Sebelum Aku Pergi

Sebelum Aku Pergi

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-06-13
โดย:  Mystorys_29อัปเดตเมื่อครู่นี้
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
คะแนนไม่เพียงพอ
9บท
12views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Pernikahan tanpa cinta, dendam tersembunyi, dan luka terdalam. Glen membenci Aruna karena wasiat sang kakek. Bagi Glen, Aruna adalah simbol paksaan. Tapi di balik senyum Aruna, tersembunyi luka yang tak pernah disuarakan. Ketika Aruna memilih mengakhiri hidupnya tepat di hadapan Glen, segalanya berubah—termasuk hatinya.

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

bab 1-pernikahan yang tak pernah diinginkan

Langit Paris tampak cerah, menyajikan panorama sempurna yang seharusnya mengiringi momen bahagia. Namun bagi Glen Armand, hari itu adalah hari berkabung dalam diam. Hatinya kelam, sekelam jas hitam yang membalut tubuhnya. Di dalam aula megah hotel bintang lima yang penuh bunga mawar putih dan hiasan kristal menggantung di langit-langit, dua nama dipersatukan bukan oleh cinta, melainkan oleh wasiat yang tak bisa ditolak.

“Selamat, Glen. Kamu resmi jadi suami Aruna sekarang,” ucap sang notaris sambil menyerahkan dokumen warisan kepada Glen, yang kini sah menjadi pemegang penuh saham utama perusahaan keluarganya—dengan syarat satu-satunya: menikahi gadis yang dipilih kakeknya sebelum meninggal.

Glen menatap dokumen itu dengan rahang mengeras, lalu mengalihkan pandangan ke gadis muda di sampingnya. Aruna, si gadis yang katanya hanya seorang siswi SMA biasa, tampak menunduk dalam balutan gaun putih sederhana. Tak ada riasan mencolok, hanya senyum tipis yang berusaha terlihat kuat. Tapi Glen tahu, senyum itu palsu—dan justru membuatnya semakin muak.

“Kau puas sekarang?” bisik Glen dengan nada tajam, nyaris tak terdengar oleh siapa pun kecuali Aruna.

Aruna mengangkat wajahnya perlahan. “Aku hanya menuruti keinginan Kakek.”

“Kau pikir menikahiku akan membuatku mencintaimu?” lanjut Glen, suaranya penuh kebencian.

Aruna tidak menjawab. Senyum getirnya menjadi jawaban yang menggantung di udara. Glen tidak ingin memikirkannya lebih lama. Ia segera menarik tangan Aruna dengan paksa, membawanya keluar dari keramaian dan menuju kamar hotel yang sudah disiapkan.

Sesampainya di kamar, Glen membuka pintu dengan kasar, membanting koper ke sofa kulit di sudut ruangan. Aruna berdiri di ambang pintu, ragu untuk melangkah masuk. Ia tahu, ruang itu bukanlah tempat bulan madu yang manis seperti yang diimpikan banyak pengantin baru. Itu hanya tempat singgah dalam pernikahan yang tidak diinginkan.

“Masuk. Jangan berdiri di sana seperti orang tak punya tempat tinggal,” sindir Glen tajam.

Aruna menurut, melangkah perlahan ke dalam ruangan yang dingin dan mewah, namun terasa lebih seperti penjara. Ia berdiri di tengah, memandangi interior klasik Prancis yang berkilau, tapi pikirannya berkelindan pada wajah kakek yang kini hanya tinggal kenangan.

Ia ingat betul pesan terakhir sang kakek di ranjang rumah sakit.

"Aruna, kamu gadis kuat. Kakek ingin kamu menikah dengan Glen... demi perusahaan ini, demi masa depan keluargamu."

Dan ia menurut. Karena sejak kecil, ia selalu diajarkan untuk tidak mengecewakan keluarga.

“Kau pikir senyum polosmu itu bisa membuatku lemah?” Glen kembali menyindir, kini menatapnya dengan sinis dari balik kaca jendela, tempat ia berdiri sambil menyalakan sebatang rokok.

“Aku tidak pernah berharap kau mencintaiku,” jawab Aruna, mencoba bersikap tenang meski hatinya bergetar.

Glen menoleh tajam. “Bagus. Jangan berharap apa-apa dariku. Karena yang akan kau dapatkan hanya kehampaan.”

Ucapan itu seperti pisau yang menghujam dada Aruna. Ia menggigit bibirnya, menahan air mata yang mengambang di pelupuk. Ia tak ingin terlihat lemah. Bukan di depan Glen. Bukan di awal malam pernikahan mereka.

Dalam diam, Aruna melangkah ke sudut ruangan, mengambil koper kecil miliknya, dan membuka pintu kamar sebelah yang sudah dipesan terpisah untuknya. “Aku akan tidur di kamar ini,” ujarnya pelan.

Glen tidak menjawab. Ia hanya menghembuskan asap rokok ke udara, membiarkannya mengabur bersama kebencian yang memenuhi ruang di antara mereka.

Hari itu bukan awal dari kebahagiaan. Bukan juga kisah cinta yang manis. Itu adalah awal dari luka yang lebih dalam—luka yang akan tumbuh diam-diam di hati Aruna, dan kebencian yang perlahan akan menjerat Glen dalam jaring penyesalan.

Dan keduanya tidak tahu, bahwa pernikahan ini, yang awalnya tak diinginkan, akan mengubah mereka selamanya.

Sudah dua minggu sejak pernikahan mereka, namun Glen belum pernah sekalipun pulang ke apartemen yang mereka tempati. Aruna lebih sering duduk sendiri, membaca buku, menulis puisi, atau sekadar menatap langit dari balkon lantai 30.

Hari ini Aruna memberanikan diri datang ke kantor Glen. Ia membawa makan siang buatan sendiri nasi kotak dengan lauk favorit Glen yang ia pelajari dari Ibu Glen dulu.

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
9
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status