Takhta Istimewa Istri Kedua

Takhta Istimewa Istri Kedua

Oleh:  Guardiangel  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
15Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Untuk melindungi posisi pewaris utama dari ibu dan para saudara tirinya, Dirga Dewantara harus memiliki keturunan. Namun, istrinya tidak mampu untuk mengandung anak. Oleh karena itu, Dirga dengan sengaja membuat seorang gadis polos jatuh cinta padanya lalu melamar gadis itu sebagai istri kedua. Karena telah jatuh cinta kepada Dirga, Arkana Paramita menerima keputusan menjadi istri kedua tanpa mengetahui kesepakatan Dirga dengan istri pertamanya, bahwa ia akan menceraikan Kana setelah gadis itu berhasil memberikannya keturunan. Yang ia tahu hanyalah, Dirga tampak bahagia dan makin perhatian padanya setelah Kana mengandung. Apakah Dirga benar hanya bersandiwara? Bagaimana hubungan Kana dengan istri pertama Dirga? Terlebih lagi, bagaimana reaksi Kana ketika tahu ... Dirga memanfaatkan cintanya?

Lihat lebih banyak
Takhta Istimewa Istri Kedua Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
junmyoob
Dirga vs Barra? Aku sih Dirga...
2022-12-04 13:54:53
0
user avatar
Just-Tea
Bagussss. Kesel bgt ya, Allah. Ular sekali itu Helena!!!
2022-12-02 15:20:10
0
user avatar
Emeli Emelia
ceritanya sangat menarik dan juga bagus pokoknya top banget deh
2022-11-23 20:59:09
0
user avatar
Emeli Emelia
hai kakak salam kenal
2022-11-23 14:14:34
0
15 Bab
Bab 1 - Kana dan Dirga
“T-tunggu–” Kata-kata gadis berkulit putih pucat tersebut teredam oleh ciuman yang didaratkan oleh sang suami dengan tiba-tiba. Terkukung di bawah dominasi tubuh pria tersebut, Kana tidak bisa berkutik selain mencoba untuk bernapas. “Dirga–” Sekali lagi, Kana mencoba mendorong bahu suaminya tersebut. Bukan ini yang seharusnya terjadi. Semestinya, Kana dan Dirga sudah berada dalam mobil sekarang dan pergi berkencan, menonton pemutaran film di drive-in cinema seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya usai pria itu selesai bertemu dengan kakeknya, kepala keluarga Dewantara. Namun, Dirga Dewantara seakan tuli, tidak peduli dengan penolakan Kana. Ia justru dengan sigap mencekal pergelangan tangan Kana dan menguncinya di atas kepala perempuan itu. Malam ini, yang Kana lihat bukanlah sosok suaminya yang senantiasa memperlakukan Kana dengan lembut dan penuh kasih. Seraut wajah itu tampak buas, dengan sorot mata sedingin es. Tubuh kokoh di atasnya tidak lagi membuat Ka
Baca selengkapnya
Bab 2 - Helena
Meskipun sudah dua bulan menjadi istri kedua, Kana masih saja dihantui pertanyaan yang pada akhirnya ia jawab sendiri. "Apakah tidak apa-apa aku berada di sini?" Menjadi anak angkat sebenarnya membuat Arkana Paramita tidak berharap banyak. Ia hanya ingin menemukan pria baik, yang kemudian melamar Kana karena cinta dan membawanya pergi dari kediaman Mahendra untuk menciptakan sebuah keluarga bahagia. Seperti dalam cerita-cerita dongeng yang ia baca ketika masih kecil. Namun, ternyata sosok yang menawarkan hal tersebut adalah Dirga, pewaris utama Dewantara Group yang sudah memiliki istri. "Kamu juga harus ingat mengapa kamu menerima lamaran Dirga waktu itu, Kana," ujar sebuah suara lain di kepala Kana. Ya, itu cinta. Akan tetapi bukan hanya itu saja. Kana mengingat betapa lembut dan baiknya Dirga memperlakukan dirinya, bagaimana pria itu kemudian menyanjung tingkah remeh Kana–bahkan saat orang lain tidak pernah memperhatikannya. Dirga juga baik pada kedua oran
Baca selengkapnya
Bab 3 - Kabar Baik
Kana berkedip, entah kenapa merasa ucapan Helena menusuk hatinya. Apa kakak madunya itu sedang memamerkan bahwa perhatian dari Dirga begitu besar? Selain itu, kenapa sepertinya Helena tidak sakit? Dia terdengar sehat, walau wajahnya sedikit pucat. ‘Itu ….’ Mata Kana memicing, mendapati ada yang aneh dari warna pucat bibir Helena. ‘Apa itu alas bedak?’ Ketika Kana sedang sibuk memperhatikan wajah Helena dari dekat, wanita tersebut menggenggam tangannya pelan. “Tanganmu dingin,” komentar Helena, manik hitamnya yang terlihat menenggelamkan menatap lurus ke arah Kana. “Kenapa? Takut padaku?” Kana berkedip, tersadar bahwa ia harus segera memulihkan diri dari keterkejutannya. Kala Helena meremas tangannya, dia yakin bahwa kakak madunya tersebut sebenarnya baik-baik saja. ‘Untuk apa … Helena berpura-pura sakit?’ batin Kana dalam hati, merasa sangat bingung. “Tentu tidak, Helen. Aku hanya … sedikit terkejut karena kamu mendadak berdiri dari tempat tidur. Apa kamu baik-baik
Baca selengkapnya
Bab 4 - Rencana Awal
"Kamu baik-baik saja?" Mendengar pertanyaan suaminya, Kana tersenyum kecil. Ia menyukai nada khawatir yang terselip dalam suara Dirga–kekhawatiran yang sama seperti yang ia dengar ketika Helena pingsan tadi. "Aku baik-baik saja," jawab Kana. Tentu saja, mendapatkan perhatian dan perlakuan manis suaminya membuat Kana merasa lebih baik dalam waktu singkat. "Jangan khawatir." Tanpa mengatakan apa pun lagi, Dirga hanya memandang Kana yang tampil dalam balutan jubah tidur berbahan satin, menampilkan tulang selangkanya dengan jelas. Selewat beberapa saat, pria itu menyibak selimut, menyambut Kana untuk bergabung dengannya di tempat tidur. Sang istri tersenyum, lalu memeluk tubuh suaminya. Tampaknya malam ini pun, Dirga akan tidur bersamanya. "... Helena tidak apa-apa?" gumam Kana. "Kamu lihat sendiri tadi." Maksud Kana bukanlah mengenai kondisi fisik Helena, melainkan reaksi kakak madunya tersebut mengenai kabar kehamilan Kana. Meskipun, memang, respons Dirga
Baca selengkapnya
Bab 5 - Barra Mahendra
Seorang pria dengan kemeja putih mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tamu, mengamati interior kediaman Dewantara dengan ekspresi muram. Bibirnya melengkung ke bawah dan ada kerutan tipis di dahi, sementara kedua tangannya berada di dalam saku celana, seakan-akan kemewahan ruangan tersebut tidak mampu menyenangkan hatinya. “Barra?” Perlahan, pria itu memutar badannya ke sumber suara ketika mendengar namanya disebut. Kala netra cokelat tersebut bertemu dengan sepasang mata hitam milik Kana, sorot mata dingin itu sejenak berubah hangat, meskipun masih tidak ada senyum di bibirnya. “Kak …,” balas Barra dengan suara rendah. Kana bisa menangkap kekecewaan dalam satu kata tersebut. Meskipun merupakan saudara angkat, hubungan Barra dan Kana baik, bahkan bisa dikatakan erat. Sejak kecil, keduanya nyaris tidak bisa dipisahkan. Barra yang lahir setahun setelah keluarga Mahendra mengadopsi Kana lebih sering menghabiskan waktunya dengan sang kakak dibanding dengan orang tua
Baca selengkapnya
Bab 6 - Kecurigaan sang Adik
“Barra!” Kana refleks membentak adiknya itu, membuat Barra menoleh ke arah kakaknya. Dia tidak menyangka Barra akan bersikap tidak sopan kepada Dirga. “Habis,” ucap pria yang lebih muda tersebut sembari menoleh pada Kana. Senyum miring yang tadi ia berikan pada Dirga seketika berganti dengan senyum tanpa dosa. “Rasanya aneh kalau laki-laki memanggil laki-laki lain dengan sebutan ‘kakak’.” Kana menghela napas. “Tapi, Bar–” “Sudahlah, Kana,” sela Dirga dengan suara tenangnya. Wajah pria itu masih saja dingin dan tidak terbaca. “Aku tidak masalah.” Meskipun suaminya sudah mengizinkan, tetap saja Kana merengut karena menganggap adiknya tidak sopan. Ia menyayangkan hal tersebut lantaran ini adalah pertemuan pertama Dirga dan Barra, dua pria yang Kana harapkan untuk akur ke depannya sebab keduanya adalah sosok-sosok paling berharga dalam hidup Kana. Dirga menyaksikan Kana yang tengah cemberut dan hal itu tanpa sadar mengundang senyum tipis di bibir putra pertama Keluarga Dewantara terse
Baca selengkapnya
Bab 7 - Hasil Mencuri Dengar
“Sa-saya, Tuan?” Sasmi tergagap. Ia menunduk dalam-dalam. Sorot mata Dirga begitu tajam dan menusuk, membuatnya ciut.“Aku tidak suka mengulangi kata-kataku.” Dirga langsung berbalik dan menghampiri Kana setelahnya, tanpa memedulikan Sasmi yang membungkuk hormat sebelum undur diri, kembali ke dapur. “Sudah tidak apa-apa?” tanya pria itu kemudian sembari menyodorkan segelas air putih pada istri keduanya. Berbeda ketika ia bicara dengan Sasmi tadi, nada suara Dirga terdengar lebih lembut dan hangat. Sorot matanya juga lebih ramah.Dengan ragu, Kana menurunkan tangan yang menutupi hidung dan mulutnya sejak tadi. Perasaan mualnya menghilang begitu saja. Dengan tenang, perempuan itu meneguk air putih yang disodorkan Dirga sementara dengan tangannya yang bebas, suaminya tersebut merapikan anak rambut Kana dengan hati-hati.Tepat seperti dugaan Dirga, Sasmilah penyebab Kana merasa mual sebelumnya. Beruntung tadi Dirga mampu menghubungkan kondisi istri keduanya tersebut dengan informasi yang
Baca selengkapnya
Bab 8 - Patah Hati
“Dirga?” Kana memanggil sang suami. Dia mencengkeram ujung pakaiannya. “Dirga, yang Barra bilang–” "Aku tidak tahan lagi,” gumam Dirga secara mendadak. Pria itu mengangkat pandangannya dan menatap marah sosok Barra. “Apa maksudmu?” Suara Dirga terdengar dingin ketika menyahuti ucapan Barra, membuat Kana langsung terdiam. Perempuan itu menggigit bibir bawahnya dengan gugup. Ia menyadari bahwa sedetik setelah suaminya mendengar pertanyaan itu, aura yang menyelimuti tubuh pria itu berubah gelap dan mengerikan. Namun, walaupun demikian, Barra tidak takut. Pria itu memandang lurus kepada suami kakaknya itu. "Aku pikir pertanyaanku mudah dipahami," balasnya. “Apa kamu menikahi kakakku hanya untuk seorang anak?” Ada rasa marah yang tersirat dari nada bicaranya. "Tidak ada masalah dengan pertanyaanmu," sahut Dirga. "Yang tidak bisa kupahami adalah sikapmu." Dirga dengan jelas tidak dapat mengiakan pertanyaan Barra. Tidak hanya pria di hadapannya ini akan menghajarnya, Dirga juga bisa mema
Baca selengkapnya
Bab 9 - Drama Istri Pertama
“Helena, hentikan!” Suara Dirga terdengar keras, kentara terkejut dengan apa yang baru saja istri pertamanya lakukan. Baru saja Dirga pulang dari kantor dengan niat membawa Kana berkonsultasi ke dokter. Namun, niatan tersebut terhenti lantaran Helena berkata ingin bicara dua mata dengan pria itu. Tidak pernah dia duga bahwa Helena akan tiba-tiba memojokkannya, mendorong Dirga ke tempat tidur dan mencium pria itu setelah ia duduk di pangkuan sang suami. Terkejut, Dirga berusaha dengan lembut mendorong Helena menjauh. Akan tetapi, tingkah Helena justru makin menjadi hingga Dirga harus mendorong wanita itu dengan kuat dan menarik dingin dengan paksa. “Apa yang kamu pikir kamu laku–” Belum sempat Dirga menyelesaikan ucapannya, Helena terlebih memotongnya, "Kamu jatuh cinta pada Arkana.” Itu tidak terdengar seperti pertanyaan, melainkan pernyataan. Dirga membeku, menampakkan wajah terkejut. "Kenapa diam, Dirga?” tekan Helena dengan air mata menuruni wajahnya. “Itu alasan kamu menola
Baca selengkapnya
Bab 10 - Tamu Tak Diharapkan
“Jangan pernah mengungkit hal ini lagi,” titah Dirga dengan tatapan dingin. “Aku akan anggap percakapan ini tidak pernah terjadi,” imbuh pria itu seraya mengendurkan dasi yang melingkari lehernya. Dirga berdiri, kemudian berjalan ke pintu, meninggalkan Helena yang tidak berani menahannya pergi. “Lagi pula," kata Dirga sebelum keluar. "Kamu harus ingat, Helen. Pernikahan ini adalah perintah darimu.” *** "Arkana?" Kana mendongak ketika mendengar suara tersebut dan terkesiap karena melihat suaminya. Mata perempuan itu turut melebar, tanpa bisa ditahan. Sejak tadi ia menunggu Dirga di kamar karena suaminya tersebut mengajaknya untuk pergi konsultasi ke dokter. Meskipun melalui telepon Dirga mengatakan bahwa ia akan sampai dalam beberapa menit, pria itu tidak kunjung datang. Kana tidak tahu apa yang terjadi hingga Dirga muncul dengan penampilan berantakan seperti ini. Belum lagi ekspresi pria yang biasanya tampak dingin dan tenang tersebut kini terlihat– Seperti malam itu, ketika D
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status