Tangan Reve meremas dan menarik rambut Laura, memaksanya menengadah. Sakit dan nikmat bercampur menjadi satu, menciptakan badai sensasi yang membuat Laura limbung. Meski jiwanya berteriak menolak, tubuhnya mulai merespons dengan cara yang membuatnya malu. Desahan pendek lolos dari bibirnya yang tergigit. Mendengar suara rendah Laura itu, Reve bergerak semakin liar. Gerakannya menjadi lebih dalam dan teratur, seolah ingin membuktikan bahwa di balik semua penolakan, tubuh Laura juga memang menginginkannya. Air mata Laura mengalir deras, bercampur dengan keringat dan uap air yang panas, tetapi dia tak lagi melawan. Dia hanya bisa pasrah, membiarkan gelombang sensasi itu menerpa, sementara hatinya hancur berkeping-keping. “Lihat, kau memang milikku,” gumam Reve, suaranya penuh kemenangan dan keputusasaan.Dan di saat itu, Laura menutup mata, menyerah pada kontradiksi yang menghancurkannya antara rasa sakit yang menusuk dan kenikmatan yang tak
Last Updated : 2025-09-08 Read more