdi dengan tatapan yang menyeramkan."Maaf Tuan, saya hanya..." ucap Naura dengan suara lirih dan ketakutan."Hanya apa?" potong Ferdi dengan nada sinis.Naura menunduk, tak berani menatap wajah Ferdi yang penuh kemarahan. Hatinya bergetar kencang, takut akan ancaman yang akan dihadapinya."Apa perlu saya bunuh orang tua kamu, agar kamu tidak kabur dari apartemen?" tanya Ferdi dengan nada dingin dan mengancam.Mendengar ancaman itu, Naura merasa nafasnya tercekat. Airmatanya mengalir deras, memohon agar orang tuanya tidak menjadi korban
Baca selengkapnya
BAB 7
Naura terpojok di sudut kamar dengan wajah pucat ketakutan, kedua tangannya berusaha menutupi tubuh mungilnya yang merasa rentan. Ferdi memandangnya dengan tatapan sinis, membuat Naura semakin merasa ketakutan."Ampun, Tuan," ucap Naura dengan suara yang bergetar. "Maafkan saya. Saya gak akan nolak lagi."Mendengar ucapan istrinya, Ferdi kembali tertawa dengan nada mengejek. Dia menatap Naura seolah mempermainkan perasaan istrinya yang ketakutan itu. Hatinya bahkan seakan menikmati pemandangan tersebut.Ferdi mengepalkan tangan yang memegang ikat pinggang dan kemudian mengangkatnya. Namun, melihat ekspresi ketakutan yang begitu jelas pada wajah Naura, ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk mencambuk istrinya. Ferdi tersenyum sinis sambil meletakkan ikat pinggang itu kembali di tempat semula.Seakan mengetahui bahwa bahayanya telah berlalu, Naura mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah. Air mata yang sempat menumpuk di sudut matanya perlahan menetes, menggambarkan perasaan terluk
Baca selengkapnya
BAB 8
Air mata mulai menggenang di sudut matanya, sementara hatinya merasa retak. Zia mencoba menahan tangisnya, berusaha keras untuk tidak menangis di telepon. Pikirannya langsung terbawa pada kemungkinan buruk yang sedang terjadi pada suaminya.Dengan tangan gemetar, Zia akhirnya memutuskan sambungan telepon itu. Dia menundukkan kepalanya, meneteskan air mata yang tak mampu ditahan lagi. Hatinya terasa begitu sakit, seolah teriris oleh pisau tajam yang mencoba membelah dadanya. Rasa tidak pasti itu melukai hatinya lebih dalam, membuatnya merasa hampa dan kehilangan arah.Zia menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tidak tahu apakah suaminya, Ferdi, telah berselingkuh di belakangnya atau mungkin dia hanya menjadi korban suatu keadaan yang tidak menguntungkan. Namun, kebenaran harus segera terungkap agar dia bisa menemukan ketenangan dalam kehidupan rumah tangga mereka.Tak tahan dengan rasa penasarannya, Zia memutuskan untuk mencari jawaban langsung dari orang yang paling
Baca selengkapnya
BAB 9
Tak disangka, ketika Laila baru saja membuka pintu apartemen yang ditempati oleh istri muda Ferdi, tiba-tiba Zia, istri Ferdi yang sah, muncul dengan wajah marah."Nyonya!" pekik Laila kaget, matanya membulat sempurna, detak jantungnya berpacu cepat. Ia merasa seakan dunia runtuh karena ketahuan oleh majikannya sendiri."Laila!" sahut Zia balik, tak kalah terkejut melihat pelayannya itu berada di apartemen suaminya. Keduanya saling menatap dengan penuh emosi, berkecamuk dalam diri masing-masing."Jadi, kamu selingkuhan suamiku? Aku gak nyangka. Dasar wanita murahan!" bentak Zia, kemarahan memuncak. Dengan gerakan cepat, dia menarik rambut Laila dan menyeretnya masuk ke dalam apartemen, pintu ditutup keras di belakang mereka."Nyonya salah paham!" rintih Laila sambil menahan rambutnya, mencoba mengurangi rasa sakit yang menyergap akibat ditarik dengan kasar oleh Zia. Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca karena takut.Namun, Zia tak mendengarkan penjelasan Laila. Dia terus menyeret La
Baca selengkapnya
BAB 10
Naura merasa bingung dan ketakutan ketika tiba-tiba Ratih menarik rambutnya dengan keras hingga beberapa helai terlepas. Rasa sakit yang luar biasa membuat air matanya menetes. "Mbak Ratih?" teriak Naura dengan suara parau."Aku salah apa, Mbak?" tanya Naura di sela rasa sakit yang menghinggapinya, mencoba untuk tetap tenang meski takut akan sikap Ratih yang tiba-tiba berubah.Ratih hanya menatap Naura dengan tatapan tajam yang membuat Naura semakin merasa takut. "Kau pikir kau bisa mendapatkan simpati Ferdi hanya dengan berpura-pura lemah seperti ini?" ucap Ratih dengan nada sinis dan penuh kebencian.Naura terkejut dengan ucapan Ratih. Ia tidak mengerti mengapa Ratih tiba-tiba berbicara seperti itu. Padahal sebelumnya, pelayannya itu bersikap baik dan ramah kepadanya, terutama ketika Ferdi ada di rumah ini. Namun begitu Ferdi pergi, Ratih berubah menjadi kasar dan penuh kebencian.Merasa takut dan bingung, Naura berusaha untuk berbicara dengan lembut. "Mbak, aku tidak mengerti kenap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status