Cinta & Persahabatan

Cinta & Persahabatan

Oleh:  Kha Aang  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 Peringkat
27Bab
3.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menjadi gadis biasa-biasa saja yang tidak secantik teman-teman mu bukan berarti kamu tidak layak untuk dicintai , "Ingatlah kamu adalah pemeran utama di dalam kehidupanmu".

Lihat lebih banyak
Cinta & Persahabatan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Jekpro Geming
acbmktswdbnm dhaqegnnc avnk
2021-11-03 00:56:15
0
user avatar
Jekpro Geming
nanananannggg
2021-11-03 00:55:52
0
27 Bab
CHAPTER I
        Senin pagi yang dingin di bulan Juni , sebenarnya bukankah ini sudah memasuki musim kemarau tapi kenapa sampai sekarang aku harus berangkat ke sekolah dengan membawa payung , benar-benar pagi yang melelahkan. Tapi meskipun hujan dan mendung petang aku tetap berangkat 30 menit lebih awal hari ini , tahu kenapa ? karena aku akan bertemu kakak kelas yang selama sebulan ini lagi PDKT denganku. Hujan yang turun pagi ini terasa sangat menyejukkan bagiku , bahkan cipratan genangan air kotor dari pengendara motor sialan pun tak cukup untuk memancing emosi ku pagi ini , awan mendung gelap bagaikan pelangi yang berwarna – warni di mataku , semua kesialan ini tidak berarti bagiku dibandingkan pertemuan dengan kakak kelas kesayangan , apakah ini yang orang-orang bilang adalah perasaan cinta. Entahlah, aku bahkan masih kelas 1 SMA , masih berusia 15 tahun , tahu apa aku tentang cinta dan sebagainya.
Baca selengkapnya
CHAPTER II
“Ketua kelas! Aya , Ayana Puspitarani” Teriak seseorang di ujung kelas menyadarkanku dari lamunan indah. “Ya, iya bu” jawabku bingung karena ketahuan sedang melamun saat jam pelajaran “Tolong bantu kumpulkan tugas teman-teman sekelas dan bawa ke ruang guru” kata bu guru Indah sambil tersenyum “baik bu,” jawabku sambil mengangguk, Bu Indah adalah guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelas kami, kelas 1-7 , meskipun sudah menjadi seorang ibu beliau masih cantik dan terlihat muda, salah satu guru yang aku kagumi. “kamu kenapa sih ?” kata seorang cewek di depanku sambil menengok ke arahku waktu Bu Indah sudah berjalan meninggalkan kelas “sering banget ngelamun sekarang” cecarnya padaku “dia lagi laper” jawab cowok di samping
Baca selengkapnya
CHAPTER III
            Pertanyaan Karin tentang pertemanan kami memang benar-benar membuatku kaget, karena kuakui terkadang aku juga ragu apakah kami memang sedekat itu hingga bisa dikatakan sebagai teman atau bahkan sahabat. “Apa maksudmu , kenapa kamu sampai berpikir seperti itu ?” jawabku sambil menoleh dan menatap lurus ke arahnya. “Aku merasa sepertinya yang kita lakukan bersama selama ini tidak ada artinya bagimu.” Katanya lagi masih sambil menatap lurus kedepan “Apa aku harus melihatnya sendiri agar tahu kalau kamu lagi dekat dengan seseorang seperti sekarang , apa begitu susahnya buat kamu untuk menceritakan kepada kami.” “Bukan begitu , hanya saja …” kataku sambil menatap kebawah dan bingung harus menjawab seperti apa agar tidak makin menyinggung perasaan nya
Baca selengkapnya
CHAPTER IV
          Ini benar-benar membuat ku gila , entah berapa lama aku tertidur dan kenapa ibu tidak membangunkan aku sih. Aku langsung berlari ke kamar mandi , membasuh muka dan menyiram tubuhku seadanya lalu berpakaian seadanya pula. Aku berlari turun ke ruang makan sambil berteriak “Bu, Kenapa nggak bangunin aku sih” Ibu yang lagi berada di dapur tetap fokus dengan kesibukannya tanpa menengok sedikitpun “Kamu mengunci pintu kamarmu, ketukan kencang di pintu seribu kali pun nggak akan bisa membangunkan mu.” Jawab ibu membela diri “Aku telat nih berangkat kursus nya.” Jawabku menggerutu “Sana minta antar kakakmu , mumpung dia barusan datang.” Ibu benar-benar seperti cenayang , karena benar aj
Baca selengkapnya
CHAPTER V
        Karena sudah hampir jam 6 malam , langit pun hanya menyisakan sedikit cahaya matahari , Lendra langsung menuju ke arah motor nya yang terparkir rapi di samping motor kakak ku , setelah mengenakan helm dia mulai menyalakan motornya dan tanpa di komando , aku pun langsung memasang helm ku lalu naik ke motor nya. Mungkin karena dia terburu-buru menarik gas di sepeda motor nya sebab ketika kita mulai berjalan aku kaget hingga tanpa bisa kutolak tubuhku terdorong ke depan sehingga membuat kedua tanganku tanpa sadar memeluk pinggangnya , meskipun agak canggung aku benar-benar tidak berani melepaskan pelukan ku karena takut terjatuh.             Beruntung aku tidak terlambat hari ini, gedung tempat kursus ku memang tidak begitu jauh dari rumah tapi juga tidak dekat, bisa dibilang jarak yang nanggung , jika harus naik
Baca selengkapnya
CHAPTER VI
      Karena kesiangan, pagi ini aku gagal bertemu dengan kak Bima , beberapa ini keadaan cukup tenang entah kenapa Sabrina juga tidak pernah lagi bertanya-tanya lagi tentang orang yang dekat dengan ku. Hanya saja setiap kita makan siang bersama atau lagi ngobrol bersama sebisa mungkin aku tidak melihat handphone untuk membalas chat dengan kak Bima karena jika begitu , mereka pasti akan ricuh lagi. Aku juga sudah menceritakan ke kak Bima tentang bagaimana penasarannya teman-teman ku padanya , dia hanya tertawa dan menawarkan akan mentraktir kami suatu saat nanti. Kak Bima benar-benar baik, bagaimana dia bisa terpikir akan mentraktir kami , hati ku selalu senang dan tanpa sadar mulutku mengambang menjadi sebuah senyuman ketika memikirkannya. “lagi-lagi kamu melamun sambil tersenyum sendiri.” Kata Sabrina menyadarkanku “segitu bahagianya ya.” Katanya lagi sambil menaruh nampan berisi
Baca selengkapnya
CHAPTER VII
        Berbelanja bersama mereka memang selalu menyenangkan, sepulang sekolah sekitar jam 6 sore kami janjian bertemu di department store terdekat. Setelah berkeliling dengan beberapa kericuhan seperti biasanya akhirnya kami sepakan menentukan pakaian apa yang cocok untuk ku kenakan besok. Baju terusan sepanjang lutut berwarna merah muda dan putih , dengan lengan yang memperlihatkan sedikit bahu jika dikenakan , menurut mereka aku akan terlihat manis memakainya.          Sekarang kami sedang duduk di sebuah café di pinggir jalan , sepertinya café ini memang cukup populer karena instagramable dan karena ini hari jum’at malam suasana di café pun sedikit lebih rame dari biasanya kurasa. Karena kami bertiga jadi kami memilih untuk duduk di meja dengan 4 kursi saling berhadapan, sebenar nya  Sabrina
Baca selengkapnya
CHAPTER VIII
        Hari telah berganti, pagi ini begitu cerah , matahari tanpa tertutup awan terasa begitu hangat , aku bangun pagi-pagi sekali dengan begitu bersemangat. Kucuci muka ku tiga kali , ku gosok gigiku dua kali dan tidak lupa kumur dengan penyegar agar nafasku benar- benar fresh , kucuci rambutku tiga kali , bahkan Ayah memuji betapa wanginya aku ketika baru keluar dari kamar mandi. Setelah ku keringkan rambutku , ku keriting rambutku sehingga membuat rambutku yang lurus sedikit bergelombang. Kukenakan make up tipis dengan lipstik berwarna merah muda lalu kukenakan baju baru yang baru saja ku setrika dengan rapi. Setelah kusemprotkan perfume , sekali lagi kupandangi cermin dengan pantulan bayangan ku di dalam kamar , kupikir penampilan ku kali ini sudah cukup lumayan , atau malah berlebihan , aku takut jika dianggap terlalu berlebihan jadi aku coba video call Lendra setidaknya dia teman cowok ku satu-satu nya yang mungkin
Baca selengkapnya
CHAPTER IX
        Kak bima membukakan pintu untuk ku dan membiarkan aku masuk terlebih dahulu , lalu kami memilih meja dengan empat kursi. Kak Bima juga menarik kursi untuk ku sehingga aku bisa duduk dengan nyaman sebelum dia memilih untuk duduk di kursi yang berada tepat di hadapan ku. Aku mulai membuka menu yang berada di atas meja waktu seorang pelayan datang sambil memberikan segelas air putih kepada kami. “kamu mau pesan apa?” Tanya kak Bima padaku “Ehm , kamu bilang suka spaghetti kan.” “Iya kak aku suka.” “Baiklah, pesanlah itu , lalu kamu juga suka es krim ?” Tanya nya lagi , kali ini aku menjawab dengan anggukan dan senyuman paling manis yang pernah aku tunjukan “Oke , kamu imut sekali.” Kata nya kemudian membuat ku makin berdebar “Permisi, kami mau pesan Spaghetti Saus Tomat , Linguine
Baca selengkapnya
CHAPTER X
          Sudah seminggu sejak kencan terakhir kami dan sampai sekarang aku sama sekali belum bertemu dengan kak Bima. Dia susah dihubungi dan sudah 3 hari ini tidak masuk sekolah sedangkan aku tidak tahu dimana rumahnya , membuatku makin mengkhawatirkannya. Siang ini pun aku sengaja datang ke lapangan basket tempat dia biasa Latihan dan aku sama sekali tidak melihatnya. “Kamu ngapain?” terdengar suara Karin menyadarkan lamunanku “Aku ga bisa menemukan kak Bima , bahkan disini dia nggak ada.” “udah kamu hubungi hp nya ?” “Hp nya mati , membuatku khawatir , 3 hari ini dia ga masuk sekolah katanya ada urusan , tapi aku ga tahu urusan apa itu.” Jawabku sambil melihat ke Hp yang ada di genggaman ku
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status