My First Night

My First Night

By:  Nurja  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
38 ratings
16Chapters
5.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Malam pertama yang tak kuharapkan. Dan selalu kuhindari. Pernikahan ini pun terpaksa kujalani karena kecerobohan dan tingkahku yang selalu ia sebut egois. Akankah bisa, hati kami saling bertaut layaknya pasangan suami istri di luaran sana?

View More
My First Night Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
heyy.lii
kapan up lagi😢
2021-06-18 06:43:40
2
user avatar
Sonia
ceritanya, manis, sad I LIKE 👍👍
2021-06-15 07:32:59
1
user avatar
Sungchanyah
Di pikiran ku dosennya snagat sempurrnaa
2021-05-10 23:14:54
0
user avatar
Dwi Sartika Juni
Aku membayangkan dosennya itu, tampan, putih, pokoknya perfect! 💛
2021-05-10 20:38:30
0
user avatar
Raf
Model kayak satya memang harus digempur terus😁
2021-05-09 17:08:27
0
user avatar
Kiara
Benci jadi bucin ini. Lanjut kak
2021-05-09 16:25:29
0
user avatar
Vieneze
Pak dosen ganteng pasti ini
2021-05-09 16:06:02
0
user avatar
Blezzia
Cerita cinta dosen dan mahasiswa kadang bikin greget ❤️
2021-05-09 16:05:48
0
user avatar
Psychopath Tender
UwU aku bayangin dosennya itu seperti Aldebaran di Ikatan Cinta loh kak, hot-hot seksi gitu dah. Pasti bisa kok jatuh cinta, karena cinta bisa datang karena terbiasa 🌹
2021-05-09 16:04:46
0
user avatar
Blue Leviatan
Waduhhhhh dosennya sendiri di mamam 😍 bagus kak ceritanya Levi suka 🐿️💕💕
2021-05-06 08:39:36
0
user avatar
Wiselovehope
Aku datang lagi, semangat terus kak ❤️🔥👍
2021-05-06 08:16:52
1
user avatar
Elios
Otw sidang skripsi sama suami😂
2021-05-06 08:13:08
1
user avatar
Crearuna
Heh dosene diembat
2021-05-06 08:12:40
1
user avatar
Pinnacullata
Wah seru nih, masukin list ah
2021-05-05 16:34:24
1
user avatar
Mizy
Wooww... pen juga aku malam pertama with husband
2021-05-05 16:34:07
1
  • 1
  • 2
  • 3
16 Chapters
Bab 1 Terpaksa Menikah
"Cie ... yang ntar malem ehem-ehem.""Cie ... udah nggak sabar ya ...?"Ejekan dari kedua sahabatku ini membuatku naik pitam. Sontak aku menginjak kaki mereka berdua begantian."Aduh!" ringis mereka berdua bersamaan. "Lo kok nginjek kaki kita sih Rin? Sakit tauuuk." sungut Maya dengan memonyongkan bibirnya beberapa senti. "Iya, tuh. Dasar! Padahal kita 'kan ngucapin selamat ya, May." sahut Milea. Tak kalah panjang bibirnya. "Kalian diam! Atau pulang sana! Jangan menari di atas penderitaanku." balasku ketus. Siapa yang tak marah coba?" Banyak pasang mata yang menatap ke arah kami bertiga sambil geleng-geleng kepala. Ya, mungkin mereka mengira kita gadis aneh. Disaat acara sesakral ini masih saja membuat kegaduhan yang unfaedah. Mereka berdua ini sahabat baikku. Selain teman kuliah, juga teman curhat. Namun, kemalangan terjadi padaku. Hingga mengharuskan aku berada di tempat ini dengan busana yang tak kupiki
Read more
Bab 2
Brugh!Aku jatuh menindihnya, hingga kami berdua terjerembab. Untung jatuhnya di dada bidangnya, coba kalau di lantai, pasti sakit. Sedetik.Dua detik.Tiga detik. Kenapa mataku tak bisa berhenti menatapnya sih. Jarak wajah kami hanya sejengkal saja. Lamat aku memerhatikan dengan rinci setiap inci dari wajah Pak Satya. Di balik kaca bening itu, ada manik hitam yang indah dan membuatku terhayut akan buaian binarnya. "Mau berapa lama kamu di dada saya?" celetuknya. Lantas aku bangkit dan mencari kotak yang entah jatuh di mana. Isi dari kotak itu sudah berserakan di lantai.  Sial, aku kalah cepat lagi dari Pak Satya. Ia mengambil bungkus kecil beserta secarik kertas yang menempel di bungkus tersebut. Lekas aku menunduk malu. Malu semalu-malunya. Semua gara-gara Milea sama Maya! Nasib apa aku, punya teman yang kelakuannya bobrok kayak mereka. "Selamat menempuh hidup
Read more
Bab 3
Aku menggeliat untuk meregangkan otot-ototku sambil menguap. Nih, badan rasanya sakit semua. Mungkin karena tidur di sofa. Jadi nggak bisa bergerak bebas. Semua gara-gara Pak Satya. Terpaksa 'kan, harus tidur di sini. Kusapu pandangan mata ke seluruh penjuru kamar. Nampak Pak Satya tengah duduk di atas ranjang dengan laptopnya. Sambil memerhatikan aku. Waduh, berarti dia lihat dong. Pas aku menggeliat manja sambil menguap lebar. Untung nggak ileran. Bisa malu banget aku.Ia tak menegurku atau bertanya. Bodo amatlah aku juga tak perduli. Lantas aku bangkit dan melenggang ke kamar mandi. Untuk menyegarkan badan. "Itu apa di celanamu?" celetuk Pak Satya, membuat langkahku terhenti. Aku sedikit bingung. Apa maksudnya?Gegas aku menengok celanaku dibagian belakang. Piyama berwarna putih ini sudah ternodai. Huh, bersemulah mukaku karena malu. Tamu bulanan datang tanpa diundang. Dan parahnya, aku tidak bawa pembalut saat
Read more
Bab 4
Ternyata yang memanggil lelaki itu, Rudi. pacarnya si Maya. "Sayangku, Bang Rud. Akhirnya nyampe juga." sambut Maya tersenyum lebar. "Lo suruh dia ke sini?" kompak aku dan Milea bertanya pada Maya. "Iya heheh." sahut Maya nyengir kuda. Haduh, ngapain sih, si Maya pake nyuruh Bang Rudnya ke sini. Makin eneg aja. "Hay Maya sayang. How are you?" tanya Rudi pada Maya. Lalu mendaratkan bokongnya di kursi. Tentu sebelah Maya. Ya kali, sebelah gue. "I'm fine honey." balas Maya lembut. "Hueeeek!" serentak aku dan Milea sama-sama berekspresi muntah. "Gaya banget lo, Rud. Pake bahasa Inggris segala." celetukku. "Biar gaul aja, Rin. Maklum ojol kayak aku 'kan juga harus pintar bahasa Inggris. Siapa tahu ntar dapet penumpang bule." jelas Rudi percaya diri."Aw, Baby honey. Aku bangga padamu." sahut Maya sambil menyenderkan kepala di bahu Rudi. "Bule apaan Rud? Bulepotan kali wkw
Read more
Bab 5
"Ini punya kamu?" tanya Pak Satya menatapku penuh selidik. "Em, itu ... bukan punya saya, Pak. Pak Satya kan tahu sendiri. Kalo tadi pagi saya berdarah. Eh, maksudnya haid." jawabku gugup. Gimana ngejelasinnya? Duh, tuh orang lancang banget sih. Pake buka tas gue segala lagi. "Lalu, ini punya siapa? Tadi saya nggak sengaja lihat kertas ini nyembul dari tas kamu. Karena resletingnya kebuka." ujar Pak Satya melangkah mendekatiku. Kok dia bisa baca pikiranku ya? Aneh. Apa ini cuma kebetulan. Karena keteledoranku. "Em, itu punya, Maya." jawabku cepat. "Apa?!""Ssstt!" kubekap mulut Pak Satya. Padangan kami bersitatap sesaat. Ia melotot kaget. "maaf, Pak. Nggak sengaja." kutarik tanganku dari bibir lelaki ini. "Jadi, Maya temen kamu itu, hamil?!" "Iya, Pak. Tapi tolong jangan bilang ke siapa-siapa. Pak Satya juga diam aja ya, di kampus." tekanku. "Bukannya dia belum menikah ya?" tany
Read more
Bab 6
"Tante ngapain sih, narik-narik tangan aku segala?!" cebikku pada wanita berambut ikal ini. Ya, dia Tante Sarah. Ibu tiriku. Yang tiba-tiba muncul bak jalangkung. "Ssstt! Diam kamu. Semua ini gara-gara kamu, ya. Lihat tuh si Satya nggak jadi nikah sama Mira. Semua salah kamu!" ketus Tante Sarah, dengan mata melotot hendak melompat dari pelupuknya. "Tante kok nyalahin aku sih! Semua karena ketidak sengajaan ya," balasku tak kalah sengit. Memang aku dengan Tante Sarah tak pernah akur. Dia selalu menindasku, jika cerita di bawang merah bawang putih si Ibu tiri jahat. Itu memang benar. Sama seperti wanita ini. Untung saja, dia menikah dengan Papa aku sudah besar. Coba kalo masih piyik, bisa-bisa dijadikan lalapan aku sama nih orang. "Apa? Kamu bilang nggak sengaja? Heh Rindu semua karena tingkah kamu yang tengil dan urakan ya, dasar anak tidak punya akhlak kamu." ucap Mak Lampir ini panjang lebar. Dengan mulut pletat-pletot kayak dukun baca m
Read more
Bab 7 Pov Mira
POV MiraLangit begitu cerah malam ini. Gemintang dan rembulan bersinar saling melengkapi. Hembusan angin malam memainkan ujung jilbabku. Aku terduduk di bangku besi yang dingin. Ditemani rasa rindu pada lelaki tambatan hati, di sana. Lelaki yang bukan milikku, bahkan ia sekarang menjadi iparku. Mengingat kisah kami berdua saat bersama. Dan, malam itu serasa tamparan keras menghantam hati. Antara percaya atau tidak. Tapi itu nyata, malam yang memisahkan kisah cinta kami yang terjalin lima tahun lamanya. Pria itu tengah diadili warga bersama dengan adikku sendiri. Hatiku tercabik, luka kian menganga saat para warga mendesak mereka akan dinikahkan. Memang mereka sama-sama menolak. Namun, tak cukup bukti yang menguatkan. Jangan tanya hatiku saat itu, tentu hancur sehancur-hancurnya. Jujur, aku pun tak percaya Satya melakukan hal tercela itu. Apa lagi dengan adikku sendiri. Apa boleh buat. Ini semua kuanggap takdir. Takdir yang menyayat hatiku dan hidup
Read more
Bab 8
Kembali Ke Pov Rindu. Aku meninggalkan rumah Papa dengan jengah. Ditambah nyinyiran dari Mak Lampir tadi. Sungguh membuatku semakin emosi.Dalam perjalanan pulang bersama Pak Satya. Kami berdua hanya saling diam. Dapat kutafsirkan raut wajah Pak Satya yang tertekuk lecek layaknya koran bekas. Eh, julid amat mulutnya. Aku pun juga enggan berbicara. Hanya deru mesin mobil yang mengisi keheningan di antara kami. *Pak Satya langsung membaringkan dirinya di ranjang. Aku yang sekarang bingung. Mau tidur di mana? Tidur di sofa badan sakit semua kayal digebukin orang satu kampung. Kalo tidur sama Pak Satya takut ... ya, takut itulah. Apa lagi?Benar-benar dibuat bingung akan pilihan. Fix, aku tidur di ranjang sama doi. Awas aja kalo dia macam-macam. "Mau ngapain?" tanyanya membuka mata. Menyadari, aku tengah mengambil posisi hendak berbaring. "Mau tidur lah, mau ngapai lagi?" ketusku.
Read more
Bab 9
"Rin, gue harus ngomong apa sama orang tua gue?" tanya Maya saat mobil ini melaju membelah jalanan kota. "Gue juga nggak tahu, May. Yang gue pikirin cuma Pak Satya. Gue takut dia dipecat. Kalo gue sendiri di DO dari kampus itu mah, bodo amat. Tapi kalo Pak Satya, dia bisa kehilangan pekerjaannya dong gara-gara gue." jelasku panjang lebar. "Terus ... sama kehamilan gue ini gimana, Rin? Nggak mungkin 'kan terus disembunyiin." kata Maya gelisah."Itu ntar gue bantu mikir deh, May. Sekarang lo anterin gue pulang. Empet banget sama hari ini. Pengen ngurung diri di kamar.""Ke rumah yang mana, Rin?""Rumah Pak Satya,""Oke, tapi lo janji ya, bantuin bujuk orang tua gue. Biar mau nerima Bang Rudi." "Iya, iya. Dah ah, lagi males bicara gue." desisku mengerucutkan bibir dengan tangan berkacak di dada. Maya tak bertanya lagi. Ia tahu kalo aku sedang bad mood.*Di rumah Pak Satya. Kulihat mobil ya
Read more
Bab 10 Penolakan
"Toni, ngapain lu ke sini?" alisku mendadak menaut melihat siapa yang datang. "Aku memang lagi mau makan di sini, Rin. Boleh gabung?" tanya lelaki itu tersenyum lebar. "Duduk aja, sini deketan sama aku." lumayan ada si Toni. Nggak jadi obat nyamuk aku di sini. "Beneran?""Iya, udah cepet dari pada gue berubah pikiran." Toni pun duduk di sampingku. Pak Satya dan Kak Mira menatap datar.  Lagian memang mereka berdua sudah kenal dengan Toni."Ya udah, Kak Mira sama Toni pesan makan aja." ujarku pada Toni dan Kak Mira. Masa iya, aku sama Pak Satya aja yang makan di depan mereka. Kak Mira memesan makanan pada salah satu pelayan yang kebetulan melintas."Rin, aku mau ngomong sama kamu," Toni berkata sambil menatapku lekat. "Apa?" jawabku sambil fokus mengunyah makanan di mulutku. "Kebetulan di sini ada Mira sama Pak Satya," Toni memandang Kak Mira dan Pak Satya bergantian. "biar m
Read more
DMCA.com Protection Status