Share

24. Mumpung Libur Tugas

Dea dan Nana masih nongkrong di ruko Bang Juki. Baik hati dan kurang sabar bagaimana pria beranak empat itu dalam menghadapi dua gadis yang duduk di meja kedua paling pojok itu. Selain pesan bubur masing-masing semangkuk dan sate ati ampela, mereka sama sekali tak memesan apa-apa lagi dan leha-leha duduk lama di sana.

Kalau di tempat orang lain, pasti sudah kena tegur.

Tapi karena Dea serta Nana ini sudah langganan jadi pembeli buburnya, ya wes ... dibebaskan. Kecuali kalau pembeli sedang membeludak macam pagi buta tadi. Itu pun paling diminta pindah ke belakang, bukan langsung mengusir blak-blakkan.

"AH!" Dea menyimpan ponselnya di meja setelah bermenit-menit menunggu centang dua biru menyala tak kunjung terjadi.

Padahal ia menunggu sedari tadi.

Nana mengambil ponsel Dea dan ikut mengamati.

"Udah hampir sepuluh menit sejak pesan dikirim, De. Belum juga dibuka." Sang sahabat mengatakannya.

"Iya, udah tahu, Na. Makanya aku merasa gila. Padahal selain pagi tadi di persimpangan, kami bel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status