PENGKHIANATAN

PENGKHIANATAN

Oleh:  Quilla Tsabita  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
20Bab
4.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bagaimana jadinya kesejatian cinta dibalas dengan pengkhianatan, bertahan ataukah memilih mundur secara perlahan? Cerita fiksi belaka, semoga menghibur setiap pembaca

Lihat lebih banyak
PENGKHIANATAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Eɩma Zųɭŋaɩŋųɭ
semangat author
2023-06-21 23:04:32
0
default avatar
Quilla Tsabita
nice, semangat buat readers and author
2021-08-15 13:11:29
1
20 Bab
Alasan
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉  Hujan siang ini cukup deras, kebetulan hari weekend, suamiku tertidur dengan pulasnya. Kaila berada di dekapan Mas Sa'dan.  "Makasih, ya, Mas. Kamu berarti buat kami. Jaga anakmu, Mas."  Sapuan tanganku tak mampu mengalahkan pulasnya tidur Mas Sa'dan. Dia terlihat sangat menikmati hari di mana tidak lagi berurusan dengan pekerjaan kantor.  Tiba-tiba ada sesuatu kusentuh di dekat kepala mas Sa'dan.  "Hp? Mas, Mas. Saking capeknya, ya. Sampai lupa meletakkan hp di atas meja. Ntar kalau jatuh gimana?"  Ada rasa pensaran, sejak kami menikah, aku tak lagi ngerecokin hp Mas Sa'dan. Aku yakin dia suami yang setia apalagi s
Baca selengkapnya
Mencari Bukti
Tak terasa mutiara jatuh melintasi pipiku. Hatiku menolak, Aku harus tegar. Apapun yang akan terjadi, harus siap kujalani. Dewi mengelus pundakku. "Semoga kamu dilimpahi kelapangan, ya, Ren. Aku di sini akan berusaha membantumu semampuku. Saat aku susah kamu datang membantu memecahkan, kini aku bersamamu, Ren." Dewi memelukku erat. "Aku belum cukup bukti, Mas. Tapi hatiku sakit dengan apa yang sudah kamu perbuat. Aku yakin  sepandai-pandai tupai melompat lama-lama akan jatuh juga. Simpan rapat wanita simpananmu, Mas. Akan kubuat kamu menyesal karena melakukan  itu padaku." Melihat penjual martabak dekat Indomart. Teringat Kaila, putriku. Dia sangat suka martabak. Kutepikan mobil. "Mas! Martabaknya paket komplit, ya." "Baik. Silaka
Baca selengkapnya
Wanita itu?
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Mas! Sekarang di sekolah Kaila ada pertemuan wali murid. Kamu cepat datang ke sini, ya." Sesegera mungkin aku menelpon Mas Sa'dan, tak peduli dia mau beralasan meeting atau lainnya. Padahal kuyakin meeting itu hanya caranya untuk lolos dari tuntutanku. "Adduh, Ren. Kenapa baru bilang? Aku
Baca selengkapnya
Labrak!!!
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Pembantu?" Mas Sa'dan kebingungan, mungkin dia merasa tak aman lagi untuk bisa menemui gundiknya. Aku sudah mengurus semuanya, bahkan tugas-tugasnya. Kini tinggal diri ini mengatur siasatku sendiri.  "Aku tak sepolos yang kamu pikir, Mas," gumamku dalam hati. "Eum, iya, Mas. Kita pakai pembantu, ya. Biar bisa lebih banyak waktu buat Kaila dan Mama." Terpancar raut aneh dari wajah Mas Sa'dan. Namun dia mengalihkan dengan meraih roti dan mengoleskan coklat di atasnya. Pagi ini Aku berniat mulai menjalankan misiku sendiri. Tak enak juga jika Ak
Baca selengkapnya
Firasat
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Laju kencang mobil adalah pelampiasanku sekarang. Entah sudah hilang akal atau bagaimana. Cinta ini terlalu suci dan susah payah dijaga, tapi ternyata salah satu di antara kami justru berkhianat, dan telah merobek hati dengan keji. "Jika hati yang terluka, masih bisa dijahit, Mas. Tapi bagaimana jika kepercayaan yang pecah sanggupkah tuk dirajut kembali? Hatiku sakit, iya, terlampau sakit, Mas." Dalam pikiranku saat ini hanyalah bersiap, bersiap jika kenyataan pahit akan terjadi tanpa permisi. Jika Mas Sa'dan memutuskan untuk pergi. Laki-laki saat ditinggal pergi kebanyakan langsung mencari is
Baca selengkapnya
Penyesalan
Aku diam, memegang pipi yang mungkin sudab merah akibat tamparan Mas Sa'dan. "Ren. Kamu tidak mau memaafkan aku? Maafkan aku, Ren. Aku akui memang bersalah." Kata-kata itu terus diulanginya. Sontak terlintas Kaila di benakku. Membuat hati ini berontak dan memacu agar kuturunkan egoku. Bagaimana pun Kaila masih kecil, butuh kasih sayang ayahnya. "Baik, Mas. Aku akan maafkan kamu. Tapi bersyarat. Iya, maaf bersyarat." "Baik, Ren. Apa itu? Sebutkan saja. Apapun itu akan aku lakukan." "Kamu harus berhenti dari perbuatan keji itu, ingat Kaila, Mas. Dia masih sangat kecil, dia butuh kekompakan kita dalam menyayanginya." Mas Sa'dan diam. Entah
Baca selengkapnya
Maaf?
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Apa itu yang menjadi alasanmu selama ini kenapa kamu tidak pernah memanggilku dengan panggilan khusus, Mas?!" "Panggilan khusus? Panggilan khusus gimana, Ren?" Dor... dor... dor..., "Buka pintunya, Ren!" "Jangan kira Aku tidak tahu panggilan apa yang kamu pakai untuk selingkuhanmu itu, Mas." "Dew! Aku benar-benar tidak ..." "Ayah...!" suara Kaila memanggil Mas Sa'dan."Iya, Sayang?""Kenapa Ayah berdiri di depan pintu? Bunda mana?" "Iya, Dan. Di mana istrimu? Kenapa mukamu tampat resah? Ada apa?" "Ma! Maafin Sa'dan, Ma." Aku pun membuka pintu saat mendengar suara Mama. Mas Sa'dan berlutut di depan Mama dengan deru tangisnya. Rasa peduliku sudah hancur. Kura
Baca selengkapnya
Cerai?
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Ibuk? Boleh ikut saya ke ruangan? Atau Mas Sa'dan yang mau mewakili?" tukas Dokter Rio menoleh ke arahku kemudian ke arah Mas Sa'dan. "Biar dia saja." Aku membuang muka dari Mas Sa'dan, segitu bencikah dia padaku? Kaila tidak bersalah, kenapa seakan begitu apatis tidak ingin tahu bagaimana perkembangan kondisi Kaila. Aku berjalan membuntuti dokter hingga ke ruangan. Kumasukkan surat dari Mas Sa'dan ke dalam tas."Silakan duduk, Buk." "Gimana, Dok?" "Gini, Buk. Kaila mengalami penyakit gejala paru-paru. Untuk saat ini dia tidak sadarkan diri karena panas yang terlalu tinggi, mungkin sebentar lagi dia akan siuman namun masih akan sedikit sesak untuk bernapas. Semoga Ibuk diberi kesabaran, ya." 
Baca selengkapnya
Ancaman
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉"Fan! Bisa enggak kalau Mama mertuaku dipindah untuk dirawat di rumahku saja? Eh, Dokter Alfan." Kututup mulutku, malu. Karena tidak memanggilnya dengan sebutan formal. "Apaan sih, Ren. Sudah panggil Alfan saja. Aku tetap sahabatmu. Jadi tidak perlu panggil dokter atau apalah." Kami terkekeh bersama. Mama Anggi pun turut tersenyum mendengar ungkapan Alfan. Aku berjalan menuju tempar tidur Mama. Kemudian menukas, "Ma, gak papa, ya Mama dirawat di rumah dulu." Tiba-tiba mata Mama tampat berkaca-kaca. Aku gusar karena takut ada pernyataanku yang membuatnya tersinggung."Mama kenapa? Ada yang sakit, Ma?" "Kamu sudah baik banget sama Mama. Padahal putra Mama yang sudah membuat kamu sakit." 
Baca selengkapnya
Teror
Budayakan Subscribe dulu sebelum baca ya😉Suport dengan tekan tanda love di bawah ini😍 Jangan sungkan buat layangkan komentar😉Kring...Kring... (Dering telefon rumah) Bi Marni bergegas menghanpiri. Namun kularang dan meminta agar menyerahkan telfonnya padaku. "Biar saya saja, Bi." "Ini, Nya." Aku tersenyum seraya memberi isyarat agar dia kembali ke dapur. "Hallo?" "Rena?!" "Iya? Dengan siapa? Ada yang bisa dibantu?" "Ingat, Rena. Berhati-hati lah. Hidupmu tidak akan tenang." Suara itu? Apa mungkin itu Mas Sa'dan? Apa mau dia? Padahal dia yang memutuskan untuk menjatuhkan talak. Kenapa aku yang diteror?"Maaf. Mungkin bukan Rena saya yang dituju. Saya tidak pernah ada urusan dengan siapapun." Ceklek. Kuletakkan telfon dan tak menggubris ucapan orang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status