Terjebak Cinta Om Duda

Terjebak Cinta Om Duda

By:  Danea  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 ratings
97Chapters
3.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kenzie, gadis muda yang memiliki prinsip hanya ingin menikah atas dasar cinta, tiba-tiba terjebak dalam pernikahan yang jauh dari semua itu. Ditimpa masalah besar membuat ia tak punya pilihan selain menerima Kenzo—laki-laki yang diam-diam dicintai adiknya. Masalah apa yang dialami Kenzie hingga bersedia menikah dengan Kenzo, seorang duda berusia empat puluh dan melanggar prinsip tersebut? Bagaimana reaksinya saat tahu adik yang sangat dicintai ingin merebut sang suami? Akankah Kenzie melanjutkan pernikahan mereka, atau memilih berpisah saat memergoki suami dan adiknya tidur bersama?

View More
Terjebak Cinta Om Duda Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-07 15:35:48
1
user avatar
Danea
Maaf teman-teman, ada kesalahan isi cerita di bab 5 dan sudah kami revisi, tapi lg dalam masa tinjauan. Jadi, bab 5 yg baru masih belum berubah isi ceritanya. ...
2023-10-14 21:59:13
0
97 Chapters
Menikah?
“Kak Ziezie, minta uang SPP dong, udah nunggak dua bulan nih, aku bisa dikeluarin kalau bulan ini nunggak lagi!” “Aku juga, Kak, hari Rabu ada praktik di laboratorium!” “Sabar ya, Kakak usahain secepatnya.” Ucapan Alea dan Amanda tadi pagi terngiang-ngiang di kepala Kenzie, membuatnya tidak fokus bekerja karena memikirkan hal itu. Tring! Suara notifikasi membuyarkan lamunannya. Kenzie membaca pesan tersebut sekilas, pesan yang berisi tagihan pembayaran cicilan rumah yang juga sudah menunggak. “Ah! Kepalaku mau pecah rasanya! Mana hutang ke bos bulan lalu juga belum dibayar,” gumam Kenzie sembari meletakkan ponselnya di atas meja dengan kasar. “Kenapa, Zie? Kusut amat kayak baju belum disetrika seminggu,” gurau Anggita, rekan kerja Kenzie sambil tersenyum lebar. “Biasa lah,” balas Kenzie singkat. Anggita paham arti biasalah yang dikatakan Kenzie, ia mengeluarkan ponselnya, kemudian memberikan benda tersebut pada Kenzie. “Baca deh. Barangkali kamu minat,” ucap Anggita. Suasana k
Read more
Kesepakatan
“Menikahlah denganku.”“Tidak! Aku tidak mau! Bukannya tugasku hanya menjadi teman kencanmu?!” tolak Kenzie berapi-api.Kenzo tersenyum miring. “Kau terlalu polos.”“Apa maksudmu?!” bentak Kenzie.Lagi, Kenzo tersenyum miring dan menatap Kenzie penuh arti. “Jangan meneriakiku!”“Sampai kapanpun aku tidak akan mau menikah denganmu, Om! Jangankan menikah, menjadi kekasihmu saja aku akan berpikir satu juta kali!” tegas Kenzie dengan suara yang lebih lantang.Sebagai wanita normal, Kenzie mengakui ketampanan Kenzo. Laki-laki dengan rahang tegas, bibir ping alami, juga tubuh yang sangat pelukable itu terlihat matang, tampan dan memesona. Namun, untuk menikah dengan lelaki tersebut, ia sama sekali tidak tertarik. Selain karena perbedaan usia, Kenzie hanya ingin menikah dengan pria yang mencintainya, juga dia cintai. Ya, Kenzie tidak mau terjebak dalam hubungan tanpa cinta, terlebih dengan lelaki tua dan berstatus duda.‘Oh Tuhan! Masa mudaku yang berharga akan terbuang sia-sia jika menikah
Read more
Tidak Setuju
Usai mengatakan itu, Kenzo kembali ke posisi awal, duduk bersandar seraya menatap bola mata Kenzie sambil tersenyum, senyum tipis yang membuat Kenzie terpesona dan kesal di waktu bersamaan. “Om-om gila! Mengapa kau sangat curang dan sok misterius seperti itu?!” hardik Kenzie. “Dimana letak curangnya?” “Kau terlalu banyak permintaan!” Kenzo mengedikkan bahunya, mengabaikan tatapan tajam Kenzie yang siap mengibarkan bendera perang. “Selama menjadi calon istriku, semua pergerakanmu akan diawasi. Jangan melakukan kesalahan, apalagi berkencan dengan pria lain di belakangku!” ucap Kenzo terdengar sangat posesif. Kenzie mengangguk malas. Padahal, ia sedang melakukan pendekatan dengan seorang pengusaha muda yang tampan juga baik hati. Tapi, Kenzie terpaksa mengesampingkan ego demi mencapai tujuannya. “Good girl,” ujarnya seraya mengacak lembut anak rambut Kenzie. “Besok malam kita akan bertemu orang tuaku. Pastikan kau mampu mengambil hati mereka, karena jika tidak…” “Aku bisa,” potong
Read more
Surat Perjanjian
Kenzo tak peduli pada ucapan Brata dan Lidia yang menentang keputusannya. Ia tetap pada pendiriannya—membawa Kenzie ke hadapan mereka. Malam ini, Kenzo datang menjemput Kenzie, dan mengajaknya bertemu Lidia dan Brata.Selama di perjalanan, Kenzie menanyakan banyak hal, ia sangat gugup. Sedangkan Kenzo, lelaki itu cuek saja, mengabaikan ocehan Kenzie dan memilih fokus pada kemudi.“Sudah sampai,” ucap Kenzo.Benar saja, mobil mewah Kenzo sudah tiba di rumah yang bagi Kenzie lebih terlihat seperti istana.Perlahan tapi pasti, tangan Kenzo menggenggam jemari Kenzie, mereka melangkah bersama, menemui orang tua Kenzo yang auranya begitu menakutkan di mata Kenzie.“Ma, Pa.” Kenzo mencium punggung tangan orang tuanya, sambil terus menggenggam jemari Kenzie.“Selamat malam, Om, Tante” sapa Kenzie berusaha ramah. Ia melakukan apa yang Kenzo lakukan, mencium punggung tangan Brata dan Lidia secara bergantian.“Malam,” balas Brata singkat.“Selamat malam. Siapa namamu?” Lidia menatap Kenzie dari
Read more
Pernikahan
Tidak ada yang bisa menghalangi Kenzo melakukan keinginannya, termasuk Brata dan Lidia sekalipun. Malam ini, ia akan menikah dengan Kenzie, pernikahan yang sangat tiba-tiba namun tetap tersusun dengan baik. Bagaimana dengan Kenzie? Mau tidak mau ia harus setuju saat Kenzo memberitahu tanggal pernikahan mereka, yang hanya berjarak satu minggu dari makan malam itu. “Ken, kau yakin akan menikahi gadis seperti dia?!” tanya Lidia sekali lagi. “Dia gadis yang baik, Ma, percayalah.” “Darimana kita tahu dia gadis yang baik, kalau latar belakang keluarganya saja tidak jelas.” Brata menambahkan. “Di mana letak tidak jelasnya, Pa? Orang tuanya meninggal dalam kebakaran, dia memiliki dua adik yang masih bersekolah.” “Keluarga lainnya?” “Tidak ada. Kenzo sudah selidiki latar belakang keluarga Kenzie, dia tidak punya keluarga atau sanak saudara, karena orang tuannya anak tunggal dan seorang perantau. Apa lagi yang Mama dan Papa ingin tahu?” jelas Kenzo. Memang benar, Kenzo sudah menyuruh oran
Read more
Berangkat Bersama
“Amanda!” pelan namun penuh tekanan, begitulah cara Kenzie menyebut nama sang adik.Mendengar suara itu, Kenzo segera mendorong tubuh Amanda. Ekspresinya terlihat santai, berbanding terbalik dengan Amanda yang kini tampak gusar, seolah tertangkap basah tengah berselingkuh dengan suami kakaknya.“Kak?”“Kamu ngapain peluk-peluk suami Kakak? Suka?” cecar Kenzie tanpa memberikan waktu pada Amanda untuk menjelaskan semuanya. Rasa kantuk yang semula masih menggantung di pelupuk mata, mengudara begitu saja.“Gak gitu,” elak Amanda.“Terus gimana? Sekarang jawab jujur, kamu suka sama suami Kakak?” ulang Kenzie.Kenzo yang menyaksikan kemarahan Kenzie pada adiknya, memeluk wanita itu seraya berbisik. “Tidak usah berlebihan, dia hanya tak sengaja memelukku karena takut gelap.”Kenzie melepas tangan Kenzo yang melingkari pinggangnya. Ia menatap tajam Kenzo. “Kalau Om
Read more
Siapa Dia?
Kenzie memasuki kafe tempatnya bekerja dengan langkah gontai. Entah mengapa, pemandangan tadi membuat rencana awalnya untuk mengeruk harta Kenzo menjadi tak menarik lagi. Sejak ia memiliki dugaan Amanda menyukai Kenzo, dirinya kehilangan semangat untuk melakukan hal tersebut. Kenzie melakukan pekerjaan seperti biasa, membuat Anggita yang melihatnya mengernyitkan kening. “Zie, kamu masih kerja di sini? Aku pikir…” Anggita tak melanjutkan ucapannya. Ia melihat raut wajah Kenzie yang tampak tak bersahabat, khas seperti wanita yang sedang datang bulan. “Masih,” jawab Kenzie singkat kemudian berlalu, mendatangi pelanggan yang baru saja tiba. Anggita menatap punggung Kenzie yang menjauh, wanita itu menggelang pelan. Setelah ini, ia harus bertanya apa yang terjadi hingga membuat Kenzie seperti kurang bergairah dan tidak seceria biasanya. Menjelang makan siang, Anggita menghampiri Kenzie yang sedang duduk sendiri sambil merenung. Ia duduk di hadapan wanita yang sedang menopang dagu denga
Read more
Wallpaper Ponsel
 Kenzo memperhatikan Kenzie yang sedari tadi hanya bergulang-guling, ia tersenyum penuh arti kemudian mendekat pada sang istri. Kenzie yang baru sadar akan kehadiran Kenzo terlonjak kaget, saat mendapati lelaki itu berbaring di sampingnya.“Astaga!” ucap Kenzie dengan tangan di depan dada. “Dasar jailangkung,” tambahnya.“Aku ingin bertanya sesuatu padamu,” ujar Kenzo.Kenzie mengubah posisinya yang semula berbaring menjadi duduk sempurna. Matanya mengarah pada jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Sepertinya Kenzo baru pulang beberapa menit lalu, hal itu membuat Kenzie secara spontan beranjak membuka lemari, dan memberikan handuk pada lelaki itu.“Mandi.”“Kau mengajakku mandi?” tanya Kenzo seraya mengerlingkan matanya.“Lupakan, terserah kau mau mandi atau tidak!” tutur Kenzie. Ia meninggalkan Kenzo begitu saja.Kenzo terkekeh pelan mel
Read more
Keramas
“Mengapa fotomu ada di layar ponsel adikku?” Kenzo menggeleng. “Bukannya dia adikmu, mengapa bertanya padaku? Tanyakan saja padanya.” Spekulasi Kenzie bahwa Amanda menyukai Kenzo semakin besar. Ia harus segera mencari Amanda dan membawanya pulang, setelah itu menanyai sang adik perihal dugaanya. Namun, ke mana dia harus mencari Amanda? Sementara Gala, satu-satunya teman wanita itu tak bisa dihubungi. “Awas saja kalau kau berani berbuat macam-macam pada adikku!” gertak Kenzie. “Bukan aku, tapi dia. Dialah yang macam-macam. Sebagai laki-laki normal, aku hanya merespons saja. Pernah dengar istilah tentang kucing dan ikan asin?” tanya Kenzo, ia menatap angkuh pada Kenzie. Kenzie mengepalkan kedua tangannya, emosinya nyaris meledak mendengar betapa santainya Kenzo berucap demikian. “Di mana kau sembunyikan Amanda?!” “Aku? Menyembunyikan adikmu? Cih! Yang benar saja. Kalau aku mau, aku bisa mendapatkan sepuluh wanita seperti dia. Jadi, untuk apa aku menyembunyikannya?” Plak! Kesombo
Read more
Anak?
“Man, Kakak perlu ngomong sama kamu,” ucap Kenzie saat Amanda melintas di hadapannya. Beruntung hari ini merupakan hari libur, jadi Kenzie memiliki banyak waktu untuk berbincang dengan sang adik. “Aku ada janji sama Gala, mau lari pagi,” sahut Amanda. “Sebentar, lima belas menit.” “Gala udah nunggu.” “Sepuluh menit.” Amanda menghela napas. “Oke. Di mana?” Kenzie berjalan menuju taman belakang dengan Amanda yang mengekor di belakangnya. Tempat itu sepi, hanya ada asisten rumah tangga yang sedang berlalu lalang membersihkan rumah dan pekarangan. Kenzo, lelaki itu masih bergulung dibalik selimut, sementara Alea, dia masih di kamar dan belum keluar sedari tadi. “Duduk,” titah Kenzie. Amanda menurut, ia mendaratkan bokongnya di samping Kenzie, namun sedikit memberi jarak. Hal tersebut disadari oleh Kenzie, ia tak mengira jika kejadian malam itu bisa membuat mereka menjadi asing seperti sekarang. “Kamu suka sama suami Kakak?” tanya Kenzie tanpa basa-basi. Untuk sejenak Amanda tak m
Read more
DMCA.com Protection Status