Eliska sudah menduganya. Yervan yang tertutup tidak akan mungkin membiarkan orang biasa masuk ke dalam hatinya."Awalnya kukira dia hanya penasaran atau seperti nenekmu yang haus kekuasaan, silau oleh statusku sebagai pangeran. Belakangan, aku baru sadar kalau dia bahkan nggak mengetahui hal itu. Dia bertanya dari kediaman aku berasal, bahkan mencoba menggunakan kekuasaan Kediaman Putri untuk menjadikanku suami matrilokalnya," papar Yervan."Dia pasti terkejut sekali begitu tahu," kata Eliska."Setelah itu, dia berkata kalau dia juga bisa menikah denganku, hanya saja Keshwari nggak setuju," ucap Madana. Pria sedingin apa pun akan menjadi sangat lembut saat membicarakan tentang orang yang dicintainya. Madana tidak terkecuali.Kemudian, Harini diam-diam datang untuk mencarinya. Saat itu penyakit Yervan sedang kambuh, dia sangat kesakitan hingga tidak bisa bangun. Dia tidak ingin gadis itu melihatnya dalam kondisi menyedihkan."Apa kamu nggak menginginkanku lagi?" tanya Harini dengan nada
"Kak Nindia jangan khawatir. Aku pasti memberi tahu Kak Eliska," ujar Rumi. Dia tahu masalah ini tidak sesederhana yang terlihat.Nindia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Arjuna. Dia pasti akan menyesal bila pergi tanpa melihat Eliska untuk terakhir kalinya.Arjuna selalu bersikap seolah-olah tidak peduli, dia sendiri mungkin berpikir bahwa semua baik-baik saja. Namun, Nindia yakin rasa suka kakaknya itu pada Eliska jauh lebih besar dari yang disangkanya.Belakangan ini, berat badan Arjuna jelas menurun. Dia juga sering terlihat melamun. Tidak peduli seberapa energik seorang lelaki, jika dia tidak bisa menikahi gadis pujaannya, semangatnya pasti akan berkurang separuh.Saat Arjuna kembali ke kediaman malam itu, Unus menceritakan percakapan antara Nindia dan Rumi padanya.Unus tentu saja tidak menguping. Pelayan di paviliun Nindia-lah yang memberitahunya.Arjuna terdiam sejenak, lalu berkata dengan tenang dan rasional, "Dia takut aku salah paham, jadi dia nggak akan datang."Elis
Dengan kekayaan dan kekuasaan militer sebesar itu, mereka akan memiliki cukup modal untuk melakukan pemberontakan.Zuhair tidak akan bisa tidur nyenyak dan pasti mengerahkan segala cara untuk menekan Kediaman Raja Kawiswara. Itu sebabnya, rahasia tentang Kediaman Lawana tidak boleh sampai bocor.Meski Eliska adalah istri Arjuna di kehidupan lampau, dia tidak pernah mendengar rumor apa pun tentang hal ini. Di kehidupan ini, dia pun hanya tahu bahwa Kediaman Lawana bekerja untuk Kediaman Raja Kawiswara, tidak lebih.Saat ini Kediaman Raja Kawiswara berutang budi pada Kediaman Adipati. Arjuna juga memendam sedikit rasa pada Eliska yang merupakan istrinya di masa lalu.Eliska yakin, Arjuna akan membantu apa pun masalahnya selama itu tidak berkaitan dengan Kediaman Raja Kawiswara. Bahkan pemuda itu mungkin saja mengorbankan sebagian kepentingannya untuk itu. Namun, mengenai masalah Raynar dan Kendhis, Arjuna tetap tidak akan mengalah.Jika kakaknya tahu terlalu banyak, Arjuna belum tentu ak
Raditya sudah mendengar cerita dari istrinya ketika Talita mengangkat topik pernikahan beberapa waktu lalu. Dia tentu saja terkejut. Hatinya bertanya-tanya bagaimana Putra Bangsawan bisa tertarik pada putrinya. Padahal belum lama ini, pemuda itu masih sangat mewaspadai Kediaman Adipati Madaharsa.Sebenarnya ini bukan masalah besar. Lagi pula, pernikahan adalah hasil negosiasi antara dua keluarga.Hanya saja, perhatian dari Putra Bangsawan setelah Kediaman Adipati menolaknya terasa membingungkan. Raditya tidak yakin bahwa Putra Bangsawan tidak memiliki maksud tersembunyi.Namun, untuk saat ini Raditya tidak bisa membiarkan putrinya cemas. Dia menenangkan diri, lalu memanggil sambil tersenyum, "Eli, Raynar."Setelah dipanggil Raditya, Eliska baru berjalan mendekat. Kini dia sudah mencapai usia dewasa, dia tidak bisa lagi menyerbu ke pelukan ayahnya dan bermanja-manja seperti sebelumnya."Ayah," panggil Eliska dengan mata memerah.Raynar berkata dengan sikap yang lebih tenang, "Tadinya ak
Pradipta tertegun sejenak, lalu menyanggupinya."Jangan biarkan masalah ini diketahui siapa pun. Aku nggak tahu siapa orang yang kuselamatkan itu. Mungkin saja dia bukan orang Yardin," kata Eliska. Pemuda itu pergi tergesa-gesa jelas karena dia tidak ingin dikenali.Pradipta membalas, "Aku akan membantu, tapi tolong Nona Eliska simpan kembali uang itu.""Memangnya semua gaji Tuan Pradipta digunakan untuk menyokongku?" gurau Eliska sambil tersenyum."Aku punya cara lain untuk menghasilkan uang," ujar Pradipta sambil menatapnya."Mungkin ini imajinasiku, tapi sepertinya sejak bereinkarnasi, Tuan Pradipta selalu membantuku sepenuh hati. Entah kebaikan apa yang telah kulakukan pada Tuan Pradipta hingga pantas menerima perlakuan ini. Aku hanya berharap di kehidupan ini, Tuan Pradipta bisa hidup dengan baik demi diri sendiri," kata Eliska sambil menatap pemuda itu dengan mata berbinar cerah.Pradipta membalas tatapannya. Hatinya menghangat, tetapi juga sedikit getir. Eliska berkata bahwa dia
Eliska merasa ini tidak masuk akal. Dia tidak pernah berinteraksi seintim itu dengan Yanuar, lantas bagaimana pemuda itu bisa tahu?Bekas luka di dada Eliska didapatkannya ketika berusia dua belas tahun. Dia tergores tusuk konde yang diletakkan di tepi bak mandi.Selain ibunya, hanya ada dua orang yang tahu tentang bekas luka itu. Mereka adalah pelayannya, Wanti dan Salma.Ibunya mustahil mengungkapkan hal sensitif tentang Eliska. Wanti yang tumbuh bersamanya dan selalu menjaganya juga tidak mungkin berkhianat. Satu-satunya yang mencurigakan adalah Salma.Salma adalah gadis yang Eliska selamatkan dari rumah bordil. Dia telah dijual oleh orang tuanya saat masih kecil.Eliska kasihan pada Salma. Melihatnya cukup cakap, dia lantas membiarkan gadis itu menjadi pelayannya. Setelah Eliska menikah, Salma juga diboyong pergi sebagai pelayan pribadi.Eliska memperlakukan Salma seperti adik sendiri. Semua masalah pribadinya dia ceritakan pada gadis itu.Kemudian, Eliska teringat sesuatu. Setelah