Tuan Sutradara Dan Nona Aktris

Tuan Sutradara Dan Nona Aktris

Oleh:Ā Ā Arumi E.Ā Ā Tamat
Bahasa:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.2
10 Peringkat
164Bab
37.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Ā Ā 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alaric, seorang sutradara muda lulusan Paris yang sering berdebat dengan Kiara, aktris pemeran utama dalam film arahannya. Kiara menganggap Alaric arogan, Alaric menganggap Kiara susah diatur. Kesalahpahaman keduanya membuat produksi film bersetting Monte Carlo yang sedang mereka buat terpaksa tertunda. Selain itu, Kiara memanfaatkan keberadaannya di Monte Carlo untuk menyelidiki mengapa Bertrand LaForce, fotografer Perancis meninggalkannya setahun lalu di kota itu di sebuah kafe bernama "The Portrait". Kehadiran Bertrand membuat kesalahpahaman Alaric semakin menjadi, tanpa dia sadari diam-diam dia merasa cemburu yang artinya diam-diam dia mulai jatuh hati pada Kiara. Apakah mungkin seorang sutradara menikahi aktris pemeran utama filmnya?

Lihat lebih banyak
Tuan Sutradara Dan Nona Aktris Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Omang Yayuz
Kak, ijin untuk lakai bahan riset ya
2021-10-21 17:13:44
0
user avatar
jimmy silah
lebih baik lagi
2021-07-25 11:57:55
2
user avatar
Cheezyweeze
hallo kak arumi, ketemu lagi di sini. semangat terus berkarya kak
2021-07-19 22:53:46
3
user avatar
Specialfinger
aku suka dengan karakter KiarašŸ„°
2021-07-17 18:11:12
1
user avatar
Haris Naura
cerita nya bagus sekali
2021-07-08 12:14:07
1
user avatar
Raden Toto Nitikusumah
ceritanya bagus
2021-06-27 12:29:06
1
user avatar
Arumi E. Author
Seru. Bagai diajak jalan-jalan keliling Monaco. Dramanya terbangun pelan-pelan.
2021-06-08 21:46:46
0
user avatar
Sumi Rati
Tambah pengetahuan tentang Cannes, Nice, Monaco, Monte Carlo.
2021-06-08 09:00:49
1
user avatar
ace jewan
yesss asyikk nemu cerita ini lagi. cerita paling bagus dan paling rapi yang pernah aku baca
2021-05-08 13:58:13
1
user avatar
Sabrina Okta Linda
aku kasih bintang 1 dulu kak, kalau seru nih novel aku kasih bintang 5..
2021-06-27 22:07:51
1
164 Bab
1. La Belle
Gadis semampai itu mematut dirinya di depan cermin. Wajahnya telah dirias sempurna. Rambutnya yang panjang melebihi bahu telah ditata apik, bergelombang dengan blow di kanan kiri. Gaun one shoulder berwarna hijau zamrud membalut dengan pas tubuh langsingnya. Gadis itu tersenyum puas melihat penampilannya sendiri. Sebenarnya ia bukan tipe gadis yang senang didandani glamor seperti ini. Namun demi profesi yang ditekuninya, ia tak bisa mengelak dari tugas istimewa bertaraf internasional ini. "Sudah siap, Ra?" Teguran seorang gadis bertubuh mungil yang masuk tanpa suara mengejutkan gadis cantik itu. "Perfect ya?" sahut gadis cantik itu tanpa menoleh, masih mengagumi penampilannya sendiri di hadapan cermin. "Tentu saja perfect. Penata rias dan rambutmu bertaraf internasional. Gaunmu juga dirancang perancang pakaian terbaik di Indonesia," sahut gadis mungil itu.
Baca selengkapnya
2. Lelaki Asing Yang Menarik
"Mademoiselle, do you want to swap seats with me?" tanya lelaki muda bertubuh jangkung itu pada Kiara. Dari logat bicaranya, Kiara bisa menduga lelaki yang duduk di sampingnya ini orang Prancis. "I'm sorry, am I disturbing you, Monsieur? " Kiara malah khawatir sikapnya yang sebentar-sebentar melongok ke arah luar jendela yang berada tepat di samping lelaki itu telah membuat lelaki itu merasa terganggu. "It's okay, Hanya sepertinya kamu senang memandangi pemandangan di luar kereta. Jadi, sebaiknya kamu saja yang duduk di samping jendela ini," jawab lelaki itu sambil tersenyum. Matanya yang hijau cerah menatap sopan kepada Kiara. "Kamu nggak keberatan?" tanya Kiara  memastikan lagi. "Silakan. Aku cukup sering ke Nice. Aku nggak terlalu antusias ingin memandang keluar jendela sepanjang perjalanan," jawab lelaki itu lagi.
Baca selengkapnya
3. Pemandu Wisata Dadakan
Tujuan kedatangannya ke kota ini sebenarnya ingin mengunjungi kedua orangtuanya yang sudah lima bulan ini ia tinggalkan bertugas ke Afrika Selatan. Sudah sejak seminggu lalu ia kembali ke Prancis dan tinggal di sebuah flat di Paris. Baru kemarin ia punya waktu untuk meninggalkan Paris, berencana ke Nice, tetapi sengaja ia mampir dulu di Cannes untuk menemui beberapa koleganya. Ia tak menduga, keputusannya mampir ke Cannes telah berbuah pertemuannya dengan gadis Asia di hadapannya ini. Sejak awal ia melihatnya, ia sudah tertarik. Gadis ini memiliki kecantikan yang berbeda dari kecantikan gadis-gadis Prancis yang biasa ia lihat. Wajah gadis ini nyaman sekali untuk dipandangi, membuatnya betah berlama-lama tidak berpaling dari menatap wajah oval berhias mata bulat dengan bulu mata asli yang lentik itu. "Aku nggak akan membiarkanmu tersesat di kota ini. Sebagai pemuda yang lahir di sini, aku merasa punya tanggungjawab untuk menemanimu berkeliling Kota Nic
Baca selengkapnya
4. Akrab Dalam Waktu Singkat
Kiara seolah dipaksa mengikuti kecepatan langkah Bertrand. Membuatnya hampir setengah berlari. Selang beberapa menit, mereka berdua lagi-lagi sampai di sebuah tempat yang juga ditumbuhi pohon palem berjejer rapi. Rupanya kota yang terletak di dekat pantai ini merasa cocok jika menghiasi kotanya dengan pohon palem. "Inilah pusat Kota Nice. Di musim panas, tempat ini lebih ramai. Apalagi saat ada pertunjukan musik gratis. Seluruh warga seolah datang semua ke sini untuk menghibur diri.ā€ ā€œAh, kenapa semua pertunjukan seru adanya di musim panas?ā€ keluh Kiara setelah berkali-kali Bertrand menyebutkan serunya musim panas di kota ini. Mereka berdua tidak lama menikmati suasana tempat ini, lima belas menit kemudian, Bertrand melanjutkan langkahnya menyusuri Avenue Jean Medecin diikuti Kiara di sisinya. Jalan ini menampilkan deretan  gedung pertokoan yang masing-masing memiliki keunikan. "Kalau kamu suka membeli barang-barang dengan merk terkenal,
Baca selengkapnya
5. Tertipu?
"Ada lagi yang lainnya yang menarik untuk didatangi di kota ini?" tanya Kiara setelah mereka selesai makan siang dan siap beranjak dari restoran ini. Bertrand tampak berpikir. "Kalau kamu berani, aku tantang kamu sekali lagi,ā€ jawabnya beberapa menit kemudian. "Aduh, kamu mau menantangku apa lagi sih?" "Beranikah kamu kabur sedikit lebih jauh lagi?" "Kabur ke mana lagi?" tanya Kiara dengan kedua alis terangkat. "Menemaniku menikmati pemandangan senja di Monte Carlo,ā€ jawab Bertrand santai. "Monte Carlo?' tanya Kiara lagi, kali ini membuat keningnya berkerut. ā€œMonte Carlo tempat yang indah untuk menyaksikan matahari tenggelam. Ayolah, itu nggak jauh dari sini. Dengan kereta, kita bisa sampai dalam waktu beberapa menit. Setelah itu mungkin kita bisa makan malam sebentar, lalu kembali lagi ke Nice, dan kamu masih sempat mengejar kereta malam menuju Cannes. Aku akan memastikan kamu nggak akan terlambat," jawab Bertrand panj
Baca selengkapnya
6. Miss Trouble Maker
Kiara sampai di depan pintu kamar hotelnya dengan tubuh letih bukan main. Ia segera menekan bel pintu. Hanya dalam hitungan detik pintu itu terbuka. Wajah Livia muncul dari balik pintu dengan kedua alis terangkat dan mulut menahan geram. Tampak jelas sekali sejak tadi Livia memang sudah menunggu kedatangan Kiara. "Akhirnya kamu pulang juga. Kirain kamu sudah menghilang dan nggak bakal balik lagi ke sini," sambut Livia, kata-katanya penuh dengan sindiran dan rasa kesal yang tertahan. Kiara tak berkomentar apa-apa menghadapi ocehan dan ekspresi wajah Livia yang merupakan paduan rasa kesal, cemas sekaligus lelah. Dengan langkah gontai, Kiara berjalan memasuki kamarnya melewati Livia begitu saja. Livia memandangi Kiara dengan kening berkernyit, tapi ia sudah tak bicara lagi. Ia biarkan Kiara mencapai sofa. Lalu artisnya itu mengempaskan tubuh lunglainya ke atas sofa itu. Livia mengunci pintu lalu berjalan mendekati Kiara. ā€œKamu ke mana saja, Ra? K
Baca selengkapnya
7. Kembali Ke Paris
ā€œBonjour, Mademoiselle Livia.ā€Sapaan itu mengejutkan Livia yang baru saja bangun dari tidur lelapnya. Ia sudah mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, tetapi matanya masih belum membuka dengan sempurna.ā€œHaduh, ini sudah jam berapa?ā€ tanya Livia panik saat ia menyadari pagi-pagi sekali mereka harus sudah berangkat ke Paris.ā€œBaru jam tujuh pagi,ā€ jawab Kiara santai.Livia melirik kepada Kiara yang berdiri di depan tempat tidurnya tampak sudah rapi, bahkan dua koper mereka telah siap di kanan kirinya.ā€œApa? Jam tujuh? Kita harus sudah berangkat ke Paris, Ra!ā€ā€œKita masih bisa naik kereta jam delapan. Karena itu aku sudah membereskan semuanya. Kamu tinggal mandi dan ganti baju. Sarapan nanti saja di kereta,ā€ sahut Kiara tetap terlihat tenang.ā€œAku nggak sempat mandi. Kiara, kenapa kamu nggak bangunin aku sih?ā€ ujar Livia seraya segera melompat dari tempat tidur lalu bergegas ke kamar mandi membasuh wajahnya.
Baca selengkapnya
8. Hello Stranger
Beberapa menit sebelum pukul delapan pagi, kereta TGV yang akan membawa mereka ke Paris datang juga. Kiara dan Livia bergegas naik ke dalam gerbong yang sesuai dengan tiket mereka. Mereka memang sengaja tida membawa banyak barang. Masing-masing hanya travel bag berukuran sedang dan beroda, sehingga mereka masih sanggup membawanya sendiri. Sesampai di dalam gerbong dan menemukan nomor kursi mereka, mereka baru menyadari Livia telah salah memilih kursi. Nomor kursi yang tertera di tiket mereka memang berurutan, tetapi ternyata kursi itu tidak tidak berdampingan. Satu kursi di ujung kiri barisan sebelah kanan, satu kursi lagi berada di ujung kanan barisan sebelah kiri. Kedua kursi itu memang masih berdekatan dan bersebelahan, tetapi terpisah oleh selasar gerbong ini. Kiara tak berkomentar apa-apa. Ia sudah lelah mendebat Livia sejak kemarin. Livia pun enggan mengucapkan sepatah kata pun perihal kesalahannya memilih nomor kursi. Tadi ia sedikit panik dan terburu-buru, se
Baca selengkapnya
9. Pria Prancis Yang Dirahasiakan
Pesawat yang ditumpangi Kiara dan Livia mulai lepas landas meninggalkan bandara Charles de Gaulle. Kiara menyandarkan tubuh penatnya di sandaran kursinya yang nyaman. Matanya terpejam. Perjalanan dari Paris menuju Jakarta akan memakan waktu lama dan ia berencana akan melelapkan dirinya dalam separuh perjalanan. Kunjungannya singkatnya di Perancis ini benar-benar telah membuatnya kelelahan. Kini saatnya untuk beristirahat sejenak, sebelum ia disibukkan lagi dengan tugas selanjutnya di Jakarta. ā€œRa, sekarang, boleh aku bertanya?ā€ Walau matanya telah terpejam, tetapi sayangnya Kiara masih sadar. Membuatnya masih mendengar pertanyaan Livia yang juga sedang menyamankan dirinya di samping Kiara. ā€œNanya apa sih, Liv?ā€   ā€œSaat di Cannes kemarin, kamu pergi ke mana sih? Jam sembilan malam baru pulang? Aku sengaja menunggu saat ini untuk bertanya langsung ke kamu, ketika kita sudah benar-benar rileks.ā€ Kiara menghela napas.
Baca selengkapnya
10. Satu Tahun Kemudian
Gadis itu kehilangan pesonanya, lenyap dibalik penampilannya yang kusut masai. Wajahnya lelah, dengan lingkaran hitam di kedua matanya. Sudut-sudut bibirnya tertarik menciptakan lengkungan ke arah bawah.ā€œLaki-laki sialan! Setelah bosan denganku, seenaknya saja mencampakkan aku!ā€ ucap gadis itu dengan suara kasar.Ia meremas-remas perutnya, seolah ingin mematikan apa pun mahluk yang bersemayam di dalam perutnya itu. Kemudian emosinya ia luapkan dengan memukul-mukul tempat tidurnya sekuat tenaga.Ia beranjak dari atas tempat tidurnya yang juga berantakan. Dengan kasar pula gadis itu membuka laci meja riasnya, mengaduk-aduk isinya sampai menemukan sebuah gunting.Ia hampir saja menusukkan gunting itu ke arah perutnya, tetapi dengan sigap seorang pemuda bertubuh tegap menerjang masuk, langsung memegang erat pergelangan tangan kanannya, mencegah gunting dalam genggaman gadis itu menghujam perutnya.ā€œNiken! Kamu mau apa? Bunuh diri?ā€ teriak pemuda itu d
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status