Share

07. Sebuah Berita

Author: Novian_Wu
last update Last Updated: 2023-05-26 21:34:05

Aynur tiduran sambil menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya masih dipenuhi dengan perbincangan ayahnya dengan Ihsan siang tadi. Tawaran menjadi menantu? Apakah ini berarti sebelumnya ayahnya sudah mempunyai niatan untuk menjodohkan dirinya dengan Ihsan?

Menikah dengan jalan ta'aruf bukanlah hal yang diinginkan Aynur, apalagi jika pria tersebut seorang ustaz seperti Ihsan. Menikah dengannya sama saja merelakan diri untuk seratus persen menjadi seorang ibu rumah tangga yang bisa diatur dan dikekang oleh suami. Membayangkan hal tersebut membuat Aynur bergidik ngeri.

"Lalu bagaimana dengan rencanaku untuk membungkam mulut Bobby dan kelurganya? Aku tetap harus membuktikan bahwa ada seorang pria baik-baik yang mau menikahiku" gumamnya.

Aynur mulai hampir saja memejamkan mata ketika ponselnya bergetar. Tertera nama Bapak pada layar ponselnya.

"Assalamualaikum ... " sapa Aynur.

"Waalaikumsalam, belum tidur Nur?" tanya ayahnya.

"Belum pak. Ada apa?" Hati Aynur mulai penasaran menebak-nebak apa yang kira-kira hendak dikatakan ayahnya.

"Mmmm ... Besok sore ba'da ashar kamu ke pondok ya. Ada yang ingin bapak sampaikan."

Jantung Aynur berdebar, mungkinkah rencananya berhasil? Apakah besok ayahnya akan mempertemukannya dengan Ihsan?

"Iya, pak. Insyaallah besok saya datang sekitar jam empat sore." ucap Aynur berusaha menyembunyikan rasa puas dan bahagia pada suaranya.

Aynur mengakhiri panggilan dengan ayahnya lalu melonjak girang.

"Yess!!! " teriak Aynur penuh semangat.

*

Aynur menghentikan mobilnya di pelataran pondok pesantren Darul Muttaqin cabang Kuningan. Ia menurunkan kaca mobilnya untuk membenarkan jilbab di kepalanya.

Meskipun berjilbab, Aynur tetap memoles wajahnya dengan bedak dan lipstik berwarna merah untuk menampakkan kesan percaya diri dan enerjik.

Ketika dia turun dari mobilnya dan berjalan melintasi asrama putri, seperti biasa hampir semua mata menatapnya, Aynur paham betul arti tatapan santri-santri tersebut. Tapi karena dirinya adalah putri dari pimpinan pondok tersebut, tentu saja dia sangat disegani.

"Mbak Nur ..." panggil seseorang di belakang Aynur.

"Eh, iya?" Aynur menoleh pada seorang wanita berpakaian gamis lengkap dengan bergo longgarnya.

"Mau bertemu pak kyai, kan? mari saya antar." tawarnya, mempersilahkan Aynur untuk mengikutinya.

"Eh, bukankah jalan ke kantor beliau sebelah sini?" tanya Aynur seraya menunjuk lorong di depannya.

"Iya mbak. Tapi saat ini para santriwan sedang ada kegiatan di luar ruangan. Kurang etis jika kita melintas di depan para ikhwan (pria) tersebut. Mari, saya antar lewat jalan lainnya." katanya ramah.

Aynur mengangguk lalu mengikuti wanita tersebut. Kemarin saat menemui ayahnya, aynur memang melewati jalan pintas dekat asrama pria, kebetulan kemarin hampir semua santriwan melakukan kegiatan di luar pondok, jadi Aynur bebas melewati area tersebut.

Namun kali ini dia terpaksa harus memutar melewati jalan lain. Rupanya mereka berjalan memutari gedung asrama putri melintasi masjid utama, dapur sampai akhirnya tiba di ruang khusus ustaz yang berdampingan dengan ruangan ayahnya.

'Ini namanya mempersulit diri sendiri. Ada jalan pintas malah pilih jalan ribet, Fuuuiihh!!' batin Aynur jengkel sambil mengusap butir-butir keringat yang membasahi kening dan lehernya.

"Silahkan mbak, saya mohon pamit ya ..." kata wanita tersebut, lalu menunduk pada Aynur.

"Iya, terimakasih." jawab Aynur ramah.

Aynur mengatur nafasnya, dia membenarkan kembali kemeja longgar serta rok plisket yang ia kenakan.

Aynur mengetuk pintu dua kali sambil mengucap salam. Dia mendengar jawaban dari dalam ruangan. Aynur membuka pintu dengan hati-hati.

"Sini Nur, duduklah di sebelah bapak." Ayahnya menunjuk sofa di sebelah kanan tempatnya sedang duduk. Sementara itu, di depan ayahnya duduk dua orang pria.

Aynur berusaha bersikap sesopan mungkin. Dia melirik pada dua pria yang duduk di depan ayahnya. Ihsan dan seorang pria dewasa yang tampak gagah dan tampan.

'Busyet!!! Ini mah tipe gue banget. Apa dia juga seorang ustaz? tapi kalau penampilannya seperti ini mah gue cocok banget!! modis dan keren' seru Aynur dalam hati.

"Perkenalkan Nur.. Ini mas Ardi, pamannya ustaz Ihsan. Bapak sengaja mengundang beliau untuk ikut membahas tentang rencana lamaran ustaz Ihsan untuk kamu." jelas kyai Mustafa.

'Lamaran? wait!!! apa ini?? mengapa buru-buru!!' batin Aynur kaget.

"Tapi pak ... Mengapa terburu-buru?" tanya Aynur lirih seraya mendekat kepada ayahnya. Kyai Mustafa tersenyum tipis.

"Jika sudah waktunya membina rumah tangga dan jodoh pun sudah di depan mata, tak baik jika terlalu lama menundanya, Nur. Bapak yakin kamu sudah paham." bisik kyai Mustafa masih sambil tersenyum.

"Sekali lagi saya ingin memastikan. Aynur... apakah kamu yakin mau menjadi istri dari keponakan saya?" tanya Ardi ketika melihat Aynur kembali duduk ke posisi sebelumnya.

Aynur melirik Ihsan yang sama sekali belum memandangnya sejak dia masuk ke dalam ruangan. Aynur menggigit bibir bawahnya.

'Mengapa dia tiba-tiba mau menikahiku? sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan. Jangan-jangan dia ustaz cabul seperti yang sedang marak di TV swasta? tapi ... mengapa sejak kemarin dia tampak tertekan seakan ada beban berat yang sedang ia pikul?' Aynur bertanya-tanya dalam hati.

"Nur...?" tanya Ayahnya membuat Aynur tersadar.

"Eh, Iya saya siap menjadi istri ustaz Ihsan." jawab Aynur pelan tapi pasti.

"Jadi, kamu serius menerima Ihsan terlepas dari semua berita negatif tentangnya?" tanya Ardi lagi. Kali ini Aynur terbelalak.

"Berita nega--tif??" Aynur memastikan perkataan Ardi dengan terbata.

'Memangnya ada berita apa tentang Ihsan?? Jangan-jangan ...' jantung Aynur berdegup kencang.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   33. Kacang vs Kuker

    "Saya yakin pemiliknya adalah si gadis kota itu Boss!" ujar Santoso, pria bertubuh besar itu menyeringai sangat yakin dengan ucapannya.Rahmat manggut-manggut mendengar ucapan anak buahnya, asap cerutu kembali membumbung tinggi ke udara."Tapi untuk apa dia masuk terlalu jauh ke area kita? bagaimana kira-kira aku bisa membuktikan bahwa dia pemilik sandal itu." Rahmat mengerutkan dahi."Saya akan menyelidikinya boss, beri perintah pada kami!" Santoso tampak berapi-api. Rahmat menghela nafas."Untuk saat ini fokuslah pada tugas awal kalian. Cari informasi tentang pria di dalam foto itu! untuk masalah ini, biar aku selesaikan sendiri." Rahmat tersenyum getir menatap beberapa lembar foto, salah satunya memperlihatkan sepasang muda mudi sedang berpelukan mesra di sebuah bar."Siap Boss!!" Santoso berlalu dari ruang kerja tuannya, berganti Aisyah yang masuk menemui sang ayah."Abi memanggilku? ada apa?" tanya Aisyah lirih.Rahmat segera memasukkan foto-foto yang berjejer di meja ke dalam la

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   32. Di Bawah Gubuk Bambu

    Aynur tersenyum menyadari dirinya yang kini berada di punggung Ihsan. Ia tak menolak perintah Ihsan karena kakinya memang terasa sakit setelah berlarian bertelanjang kaki menghindari kejaran bodyguard Rahmat. Aynur merasa lega melihat sikap Ihsan yang jauh berbeda tak seperti semalam, meskipun sejujurnya ada perasaan tak enak di hati Aynur karena sejak tadi pakaian kotor dan kakinya yang penuh tanah berkali kali mengenai bagian tubuh Ihsan.Beberapa saat kemudian terdengar suara dari perut Aynur. Ihsan tersenyum geli menyadari tangan Aynur yang mencoba menekan perutnya agar tidak berbunyi."Kita istirahat dulu setelah menyeberangi jembatan." ucapnya datar. Ternyata mereka telah tiba di jembatan bambu yang Aynur lewati sebelumnya."Mas, turunkan aku disini. Aku lebih nyaman berjalan sendiri..." pinta Aynur lirih.Ihsan menuruti permintaan Aynur, ia menurunkan Aynur lalu menggandeng tangannya melewati lantai bambu yang berderit setiap ada kaki yang menginjaknya'Gue suka sikap Lo yang s

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   31. Percakapan Rahasia

    Kriyet... Kriyet...Aynur akhirnya berhasil melewati jembatan bambu, ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sehingga merasakan kelegaan luar biasa di dadanya. Ia menoleh ke belakang, Nissa sudah tak nampak lagi disana.Aynur mengeluarkan ponsel dari kantong rok yang ia kenakan, masih belum terlihat garis-garis sinyal disana. Ia lantas melihat jam di layar handphone yang sudah menunjukkan angka 10.50, ia segera bergegas menyusuri jalan setapak yang tampak sempit karena tertutup batang jagung setinggi 1 meter di kanan kirinya. Kini hanya terdengar suara-suara alam yang meneduhkan, kicauan burung dan hembusan angin membuat nyaman hati siapapun yang mendengarnya. Beberapa meter di depannya Aynur melihat beberapa orang tampak sedang memetik buah jagung. "Mbak, ngirim bekal buat bapaknya, ya?" sapa salah satu ibu-ibu dengan ramah. Aynur membalasnya dengan senyuman."Iya buk, panenannya bagus ya..."Aynur merasa tak ada salahnya sedikit berbasa basi dengan warga kampung, ia

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   30. Tersesat

    Aynur terbangun oleh suara adzan yang terdengar begitu merdu, suara yang mendayu dan penuh penghayatan sehingga membuat teduh hati setiap orang yang mendengarnya.Subhanallah... sudah lama aku tak mendengar suara seindah ini..Aynur duduk dan melihat sofa dengan bantal dan selimut yang sudah terlipat rapi di atasnya. Ya, semalam setelah pertengkaran kecil terjadi, Ihsan lantas mengambil bantal dan selimut untuk dibawa tidur di sofa. Hati Aynur terasa perih mengingat ucapan Ihsan semalam. Ia meraih ponselnya, mencari cari jadwal keberangkatan pesawat paling pagi hari ini. Jika pemilik rumah sudah tidak menginginkannya, mana mungkin dia tetap bersikukuh berada di rumah itu, ia harus pulang kembali ke Jakarta pagi ini.Aynur memilih jam penerbangan pertama, pukul 7.30 pagi, toh tak ada yang perlu dikemasi, bahkan semua barang-barangnya belum keluar dari koper. Aynur mendengus menyesali kedatangannya ke rumah Ihsan.Tau begini mending gue nganterin Bobby!! gerutunya. Baru saja ia memili

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   29. Sebuah Lelucon?

    Flashback On :Jakarta ( Beberapa jam sebelum Aynur menyusul Ihsan ke Solo)Aynur tidur telentang dengan satu lengan berada di atas kedua matanya yang tertutup, otaknya sedang bergelut memilih antara mengikuti Ihsan atau mengantar Bobby."She!! gimana? belum dapet solusi juga?" Aynur masuk membawa camilan dan dua gelas jus jeruk segar."Gue bingung Va, gue pengen nemenin Ihsan, tapi gue ga mungkin ga nganterin Bobby." Aynur menghela nafasnya sebelum akhirnya duduk sambil memakan camilan yang disiapkan Ziva."Menurut Lo gue harus gimana?"Ziva menaikkan bibir bawahnya dengan dahi berkerut seolah sedang berfikir keras."Gue juga bingung sih, tapi coba Lo pikir deh! misal lo nganterin Bobby, oke Bobby tentu seneng. Namun Lo harus siap dengan segala konsekuensinya. Pertama Lo pasti sulit dapet maaf dari Ihsan, kedua keluarga Ihsan bakalan kecewa sama Lo, ketiga rencana awal pernikahan Lo kemungkinan besar bakal gagal karena Ihsan ga mau nerusin kontrak." Ziva berhenti sejenak lalu kembal

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   28. Qori'ah

    Ihsan menatap Aynur yang duduk beberapa meter di depannya. Wajahnya terliha menegang. Nissa yang duduk di sampingnya menggenggam tangan Aynur seolah memberi semangat.Apa yang harus aku lakukan? pak Rahmat tak mungkin melepaskan Aynur begitu saja.Ihsan bangkit mendekat pada Rahmat."Maaf pak, istri saya sedang berhalangan saat ini. Tidak mungkin dia membuka kitab," ucapnya lirih.Rahmat menyeringai."Mengapa harus membuka kitab? bukankah dia seorang qiroah? tak sulit baginya memilih salah satu surat diantara 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an. Lagipula tadi sudah saya sampaikan, kalau surat lain terlalu berat baginya, Al Ikhlas pun tak masalah," jelas Rahmat dengan suara lantang. Ihsan menghela nafasnya, Rahmat memang sengaja mempermalukan istrinya. Bisa bisanya ayah Aisyah menyebut Aynur seorang qariah, padahal selama ini untuk menertibkannya membaca iqra' saja sulitnya bukan main. Ihsan kembali terduduk dengan lemas, ia tak tahu harus membantu dengan cara apa.Niat Ihsan memban

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status