Suamiku Direbut Kakak Tiriku

Suamiku Direbut Kakak Tiriku

Oleh:  penuliskecil  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
102Bab
5.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dijahati oleh sang kakak tiri, lebih tepatnya dijebak. Ai seolah-olah wanita paling buruk di dunia ini. Ia dikecam sebagai perebut tunangan Ana. Di malam pertama yang seharusnya indah bersama suami setelah sah, malah Ian tidur bersama Ana. Demi menjaga kehormatan keluarga, ia harus tetap menjalani pernikahan ini hingga dua tahun lamanya. Akankah Ai sanggup bertahan? Mungkinkah dia menjalin hubungan bersama mantan kekasihnya Danny atau mungkinkah cinta akan muncul dalam pernikahan yang sangat buruk dan menyiksa itu?

Lihat lebih banyak
Suamiku Direbut Kakak Tiriku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
penuliskecil
pembaca yang baik hati, jangan lupa berikan review dan komentar baik buruknya, ya ...
2022-09-02 18:55:50
2
102 Bab
Merebut Tunangan
"Ap-apa yang kamu lakukan di sini, Ai? Kenapa kamu bisa ada di sini?!" teriak Ana menggila ketika mendapati saudara tirinya tengah bersama calon suaminya di satu kamar.Ia sangat frustasi dan hampir gila sekarang. Sungguh, ini tak dapat dipercaya begitu saja.Ai yang hanya menggunakan tanktop hitam itu pun segera menutupi tubuhnya. Ia bahkan baru sadar jika sekarang hanya menggunakan benda itu. Ada apa? Bagaimana bisa ini terjadi?Tatkala ia hendak memungut pakaiannya yang baru saja ia lihat, tangannya segera diinjak sengaja oleh Ana. Oh, tentu saja rasanya sangat sakit."Sssh, sakit. Jangan lakukan ini, Ana," pintanya ketika salah satu tangannya masih berusaha menutupi bagian tubuhnya."Gila kamu! Masih bisa merengek kesakitan setelah apa yang kamu lakukan padaku?" balas Ana yang semakin menyakiti tangan Ai. Ia menginjak-injak tangan itu hingga sedikit mengeluarkan darah. Setelah dirasa puas, ia segera menyiram Ian agar segera bangun dari ketidaksadarannya. Entah apa yang terjadi pa
Baca selengkapnya
Undangan Pernikahan
"Ini untukmu, Ian. Sebentar, aku akan menemui Ai dulu. Aku akan memberikan untuknya juga." Ana berucap dengan santai tanpa peduli dengan rasa kacau yang dialami oleh pria itu sekarang."Apa? Apa ini?" tanya Ian yang tengah merapikan kemejanya. Memang sudah kebiasaan baginya untuk menggulung tangan kemejanya."Undangan.""Undangan apa?" tanya Ian yang masih merasa penasaran."Undangan pernikahan. Memangnya undangan apa lagi? Masih mau bertanya pernikahan siapa? Pernikahanmu dengan Ai. Ini adalah sebuah acara yang sangat ditunggu-tunggu karena dua pengkhianat akan segera bersatu.""Apa maksudmu, Ana?"Ian baru menyadarinya sekarang. Ia buru-buru mendekat dan mengecek apa yang dikatakan oleh gadis yang sangat dicintainya itu."Omong kosong macam apa ini? Kamu pikir, pernikahan itu candaan? Bisa-bisanya kamu mencetak namaku dan orang lain di kertas ini tanpa sepengetahuanku?""Ketika kamu berkhianat, apa kamu juga minta izin padaku?"Ian terbengong selama beberapa detik."Bukankah kamu su
Baca selengkapnya
Disebut Murahan
Seminggu kemudian, Noah, Arzi, dan Diko akhirnya pulang setelah cukup lama berada di luar kota. Ketiganya segera mencari keberadaan orang-orang tersayang mereka.Arzi tampaknya sangat paham dan tahu jika putrinya tidak sedang baik-baik saja. Untuk kali ini, ia segera menarik gadis itu menjauh dari sana."Ada apa, Sayang? Kamu sedang ada masalah apa, coba jelasin ke ayah sekarang..."Pria itu mengelus puncak kepala Ai yang tengah menghadap ke arahnya. Seketika ia teringat akan pertanyaan Ian satu minggu yang lalu. 'Bagaimana dengan ayahmu?'"Tidak ada, Ayah. Aku hanya sangat rindu pada Ayah. Dua minggu bukan waktu yang singkat loh, Yah."Arzi tersenyum tipis sekarang. Sungguh, ia sangat merasa prihatin akan rasa rindu yang dirasakan oleh Ai sebab mereka tidak pernah berpisah selama itu sebelumnya. Dalam hati kecilnya, yang selalu ia khawatirkan setiap harinya adalah ketika ia meninggal nanti. Entah akan semenderita apa Ai tanpanya.Oleh karena itu, tak jarang ia juga berusaha untuk seg
Baca selengkapnya
Dianggap Sebagai Pembawa Sial
Pagi itu, Ana bangun dan segera bergerak untuk menemui sang ayah. Tampak jika Noah menunjukkan sikap yang tak jauh berbeda dengan Arzi. Tentu saja, ia tak menyangka jika putrinya menyembunyikan masalah sebesar ini darinya.Gadis itu memang sangat andal dalam masalah mengambil hati sang ayah. Dengan segera, ia memeluk lelaki itu sambil sedikit tersenyum."Maaf, Papa. Tapi, sampai aku sedewasa sekarang, tak seharusnya kan semua masalah aku limpahkan padamu."Ucapan itu tak segera dibalas oleh Noah. Ia malah memilih diam dan menjauh."Pa, kalau Mama masih ada, aku akan menjelaskan semuanya padanya. Memangnya, sampai sekarang, apa ada yang bisa menggantikan posisi pekerjaan di hidupmu?"Ucapan itu seketika membuat Noah tertegun. Ia mengingat bagaimana sakitnya ia ketika ditinggal mati sang istri. Ah, tak seharusnya gadis ini mengulang kenangan itu lagi. Rasa sakitnya masih tak kunjung hilang sampai sekarang."Ana, keluarlah dari ruangan papa. Tidak ada lagi, kan, yang mau dijelaskan sekar
Baca selengkapnya
Derita di Malam Pertama
Sah menjadi suami istri, Ian segera menemui Ana yang sejak tadi tak menyapanya. Untungnya, acara dan pesta pernikahan memang telah selesai, sehingga tak menjadi masalah berat lagi."Ana, apa kamu baik-baik saja?" tanya pria itu ketika Ana terlihat sangat lemas."Tidak usah pedulikan aku," kata gadis itu menjawab dengan ketus."Belum makan selama dua hari ini," terang Diko.Dengan segera, Ian mengambil makanan dan segera duduk di samping gadis itu. Segala cara ia upayakan untuk membuat Ana mau makan. Tentu saja, sakitnya Ana masih menjadi cemas dan urusannya.Ai hanya bisa melihat dari jauh. Begitulah ia ketika ditarik paksa oleh Danny yang baru terlihat batang hidungnya. Wanita itu menolak sekeras Danny menariknya."Apa yang kamu lakukan, Danny? Bukankah sudah jelas jika aku telah mengakhiri segalanya? Bersikaplah dewasa, aku sudah menjadi istri orang lain sekarang!" tegasnya.Suara itu terdengar oleh Arzi dan Noah yang segera mendekat."Om, aku hanya ingin menunjukkan sesuatu dengan
Baca selengkapnya
Sikap Buruk Ian
Terbangun dari tidurnya, Ai segera membereskan tempar ia tidur. Tatapannya seketika tertuju dengan keadaan Ian yang tengah memeluk Ana di atas ranjang. Ia tampak tak ingin peduli. Bagaimana pun, hidupnya harus terus berlanjut.Ingin menghirup udara segar, wanita itu segera menyibakkan gorden di kamarnya. Ia tersenyum lebar sekarang. Cahaya matahari yang masuk bahkan segera menerpa wajahnya. Bersyukur untuk nikmat sang pencipta."Ck! Siapa sih itu?!" gerutu Ana yang terdengar sangat jelas. Memang sudah kebiasaan baginya untuk bangun kesiangan.Hal itu ternyata lolos membuat Ian terbangun lalu membentak Ai dengan nada yang amat sangat jelas. "Kamu tidak melihat kami masih tidur? Mengganggu saja!"Ai terhenyak. Dalam hitungan detik, gorden di kamar itu tertutup kembali. Ia juga segera membersihkan wajahnya sebelum ke luar dan bergabung dengan ibu mertuanya."Sudah bangun? Kamu bangunkan suamimu juga, kan?" Nada ketus itu didapat dari Rainy yang tampak sangat tidak menyukainya. Padahal,
Baca selengkapnya
Ai atau Ana?
Ai tampak keheranan ketika baru saja tiba di kamarnya namun mendengar gemercik air. Seketika ia sadar akan keberadaannya sekarang. Di kamar Ian yang adalah kamarnya juga. Tatkala hendak bersantai sejenak di sofa, telinganya mendengar suara dua orang yang berbeda dari dalam kamar mandi. Ian sedang bersama siapa?Tatkala ia hendak melangkah untuk mendekat, Ana segera ke luar dari sana dengan handuk yang masih melilit di tubuhnya. Gadis itu benar-benar tidak tahu malu."Ngapain, sih? Mau ngintip, ya? Kepo banget!" Ian mendukung perlakuan Ana, ia malah mendorong istrinya itu untuk menjauh dari mereka. Hati Ai sudah benar-benar teriris sekarang. Ia hendak melangkah pergi yang segera dihentikan oleh Ian."Selangkah saja kamu ke luar dari kamar ini, jangan menyesal jika kita harus bercerai. Aku tidak peduli dengan konsekuensinya," ancam pria itu dengan nada santai.Ai terdiam sekarang. Air matanya masih tersimpan dengan baik.
Baca selengkapnya
Perselingkuhan Secara Terang-terangan
Seperti biasa, Ai melakukan aktivitasnya dengan sangat cekatan. Ia juga selalu sendirian di dapur. Hal itu ternyata baru saja disadari oleh Mario yang hendak menemui istrinya."Di mana dia? Bukankah dia membantumu?" tanyanya."Em ... aku tidak tau di mana, Pa." Ai menjawab dengan singkat sebelum akhirnya segera melanjutkan kegiatannya.Mario memilik duduk sekarang. Ia menanti kapan istrinya akan datang ke sana. Tepat saja dugaannya, wanita itu datang setelah menghitung waktu jika menantunya telah selesai memasak.Prok! Prok! Bertepuk tangan menyambut kedatangan Rainy yang tampak gelagapan sekarang."Kamu dari mana aja, Rainy? Katamu akan jadi istri dan mertua yang baik. Setiap hari bangun pagi tapi bukannya masak malah kelayapan. Dari mana coba? Sekarang berikan alasanmu!"Rainy tercengang sekarang. Ia menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.Kecanggungan itu segera terjeda ketika Ai pamit lalu berlari ke kamarnya. Sudah waktunya untuk Ana pulang sekarang."Kamu juga!" bentak
Baca selengkapnya
Aku Mencintaimu So Much
Arzi menghentikan laju mobil Ana ketika gadis itu masih hendak berangkat bekerja. Ia juga masuk dan memerintah gadis itu untuk melaju. Ana tak berkomentar. Ia bahkan dengan sengaja memberikan sedikit sikap yang tidak mengenakkan.Bagaimana tidak, ia bahkan memasang lagu dengan nada yang sangat kencang sehingga membuat pria itu merasa tidak nyaman."Hentikan, Ana," perintahnya yang segera dilakukan oleh Ana.Gadis itu juga mematikan musiknya sekarang. Tak lupa, segera bergegas ke luar dari mobil menyusul Arzi yang sudah ke luar dan tengah duduk menunggunya. Ana masih memasang senyumnya ketika sadar akan keberadaan mereka yang tengah berada di sebuah kafe.Meletakkan tasnya dengan santai, ia juga ikut duduk. "Ada apa, Om? Sepertinya ada hal yang sangat penting yang ingin dibicarakan. Kenapa?"Arzi mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia menatap gadis itu dengan perasaan sedikit kecewa."Ana, hentikan. Tolong jangan ganggu adik kamu lagi. Biarkan dia bahagia. Dengan kehidupan kamu yang se
Baca selengkapnya
Sedikit Marah dan Mulai Kepo
6 bulan telah berlalu dan itu bukan waktu yang singkat untuk Ai. Sudah begitu banyak penderitaan yang harus dia hadapi. Ana muncul tepat di hadapannya dan memberikan penandaan tanggal di kalender di kamar itu."enam bulan," tukasnya.Tak ingin peduli dengan ucapan Ana yang mungkin akan lebih jahat daripada ini, ia memilih untuk segera membersihkan diri. Beberapa saat kemudian, Ian juga datang dengan membawakan makanan. Seperti biasa, keduanya akan melakukan pertunjukan sebagai pasangan paling romantis di hadapan Ai, mungkin itu juga alasan Ai membersihkan dirinya dua kali."Kamu sudah melakukan hubungan dengan Ai, kan?""Ck! Jangan membicarakan hal seperti itu ketika makan!" balas Ian."Sudah atau belum. Aku hanya bertanya, Ian. Apa itu salah?"Ian bergerak untuk menutup acara makannya, ia benar-benar sudah tidak berselera sekarang."Ian, kamu tidak lupa, kan? Ini sudah enam bulan, kita perlu memastikan apakah dia bisa hamil atau tidak. Jika kalian sudah melakukannya dan belum ada ha
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status