Tamara dijadikan sebagai penjamin hutang kekasihnya dan bahkan dipecat dari pekerjaannya karena difitnah oleh rekan kerja. Tak berhenti sampai di situ, Tamara juga membutuhkan uang untuk biaya operasi adiknya. Namun, kehidupan Tamara seketika berubah setelah dirinya dipertemukan kembali dengan Davis— pria yang sempat menghabiskan cinta satu malam dengannya. Tamara tak menyangka bahwa Davis adalah CEO di perusahaan tempat dia melamar pekerjaan, dan yang lebih mencengangkan lagi, Davis memintanya untuk menangani proyek membuat bayi dengannya!
Lihat lebih banyak“Sekarang hanya ada kita berdua di sini,” Tamara bisa merasakan nafas hangat pria itu di lehernya. Ia mengalungkan kedua tangannya, menariknya lebih dekat.
Ciuman pertama terjadi begitu cepat, bibir mereka bertemu dengan penuh nafsu. Langkah mereka bergeser tanpa henti, bergerak menuju ranjang di sudut kamar. Tangannya yang besar dan hangat menyentuh punggung Tamara, mendekapnya erat dalam pelukan.
Tamara merasa tubuhnya bergetar oleh hasrat yang tidak tertahankan.
“Apa kau yakin tidak akan menyesalinya?” suara berat itu terdengar begitu seksi bagi Tamara. Terlebih wajahnya yang tampan membuat Tamara seolah tidak bisa berhenti menatapnya. Wanita itu lantas menariknya lebih dekat, dan mencium bibirnya lagi dengan penuh gairah.
Malam itu untuk pertama kalinya, Tamara menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya untuk seorang pria yang bahkan baru saja ditemuinya. Dia terlena, dan tidak menyadari bahwa perbuatannya akan mendatangkan penyesalan dalam dirinya.
*
“Argh…” Wanita itu bergumam pelan. Tamara membuka kedua matanya, dan hal pertama yang dirasakannya adalah tubuh yang terasa remuk. Dia terdiam sambil mencoba mengumpulkan kesadarannya. Detik berikutnya, Tamara dibuat kaget ketika menyadari tubuhnya polos tanpa busana. Dia menarik selimut dengan panik, tapi perhatiannya teralihkan ketika Tamara menangkap sosok pria yang terbaring di sampingnya.
Tamara mengacak-acak rambutnya frustasi ketika momen semalam berhasil dia ingat. Semalam, dia mengunjungi J-Club, dan mabuk-mabukan di sana, berharap bisa melupakan setiap masalah yang menghampirinya. Seharian kemarin ada begitu banyak masalah yang dia alami hingga membuatnya merasa tertekan dan akhirnya mencari pelarian dengan mabuk-mabukan. Namun tampaknya apa yang dia perbuat, justru malah mendatangkan masalah baru.
Jika diingat-ingat, Tamara merasa dunia seolah begitu kejam padanya. Bisa-bisanya masalah datang secara bersamaan seperti ini? Belum sempat dia menemukan solusi untuk masalah yang satu, masalah lain sudah berdatangan menghampirinya. Sekarang dia bahkan harus menghadapi masalah yang jauh lebih besar dan rumit.
Tamara termangu merenungi nasibnya. Setiap kali memikirkan semua itu, dia benar-benar merasa sedih dan tersiksa. Bahkan semalam, sosok Tamara di klub tampak seperti sosok yang hilang ditengah keramaian. Dia hanya satu-satunya orang yang tampak tidak menikmati keramaian dan keceriaan di klub itu.
Dia baru saja tahu bahwa Hendrick—kekasihnya telah menggunakan namanya untuk melakukan pinjaman uang yang cukup besar di bank. Selain itu, dia dipecat dari perusahaan karena dituduh telah melakukan kecurangan dan menggelapkan uang.
Semuanya terjadi secara bersamaan, membuat Tamara merasa frustasi. Terlebih Tamara sama sekali tidak bisa menghubungi Hendrick untuk meminta pertanggungjawaban atas kekacauan yang diperbuatnya. Selain itu, dewi Fortuna tampaknya sejak awal memang tidak berpihak padanya. Di hari yang sama, Tamara mendapatkan kabar bahwa adiknya mengalami kecelakaan dan membutuhkan uang untuk melakukan operasi.
Tamara menggigit bibirnya. Kedua mata wanita itu tampak mulai berkaca-kaca. Sekarang, dia menghadapi masalah baru atas kebodohan yang diperbuatnya dengan meniduri pria asing yang dia temui di klub semalam.
Karena tidak ingin membuat masalah ini semakin rumit, Tamara memutuskan untuk segera beranjak memunguti pakaiannya. Dengan penuh hati-hati Tamara berpakaian, dan berusaha untuk tidak membuat suara yang dapat membangunkan pria itu dari tidurnya. Dia berencana melarikan diri sebelum lelaki itu sadar akan kehadirannya.
*
Davis terbangun, ketika dia menyadari wanita yang tertidur dengannya semalam telah menghilang dari sampingnya. Matanya lantas beralih pada hal lain. Ada beberapa lembar uang kertas yang tampaknya sengaja ditinggalkan di sana. Sudut bibir Davis terangkat perlahan. “Berani sekali wanita itu menganggapku pria bayaran.”
Drrtt…
Dengan segera Davis mengangkat panggilan masuk dari Fabio - asistennya.
“Bagaimana? Apakah kau sudah menemukan petunjuk?” tanyanya tanpa basa-basi.
“Maafkan aku, Tuan. Tapi, aku tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun mengenai keberadaan Nona.” Suara Fabio membuat Davis menghela napas panjang.
Minggu depan, Davis seharusnya akan melangsungkan pernikahan. Namun, calon istrinya mendadak menghilang. Hal ini membuat Davis kesal, karena memikirkan jika pernikahan batal, maka itu akan merusak nama baik serta citra keluarganya di depan semua orang. Selain itu, orang tuanya akan kembali mendesaknya untuk memberikan keturunan.
Otaknya berputar keras. Apa pun yang terjadi, pernikahannya harus tetap berlangsung.
Davis terdiam sejenak ketika sebuah ide terlintas di benaknya. Ada satu cara yang dia rasa bisa menyelesaikan masalahnya saat ini, dan itu berkaitan dengan wanita yang pagi ini didapatinya menghilang dari sisi ranjangnya.
“Fabio, aku punya tugas lain untukmu…”
***
Bellatrix menghela napas dalam-dalam. Udara malam yang begitu dingin terasa begitu menusuk hingga membuatnya tidak tahan berlama-lama di luar. Wanita paruh baya itu langsung melangkah masuk ke dalam gedung tempat dimana biasa anak-anak buahnya berkumpul. Tiba di sana, kedatangannya langsung disambut oleh Ollie yang sudah menunggunya sejak tadi.“Selamat malam, nyonya.”“Tidak perlu basa-basi. Aku tidak ingin membuang-buang waktu. Langsung antarkan saja aku pada mereka!” ucap Bellatrix tanpa menoleh sama sekali. Wanita berpakaian serba hitam itu kini berjalan dengan tergesa-gesa dengan Ollie yang mencoba mengimbangi langkahnya.“Mereka sudah menunggu di ruang biasa, nyonya. Begitu tiba, aku langsung meminta mereka berkumpul di sana sesuai dengan permintaan anda.”“Bagus! Lalu bagaimana dengan tugas lain yang aku berikan padamu?”“Saya sudah berhasil mendapatkan informasi yang anda minta. Hanya saja…, ada beberapa hal, nyonya,” gumam Ollie dengan kepala tertunduk. Bellatrix yang mendeng
“Apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku, sayang?” Bellatrix menatap wanita di hadapannya dengan raut wajah bingung. Tidak biasanya wanita di hadapannya ini memasang ekspresi serius seperti ini.“Kau sudah tahu kalau dia kembali, kan?” Hailey melontarkan pertanyaan retoris. Bellatrix sama sekali tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Akan tetapi, walau terlihat begitu jelas, dia masih tetap berusaha untuk tenang seolah tidak mengerti dengan maksud dari perkataannya.“Apa maksudmu?”“Kau tahu apa maksudku. Orang yang selama ini menjadi penghalang! Kau sudah tahu dia kembali, kan? Maka dari itu, kau meneleponku kemarin, ya kan?” Hailey menatap wajah Bellatrix intens. Dugaannya tidak akan mungkin salah. Bellatrix pasti sudah bertemu dengan Serena. Itulah kenapa dia meneleponnya kemarin.“I-Itu…, darimana kau tahu? Apakah jangan-jangan kau…”“Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi lagi. Sekarang aku mengerti alasan kenapa kau menghubungiku kemarin. Itu pasti karena kau suda
Hugh terdiam memandang Serena yang kini duduk di hadapannya sambil melahap makanan yang baru saja di sajikan di hadapan mereka. “Bagaimana? Kau menyukainya?” tanya Hugh, sambil menunggu respon darinya.Serena mengunyah makanan di mulutnya sebelum mengutarakan pendapatnya. “Ini enak. Aku menyukainya.” Serena tersenyum simpul.“Sudah aku duga kau pasti akan menyukainya!”“Darimana kau tahu ada restoran seenak ini?”“Aku tidak sengaja menemukannya ketika aku dan Shawn pergi ke taman hiburan beberapa waktu lalu. Tempat ini sangat ramai, jadi aku pikir tidak ada salahnya untuk berkunjung ke sini. Selain itu, aku juga sempat melihat review di internet tentang restoran ini, dan ternyata memang bagus.”“Oh, begitu… tapi ini sungguh enak!” Serena kembali melahap makanannya. Sekarang ini, Serena dan Hugh sedang berada di restoran. Mereka sedang menikmati waktu makan siang bersama. Saat di rumah, Hugh melihat Serena sangat kelelahan dengan pekerjaannya, dan karena sudah saatnya jam makan siang,
“Kalau begitu, saya permisi.” Aiden tersenyum lantas berlalu meninggalkan ruangan tersebut. Dia berniat untuk menemui putrinya sebelum meninggalkannya, dan membiarkan dia belajar bersama teman-teman barunya.Langkah Aiden mendadak terhenti saat dia melihat Rhys yang berdiri di koridor dengan wajah panik. Pria itu tampak kebingungan mencari sesuatu. Karena tidak melihat Loui bersamanya, Aiden bergegas menghampiri pria itu. “Rhys!”“Aiden, gawat!” Rhys mendekat dengan wajah cemas. “Loui hilang.”“Apa?” Aiden membelalakan mata begitu mendengar penuturannya barusan. “Tadi aku meninggalkan barangku di mobil, dan aku berniat untuk mengambilnya. Tapi Loui tidak mau dan bersikeras ingin menunggu di sini, jadi aku memintanya untuk duduk di sini sebentar sementara aku pergi. Begitu aku kembali, dia sudah tidak ada.”“Astaga, kau seharusnya tidak boleh lengah. Loui itu anak yang tidak bisa diam. Sekarang ayo cari dia sebelum dia melakukan sesuatu yang bisa membahayakannya!” Aiden dan Rhys lantas
“Jadi maksudmu adalah wanita jalang itu tidak sendirian?” Bellatrix mengalihkan perhatiannya pada Ollie. Lelaki itu sudah menjelaskan semuanya, dan begitu Bellatrix mengetahui cerita lengkap dari Ollie, dia segera meminta Ollie pulang.“Betul, nyonya. Dan sepertinya dia yang melindunginya selama ini.”Bellatrix termangu sambil mencerna ucapan Ollie barusan. Dia sungguh tidak menyangka kalau Serena akan memiliki seorang pelindung seperti yang diceritakan Ollie. Siapa pria yang dia maksud sebenarnya? Tidak mungkin itu Rhys, kan?“Aku ingin kau terus memantau Serena! Ikuti dia secara diam-diam dan terus pantau dia. Selain itu, coba juga untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai lelaki yang kau maksud. Cari tahu siapa namanya, bagaimana latar belakangnya, dan berikan aku seluruh detail informasi tentangnya. Pokoknya aku harus tahu semua yang tentang lelaki itu, agar aku bisa menilai apakah pria ini bisa menjadi ancaman atau tidak. Jika dia tidak menjadi ancaman, maka kita aka
Ollie melirik jam di ponselnya. Sudah hampir lewat dari jam pulang kantor, dan wanita yang menjadi targetnya sama sekali belum juga terlihat. Matanya yang terus mengawasi semakin sadar bahwa pegawai kantor yang ada semakin berkurang.Ada yang aneh, sepertinya aku harus memastikannya. Ollie melangkah turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam. Begitu tiba di dalam, dia dapat melihat beberapa pegawai yang baru tiba di lobi dan sedang berjalan mengarah ke pintu dimana dia datang.Tepat saat matanya mengedar ke sekeliling, Ollie menangkap pemandangan tidak biasa. Matanya melihat seorang pegawai wanita yang berjalan menuju arah yang berbeda dari pegawai yang lain. Begitu diamati lebih seksama, Ollie baru sadar bahwa wanita yang dilihatnya adalah Serena. Orang yang ditunggunya sejak tadi. Sial! Sepertinya dia sudah sadar bahwa aku mengikutinya sejak tadi. Kalau sampai nyonya Bellatrix tahu, maka ini akan menjadi masalah besar. Aku harus segera mengikutinya!Ollie mempercepat langkah kakin
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen