Aku Rela Dimadu!

Aku Rela Dimadu!

By:  DELLINA  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
46Chapters
4.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Kenapa wanita-wanita di luar sana yang sangat mudah mendapat kepercayaan sebesar itu malah menyia-nyiakan nya?, sedangkan aku?-" ~Zahwa. Menjalani pernikahan selama empat tahun lamanya tanpa kehadiran seorang anak, bagaimana perasaan kalian?. Sedih bukan? Merasa gagal menjadi istri bukan?, Merasa gagal menjadi seorang menantu bukan?. Tapi siapa yang menginginkan takdir seperti ini?, Tidak ada satupun yang ingin berada di posisiku sekarang termasuk diriku sendiri. Berbagai cara untuk mendapatkan seorang janin di rahim ku sudah aku lakukan, Tapi kenapa tuhan belum mrmpercaiku untuk menjadi seorang ibu?. Sampai akhirnya mertua ku mencarikan istri baru untuk suami ku, mas Bram lelaki yang sangat aku sayangi segenap hatiku dan sekarang aku harus berbagai cinta,waktu,bahkan tubuh suamiku pada wanita lain hanya agar dia memiliki seorang anak. 'Kuat' kata yang selalu aku ucapan setiap hari itu hanya sebatas lisan, sedangkan batin ku?, Sakit,hancur, tapi aku tak ingin semua orang menatap ku selamah ini.

View More
Aku Rela Dimadu! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
46 Chapters
BAB 1 : Mama Mau Cucu!
"Intinya mama mau cucu dari kamu Bram!" Ucap wanita paruh baya membanting alat makan ditangannya membuat suasana makan malam menjadi sangat tegang, saat nafsu makannya tiba-tiba saja hilang melihat tes kehamilan yang baru saja ia berikan kepada Zahwa-menantunya lagi-lagi menunjukan garis satu."Ma, hargai perasaan Zahwa" bela Bram semakin memperkuat genggaman tangannya pada Zahwa di bawah meja.Bram Rivaldo dan Zahwa Aisyahrani sepasang suami istri yang sudah menikah selama empat tahun dan tak kunjung mendapatkan keturunan. Dan Ayu-mama Bram selalu menuntut cucu pada anak dan menantunya dengan menyuruh Zahwa melakukan tes kehamilan satu bulan sekali.Bram Rivaldo seorang pria berumur 32 tahun, memiliki wajah tampan,tubuh kekar dan pengusaha sukses mengantikan ayahnya yang telah meninggal.Zahwa Aisyahrani seorang wanita cantik berumur 28 tahun merupakan anak yatim piatu. Memiliki hati lembut dan seoarang sarjana pendidikan dan memilih menjadi sala
Read more
BAB 2 : Wanita Dipagi Hari
Zahwa merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat nyeri terutama pada bagian selangkangannya.Memiringkan kepala Zahwa mendapati Bram yang tengah tertidur dengan sangat pulas dengan selimut hanya sampai batas pinggang.Menyingkirkan tangan Bram dari atas perut Zahwa perlahan turun dari atas kasur, menggunakan tembok sebagai tumpuan tubuhnya agar bisa sampai ke kamar mandi.Menyelesaikan ritual mandi paginya Zahwa langsung turun kelantai satu menyiapkan sarapan seperti biasa.Dulu kelurga Rivaldo memiliki dua orang koki yang akan memasak makanan untuk penghuni rumah setiap harinya. Sampai dimana rumah tangga Zahwa masuk usia ketiga tahunnya Ayu mengembalikan dua orang koki tadi ke hotel membuat Zahwa harus menyiapkan makan pagi,siang dan malam.Meski begitu Zahwa tak pernah protes akan apapun yang Ayu suruh padanya karena bagi Zahwa apa yang Ayu perintahkan adalah ladang pahalanya setelah suaminya Bram.Menata makanan diat
Read more
BAB 3 : Rencana Pernikahan Kedua
Ayu beralih menatap Zahwa yang hanya diam saja. "Dan kamu Zahwa, seharusnya kamu itu sadar diri akan kondisi kamu yang mandul itu!. Kalo kamu tidak bisa memberikan anak mama keturunan setidaknya izinkan suami kamu menikah lagi!"Zahwa diam sejenak menelan salivanya dengan susah payah, ditatapnya sekilas wajah Bram dan kembali menatap Ayu. "Zahwa tau dan sadar akan kondisi Zahwa saat ini ma, dan Zahwa juga ingin mas Bram memiliki anak-" ucapan Zahwa terjeda menahan rasa perih ditengorokan nya "Zahwa ikhlas mas Bram menikah lagi""Kamu kuat Zahwa, dan apa yang kamu lakukan ini juga sudah benar!" ucap nya dalam hati menguatkan diri sendiri menahan bulir bening yang sudah mengenang dipupuk matanya agar tak jatuh.Ayu tersenyum senang mendengar Zahwa memperbolehkan anaknya menikah lagi, toh ini juga ia lakukan untuk kebaikan anaknya."Sayang kamu ini apa-apaan bilang seperti itu?, kamu tau dengan jelas pernikahan bukan sebuah permainan yang harus kita
Read more
BAB 4 : Kehidupan Baru
"Za, lihat ada bayi perempuan ditemukan di bawah jembatan saat air sungai tengah meluap" Ucap Liya heboh saat berita online yang ia tonton menunjukan evakuasi seorang bayi perempuan yang hanya berselimutkan jarik tipis.Dada Zahwa terasa sakit saat melihat tubuh bayi perempuan tersebut berwarna putih pucat yang bisa dipastikan bayi tersebut kedinginan dan kelaparan selama beberapa hari sebelum ditemukan."Dikabarkan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dibuang begitu saja oleh ibunya karena sang ibu yang tak ingin menampung aib nya diluar nikah""Dan bayi perempuan tersebut akan di identifikasi petugas lebih lanjut memastikan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dalam keadaan sehat dan akan diserahkan kepada pihak kelurga""Kenapa wanita-wanita di luar sana yang sangat mudah mendapat kepercayaan sebesar itu malah menyia-nyiakan nya?, sedangkan aku?-" ucap Zahwa terpotong saat ia menatap dirinya sendiri yang sampai sekarang belum bisa membe
Read more
BAB 5 : Bersikap Adil
Selesai Ijab Kabul Semua orang berkumpul diruang tengah. Zahwa datang dengan seorang pelayan menaruh cangkir teh dihadapan semua orang yang ada di sana.Setelah menyuguhkan teh Zahwa duduk di samping Bram."Oh ya setelah ini sebaiknya kalian segara program kehamilan, nanti mama kasih kontak dokter yang bagus untuk kalian menentukan jadwal konsultasi" Ucap Linda mama Gea.Ayu mengangguk setuju akan usul temannya itu. "Iyah lebih cepat,lebih baik bukan?. Mama sudah tidak sabar gendong cucu" Ayu membayangkan betapa ramai rumahnya nanti dengan tangis seorang bayi."Oh ya Bram, setelah ini ajak Gea bulan madu kemanapun yang ia mau" lanjut Ayu.Gea baru saja berfikir negara mana yang cocok untuk bulan madu mereka dan semuanya sirna mendengar ucapan Bram."Bram tidak bisa ma" tolak Bram cepat membuat semua mata menatapnya. "Bram sudah mengikuti ucapan mama untuk menikah dengan Gea dan keinginan mama sekarang sudah terwujud, setelah ini
Read more
BAB 6 : Masalah Sepele
Merasa ada ada sesuatu yang melingkar di perutnya mata Zahwa perlahan terbuka, batepa kaget nya ia mendapati Baram tidur di sampingnya mengingat kapan suaminya itu masuk ke dalam kamar memori otak Zahwa hanya mengingat dirinya mengantar Bram sampai di depan pintu kamar Gea dan seharusnya suaminya itu ada di sana bukan malah berada di sampingnya."Mas" "Apa sayang" jawab Bram khas suara orang bangun tidur."Mas kenapa bisa ada di sini? Bukan nya mas di kamar Gea tadi malam?"Tangan Bram memperkuat pelukannya pada pinggang Zahwa menengelamkan wajahnya pada celuk leher Zahwa. "Mas tidak bisa tidur dikamar lain sayang""Tapi mas, Gea bagaimana kalo kamu tinggal ke sini?""Sudah jangan pikirkan dia hari ini mas mau di manja sama istri cantik mas satu ini" jawab Bram masih memejamkan mata.Zahwa menghela nafas panjang milih tak melanjutkan topik tentang bagaimana suaminya bisa pindah kamar tanpa dirinya sadari karena memang tadi malam ia tidur sangat pula
Read more
BAB 7 : Bayi Tabung
"Gak papa ma kalo mas Bram gak mau gk usah di paksa" potong Gea meraih tangan Ayu."Aku sudah selesai" Bram menatap Zahwa yang duduk di sampingnya. "Selama mas tidak ada di rumah kamu cukup didalam kamar saja jangan kluar""Iyah""Jangan terlalu di manjakan istri mu itu, santai-santai di kamar sedangkan banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan" sindir ayu tak menatap keduanya."Kalo begitu besok aku akan datang kan art ke sini""Buat apa art? kalo istri mu saja bisa melakukan semuanya""Zahwa bukan art yang harus mengurus semua keinginan mama, dan rumah sebesar ini. Zahwa istri ku yang artinya tugasnya hanya melayani ku bukan menjadi art di rumah nya sendiri!"Ayu meletakan dengan anggun sendok di tangannya, menatap wajah Bram dengan tersenyum manis. "Tugas istri bukan hanya melayani suaminya melainkan tugas istri juga mengurus rumahnya, kalo rumahnya tidak diurus bagaimana kamu bisa betah di sini""Baiklah kal
Read more
BAB 8 : Menemani Gea
Bram masuk kembali keruang dokter kandungan seorang diri karena suster yang mengantarnya tadi langsung menuju laboratorium. Kening Bram menimbulkan garis halus saat mendapati dokter yang duduk di hadapan Gea bukanlah dokter yang sama saat ia keluar bebarapa saat lalu."Loh dimana dokter tadi?"Gea menoleh ke arah Bram yang baru saja datang. "Kamu sudah selesai?" tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaan nya, giliran Gea yang menjawab pertanyaan Bram mengenai dokter yang ada di hadapannya. "Dokter yang pertama tiba-tiba ada urusan mendadak, jadi dokter ini yang menggantikan memeriksa ku"Melihat Gea menjawab ucapan nya tanpa rasa gugup dan nampak lebih tenang membuat Bram merasa keadaan ini benar-benar sangat aneh, memilih mengangguk kecil Bram kembali duduk di samping Gea. "Bagaimana dengan pemeriksaan Gea?""Semuanya baik tuan, sel telur nona Gea dalam ke adaan baik dan ini hasilnya" dokter tersebut menyodorkan surat hasil pemeriksaan kepada B
Read more
BAB 9 : Flat Shoes
Sampai di depan rumah Bram terlebih dahulu turun mengambil barang belanjaannya di antara begitu banyaknya barang-barang Gea. Mendapatkan apa yang ia cari Bram berjalan masuk dengan langkah lebar ke dalam rumah meninggalkan Gea yang tengah kepayahan membawa semua barang miliknya."Bram jangan pergi dulu, bantu aku!" teriak Gea tak di indahkan Bram yang sudah masuk terlebih dahulu.Sampai di ruang tengah Bram melalui Ayu begitu saja menaiki anak dua anak tangga sekaligus. "Loh dimana Gea?""Dibelakang" jawab Bram sedikit berteriak.Sampai di depan pintu kamar Bram langsung membukanya tanpa mengetuk terlebih dahulu mengejutkan Zahwa yang tengah memasukan baju yang baru selesai ia setrika ke dalam lemari."Mas, kamu sudah pulang?" Zahwa menghampiri Bram yang terlihat bahagia. "Bagiamana hasil pemeriksaan nya?"Seketika raut wajah Bram berubah drastis saat Zahwa menanyakan hal itu di saat dirinya tengah bahagia seperti sekarang ini.
Read more
BAB 10 : Hasil Laboratorium
"Ma...hari ini hasil laboratorium Bram keluar, aku harus bagaimana sekarang?"Suara Gea nampak gemetar wanita itu berulang kali mondar mandir sendiri didalam kamar, sesekali mantap pintu berharap cemas jika Bram masuk tiba-tiba."Bukankah kalian hanya tinggal mengambilnya saja? kenapa harus takut?" jawab Linda nampak tenang dari sebrang sana."Masalahnya Bram ingin program bayi tabung itu setalah mengambil hasilnya. Jadi kalo hasilnya bagus, hari ini juga program itu akan dilakukan"Kini bukan hanya Gea yang merasa kalang kabut tapi juga Linda, wanita itu nampak mengomeli anaknya karena memberitahu hall sepenting ini secara mendadak."Ma ini bukan waktunya untuk memarahi ku, tapi waktunya kita cari solusi""Apa otak mu itu bisa mencari solusinya sekarang, hah?" bentak Linda.Gea sedikit menjauhkan ponselnya saat Linda berteriak dari sebrang sana. "Ya... tidak maka dari itu aku hubungi mama""Sudahlah biarkan ini menjadi urusan mama" ucap Linda dari sebarang sana nampak sangat pusing m
Read more
DMCA.com Protection Status