Sebatas Istri Kedua

Sebatas Istri Kedua

last updateLast Updated : 2024-03-23
By:  DwilestariOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
15Chapters
666views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Kecelakaan yang dibuat sang ayah membuat Naura harus menjadi istri Ferdi, seorang penguasaha kaya yang menginginkan anak laki-laki darinya. Hanya saja, tanpa sepengetahuan Nauram Ferdi ternyata sudah mempunyai istri! Lantas, bagaimana nasib Naura? Lalu ... apakah istri pertama Ferdi mengetahui pernikahan mereka dan membiarkan ini semua?

View More

Chapter 1

BAB 1

Bab 1

"Besok adalah batas terakhir kamu membayar ganti rugi kepada saya, sebesar 300 juta!" seru Ferdi, pemilik proyek bangunan tempat Dodi bekerja.

Dodi terdiam, tangannya gemetar, menggenggam erat palu yang menjadi saksi bisu kehidupan kerasnya. Seminggu lalu, Dodi tidak sengaja menjatuhkan batu bata dari ketinggian, menghantam mobil mewah milik Ferdi hingga penyok dan kacanya pecah.

Dodi tahu, tidak mungkin dia bisa mengumpulkan uang sebesar itu hanya dalam waktu satu minggu. Gajinya sebagai tukang bangunan hanya 150 ribu per hari, jika lembur dia bisa mendapatkan 200 ribu. Masih sangat jauh dari hutang yang harus dia bayar.

"Ingat, jika Anda tidak membayar, saya benar-benar akan laporkan Anda ke polisi! Bersiaplah menghabiskan sisa usia Anda di balik jeruji besi!" ancam Ferdi, wajah lelaki itu merah padam karena amarah.

Dodi menunduk, hatinya bergetar, rasa takut menghantui pikirannya.

Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak ada jalan keluarnya. Keringat dingin mengucur deras di kening Dodi, mengingatkan betapa keras kehidupan yang dia jalani.

Dia merasa putus asa, namun dia tidak bisa menyerah begitu saja. Demi keluarganya, Dodi akan terus berjuang, mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini, meski terasa berat dan mustahil.

"Beri saya tambahan waktu lagi, Tuan!" pinta Dodi dengan suara bergetar. Dodi merendahkan dirinya dengan berlutut di hadapan Ferdi.

Naura melangkah dengan hati-hati di antara material dan peralatan berat yang ada di proyek pembangunan. Tangannya menenteng rantang untuk makan siang ayahnya. Matanya mencari-cari sosok sang ayah yang sedang bekerja di sana.

Namun, yang dia temui justru pria berjas dan berkacamata hitam yang menunjuk ke arah ayahnya, dengan wajah penuh ancaman. Ia sudah tahu masalah yang terjadi antara sang ayah dengan orang kaya itu.

Naura berlari dengan cepat, mengabaikan debu di sepanjang jalannya. Dia tak peduli dengan pakaian dan hijabnya yang penuh debu, yang terpenting baginya adalah melindungi ayahnya dari ancaman pria itu. Gadis muda itu memeluk ayahnya yang berlutut dengan berkeringat dingin, tubuhnya gemetar ketakutan.

"Tuan, tolong, jangan penjarakan ayah saya. Saya akan membayar utang ayah dengan bekerja kepada Tuan. Saya bersedia menjadi pembantu seumur hidup saya, asalkan ayah saya tidak dipenjara," ucap Naura dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Sang pria berjas dan berkacamata hitam itu menatap Naura yang berlutut di hadapannya. Wajah gadis berkulit putih dengan hijab yang menutupi rambutnya itu terlihat begitu memelas, tetapi ada kegigihan dan keberanian di balik tatapan matanya yang tajam.

'Cantik juga gadis miskin ini,' batinnya memuji rupa anak perempuan Dodi.

Ferdi tersenyum sinis, kemudian berkata dengan suara berat, "Baiklah. Kamu bisa membayar utang ayahmu dengan bekerja untukku. Tapi ingat, jika kamu gagal atau melarikan diri, maka ayahmu akan merasakan konsekuensi yang lebih buruk daripada dipenjara."

Naura mengangguk dengan penuh tekad, siap menghadapi segala tantangan demi menyelamatkan ayahnya dari ancaman pria yang tak berperikemanusiaan itu.

"Naura, jangan, Nak!" seru Dodi dengan wajah penuh kekhawatiran sambil menggelengkan kepala. Raut mukanya menunjukkan ketidaksetujuan yang mendalam.

Namun, Naura tetap pada pendiriannya. Matanya berkaca-kaca. "Naura gak mau ayah dipenjara!" Gadis itu menangis tersedu-sedu sambil memeluk ayahnya erat.

"Kamu harus melahirkan anak laki-laki untuk saya, jika tidak ingin ayah kamu dipenjara!" serunya dengan nada tegas.

Naura menatap Ferdi dengan wajah yang pucat pasi. "Sa-saya?" tanyanya dengan gugup, tangannya bergetar.

Ferdi mengangguk dengan tegas. "Iya, bagaimana? Mudah bukan?" tanyanya dengan senyuman sinis.

Dodi yang tidak bisa menerima tawaran itu, segera menolak. "Tidak, putri saya masih semester 3. Dia tidak akan menikah dengan Anda!" tolaknya dengan suara keras.

Ferdi menghela napas, lalu berkata, "Oh, baiklah, jadi Anda lebih memilih masuk penjara? Baiklah, saya juga tidak maksa."

Dodi tergamang menatap sendu ke arah pria angkuh di hadapan mereka. Kemudian dia menundukkan kepala semakin dalam.

"O iya, saya hanya ingin meminjam rahimnya saja, tanpa berniat menikahinya."

Naura, yang melihat ayahnya terancam masuk penjara, mengumpulkan keberaniannya dan berbicara dengan suara serak. "Saya siap Tuan. Tapi saya tidak mau berzina. Saya bersedia menjadi istri Anda, Tuan. Meski pun kita hanya menikah secara agama saja," ucapnya dengan wajah pasrah.

"Nikah siri maksudnya? Tidak masalah. Asalkan pernikahan ini dirahasiakan," balas Ferdi.

Naura mengangguk yakin. Menyetujui usulan Ferdi.

Ayahnya menatap Naura dengan sorot yang pelas, hatinya begitu perih melihat kenyataan yang terjadi. Akan tetapi, dia tahu bahwa mereka tidak mempunyai pilihan lain.

Ferdi tersenyum jumawa. Pria itu menikmati kemenangannya atas keluarga kecil yang malang itu.

*****

Kini, Naura harus menerima kenyataan pahit bahwa dia telah dinikahi oleh Ferdi semata-mata untuk melunasi utang sang ayah dan siap melahirkan anak laki-laki untuk suaminya.

"Dengar, Naura," kata Ferdi sambil berjalan mendekat, menatap Naura dengan tatapan tajam yang membuatnya menunduk, "kita harus melaksanakan kewajiban sebagai suami istri, mulai malam ini. Jadi lepaskan pakaianmu dan bersiaplah."

Naura masih duduk di tepi ranjang dengan gaun pengantin putih yang masih melekat di tubuhnya. Dia menutup matanya rapat-rapat, mencoba mengumpulkan keberanian yang tersisa.

Meski telah resmi menjadi istri Ferdi, Naura merasa belum siap untuk melepaskan mahkotanya.

"Maaf Aku belum siap, Tuan," ucap Naura lirih, tangannya gemetar.

Ferdi semakin mendekat, matanya menatap Naura tajam. "Kita sudah menikah, Naura. Ini adalah kewajibanmu sebagai istriku," tegasnya.

Naura menatap suaminya dengan mata berembun. "Tapi, Tuan... aku masih takut," ujarnya dengan suara bergetar.

Ferdi meraih tangan Naura dan menariknya dengan paksa, membuat Naura terhuyung-huyung. "Kamu harus belajar menghadapinya, Naura. Aku tidak akan menunggu lebih lama lagi," ucapnya dingin, "siap atau tidak, kamu wajib patuh kepadaku!"

Naura meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Ferdi. Namun, semakin keras dia berontak, semakin erat pula cengkeraman suaminya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adny Ummi
seru ini. lanjut, Thoor
2024-03-19 09:31:28
2
15 Chapters
BAB 1
Bab 1"Besok adalah batas terakhir kamu membayar ganti rugi kepada saya, sebesar 300 juta!" seru Ferdi, pemilik proyek bangunan tempat Dodi bekerja.Dodi terdiam, tangannya gemetar, menggenggam erat palu yang menjadi saksi bisu kehidupan kerasnya. Seminggu lalu, Dodi tidak sengaja menjatuhkan batu bata dari ketinggian, menghantam mobil mewah milik Ferdi hingga penyok dan kacanya pecah. Dodi tahu, tidak mungkin dia bisa mengumpulkan uang sebesar itu hanya dalam waktu satu minggu. Gajinya sebagai tukang bangunan hanya 150 ribu per hari, jika lembur dia bisa mendapatkan 200 ribu. Masih sangat jauh dari hutang yang harus dia bayar."Ingat, jika Anda tidak membayar, saya benar-benar akan laporkan Anda ke polisi! Bersiaplah menghabiskan sisa usia Anda di balik jeruji besi!" ancam Ferdi, wajah lelaki itu merah padam karena amarah.Dodi menunduk, hatinya bergetar, rasa takut menghantui pikirannya.Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak ada jalan keluarnya. Keringat dingin mengucur dera
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
BAB 2
Bab 2Keesokan harinya, Naura terbangun dengan tubuh yang lemas dan perih pada bagian tubuhnya. Dia masih berada dalam balutan selimut, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk bangkit dari tempat tidur.Tiba-tiba, Ferdi masuk ke kamar dengan ekspresi yang tegas dan dingin. "Jangan pernah ke luar dari apartemen ini, tanpa izin dariku! Kamu akan ditemani seorang asisten selama saya tidak di sini," seru pria arogan itu dengan nada keras.Pria tersebut merasa puas setelah semalam berhasil menyemai benih hingga berkali-kali, tanpa mempedulikan kondisi Naura yang kesakitan. Itu adalah pertama bagi Naura, jadi rasanya sangat menyakitkan. Meski tidak ada sedikit pun darah, saat keduanya menyatu.Ferdi paham jika wanita perawan tidak selalu keluar darah di malam pertamanya, jadi dia tidak mempermasalahkan itu. Baginya, Naura hanyalah istrinya yang wajib memenuhi kebutuhan biologis suami saja.Naura hanya mampu mengangguk patuh, tak berani melawan perintah suami. Matanya dipenuhi kaca-kaca, menahan
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
BAB 3
BAB 3"Lalu, bagaimana jika saya melahirkan anak perempuan?" tanya Naura dengan suara serak akibat menangis. Dia memberanikan diri untuk bertanya.Ferdi mengepalkan kedua tangannya, lalu menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Pernikahan ini hanya akan berakhir, hanya jika kamu memberi anak laki-laki kepada saya. Jika yang lahir anak perempuan, kamu boleh merawatnya sendiri. Tapi kamu tenang saja, karena saya akan memberikan biaya untuk hidup anak perempuan itu. Dengan catatan, dia hanya menjadi anak kamu saja, bukan anak saya."Naura semakin terisak, mengerjapkan air matanya yang semakin deras mengalir. Hatinya bagai teriris mendengar ucapan Ferdi yang begitu tega dan dingin. Dia merasa seolah menjadi pion dalam permainan kejam yang tak bisa dia hindari.“Ingat! Putrimu nanti tidak boleh tahu jika dia berasal dari benihku. Bahkan tidak ada seorang pun yang boleh tahu, kecuali keluarga kamu yang miskin itu!” tegas Ferdi.Naura diam, tidak berniat menanggapi ucapan suaminya.“Kamu tu
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
BAB 4
BAB 4 Naura terbangun. Dia mendapati wajahnya sedikit basah dan melihat ada Laila di hadapannya, bukan Ferdi."Laila? Kamu ngapain di sini? Mana Tuan Ferdi?" tanya Naura heran."Maaf, Nona, tadi saya menyiram sedikit air ke wajah Nona. Karena Nona Naura sulit dibangunkan," ucap Laila dengan wajah merasa bersalah. "Ini, Tuan Ferdi mencari Nona!"Laila memberikan ponsel miliknya kepada Naura. Kemudian dia meninggalkan majikannya itu agar bebas berbicara dengan suaminya."Assalamu'alaikum, Tuan," ucap Naura yang hingga kini masih memanggil suaminya dengan panggilan itu."Saya akan liburan dengan istri dan anak-anak ke luar negeri selama 2 minggu," ucap Tuan Ferdi, tanpa menjawab salam."Ba–."Tut... Tut...Panggilan dimatikan sepihak."Kalau cuma mau ngomong gitu, kenapa gak nitip ke Laila aja? Gangguin orang tidur aja," gerutu Naura.Dia meletakkan ponsel Naura. Lalu senyumnya mengembang. Dia yakin jika di kamar tidak ada cctv.Naura mengunci pintu kamarnya agar Laila tidak bisa masuk
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
BAB 5
Bab 5 "Sayang!" seru Ferdi saat ia melihat Zia yang baru saja tiba. Wajahnya terlihat kaget mengetahui kehadiran istrinya itu."Ngapain tadi Kevin ke sini?" tanya Zia dengan nada ketus, kedua alisnya mengerut menunjukkan rasa curiga."Oh, itu, ada sedikit masalah di kantor. Tapi sudah diatasi, tenang saja!" balas Ferdi sambil tersenyum mencoba meredakan kecurigaan Zia. Ia meraih tangan istrinya dan mengelusnya lembut."Duduklah! Sebentar lagi kita terbang," ujar Ferdi sambil menunjukkan kursi di sampingnya.Zia mengangguk, wajahnya masih menampakkan kebingungan. Namun, ia memutuskan untuk duduk di samping suaminya, menaruh tas kecilnya di pangkuannya. Keduanya kemudian bersiap untuk penerbangan yang akan segera dimulai, meskipun Zia masih merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya.Zia merasa jika suaminya lebih banyak melamun selama perjalanan. Diajak bicara pun sering tidak fokus."Papa!" seru Zia kesal, menghentakkan kakinya di lantai. Ia merasa frustrasi karena untuk kes
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
BAB 6
Bab 6Naura terbangun mendadak, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Tubuhnya lemas dan terasa sakit di mana-mana. Ia menyadari bahwa dirinya terikat erat di kedua tangan dan kaki. Ruangan sempit dan gelap membuatnya merasa sesak. Sudah beberapa hari ia berada di sini, menjadi tawanan Ferdi dan anak buahnya yang kejam."Tu-tuan..." rintih Naura kesakitan. Wajahnya tampak pucat dan lesu."Berani kamu melanggar larangan yang saya berikan?" hardik Ferdi dengan tatapan yang menyeramkan."Maaf Tuan, saya hanya..." ucap Naura dengan suara lirih dan ketakutan."Hanya apa?" potong Ferdi dengan nada sinis.Naura menunduk, tak berani menatap wajah Ferdi yang penuh kemarahan. Hatinya bergetar kencang, takut akan ancaman yang akan dihadapinya."Apa perlu saya bunuh orang tua kamu, agar kamu tidak kabur dari apartemen?" tanya Ferdi dengan nada dingin dan mengancam.Mendengar ancaman itu, Naura merasa nafasnya tercekat. Airmatanya mengalir deras, memohon agar orang tuanya tidak menjadi korban
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
BAB 7
Naura terpojok di sudut kamar dengan wajah pucat ketakutan, kedua tangannya berusaha menutupi tubuh mungilnya yang merasa rentan. Ferdi memandangnya dengan tatapan sinis, membuat Naura semakin merasa ketakutan."Ampun, Tuan," ucap Naura dengan suara yang bergetar. "Maafkan saya. Saya gak akan nolak lagi."Mendengar ucapan istrinya, Ferdi kembali tertawa dengan nada mengejek. Dia menatap Naura seolah mempermainkan perasaan istrinya yang ketakutan itu. Hatinya bahkan seakan menikmati pemandangan tersebut.Ferdi mengepalkan tangan yang memegang ikat pinggang dan kemudian mengangkatnya. Namun, melihat ekspresi ketakutan yang begitu jelas pada wajah Naura, ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk mencambuk istrinya. Ferdi tersenyum sinis sambil meletakkan ikat pinggang itu kembali di tempat semula.Seakan mengetahui bahwa bahayanya telah berlalu, Naura mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah. Air mata yang sempat menumpuk di sudut matanya perlahan menetes, menggambarkan perasaan terluk
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more
BAB 8
Air mata mulai menggenang di sudut matanya, sementara hatinya merasa retak. Zia mencoba menahan tangisnya, berusaha keras untuk tidak menangis di telepon. Pikirannya langsung terbawa pada kemungkinan buruk yang sedang terjadi pada suaminya.Dengan tangan gemetar, Zia akhirnya memutuskan sambungan telepon itu. Dia menundukkan kepalanya, meneteskan air mata yang tak mampu ditahan lagi. Hatinya terasa begitu sakit, seolah teriris oleh pisau tajam yang mencoba membelah dadanya. Rasa tidak pasti itu melukai hatinya lebih dalam, membuatnya merasa hampa dan kehilangan arah.Zia menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dia tidak tahu apakah suaminya, Ferdi, telah berselingkuh di belakangnya atau mungkin dia hanya menjadi korban suatu keadaan yang tidak menguntungkan. Namun, kebenaran harus segera terungkap agar dia bisa menemukan ketenangan dalam kehidupan rumah tangga mereka.Tak tahan dengan rasa penasarannya, Zia memutuskan untuk mencari jawaban langsung dari orang yang paling
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more
BAB 9
Tak disangka, ketika Laila baru saja membuka pintu apartemen yang ditempati oleh istri muda Ferdi, tiba-tiba Zia, istri Ferdi yang sah, muncul dengan wajah marah."Nyonya!" pekik Laila kaget, matanya membulat sempurna, detak jantungnya berpacu cepat. Ia merasa seakan dunia runtuh karena ketahuan oleh majikannya sendiri."Laila!" sahut Zia balik, tak kalah terkejut melihat pelayannya itu berada di apartemen suaminya. Keduanya saling menatap dengan penuh emosi, berkecamuk dalam diri masing-masing."Jadi, kamu selingkuhan suamiku? Aku gak nyangka. Dasar wanita murahan!" bentak Zia, kemarahan memuncak. Dengan gerakan cepat, dia menarik rambut Laila dan menyeretnya masuk ke dalam apartemen, pintu ditutup keras di belakang mereka."Nyonya salah paham!" rintih Laila sambil menahan rambutnya, mencoba mengurangi rasa sakit yang menyergap akibat ditarik dengan kasar oleh Zia. Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca karena takut.Namun, Zia tak mendengarkan penjelasan Laila. Dia terus menyeret La
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more
BAB 10
Naura merasa bingung dan ketakutan ketika tiba-tiba Ratih menarik rambutnya dengan keras hingga beberapa helai terlepas. Rasa sakit yang luar biasa membuat air matanya menetes. "Mbak Ratih?" teriak Naura dengan suara parau."Aku salah apa, Mbak?" tanya Naura di sela rasa sakit yang menghinggapinya, mencoba untuk tetap tenang meski takut akan sikap Ratih yang tiba-tiba berubah.Ratih hanya menatap Naura dengan tatapan tajam yang membuat Naura semakin merasa takut. "Kau pikir kau bisa mendapatkan simpati Ferdi hanya dengan berpura-pura lemah seperti ini?" ucap Ratih dengan nada sinis dan penuh kebencian.Naura terkejut dengan ucapan Ratih. Ia tidak mengerti mengapa Ratih tiba-tiba berbicara seperti itu. Padahal sebelumnya, pelayannya itu bersikap baik dan ramah kepadanya, terutama ketika Ferdi ada di rumah ini. Namun begitu Ferdi pergi, Ratih berubah menjadi kasar dan penuh kebencian.Merasa takut dan bingung, Naura berusaha untuk berbicara dengan lembut. "Mbak, aku tidak mengerti kenap
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status