Dihamili lalu ditinggalkan begitu saja tanpa tanggung jawab oleh seorang aktor ternama, Natalia harus berjuang merawat anaknya seorang diri. Namun, siapa sangka dia justru bertemu dengan Alex, musuh masa lalunya, dan justru terlibat pernikahan kontrak dengannya. Bukannya bahagia, hidupnya justru makin sengsara. Ini benar-benar gila!
Lihat lebih banyak“Ayo menikah kontrak denganku, Lia. Aku akan menjamin kebahagiaanmu dan anakmu.”
Perkataan dari Alexander Adarsa, putra dari pemilik Agensi Star Musik yang sangat besar, sekaligus musuh di masa lalu Natalia Nawasema, terus menggema di kepalanya.
Saat itu, Lia sedang berjalan di pinggiran kota dengan bayi di gendongannya setelah berusaha mencari pertanggungjawaban dari seorang aktor papan atas yang tega menghamilinya. Namun sialnya, pria itu sama sekali tidak mempedulikan Lia dan anaknya. Hingga akhirnya, Lia dipertemukan dengan Alex.
Tawaran Alex yang sangat mendadak membuat Lia sempat bimbang. Di satu sisi, Lia butuh pekerjaan dan seseorang yang bisa membantunya merawat anak tersebut, sementara di sisi lain, Alex adalah musuh di masa lalunya. Di samping itu, Alex juga merupakan salah satu publik figur yang cukup tersohor, apa jadinya jika tiba-tiba media mengetahui bahwa dia menikah dengan mantan model yang hamil di luar nikah.
Namun, setelah berhasil diyakinkan oleh Alex, akhirnya Lia setuju untuk menikah kontrak dengan pria itu.
Kini, genap satu bulan Lia telah resmi menyandang status sebagai Nyonya Adarsa, istri dari Alexander Adarsa. Namun naas, janji manis yang telah diucapkan Alex sebelumnya hanya sebatas omong kosong karena pada kenyataannya, kini Lia justru diabaikan dan malah dimanfaatkan untuk kepentingan Alex sendiri.
“Aku hanya tidak ingin menikah dengan wanita pilihan ayahku, maka dari itu aku menikah dengan Lia.”
Perkataan Alex minggu lalu dengan salah satu temannya di telepon, kembali muncul di kepala Lia. Saat itu, Lia tidak sengaja mendengar percakapan itu dari balik pintu ruang kerja Alex. Hal itu membuat Lia akhirnya paham dengan tujuan utama pernikahan kontraknya dengan Alex.
“Lia, kamu sudah makan?” tanya Alex yang tiba-tiba muncul di pintu kamar tidur Lia. Mereka memang tidur di kamar terpisah karena Lia merasa tidak enak jika harus tidur bersama Alex. “Kamu harus menjaga kesehatanmu, Lia.”
Lia tersenyum kecut, jelas tahu bahwa semua itu agar pernikahan kontrak ini tetap berjalan seperti kemauan Alex.
"Aku tidak berselera untuk makan," jawab Lia, kemudian duduk di tepi tempat tidur.
"Kamu menentang perintahku, Lia?" tanya Alex seolah memastikan jawaban Lia.
Lia hanya bisa menghela napas berat. Andai saja Lia tahu bahwa Alex akan selalu memaksakan kehendaknya dengan sifat yang mudah berubah dan menjengkelkan hingga membuat Lia lelah, mungkin Lia tidak akan menerima pernikahan kontrak itu.
Bahkan, dengan wajah Alex yang sangat tampan, rahang tegas, hidung mancung, dan mata yang tajam, mungkin bisa membuat Lia jatuh cinta. Namun, sifat Alex yang selalu mengekangnya dan arogan itu benar-benar membuat Lia sengsara.
Walaupun dalam kontrak mereka memang dijelaskan bahwa Lia harus menuruti semua kehendak Alex, tetapi terkadang semua itu justru terasa seperti memperbudak Lia.
“Tidak, Alex.” Lia menatap Alex sekilas dengan mata lelahnya. “Aku hanya merasa cukup lelah. Aku ingin istirahat.”
Alex mulai memperhatikan Lia yang mulai merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Mata bulat, hidung yang tak begitu mancung, tetapi tampak cocok di wajahnya, bibir tebal, serta alis yang indah, juga kulit putih normal dan bersih.
Proporsi tubuh Lia yang ideal meski telah melahirkan seorang anak pun membuat Alex sadar, pantas saja wanita ini pernah menjadi model terkenal.
Tanpa sadar, Alex berjalan masuk ke dalam kamar Lia dan berhenti tepat di samping ranjang Lia. Alex mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Lia ketika wanita itu telah terpejam.
Lia yang merasakan usapan di rambunya, kembali membuka mata.
“Alex? Apa yang kamu lakukan?” tanya Lia kaget begitu melihat Alex sedang menunduk di atasnya yang tertidur.
“Aku hanya membelai rambutmu, Lia. Kamu pikir aku akan melakukan apa?” jawab Alex dengan santai. “Lagipula, aku juga tidak akan berbuat lebih padamu karena aku tidak menginginkannya.”
Ucapan Alex membuat Lia bungkam. Alex kembali menambahkan sesuatu pada kalimat sebelumnya. "Bahkan jika aku bertindak semauaku pada dirimu, itu sah saja karena kita sudah sah menjadi sepasang suami istri."
“Tapi, kamu sudah berjanji bahwa kita tidak ak–”
Dering ponsel Alex langsung memotong ucapan Lia.
"Apa kamu serius, Resham?!" kata Alex dengan panik ketika menjawab telepon itu.
Alex mendadak memutuskan sambungkan dan membuka tautan internet yang dikirimkan oleh sang pengawal pribadinya, yang bernama Resham.
Perlahan Lia yang heran menghampiri Alex lagi dan melontarkan tanya. "Ada apa, Alex?"
Nafas Alex bak tercekat, merasakan tangannya jatuh. Dengan penuh keberanian, Lia merampas ponsel Alex yang masih menyala. Pria itu hanya terdiam, menemukan raut wajah Lia yang seolah tersengat listrik berkekuatan tinggi.
Lia menutup mulutnya dengan kedua tangan, membaca artikel yang sudah dibaca orang ribuan orang.
[Anak Tunggal dari Founder sekaligus CEO Star Music, Alexander Adarsa, Dikabarkan Telah Menikah!]
“Sial!” keluh Alex.
"Bu-bukannya sudah bagian dari kesepakatan kita jika pernikahan ini akan dirahasiakan? Aku tidak bisa seperti ini, Alex!" ucap Lia yang tentunya diselimuti dengan rasa cemas.
"Aku akan mengatur semuanya." Balas Alex tegas dan yakin.
"Tapi—"
"Aku bilang, aku akan mengaturnya! Percaya saja padaku!" Suara Alex meninggi, membuat Lia terkejut dan diam sejenak.
“Kamu pikir kalau kamu bisa mengurus ini semua hanya dengan ocehanmu?” tambah Alex lagi.
Alex lagi-lagi menggertak Lia, padahal Lia pun panik karena bisa saja identitas yang berusaha dirahasiakannya akan terungkap ke publik. Apalagi Lia adalah mantan model terkenal dan diam-diam telah memiliki seorang anak.
Lia menjalankan pernikahan kontrak ini dengan tujuan untuk bertahan hidup dan membesarkan anaknya, jadi bagaimana bisa Lia diam saja?
Tak ingin terus bersama Alex di malam hari yang kelam dan suram itu, Lia pun kembali berbalik, meninggalkan Alex yang sebenarnya sedang panik dan berusaha menghubungi seluruh bawahannya.
Malam itu, Alex langsung membawa Lia pergi ke salah satu hotel bintang lima untuk bersembunyi dari wartawan.
“Kamu diam saja dulu di hotel ini, aku akan urus masalah ini,” kata Alex dengan tegas, seolah tidak menerima penolakan.
“Tapi, Alex, bagaimana dengan Alesia? Kenapa dia tidak dibawa ke sini juga?” tanya Lia dengan cukup panik.
Sejak hari pernikahan itu, Lia bahkan tidak pernah bertemu dengan anaknya. Entah apa alasan sesungguhnya Alex memisahkan keduanya, yang jelas itu membuat Lia semakin kesal. Di saat seperti ini, jelas Lia merasa lebih khawatir dengan kondisi anaknya.
“Apa kamu pikir kita tidak akan lebih kesulitan kalau bersembunyi membawa bayi?” Alex menatap Lia dengan tajam. “Kenapa kamu tidak bisa berpikir dengan baik, Lia? Lagipula, anakmu sudah aku sewakan babysitter, kenapa masih saja khawatir sedangkan nasib karirku dan status tersembunyimu saja sedang terancam?”
“Dia anakku, Alex! Wajar saja seorang ibu khawatir dengan anaknya,” sahut Lia dengan lebih berani. Hanya saja, tetap terlihat tidak memiliki kuasa apapun untuk menggerakkan kemauan Alex.
“Turuti saja perintahku, Lia! Jangan banyak melawan atau kamu urus sendiri masalah ini!” kata Alex akhirnya dengan suara yang semakin meninggi.
Pada pagi yang cerah, Alex mengerjapkan matanya dengan seksama, menemukan langit-langit kamarnya yang menyambut hari itu. Reflek Alex merenggangkan otot-otot tubuhnya, dan secara tidak sengaja menyentuh kulit lembut Lia yang juga masih terlelap di sampingnya. Merasakan sentuhan itu, Lia perlahan tersadar. "Ah, maaf sayang." Kata Alex yang lalu memeluk Lia perlahan. Sentuhannya masih saja sama, menghangatkan dan penuh kasih. Lia hanya tersenyum, kemudian berbalik demi membalas pelukan kasih sang suami. "Selamat pagi sayang." Katanya. "Selamat pagi juga untukmu." "Bagaimana hari ini? Apa kamu akan berangkat lebih awal lagi seperti kemarin?" Alex terdiam dan mempertimbangkan, kemudian menjawab. "Sepertinya tidak perlu, aku bahkan cuti sebanyak dua hari." Dahi Lia mengernyit. "Benarkah?" "Ya." Alex mengangguk. "Rasanya ingin menghabiskan waktu bersamamu dan Reksa setelah sekian lama tak memilikinya." Lia mendengkus. "Apa semuanya akan baik-baik saja jika kamu tetap cuti hari ini
"Kita sudah sampai tuan." Ucap seorang pengawal membuat Evan tersadar dari lamunannya di dalam kendaraan yang membawanya pulang. Evan terdiam sejenak, dan melihat ke arah depan mobil tersebut. Dilihatnya kediaman yang sudah beberapa bulan menjadi huniannya, juga menjadi heran ketika menemukan sebuah mobil tak dikenalnya terparkir di depan pintu masuk. "Mobil siapa itu?" Tanya Evan masih kebingungan. "Apa Rika membeli mobil baru? Karena sudah tidak mungkin dia menerima tamu di waktu malam seperti ini." Pengawal terdiam, sedikit ragu menjawab sang tuan dan membuat pria itu semakin menaruh curiga. Tanpa isyarat Evan segera keluar dari dalam mobil, melangkah terburu-buru ke dalam rumahnya dan Rika. Evan semakin terkejut ketika menemukan beberapa lembar pakaian yang berserakan di atas lantai. 'A-apa apaan ini?' Batin Evan mulai merasa marah di atas curiganya. 'Apa dia berselingkuh?!' Evan terus melangkah, menemukan pintu kamar pribadinya dan Rika yang sedikit terbuka. Terdengar suara
Satu tangan Erika Odeline terkepal, mendengar fakta bahwa Evan, pria yang dikenal sebagai suaminya sedang berada di dalam tahanan. "Apa yang membuatnya ditahan di dalam sana?" Tanya Rika pada salah satu pengawalnya. "Apa ini berkaitan dengan masalah perusahaan Adarsa dan Agensi Star Music?" Pengawal Rika mengangguk. "Ya nyonya, tuan Evan dituntut atas kasus percobaan penculikan, dan penyalah gunaan dokumen penting atas aset orang lain." "Apa? Orang lain?" Ulang Rika dengan nada bicaranya yang berapi-api. "Orang lain katamu?!" Kekesalan Rika menyebabkan pengawalnya menunduk. "Maaf nyonya." "Sial! Aku sudah memberi umpan agar Evan bisa mengklaim aset aset itu secara gamblang, tapi apa yang selama ini dia lakukan?!" Rika terdiam sejenak, lalu mendadak histeris menyerukan kekesalannya. Tentu, tak ada yang berubah dari wanita temperamental seperti Rika yang sangat mudah memelihara ego dan amarahnya. Bahkan setelah banyak hal dan hukuman yang Rika lalui, dia masih saja membena
Menyusul di penghujung hari, Alex yang cukup lelah pun tiba di kediamannya. Lelah membuat Alex lebih banyak diam, terus berjalan masuk dan menemukan kehadiran Lia di dalam kamar pribadi mereka. Ketika Pintu berderit, Lia menoleh, tersenyum menemukan kembalinya sang suami yang telah melalui hari yang panjang. Lia merentangkan tangannya, reflek disambut hangatnya dekapan. "Kamu telah menolongku hari ini." Desis Alex menggelitik telinga Lia. "Kamu adalah penyelamatku." Lia terkekeh dan mengeratkan pelukannya. "Akan kulakukan hal terbaik yang kubisa untukmu, sayang." Cukup lama Alex dan Lia saling bertukar dekapan, seolah tak berjumpa setelah sekian tahun. Sepertinya hanya ingin menyampaikan rindu melalui sentuhan, dan itu sudah lebih dari cukup. Selang beberapa detik, Lia melepas pelukannya. "Apa kamu sudah makan malam?" Alex tersentak, menyadari bahwa dia tak mengkonsumsi apa-apa sejak tadi siang. Melihat roman wajah Alex yang terkejut itu membuat Lia menyadari dan paham,
Evan hendak untuk menyerang Lia, tetapi matanya memincing tatkal menyadari sesuatu. Dalam sekejap Evan terbelalak, menemukan Lia sepertinya sedang merekam segala bentuk percakapan mereka sejak tadi. "Ka-kamu..." Suara Evan bergetar ketakutan, Lia pun mengeluarkan ponselnya dari balik saku gaun. Lia menghela nafas, "kamu menyadarinya." "Ka-kamu merekamku sejak tadi?" Lia menggeleng, kemudian memperlihatkan layar ponselnya. "Lebih dari itu, aku menyiarkan ini secara langsung di ruang pertemuan perusahaan suamiku, perusahaan Adarsa." Evan terperanjat begitu dalam, tubuhnya seperti kaku, tak mampu mengatakan apa apa. "Selamat, Evan. Kamu baru saja mengungkapkan kebohonganmu di depan banyak orang. Sepertinya kamu harus menjelaskan semuanya di depan petugas berwajib nanti." Lalu, secara bersamaan pula, pintu unit apartemen tampak terbuka secara paksa dari luar. Evan semakin terkejut, menyadari bahwa dia keliru. Sementara itu, Lia masih terlihat tenang. "Kamu memang wanita licik!" Ke
Sungguh tak ada yang dapat dibendung lagi ketika Lia mengetahui bahwa Evan sungguh berniat melakukan hal buruk terhadap dirinya dan keluarganya, lagi dan lagi. Untuk kesekian kalinya Lia harus berpura-pura bodoh, pura-pura tak tahu bahwa Evan saat ini sedang membuntutinya. Ketika Lia selesai dengan niatnya meyakinkan Alex melalui pesan singkat, Lia menghela nafas. Wanita itu lantas turun dari kendaraan yang membawanya. "Apa aku harus turun, nyonya?" Tanya pengawal yang juga sedang mengemudikan mobil tersebut. Lia menggeleng. "Tak perlu, kamu langsung pulang saja." Pengawal dibuat heran. "Tak bisa nyonya, setidaknya aku harus menunggu anda." Kedua kalinya Lia menggeleng. "Ini adalah perintah dariku." "Tapi nyonya—" "Percaya padaku." Pengawal masih saja ragu. "Aku tahu tugasmu adalah mengawalku, tetapi kali ini aku dan Alex sudah sepakat mengenai perubahan rencana untuk hari ini." Lia yang menolak membuat pengawal terpaksa melakukan perintahnya, apa lagi Lia mengakui bahwa in
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen