Ksatria Prabangkara

Ksatria Prabangkara

By:  Jin Hanson  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
14Chapters
2.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bertahun-tahun yang lalu di daratan utama pernah terjadi perang antara tiga kerajaan besar, Ambarata, Arnata dan Prabangkara. Akibat perang besar tersebut, Kerajaan Arnata diluluhlantahkan hingga tidak tercatat lagi di dalam sejarah manusia. Sedangkan kedua kerajaan lainnya Ambarata dan Prabangkara masih terus berperang untuk memperebutkan daerah kekuasaan. Dalam kondisi penuh dengan kekacauan. Kedua saudara seperguruan Jatiraga dan Aditara yang merupakan anggota dari pasukan khusus Kerajaan Prabangkara bernama Pasukan Satyawira mendapatkan tugas untuk menjaga Kota Kithara yang merupakan kota strategis bagi Kerajaan Prabangkara, karena berbatasan langsung dengan Kerajaan Ambarata. Saat melaksanakan misi, Aditara mencoba menantang bertarung salah satu senopati terkuat dari Kerajaan Ambarata. Dalam pertarungan yang tak seimbang itu, Aditara terkena serangan mematikan, sehingga membuatnya terluka parah. Meskipun pada akhirnya Jatiraga dengan menggunakan Pusaka Besta Panca Jiwa dapat mengalahkan senopati tersebut. Namun luka dalam yang dialami Aditara membuatnya dalam kondisi kritis. Disaat yang sama, Kerajaan Ambarata menyerang Kota Kithara secara tiba-tiba, menyebabkan banyak Pasukan Satyawira gugur demi melindungi kota. Kalah jumlah pasukan dan demi menghalau serangan pasukan Kerajaan Ambarata, membuat Jatiraga bermaksud menggunakan jurus terlarang Bala Arka, Jurus yang dapat merenggut nyawanya. Akankah jurus terlarang Bala Arka dapat membantu Jatiraga menghadapi serangan pasukan Kerajaan Ambarata lalu bagaimana dengan keadaan dari Aditara, apakah ini akhir dari mereka berdua?

View More
Ksatria Prabangkara Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Armin Satimin
Menarik ceriyanya
2022-04-02 22:40:05
1
14 Chapters
Bab 1. Prolog
Konon, dahulu di daratan utama berdiri sebuah kerajaan besar bernama Satwika. Namun perebutan takhta serta konflik di dalam keluarga kerajaan,  menyebabkan terjadi perang saudara yang tak berkesudahan, sehingga membuat rakyat sangat menderita.   Membuat Kerajaan Satwika yang perkasa akhirnya runtuh dan terbagi menjadi sembilan kerajaan baru, yaitu Baruna, Wananta, Srawana, Kanaka, Akasa, Arnawa, Ambarata, Arnata dan Prabangkara.   Namun, alih-alih perdamaian yang tercipta, justru kemunculan sembilan kerajaan itu membawa malapetaka di daratan utama. Perang dengan skala yang lebih besar terjadi antara sembilan kerajaan tersebut, membawa kekacauan di daratan utama.   Menyadari dampak dari perang yang sangat mengerikan serta membawa kesengsaraan bagi rakyat. Ketiga kerajaan yaitu Ambarata, Arnata dan Prabangkara membuat sebuah persekutuan. Mereka sepakat untuk menjalin kerjasama serta menyatukan kekuatan militernya untu
Read more
Bab 2. Kunjara Api
"Hahaha… Akhirnya kau menunjukkan kekuatan aslimu Jatiraga," ucap Degasoka sambil memasang kuda-kuda menyerang, "Itu akan membuat membunuhmu jadi sangat menyenangkan," lanjutnya.   "Tidak jika aku yang membunuhmu lebih dulu," sahut Jatiraga sambil mengangkat pedangnya.   "Dalam mimpimu Jatiraga." Degasoka sambil melesat sangat cepat ke tempat Jatiraga berdiri.   "Jurus Kilat Maut." Degasoka tiba-tiba menghilang dari pandangan Jatiraga.   "Ilmu yang mengesankan Degasoka. Tetapi itu hanya mainan untuk ‘anak-anak’," Gumam Jatiraga sambil tetap memperhatikan sekelilingnya   "Jurus Tebasan Langit." Tanpa berpikir panjang, Jatiraga mengayunkan pedangnya ke arah atas.   "DUUAAAARRR." Kedua pedang para Senopati terbaik itu pun kini beradu, menimbulkan gelombang suara yang dahsyat.   Kini Jatiraga mendapat kesempatan menyerang Degasoka,  tanp
Read more
Bab 3. Garhupiksa
Pasukan Satyawira akhirnya tiba di Kithara melalui gerbang utara. Kithara merupakan kota penting bagi Kerajaan Prabangkara, karena menjadi garis depan pertahanan kerajaan. Oleh karena itu, Maha Patih Dalengga sengaja menempatkan Pasukan Satyawira di kota tersebut guna menghalau serangan dari Kerajaan Ambarata serta menjaga keamanan Kithara.   Kembali ke Pasukan Satyawira yang baru saja memasuki Kithara. Tanpa mengulur waktu, Jatiraga langsung memerintahkan membawa Degasoka ke Garhupiksa yang merupakan tempat interogasi dan pemeriksaan tahanan.   "Galisaka segera temui Empu Among Jiwa untuk memeriksa keadaan Aditara," perintah Jatiraga kepada Galisaka.   "Daulat Senopati." Galisaka langsung menuju tempat Empu Among Jiwa yang berada di sebelah barat kota.   Sedangkan Jatiraga tetap berkuda menuju Garhupiksa.   "Ekawira, bawa Degasoka ke dalam ruang pemeriksaan, akan aku buat ia men
Read more
Bab 4. Kedhaton Madyantara
Sesampainya di Kedhaton Madyantara, Dutasena segera menuju Pendopo Kertaraja yang berlokasi di tengah-tengah kompleks Kedhaton.   “Mohon Ampun Gusti Adipati, hamba Dutasena dari Pasukan Satyawira mohon ijin untuk menghadap.” Dutasena berjongkok menunduk tepat di depan pintu masuk pendopo kertaraja.   “Bangun dan kemarilah Dutasena, mengapa engkau yang menghadap, dimana Jatiraga?” tanya seseorang yang duduk di kursi berukir burung rajawali yang berlapiskan emas.   Suara yang penuh akan wibawa tersebut kini memandang Dutasena dengan penuh tanya. Ia adalah Argarota. Adipati yang diberikan mandat oleh Maha Patih Dalengga untuk memimpin  Kithara.   Mematuhi perintah Argarota, Dutasena segera bangkit berdiri selanjutnya berjalan perlahan memasuki Pendopo Kertaraja sambil menundukkan kepalanya. Begitu sampai ditengah-tengah pendopo, ia kembali mengambil posisi berjongkok menunduk, “Mohon ampun Gusti Ad
Read more
Bab 5. Serangan Tamu Misterius
“Jurus Tapak Nirdaya diciptakan oleh Ki Jagat Sukma, pemimpin Perguruan Ekor Naga Emas puluhan tahun yang lalu. Saat itu, Perguruan Ekor Naga Emas merupakan salah satu perguruan silat yang paling disegani di daratan utama. Karena disamping menghasilkan para pendekar-pendekar hebat, perguruan tersebut juga mendapatkan dukungan penuh dari Kerajaan Arnata…” Belum sempat Empu Among Jiwa melanjutkan kata-katanya, Galisaka dengan tergesa memotong penjelasan Empu Among Jiwa.   “Kerajaan Arnata..., bukankah kerajaan tersebut telah hancur puluhan tahun yang lalu Empu,” sahut Galisaka dengan raut wajah penuh keterkejutan.   Melihat ekspresi terkejut dan penasaran yang ditunjukkan oleh Galisaka, Empu Among Jiwa hanya dapat tersenyum lebar,   “Hahaha… kau mengingatkan pada masa mudaku Galisaka, penuh dengan semangat yang menggebu-gebu,” ucap Empu Among Jiwa sambil tertawa terbahak-bahak.   “Mohon maaf Empu, moho
Read more
Bab 6. Peperangan di Gerbang Selatan
Di Kedhaton Madyantara, Adipati Argarota telah mengenakan pakaian perang lengkap dengan keris yang tersemat di pinggangnya. Kemudian dengan langkah tegap ia berjalan menuju Kaputren Rajani berniat untuk menjumpai istrinya. Namun Dewi Widia Ayu, istri dari Adipati Argarota sedang bermain kecapi di Bale Bengong yang berada di taman kaputren.   Mengetahui istri tercintanya sedang hanyut dalam permainan kecapi, Adipati Argarota melarang para dayang mengumumkan kedatangan dirinya dan memutuskan untuk sejenak menikmati alunan irama kecapi yang dimainkan oleh Dewi Widia Ayu.   Beberapa saat kemudian Dewi Widia Ayu telah menyelesaikan permainan kecapinya. Akan tetapi begitu membuka matanya yang sedari tadi terpejam, Sang Ratu merasa heran karena melihat para dayang sedang berdiri mematung sambil menundu
Read more
Bab 7. Kemenangan yang Aneh
Meskipun serangan pasukan pemanah telah menghabisi banyak Pasukan Kerajaan Ambarata. Tetapi hal itu tidaklah menghentikan mereka untuk terus mendekati gerbang selatan kota.   “Persiapkan Pasukan Pedang,” perintah Adipati Argarota.   Dutasena kembali memberikan isyarat untuk menyiapkan Pasukan Pedang, mendapati isyarat dari Dutasena, Pasukan Pedang segera bersiap mengatur formasinya.    Pasukan Pedang merupakan satuan pasukan dari Kerajaan Prabangkara yang dibentuk khusus oleh Adipati Argarota. Walaupun secara kekuatan pasukan tersebut masih kalah jauh bila dibandingkan dengan Pasukan Bindiwala ataupun Pasukan Satyawira. Namun Pasukan Pedang memiliki kelebihan bila menghadapi pertarungan jarak dekat, karena mereka memiliki senjata andalan yaitu Pedang Sarala. 
Read more
Bab 8. Pesan Empu Among Jiwa
Beberapa jam sebelum penyerangan Pasukan Kerajaan Ambarata di gerbang selatan. Galisaka yang diminta oleh Empu Among Jiwa menyampaikan pesan kepada Senopati Jatiraga di gerbang selatan memacu kuda tunggangannya dengan kencang. Namun perjalanan Galisaka harus terhalang oleh iring-iringan Pasukan Bindiwala yang menuju gerbang utara. “Minggir...! Minggir...! Beri jalan...!” teriak beberapa prajurit berkuda. Bersamaan dengan melintasnya Pasukan Bindiwala membawa perisai dan senjata tombak andalan mereka. “Ada apa ini, mengapa Pasukan Bindiwala bergerak menuju gerbang utara?” gumam Galisaka dengan raut kegelisahan terukir diwajahnya. Kegelisahan yang dirasakan oleh Galisaka sangatlah wajar melihat
Read more
Bab 9. Serangan di Garhupiksa
Beberapa jam sebelum penyerangan Pasukan Kerajaan Ambarata di gerbang selatan. Di sebuah gubuk tua, di sebelah timur dari alun-alun Kithara, seorang lelaki tua mengenakan jubah hitam panjang dan longgar dengan seluruh rambut dan kumisnya yang telah memutih sedang sibuk meramu obat dari berbagai macam herbal. Setelah menuangkan ramuan obat yang telah masak ke dalam mangkuk kecil, sambil membawa ramuan obat, lelaki tua itu berjalan perlahan mendekati seorang gadis muda yang sedang terbaring di dipan. “Ramuan obat ini akan mengembalikan tenaga dalammu dengan cepat, minumlah,” ucap lelaki tua itu sambil menyerahkan mangkuk yang berisi ramuan obat kepada gadis muda itu. “Baik guru,” jawab gadis muda patuh seraya menga
Read more
Bab 10. Terbunuhnya Degasoka
Berkat serangan membabi buta Kebo Sita di Garhupiksa membuat Sima dengan mudah menyusup ke dalam penjara bawah tanah tempat Degasoka ditahan.“Siapa disana?” tanya prajurit yang menjaga salah satu ruang penjara begitu melihat Sima mendekatinya.Tidak menggubris pertanyaan prajurit tersebut, Sima langsung menyerang beberapa prajurit yang berjaga di depan ruangan itu, secepat kilat ia meraih leher salah seorang prajurit, lalu dengan sedikit gerakan pendekar wanita itu mematahkan leher prajurit malang itu hingga akhirnya tewas.Hampir dengan cara yang sama, Sima mengulangi serangannya tadi kepada para prajurit yang lain, hingga seluruh prajurit penjaga tewas mengenaskan di tangannya.Kemudian ia mengambil kunci dari salah satu mayat prajurit yang tergeletak dan segera membuka ruang tahanan tempat Degasoka ditahan.“Kupikir ada keributan apa di luar sana, ternyata itu semua ulahmu adik seperguruanku,” ucap Degasoka begitu Sima membuka pintu ruang tahanan.“Melihat keadaanmu sekarang tidak
Read more
DMCA.com Protection Status