Catatan Utang Seorang Istri

Catatan Utang Seorang Istri

last updateLast Updated : 2021-10-18
By:  Intan ResaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.3
12 ratings. 12 reviews
50Chapters
14.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Kenapa kamu tidak bilang kalau uangmu dijatah, Rika? Harusnya kamu tidak perlu membelikan emak baju untuk undangan besok. Maafkan anak emak, Sayang. Emak akan mengaharnya," ujar perempuan yang kini berdiri menghadapku. Astaga, aku bagai melempar bumerang dan kini balik menyerangku. "Aaah, sakit, Mak!" seruku saat telunjuk dan jempol emak memutar di perutku. Oh Tuhan, hilanglah lah sudah harga diriku depan istri yang sering kubentak. Mungkin kedepannya dunia kami akan terbalik.

View More

Chapter 1

Dicubit Emak

"Pak Hadi! Bu Rika ada? Saya mau nagih utang. Katanya mau dibayar hari ini. Saya butuh modal untuk dagang, Pak," ujar Bu Marni, pemilik toko kelontong satu-satunya di kampung kami. Belum juga kuraih knop pintu, sudah ada yang menagih utang. 

 

"Berapa utangnya, Bu?" tanyaku masam. Aku seorang juragan kelapa sawit dengan kebun berpuluh hektar merasa terhina karena kelakuan Rika. Apa uang yang kuberikan tak cukup baginya? Perempuan sama saja, suka menghambur-hamburkan uang. 

 

"Tak banyak, Pak. Hanya enam ratus ribu," jawabnya tersenyum sembari menyodorkan catatan utang istriku. Banyak banget. Uang belanja yang kuberikan lebih dari cukup dan dia masih sempat berutang. Pakaiannya itu-itu saja, tak ada yang nambah. Makanan di rumah juga lebih sering dengan lauk tahu tempe. 

 

"Awas kamu Rika! Jangan-jangan uangnya kamu berikan untuk keluargamu," batinku. Ini sudah di luar batas. Aku akan memakinya nanti. 

 

"Nih uangnya, Bu! Lain kali, jangan kasih istri saya ngutang! Dia itu terlalu boros," pesanku yang membuat Bu Marni tersenyum kecut. Kutinggalkan dia yang ingin menjawab ucapanku. Sudah hafal, dia pasti ingin membela Rika. 

 

Orang-orang di kampung ini suka sekali ngasih utangan pada istriku karena selalu kubayar karena malu. Bukan hanya sekali, tapi berulang kali. Aku akan memperingatinya lebih tegas lagi. Kalau perlu, dia bisa kuancam. Aku pernah memanjakan mantan istriku dengan uang yang berlimpah, lalu yang kudapat hanya pengkhianatan. Kali ini, aku tak mau kecolongan. 

 

Kubuka pintu rumah yang tertutup rapat dengan kunci cadangan yang kupegang. Tak ada sambutan dari seorang Rika seperti cerita teman-temanku yang disambut istrinya. Dia selalu keluyuran setiap aku pulang kerja. Istri tak guna. 

 

"Pak Hadi, saya mau minta angsuran baju," celetuk seseorang. Hidupku tak bisa tenang sama sekali. Sawitku panen sekali dalam dua minggu dan akan ada saja orang yang datang menagih utang. 

 

"Berapa harga bajunya emang, Bu?" tanyaku malas. Rika keterlaluan sekali sampai harus mengkredit baju. Dalam lemarinya banyak baju bekas istri pertamaku. 

 

"Dua ratus ribu, Pak. Bu Rika sudah bayar dua puluh ribu," jelas Bu Leni. Ku rogoh kantongku dengan berat hati dan mengeluarkan empat lembar uang pecahan berwarna biru.

 

"Langsung lunas ya, Pak. Ini kembaliannya," ujar perempuan yang suka merayu istriku untuk membeli baju. Selembar nota tanda lunas ia serahkan padaku. 

 

"Ambil saja kembaliannya. Tapi, ingat! Jangan pernah kasih istriku ngangsur apapun," jawabku tegas. Lagi-lagi Bu Leni cemberut seperti Bu Marni tadi. 

 

Aku segera ke dapur, memeriksa meja makan yang kosong seperti biasanya. Aku sudah hafal kelakuannya. Sebaiknya aku mandi dan bersiap-siap menemui teman-temanku di Kafe milik Neng Mawar. Masakannya selalu enak dilidah dan penampilannya tidak pernah ngebosanin. 

 

"Assalamualaikum, Bang! Baru pulang?" tanya Rika basa-basi. Ia mengambil punggung tanganku lalu menciumnya dengan takzim. Dia perempuan yang pandai bersandiwara, seolah istri yang berbakti. Padahal suami pulang, dia malah keluyuran. 

 

Aku melihat perempuan yang sudah banyak keriput di wajah dan tangannya yang berdiri di samping istriku. Dialah ibuku, perempuan yang selalu membela menantu kesayangannya. Aku curiga kalau Rika telah memberikan pengaruh ilmu hitam padanya.

 

"Dari mana, Mak?" tanyaku lalu mencium punggung tangan dan pipinya. Dialah surgaku, kata-kata yang keluar dari bibirnya adalah doa keramat bagiku. Sedangkan istri, harusnya tunduk dan taat padaku, karena dibawah kakiku lah surganya.

 

"Emak tadi diajak Rika makan di pelaza. Enak juga main di kota, ya, Di. Kota itu rame, banyak makanan dan baju-baju bagus," ungkap Emak dengan semangat empat lima. Emak belum tua sekali dan tidak pikun. Dia menceritakan semua detil perjalanan mereka sampai maghrib menjelang. Gara-gara Emak, aku tidak bisa ke warung Neng Mawar. 

***

 

"Bang, maafin Rika ya! Tadi Emak pengen ke plaza dan aku belum sempat minta izin," ucap Rika saat menyuguhkan makanan. Hanya nasi bungkus dengan lauk telor dadar dan sayur nangka. Tega sekali Rika memberikanku makanan murahan ini, sedangkan mereka pasti makan enak tadi sama Emak. 

 

"Minta maaf teruus! Apa gak bosan! Tadi Bu Marni nagih utang, sekarang aku juga harus makan pake lauk ini? Apa yang bisa kubanggakan darimu, Rika?" bentakku. Aku buru-buru menyuapkan nasi ke mulutku saat terdengar suara batuk dari kamar. Tadi Emak sudah tidur dan aku telah membangunkannya gara-gara membentak Rika. 

 

"Ada apa, Hadi? Kenapa marah-marah?" tanya Emak dengan kening berkerut. Ia duduk setelah Rika menyodorkan kursinya. 

 

"Gak ada apa-apa, Mak. Bang Hadi suka muji dengan nada tinggi. Biar romantis," balas Rika dengan cepat. Setiap aku memarahinya dan ketahuan Emak, dia akan membelaku dan berpura-pura tidak terjadi apapun. Dia pasti takut kalau mertuanya itu mengetahui sifat buruknya. Yang baik dari luar tidak menjamin bagus di dalam. 

 

"Aku sudah bosan menutupi kekurangannya, Mak. Dia bukan istri yang baik seperti yang Emak sangka. Dia sering ngutang di warung untuk keperluan sehari-hari, padahal uang belanja bulanannya sejuta setengah. Dia juga sampe ngangsur baju seharga dua ratus ribu. Sekarang, dia hanya memberiku makanan seperti ini. Buka mata hatimu, Mak. Dia tidak sesempurna yang orang kira," ujarku dengan lantang. Aku juga mengeluarkan catatan utang Rika sejak aku menikahinya tiga bulan lalu sampai kini.

 

Wajah Rika pucat dan matanya yang tadi menatapku tajam sambil menggeleng sudah menunduk tak berdaya. Makanya jangan terlalu bahagia! Bau busuk disimpan bagaimanapun akan tercium juga. 

 

"Benarkah begitu, Rika!" hardik Emak. Rasain. Kamu akan ditendang Emak yang bermulut pedas itu. Aku tersenyum miring saat melihat perempuan yang melahirkanku itu berdiri dari kursinya lalu mendekati menantunya. 

 

"Mak! Maafin Rika! Tolong jangan marah, Mak!" Rika memelas. Aku bertepuk tangan di bawah meja. Tak sabar melihat aksi orang tersayangku.

 

"Kenapa kamu tak jujur kalau uangmu dijatah, Rika? Harusnya kamu tak perlu membelikan Emak baju untuk undangan besok. Emak juga tak akan mengajakmu jalan-jalan. Maafkan anak Emak, sayang. Emak akan menghajarnya," ujar perempuan yang kini berbalik menghadapku.

 

Astaga! Aku bagai melempar bumerang dan kini balik menyerangku. 

 

"Aah! Sakit, Mak!" teriakku saat telunjuk dan jempol Emak menarik lalu memutar perutku. Hal yang biasa Emak lakukan sewaktu aku kecil jika berbuat salah. Hilang sudah harga diriku di depan istri yang selalu kubentak. Mungkin kedepannya, duniaku akan terbalik. Oh Tuhan! Tolong hambamu! 

 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Neni Chairani
ceritanya bener2 bagus, menghibur sekaligus banyak pelajaran yg bisa d ambil d setiap episodenya. bukan hanya cerita konyol!
2023-04-03 08:54:08
0
user avatar
miss calla
lucu banget ceritanya ngakak mulu.. tapi intinya ceritamu full of moral gitu dong thor. berbakti sama orang tua tapi gak melupakan tanggungjawab sama isteri.
2022-04-28 09:02:41
3
user avatar
Riri Rere
ceritanya ringan, lucu dan romantis juga... recomended banget lah
2022-03-13 22:29:10
1
user avatar
Diganti Mawaddah
Lanjut, Kak, bagus loh ini ..
2021-11-03 08:12:56
1
user avatar
Rai Seika
Baru baca sinopsisnya saja sudah membuat penasaran, bagus banget ini kak, lanjut
2021-11-03 06:01:49
1
user avatar
Jasmine
Dari judulnya aja udah bikin greget kak.... lanjut kk!
2021-11-03 00:43:50
1
user avatar
The_BlueMoon
Judulnya udah bikin penasaran, bahasanya juga ringan. ^°^ semangat terus kak up nya!
2021-11-02 20:12:29
1
user avatar
Biru Tosca
Bagus ceritanya....semangat berkarya Kak
2021-11-02 19:35:38
1
user avatar
Sekar Bridal
suka ceritanya. tp sayang ketikannya berantakan thor.
2021-10-12 13:12:37
0
user avatar
Syatizha
kereeeen .. suka bangt sama penyampaian ceritanya. sukses buat Mbak intan...
2021-10-07 08:31:11
1
user avatar
Esi Apresia
Baru bab 8 udah membuat terhanyut ama cerita ini. tulisan rapi enak dibaca. next dong ...
2021-10-07 08:16:50
1
default avatar
sitiernisyarina
kenapa ya asyik ulang2? rugi la kredit macam ni. atau yang berbayar tak ada ulang²? jadi seram nak buka yang kredit bimbang ulang² lagi
2021-12-12 11:26:00
0
50 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status