Siksa Dendam Perjodohan

Siksa Dendam Perjodohan

Oleh:  miraw  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.5
2 Peringkat
20Bab
1.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dunia adalah kebebasan, tapi tidak untuk seorang Kerleeanna Alina. Kita terlahir mempunyai hak, hak untuk memilih. Tapi apa aku tidak memilikinya? Dalam hidupku aku tidak mempunyai hak untuk memilih, namun dipilihkan. Berada didekat dengan lelaki yang dipenuhi dengan obsesi itu membuatku sesak setiap saat. "Terima dia atau pergi dari rumah ini!" Aku terdiam mematung ketika mendengar teriakan ayahku yang menggema, ketika aku menolak mentah pertunangan itu dihadapan para tamu. Dengan gontai aku melangkah perlahan, masih berbalut seragam SMA aku menerima cincin yang lelaki itu sematkan di jari manisku dengan linangan air mata. "Kau milikku sekarang Kerleaanna Alina Allison, selamat memasuki duniaku dan selamat datang!" bisik Nalendra lembut, sambil mengecup kening gadis pujaannya. Aku tersenyum kecut, lalu menepis kasar tangan lelaki yang menghapus air mataku itu. Mulai sekarang apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah menangis lagi terutama dihadapan lelaki bajingan itu. Tameng yang aku perlihatkan bahwa aku selalu kuat, nyatanya tidak begitu. Aku lemah, dan aku tidak tau akan bertahan sampai mana. Siapa sangka akan jadi seperti ini? Mulai sekarang hidupku terkekang, aku tidak bisa memilih apapun yang aku inginkan dalam hidup. Hidup adalah pilihan, namun aku tidak bisa memilihnya sendiri. Satu kata, yaitu segalanya karena terpaksa. Dan itu bagaikan siksaan tak kasat mata yang selalu menyiksa batinku. Lantas apa tujuan dibalik pertunangan yang terjadi secara tiba-tiba ini?

Lihat lebih banyak
Siksa Dendam Perjodohan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Naily L
seru banget ceritanya, bikin penasaran. semangat update thor:)
2022-09-04 10:53:42
1
user avatar
miraw
Selamat membaca, semoga suka
2022-08-26 10:25:40
1
20 Bab
PROLOG
Kehidupan berubah dengan satu kata penolakan, mengapa tidak? Semua orang ingin bahagia, itu sudah jelas. Namun tidak semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan tidak dicari, melainkan dibentuk. Memang kemana kita bisa mencarinya, selain dibentuk sendiri? Rasa bahagia muncul ketika semua keinginan itu bisa tercapai. Tetapi satu hal, rintangan akan selalu ada yang menghambat jalannya kebahagiaan. Kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya, ketika kita bisa menerima dengan ikhlas apa yang telah terjadi.Dikejauhan sana, di pesisir pasir putih dibawah rembulan purnama yang terang terduduklah seorang gadis dengan dress putihnya yang kusut. Tangan mungilnya terus melempari batu pada deburan ombak yang sedari tadi menatap kepiluannya dengan bisu. Hari sudah malam, bahkan sudah hampir pagi. Namun dirinya masih disini, di bawah langit biru yang hanya diterangi satu cahaya dunia. Baginya tiada tempat untuk pulang, kemana ia bisa pergi bahkan dunia bukan lagi miliknya. Mengi
Baca selengkapnya
Bab 1
"Leana,""Pergi!" sentak gadis itu datar tanpa memandang wajah lelaki itu. Ia tidak ingin paginya yang cerah berubah menjadi suram karna menatapnya.Leana mengeratkan selimutnya sembari menyesap coklat panas yang ada ditangannya tanpa melirik lelaki iti sedikit pun. Matanya sibuk meneliti setiap tetesan hujan yang jatuh membasahi bumi. Nalendra mengepalkan tangannya erat pada pembatas balkon, ia benci diacuhkan. Tapi kali ini ia harus menurunkan sedikit egonya. Lelaki itu berjalan masuk ke kamar gadis itu lalu membuka laci dan mengambil kotak P3K."Apa masih sakit?" tanya Nalendra lembut sambil mengobati luka di kaki gadisnya. Kemarin ia tahu sudah kelewatan, tapi Leananya sungguh gadis yang pembangkang. Dengan telaten Nalendra membuka perbannya dan menggantinya dengan yang baru, tidak lupa memberi obat merah. Karena luka itu terlihat masih cukup segar, ternyata ketika ia menyeret gadisnya kemarin di tepi pantai menimbulkan luka yang berbentuk abstrak ini."Lea...""Sayang...""Baby!"
Baca selengkapnya
Bab 2
Setelah kepergian Nalendra, wanita paruh baya itu kembali melanjutkan kegiatannya di dapur. Memasak adalah hobby nya, dan sekarang Emely tengah mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat adonan cookies. Sambil bersenandung ria ia mulai untuk membuat adonan, hingga kedatangan suaminya Rafa, "Apa yang terjadi?""Apanya yah?" tanya Emely menatap suaminya. Rafa menghembuskan nafas kasar, ia sungguh tidak enak rasanya dengan Nalendra. "Leana! Apa yang terjadi pada gadis itu? Apa dia tidak punya sopan santun, Nalendra sudah datang pagi - pagi kesini hanya untuk menemui anak pemalas itu. Tapi gadis itu malah mendekam di dalam kamarnya!" ujar Rafa menatap istrinya yang masih sibuk membuat adonan, dari kata - katanya terlihat sekali bahwa lelaki paruh baya itu tengah marah.Melihat kemarahan suaminya, Emely segera mencuci tangannya dan mendekati Rafa "Biarkan saja yah, mungkin Leana masih lelah," ujarnya lembut, sambil mengelus lengan suaminya. Ia tahu, suaminya ini adalah orang yang tegas."La
Baca selengkapnya
Bab 3
Leana mempercepat langkahnya, bahkan terlihat setengah berlari ketika lelaki itu terus saja mengikutinya. Luka dikakinya pun tak lagi ia hiraukan, karna sudah tidak terasa sakit. Gadis itu pun dengan cepat memasuki kelasnya, sepanjang koridor kampus tak henti - hentinya ia merasa heran. Mengapa tidak, kampus yang tengah ia pijaki ini lebih sepi dari sebuah kuburan.Gadis itu menoleh kebelakang dan menghela nafas lega, ketika melihat Nalendra tidak mengikutinya lagi. Leana megedikkan bahunya acuh mungkin lelaki itu sudah pulang. Ia lalu berbalik dan berniat melanjutkan langkahnya untuk ke kelas namun seketika ia mematung di tempat. Bagaimana bisa?"Kenapa pucat by? Apa wajahku menakutkan?" tanya Nalendra dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.Apa lelaki itu hantu?"Al, kenapa kau mengikutiku?"Nalendra tersenyum dan meraih tangan gadis itu lalu menggandengnya menuju ruangannya. "Kenapa? Kau kan milikku!""Tapi aku butuh ruangku sendiri! Hidupku tidak selalu tentangmu," desis Lea
Baca selengkapnya
Bab 4
Tanpa memperhatikan sekitar gadis itu terus memakan buburnya dengan lahap, dan mengindahkan tatapan para mahasiswa lain yang menatapnya heran sekaligus ngeri. Bagaimana tidak, jika disamping gadis itu terdapat seorang lelaki gagah berjas, lengkap dengan dasinya tengah mengasah pisau. Leana meminum jus alpukatnya, suara dari asahan pisau itu terus mengalun merdu di telinganya.Benar - benar tidak waras.Suapan terakhir leana menyantapnya dengan cepat dan segera beranjak dari duduknya. Namun goresan di lengannya yang berasal dari pisau itu seketika membuatnya mendesis."Melangkah sekali lagi aku akan memotong tanganmu!"Leana memutar bola matanya malas, entah apa lagi yang diinginkan oleh lelaki ini darinya. "Ck. Apa lagi? Gu- a-aku sudah mengatakan tadi pagi untuk jangan menggangguku kali ini saja." ujar Leana, gadis itu terlihat memelas sambil menahan sakit di pergelangan tangannya. Dengan tidak berperasaannya Nalendra menekan pisau itu ketika mendengar gadisnya akan berkata lo - gue.
Baca selengkapnya
Bab 5
Suara jam dinding terus berbunyi, bau khas dari obat - obatan menguar kuat. Di pojokan brankar UKS sana terdapat seorang gadis yang tertidur lelap. Hujan telah berhenti, menyisakan setitik embun diujung daun yang terus membasahi bumi. Tangan lelaki itu terus tergerak untuk mengelus surai gadisnya, mata yang biasanya menatapnya tajam dan penuh kemarahan kini tengah terpejam. Nalendra tersenyum sambil memainkan sehelai rambut Leana, "Baby, apa yang kau lakukan padaku?" gumamnya dengan tatapan yang tidak berhenti menatap wajah damai gadisnya, "Mengapa aku bisa mencintaimu sampai seperti ini, rasanya aku bisa gila jika kau pergi." lirih lelaki itu, mata tajam sebiru lautan yang tidak pernah ada orang yang berani menatapnya kini meneteskan air matanya. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa kehadiran seorang Leana.Tidak peduli gadisnya mencintainya atau tidak, itu tidak penting. Jika Leana tetap bersamanya, itu sudah lebih dari cukup.Nalendra tersentak ketika mendapati raut wajah Leana
Baca selengkapnya
Bab 6
Keringat dingin terus mengalir di pelipisnya, jantungnya berpacu cepat. Leana terus mengikuti langkah besar lelaki itu sembari memegang dadanya.Rasanya sesak, amat sesak. Tidak kah lelaki itu mengerti penderitaannya?"Al, please jangan lalukan ini padaku," lirih Leana pelan, namun sepertinya lelaki itu tuli dan tidak mendengarkannya. Melihat itu membuat darahnya mendidih, rasanya ia ingin sekali mencabik - cabik lelaki yang tengah menyeretnya itu.Sekuat tenaganya Leana berusaha melepaskan tangannya dari Nalendra, namun ia tidak berdaya cengkraman lelaki itu begitu kuat hingga tulangnya pun terasa ngilu."Al!""Nalendra!!" teriak Leana keras yang seketika membuat lelaki itu menoleh.Nalendra berbalik dan menyentak tangan gadisnya kasar. "Berani sekali kau!" desis Nalendra tajam sambil mencengkram dagu leana. "Hari ini, kau sudah melewati batasan yang ada," smirk lelaki itu menatap tajam iris pekat yang menatapnya penuh kebencian, tapi tidak apa - apa. Karena ia suka itu. "Dan aku beba
Baca selengkapnya
Bab 7
"Arrghh...."Timah panas itu tepat mengenai betis kanannya, gadis itu tersungkur sambil memegangi kakinya. Rasanya panas, dan seketika kakinya terasa mati rasa dengan darah segar yang terus mengalir. Leana mencengkram kakinya erat, ini menyakitkan namun tidak semenyakitkan hatinya. Lelaki itu memang tidak pantas disebut sebagai manusia, dengan tidak berperasaannya iblis itu menatapnya dengan kekehan disertai seringaian. Dengan susah payah, Leana berusaha berdiri dan mencoba lari meski itu mustahil tapi ia akan mencobanya. Bukankah tidak ada yang tidak mungkin?Teriakan itu begitu mengalun merdu ditelinga Nalendra, ia meniup pelan ujung pistolnya yang tidak pernah mengecewakannya dan selalu tepat sasaran. Kaki jenjangnya melangkah pelan mendekati gadisnya yang masih berusaha melarikan diri dengan menyeret kaki kanannya."Bajingan, keparat, bangsat, manusia hina! Lo bukan manusia Nalendra!!" teriak Leana kesal, keringat bercucuran di pelipisnya dan sudut matanya yang mengeluarkan bulir b
Baca selengkapnya
Bab 8
Senandung kecil terus terlantun dari seorang gadis yang tengah berjalan itu, sesekali ia berjingkrak senang. Hari ini adalah hari pertamanya kuliah, universitas impian dan jurusan yang ia inginkan semuanya tercapai dan hal itu membuatnya tak berhenti tersenyum. Karena ia sangat bahagia. Tas yang gadis itu sampirkan di bahunya ia turunkan pelan dan mengambil sebuah permen lolipop dan wortel.Gadis itu tertawa, pasti kelinci kesayangannya tengah menunggunya sekarang. "Hallo manis, kau merindukanku tidak? Hehehe, hari ini aku bawakan kau wortel terenak di dunia karena ini aku beli dari uang jajanku," ujar gadis itu senang sambil berjongkok dan mengelus kelinci putih yang ia beri nama manis.Pembicaraan terus berlanjut, gadis itu sangat senang melihat si manis kesayangannya makan begitu lahap. Namun saking fokusnya pada satu titik, tanpa gadis itu sadari sesuatu telah menunggunya di dalam sana. Melihat beberapa mobil mewah yang berjejer rapi di halaman rumahnya, tidak membuatnya peka akan
Baca selengkapnya
Bab 9
Rintik hujan turun perlahan, hawa udara semakin terasa dingin. Jemari kokoh itu menyentuh kaca balkon yang berembun itu perlahan, lalu bergerak seperti menulis sesuatu. Dalam hidupnya, dalam hatinya hanya ada satu nama, dan nafasnya berembus pun hanya untuk satu nama. Satu nama yang ia perjuangkan hingga kini. Satu nama yang berhasil merubah hidupnya, satu nama yang mampu membuat emosinya bergejolak cepat. Hanya dia, tidak ada yang lain. Nalendra tersenyum, sembari menghisap nikotin yang terselip di jarinya dengan pelan lalu dihembuskannya ia menulis nama lengkap gadis yang belum sadarkan diri itu dengan indah.Kerleeanna Alina"Secantik orangnya.." gumamnya sambil tersenyum lalu ia menoleh pada seorang gadis yang selalu memenuhi pikirannya. Nalendra berjalan pelan, hari sudah larut dan Leana belum memakan apapun selain bubur tadi pagi. Tangannya tergerak mengelus pipi yang sedikit tirus itu, keduanya memar. Apa ia terlalu keras menamparnya?Nalendra tersenyum, sepertinya tidak. Jika i
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status