Waiting For Ending

Waiting For Ending

Oleh:  nanda alfiana  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 Peringkat
19Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seseorang tuan muda besar yang merupakan CEO dari perusahaan terbesar sepanjang masa dalam dunia bisnis yang tak lain lain adalah MaLvi Company. Reza Abrisam Malviano ialah pemilik perusahaan tersebut. Dengan sifatnya yang arogan, sombong, dan angkuhnya tak luput dengan banyaknya orang-orang yang mau menghancurkan dirinya terlebih lagi dengan kedudukannya di MaLvi Company. Tangannya meraih lalu membuka map biru yang bernama 'Nara Charlie' Reza sudah bersumpah akan membalaskan dendamnya pada keluarga Charlie, walau pun ia tahu kalau Nara tidak bersalah sama sekali tapi tetap saja bagi Reza. Orang sudah berkhianat akan selamanya seperti itu. Reza sama sekali tidak pernah memandang bulu jika ingin membalaskan dendamnya. Markas yang ia beli untuk dijadikan tempat eksekusian para tikus-tikus nakal sudah menjadi bukti betapa kejamnya Reza dalam dunia bisnis. Reyhan yang sudah hafal betul gimana sifat dan juga perilaku Reza, ia berharap penuh dengan seseorang gadis yang akan menjadi mangsa Reza selanjutnya.

Lihat lebih banyak
Waiting For Ending Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
bundaRey
wah seru. tentang pembalasan dendam ya. ditunggu kak.
2021-10-09 15:41:47
0
user avatar
Ezzel kalila
Cerita yang menarik, apalagi bagian nasi gorenggg :D
2021-10-08 16:11:30
1
user avatar
Rosenorchid
bacanya bikin candu
2021-10-07 19:34:46
1
user avatar
Oryza_Sativa
Blurbnya menarik, apalagi tentang CEO pasti rame nih. Semangat lanjut thor.
2021-10-07 18:54:50
1
user avatar
athena_vivian
kalo mau gaet CEO ganteng, mapan harus pake nasi goreng ya, Thor...maulahhhhhhhhhhhh akuuu...
2021-10-07 17:07:17
1
user avatar
Empit
semangat Kaka, ku tunggu kelanjutannya ...
2021-10-07 12:40:56
1
user avatar
Pena Air
like banget ceritanya
2021-10-06 20:32:40
1
user avatar
Al Letta
Semoga sukaa sama cerita kaa ndaa
2021-10-06 17:36:48
1
user avatar
Al Letta
Selamat membaca semua!!...
2021-10-06 17:34:53
1
19 Bab
Syarat Nasi Goreng
Mansion mewah berdesain klasik yang mempunyai kualitas yang tidak usah diragukan lagi serta dilengkapi dengan fasilitas berkelas tinggi hampir semua teknologi yang dipakai serba otomatis dan bersandi hanya sidik jari, mansion ini telah dibeli oleh seseorang tuan muda besar yang merupakan CEO dari perusahaan terbesar sepanjang masa dunia perbisnisan yang tak lain adalah MaLvi Company.Reza Abrisam Malviano ialah pemilik mansion itu dan juga seorang CEO dari perusahaan besar MaLvi Company. Reza memiliki segudang aset mewah yang ia beli untuk kepuasan pribadinya. Dengan sifatnya yang arogan, sombong, dan angkuhnya tak luput dengan banyaknya orang-orang yang mau menghancurkan dirinya terlebih lagi dengan kedudukannya di MaLvi Company. Tok tok tok tok “Masuk,”titahnya seraya membenarkan kaca mata yang ia pakai. “Tuan.”Namanya Reyhan Sebastian Putra, ia merupakan tangan kanan Reza atau bi
Baca selengkapnya
Perlahan Hancur
“AH! IYA AKU LUPA!” ucapku sambil menepuk jidat. “Kenapa?” tanya Reza sambil memasukan suapan nasi goreng ke dalam mulutnya. “Tadi ini harganya berapa ya? Hehehe,” jawabku sambil menyengir dan menunjuk piring kotorku. Reza yang mendengarnya menjadi tersedak dan buru-buru minum, aku pun yang melihatnya buru-buru menepuk pundak pemuda ini. “UHUK UHUK UHUK.” “Eh, kenapa?” “Aku kira ada apa,” Reza memutarkan badanya sambil mengahadap Nara. “Maaf,” ucapku yang menundukan kepala. “Gapapa,” ujarnya sambil mengelus pucuk kepalaku, aku yang mendapatkan perlakukan itu spontan menepis kasar tangan kekar pemuda itu dari kepalaku. “Dasar ga sopan!” bentakku. Aku mendengus kesal padanya. 
Baca selengkapnya
Pikirkan Baik-Baik
Aku melenggang pergi dari ruangannya aku berjalan kearah toilet. Di sana aku menangis aku luapan rasa lelahku. “Maaf saya, Nara,” ucap sang pemilik yang terdengar menyesal. Kurang lebih satu tahun ini pemilik cafe diam-diam memperhatian Nara dan sudah satu tahun ini juga ia memendam rasanya pada Nara. Farhan Dirgantara ialah pemilik cafe tersebut sekaligus sahabat kecilnya Reza. Setelah berpamitan dengan semuanya, aku ga tau harus kemana lagi. Aku hanya lelah. Disini lain Reza sedang tersenyum kemenangan melihat Naranya menderita karnanya. Ia melihat wajah gadisnya yang keluar dari cafe milik Farhan dengan wajah yang sangat cape. Dddrrrttttt ddddrrrrttttt Telefonku berbunyi, aku melihat siapa yang menelefonku dan ternyata perawat kamar mama. "Suster Anez," gumamku sambil mengklik tombol hijau. "Halo sus," ucapku yang dengan su
Baca selengkapnya
Gue Suka Sama Nara
Ponsel Reza berbunyi. Ia merogoh saku belakang celananya untuk mengambil ponselnya, ia berdecak kesal membaca pesan itu. Kenapa di saat seperti ini harus ada penghalang ke bahagiaannya.  Reyhan A : Tuan hari ada rapat penting mengenai bekerja bersama dengan Worts Babel. Serta beberapa dokumen yang harus di tanda tanganin. Reza M : Saya ke sana. Reza bergegas untuk ke perusahannya untuk saat ini jadwalnya tidak bisa di tunda lagi apalagi dengan perusahaan Worts Babel. Jika ia berhasil bekerja sama dengannya itu akan sangat menguntungkan bagi MaLvi Company dan untuk dirinya sendiri.Sesampainya di ruang rapat, Reza di sambut hangat oleh ketua Worts Babel. Tangan terulur untuk berjabat tangan, Reza yang ditemani oleh Reyhan dan beberapa karyawan kepercayaannya untuk melangsungkan rapat penting ini.Setelah rapat berlangsung baik dari pihak Worts Babel dan pihak MaLvi Company, akhirnya
Baca selengkapnya
Mansion Reza
"Ngapain sih ngeliatin mulu!" suasana hatiku yang lagi buruk ditambah lagi dengan pemuda yang ga jelas satu ini. "Gunanya punya mata buat apa?" jawabnya sambil menyenderkan punggungnya. "Aku bingung," ujarku dengan tatapan kosong. Reza hanya melipatkan kedua tangannya di dada. "Saya paham." "Gimana kamu bisa kenal sama mama?" Reza hanya menaikan pundaknya sambil menghela nafas nafas. Aku mulai merasakan perih di lambungku dan merasa sangat dingin. "Pulang yuk," ajaknya. Tanpa menunggu jawaban dariku, ia malah langsung menggandeng tanganku. Reza merasakan tangan Nara yang sangat dingin, ia juga melihat baju Nara masih sama seperti tadi hanya saja Nara memakai sweater moca yang melekat ditubuhnya. Aku hanya mengikutinya dari belakang. Aku merasakan kehangatan di tangan Reza saat di dalam mobil. Aku yang awalnya membuka suara untuk memecahka
Baca selengkapnya
Reza Yang Kasar
Aku sontak melihat badanku dan ternyata masih full, pakaianku pun masih sama seperti tadi hanya saja sweaternya yang terlepas. Mbo yang melihatku lalu tersenyum seraya mengajakku untuk turun ke bawah dan makan malam bersama. “Mbo duluan aja, ya? Nara mau ke kamar mandi dulu,” mbo mengangguk dan meninggal Nara sendirian. “Loh mbo? Nara kemana?” tanya Reza. Sontak membuat raut wajah Reyhan menjadi kebingungan. “Masih ada di kamar tuan, katanya mau ke kamar mandi dulu. Mbo ke dapur dulu ya tuan.” “Ka? Ada Nara di sini?” Reza berdehem sebagai jawabannya. “Hmm.” Sedangkan Aku? aku masih bingung mau melakukan apa. Jujur terlebih lagi saat ini aku baru bangun tidur pasti nyawaku belum terkumpul dengan sempurna, apa iya Reza mau menculikku dan memaksa untuk menikahinya. 
Baca selengkapnya
Ada Apa Sama Darah?
"KENAPA LO JUAL SAHAM GUE KE MUSUH GUE! BRENGSEK!" Reza yang sudah membabi buta. Axell meludahkan darahnya dan menatap sengit Reza. "KARNA SIFAT SOMBONG LO! ANGKUHNYA LO! DAN LO SELALU MEMANFAATKAN GUE SEMENA-MENA! ITU YANG BUAT GUE MUAK!" hardik Axell. BUGH!BUGH!BUGH! Reza langsung menendang kuat perut Axell. Axell mulai tak berdaya dan sulit untuk bernapas, bagi Reza orang sudah munafik akan selamanya menjadi munafik. Kemeja putih Reza sudah berlumuran darah. "Siksa si kotoran ini dalam 2 jam! Siapkan air panas perasan lemon!" perintahnya lalu berjalan mundur untuk duduk manis seraya menyaksikan pertunjukan yang akan segera dimulai. "Ka, jangan lupa di rumah ada ka Nara," Reyhan yang mulai memperingati Reza, Reyhan juga melupakan adanya Nara di rumah. "Hmm." "AAAARRRGGGHHHH! SAKITTTTT!" teriak Axell yang kesekian kalinya
Baca selengkapnya
Hampir Keceplosan
Semenjak aku berada di mansion Reza, tanpa Reza sadari ia sudah menunjukan sifat manjanya padaku. Aku pun juga merasakan perubahan pada dirinya yang awalnya aku kira Reza adalah pemuda yang annoying dan membosankan tapi aku rasa ia tidak terlalu buruk sekarang-sekarang ini. Sebelum aku mengobati lukanya aku sempet introgasi dia dulu perihal baju yang penuh dengan darah lalu menceramahinya abis-abisan namun, lelaki itu malahan senyum-senyum ga jelas ia sama sekali tak menggubris pertanyaanku. Reza bisa melihat dari sorot mataku yang menandakan aku sedang khawatir padanya. Ia sedari tadi tak menanggapi ucapanku, Reza hanya melipat kedua tangannya di dada seraya tersenyum ga jelas ke arahku. Ntah mengapa kalau aku ingat-ingat lagi kejadian beberapa jam yang lalu, ada rasa penasaran dalam diriku. Aku menjadi kasihan padanya jika ia selalu pulang malam dalam keadaan kacau seperti tadi, siapa yang akan merawat Reza? Aku mengam
Baca selengkapnya
Susu Vanila
Pagi ini udaranya sangat sejuk apalagi saat pemuda di samping ini mengatakan ‘sayang’ makin tambah sejuk. Aku teringat dulu kalau masih ada ayah pasti ia akan mengajakku untuk berjalan pagi dan disaat itu juga aku melihat aku dipukuli beberapa orang yang berbadan besar serta mukanya yang sangat seram. Aku menatap ayah dari kejauhan sambil menutup mulutku agar tidak terdengar isak tangisku ada banyak trauma yang aku alami dan sampai sekarang trauma itu belum hilang. Aku juga pernah merasakaan ketakutan saat ingin menyebrang jalan bersama mama. Flashback OnSaat aku dan mama akan berjalan pulang, aku sempat melihat disebrang sana yang jualan susu vanila. Aku terus-terusan merengek ke mama untuk dibelikan susu itu, padahal aku sendiri tidak tahu rasanya seperti apa susu vanila. “Mama! Nara mau itu,” rengekku seraya menunjuk penjual susu disebrang sana. Mata mamanya mengikuti arah yang ditunjuk
Baca selengkapnya
Perlakukan Yang Manis
Saat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, baik aku mau pun Reza kita saling bertukar cerita namun, masih belum menyinggung ke topik yang lebih privasi. Walupun Reza di luarnya terlihat sangat nyebalin, dingin, angkuh, dan juga sombong tapi aslinya ia akan menunjukan sikap pedulinya walaupun dengan caranya sendiri tapi walaupun begitu bukan berarti sifat nyebelin, angkuh, dan sombongnya menghilang begitu saja. Nara menceritakan tentang pekerjaannya, sekolah, dan pertemanan. Nara menceritakannya dengan sangat detail, sebenarnya Nara adalah orang tidak mudah begitu langsung percaya menceritakan semuanya sama orang asing tapi ntah sama Reza rasanya jadi beda dan nyaman namun, tanpa Nara sadari secara ga langsung Nara telah membantu Reza untuk mengumpulkan data pribadi Nara sendiri jadi Reza tak usah pusing-pusing untuk menyuruh Reyhan menguntit Nara. Sepanjang Nara bercerita ekspresi wajah Reza hanya tersenyum licik. Ia terlihat sangat kaget
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status