Izinkan Aku Kembali

Izinkan Aku Kembali

Oleh:  Nelda Friska  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
38Bab
43.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Adam Pradipta, memergoki istrinya yang tengah berselingkuh di rumahnya. Tak ada kata maaf, kata talak langsung Adam berikan untuk sang istri. Setelah empat tahun, mereka kembali dipertemukan. Satu per satu rahasia akhirnya terungkap, termasul Alasan Hanin berselingkuh dari Adam.

Lihat lebih banyak
Izinkan Aku Kembali Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Isa Ajah
Cerita yang menarik
2023-10-25 15:17:00
1
user avatar
Isabella
Ceritanya keren... selalu di hati
2023-10-14 21:35:10
0
user avatar
Novi Yanti
Syuka ...️...️...️
2022-08-03 01:22:16
1
user avatar
Hasni ardiansyah
ceritanya bgs tp syg lama baru bisa kebuka,perbab nya juga pendek
2022-05-26 06:28:21
2
user avatar
mutalib mail
g juju tny d lobbing h vujncfmjv y rucc
2022-05-12 14:55:20
1
user avatar
Susi Herawati
otewe baca karya Author kesayangan.........
2022-03-30 21:59:50
1
user avatar
mutalib mail
g :-) f2f u :(k my.net n can
2022-05-12 14:55:01
0
38 Bab
Pertemuan Setelah Empat Tahun
"Kenapa kamu lakukan itu? Apa kurangnya aku?"Adam Pradipta, pria berusia tiga puluh tahun itu menatap tajam sang istri yang kini tengah duduk seraya menundukkan kepala. Tangannya meremas gaun malam yang ia kenakan. Matanya yang basah, sama sekali tidak mampu menghadirkan rasa iba pada diri Adam."Aku hanya jenuh dan kesepian. Mas sering tidak punya waktu buatku. Aku ini wanita yang tidak hanya butuh uang, tapi juga perhatian dari suamiku sendiri." Hanin Ayuningtyas, wanita berusia 26 tahun itu meluapkan segala rasa yang mengganjal dalam dada. Betapa selama ini ia sangat merindukan perhatian dari sang suami yang jarang pulang dengan dalih sibuk dan pekerjaan yang tidak bisa ditinggal."Tapi tidak dengan berselingkuh bahkan berzina! Kamu sudah mengotori kepercayaanku, Hanin!" tunjuk Adam tepat ke wajah sang istri."Aku bisa memaafkan apa pun kesalahan kamu, kecuali satu ... pengkhianatan! Untuk itu, mulai malam ini, aku Adam Pradipta, menjatuhkan talak padamu Han
Baca selengkapnya
Luka yang Kembali Menganga
"Hanin."Kesadaran menyentak keduanya. Adam mengambil buku yang diulurkan Hanin, berusaha bersikap biasa saja di depan Anggun, meskipun hatinya kini memanas mengingat kembali peristiwa empat tahun lalu. Hanin pun mencoba bersikap senormal mungkin hingga matanya beradu dengan sepasang netra bening yang kini tersenyum ke arahnya. Bocah kecil yang kini berada dalam pangkuan wanita cantik itu, Hanin jelas tahu siapa dia.Arsilla Hanindya PradiptaPutri semata wayang yang kini sudah tumbuh makin besar. Namun sayang, Hanin hanya bisa memandang dari kejauhan, tanpa bisa memberi pelukan pada sang putri.Tak apa, Hanin bahagia melihat tumbuh kembang sang putri yang begitu pesat. Meskipun terkadang hatinya menjerit karena sesaknya menahan rindu, setidaknya rasa itu selalu terobati saat melihat putri kecilnya tertawa riang.Setelah mencatat pesanan yang disebutkan Adam, wanita itu bergegas pergi sebelum pertahanannya runtuh. Melihat sorot
Baca selengkapnya
Pertemuan Kedua
Hanin mengambil dompet usang dari dalam tasnya. Ia menghela napas kasar saat melihat satu lembar uang berwarna merah yang terdapat di dalamnya . Gajian masih dua minggu lagi, sedangkan uang yang ia miliki tidak akan cukup untuk biaya hidup selama itu. Hanin sempat berpikir untuk mencari pekerjaan sampingan, tapi ke mana? Sedangkan mencari pekerjaan saat ini begitu susah.Akhirnya Hanin putuskan untuk membeli mie instan di warung Bu Parmi. Mungkin cukup untuk mengganjal perutnya hingga besok pagi.Hanin keluar dari kontrakan menuju warung yang letaknya selang tiga rumah saja. Sampai di sana, ternyata banyak pria yang tengah menikmati kopi dan ada juga yang sambil bermain catur. Hanin berusaha abai saat sebagian pria di sana memandangnya dengan tatapan mesum."Bu, mie instannya satu," ucapnya pada pemilik warung yang tengah menonton acara televisi. "Mie goreng atau mie kuah, Neng?""Mie kuah saja."Setelah membayar satu bungkus mi
Baca selengkapnya
Kekhawatiran Seorang Ibu
"Jadi kamu yang menolong calon istri saya?""I-iya, Mas. Tadi aku kebetulan lewat dan melihat Mbak-nya terjatuh karena diserempet motor," terang Hanin berusaha bersikap sebiasa mungkin. Pria di depannya selalu menunjukkan wajah tidak suka, membuat Hanin sangat tidak nyaman."Terima kasih. Sekarang pergilah, kamu sudah tidak dibutuhkan di sini.""Oh, iya. Kalau begitu, aku permisi."Hanin menganggukkan kepala pada Adam, tetapi pria itu tidak menanggapinya sedikit pun. Dengan langkah tergesa, Hanin keluar dari rumah sakit menuju ke tempat kerja. Ia sudah bisa membayangkan kalau hari ini akan mendapat teguran karena keterlambatannya.Benar saja, baru sampai ia langsung dipanggil ke ruang atasannya dan mendapat peringatan. Hanin masih bisa bernapas lega karena ia masih diizinkan untuk bekerja di sana, tidak sampai dipecat seperti apa yang ia takutkan.Hanin kembali menekuni pekerjaannya dengan semangat. Meskipun sempat terpikir bagai
Baca selengkapnya
Tragedi Tengah Malam
"Silla!""Ayah!" Arsilla turun dari bangku tempat dia duduk, lalu berlari ke arah sang Ayah yang sudah merentangkan tangan. Tangannya langsung bergelayut manja pada leher Adam, sedangkan bibirnya mengerucut lucu."Kok Ayah yang jemput? Mama Anggun mana?""Mama Anggun lagi ada urusan, Sayang. Makanya hari ini Ayah yang jemput. Maaf, ya, bikin kamu nunggu lama," ucap Adam seraya mengecup pipi sang putri. Arsilla mengangguk mengerti. Tiba-tiba matanya berbinar, lalu menoleh ke arah Hanin yang masih duduk di tempatnya tadi."Tante, sini!" Silla melambaikan tangan ke arah Hanin."Silla kenalin sama Ayah," ucapnya kemudian.Hanin bangkit dari duduk, kemudian dengan langkah pelan menghampiri Ayah dan Anak itu. Ia berusaha abai akan tatapan Adam yang mengisyaratkan kemarahan."Ayah, ini Tante Hanin. Dia yang nemenin Silla nunggu jemputan," terang Silla sambil menunjuk Hanin yang sudah berdiri berhadapan denga
Baca selengkapnya
Penderitaan Belum Berakhir
"Nin, tolong antarkan ke meja nomor lima, ya. Aku mau ke toilet sebentar."Tita menyerahkan nampan berisi makanan pesanan salah satu pelanggan. Gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu memegangi perutnya yang terasa melilit. Hanin mengambil nampan itu sambil tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya. Tadi pagi ia sudah memperingati Tita agar tidak menambahkan sambal yang terlalu banyak dalam bubur yang dimakan gadis itu. Akan tetapi Tita tetap memaksa dengan alasan kurang mantap kalau sambalnya hanya sedikit.Hanin menghela napas kasar. Beruntung masih ada Tita yang bersedia memberinya tumpangan untuk sementara di rumah gadis itu. Hanin berjanji akan segera mencari kontrakan baru setelah ia mendapat gaji bulan ini.Teringat pesanan yang harus ia bawa ke meja pelanggan, Hanin bergegas menuju meja nomor lima seperti yang disebutkan Tita.Namun, wajah Hanin langsung pias saat melihat orang yang kini tengah menunggu pesanannya. Wanita itu ti
Baca selengkapnya
Kembali ke Rumah yang Dulu
"Mbak, ayok turun!"Anggun menoleh ke bangku belakang. Hanin yang sedari tadi tidak nyaman berada di antara sepasang kekasih itu, tersenyum canggung seraya menganggukkan kepala. Sedangkan Adam tetap dengan sikap datarnya. Andai bukan atas permintaan Anggun, pria itu pasti sudah menolak kehadiran Hanin kembali di rumah. Kalau saja Anggun tahu siapa wanita yang tengah ia tolong, mungkin wanita itu akan berpikir dua kali ketika akan menawarkan pekerjaan di rumah calon suaminya.Adam keluar lebih dulu. Pria itu membukakan pintu untuk Anggun. Sedangkan Hanin memalingkan wajah ke samping saat melihat hal manis yang dulu sering dilakukan Adam padanya, kini pria itu berikan untuk wanita lain."Ayah!"Arsilla yang kebetulan tengah bermain dengan pengasuhnya di teras rumah, berlari ke arah tiga orang yang baru keluar dari mobil. Dengan sekali tangkap, tubuh mungilnya sudah berada dalam gendongan Adam."Sayang sudah makan?" Anggun yang melihat keakr
Baca selengkapnya
Kesalahan yang Sama
Makan malam sudah siap. Setelah melaksanakan sholat isya, Hanin menemui Adam yang ia kira berada di ruang tamu, tetapi ternyata tidak ada. Pikiran Hanin tertuju pada satu tempat, tetapi ia tidak ingin lancang mendekati kamar pria itu.Akhirnya, Hanin memutuskan menemui Mbak Ratih yang sedang berada di kamar Silla.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, Mbak Ratih keluar sambil membawa tempat minum milik Arsilla."Ada apa, Mbak Hanin?""Itu, Mbak. Makan malam sudah siap," ujarnya gugup."Ya tinggal kasih tahu Pak Adam saja. Biasanya jam segini beliau berada di kamarnya," terang Ratih."Saya enggak berani kalau harus ke kamar Pak Adam. Gimana kalau Mbak saja yang memberitahu dia.""Loh, itu, kan tugas kamu, Nin. Ketuk saja pintunya terus bilang kalau makan malam sudah siap, enggak perlu masuk kamarnya juga kali." Ratih tertawa renyah melihat kegugupan Hanin. Ia pikir Hanin bersikap seperti itu karena belum terbiasa.
Baca selengkapnya
Ulang Tahun Arsilla
Hari ini Hanin dibuat sibuk membantu Anggun mendekor ruang tamu untuk acara ulang tahun Arsilla. Ia begitu bersemangat mempersiapkan segala sesuatunya untuk sang putri. Bahkan Hanin sudah menyiapkan kado yang ia beli kemarin dari toko mainan. Beruntung Tita mau memberinya pinjaman hingga Hanin bisa membelikan sesuatu untuk Arsilla di hari istimewanya."Nin, tolong buatkan dua gelas jus untuk Pak Adam juga Bu Anggun. Mereka ada di ruang keluarga," titah Ratih menghampiri Hanin yang tengah mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam."Iya, Mbak, nanti saya buatkan."Ratih kembali ke ruang tamu menemani Arsilla yang tengah mencoba meniup balon yang tersedia di sana.Hanin pun bergegas membuatkan jus untuk sang majikan yang pasti kelelahan setelah menyulap ruang tamu menjadi bak istana dongeng seperti keinginan Arsilla.Setelah selesai, Hanin bergegas menuju ruang keluarga, tetapi langkahnya terhenti saat melihat dua orang yang sedang
Baca selengkapnya
Pertemuan Tak Terduga
"Adam? Sejak kapan kamu berada di sana, Nak?"Lestari begitu gugup, pun dengan Hanin yang segera bergeser menjauhi mantan mertuanya. Tatapan Adam begitu tajam, menelisik dua wanita itu sampai mereka merasa dikuliti."Apa maksud ucapan Mama tadi? Kenapa Mama harus minta maaf sama dia?" tunjuk Adam dengan dagunya ke arah Hanin."Mama tadi enggak sengaja nabrak dia, jadi Mama minta maaf." Lestari berusaha menjelaskan meskipun ia ragu Adam akan mempercayainya."Cuma karena nabrak, terus minta maaf sampai harus pelukan begitu? Bahkan Mama sampai nangis. Benar-benar enggak masuk akal," timpal Adam seraya menggelengkan kepalanya."Mama nangis karena kaget melihat Hanin bisa berada di sini. Sudah lama Mama enggak bertemu sama dia."Adam tertawa sumbang mendengar penjelasan sang Mama. "Aku enggak habis pikir. Mama tahu, 'kan siapa dia? Mama tahu, 'kan apa yang sudah dia lakukan empat tahun lalu? Tapi dari dulu sampai sekarang, aku lihat M
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status