Istri Bookingan

Istri Bookingan

Oleh:  Mahessa Gandhi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 Peringkat
62Bab
4.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Konten 18++ Harap bijak dalam memilih bacaan. Semua nama tokoh, karakter, tempat, dan kejadian yang tertulis di dalam Novel ini hanya fiksi semata. "Saya terima tawaran Anda, tapi ada syaratnya!" "Apa?" "Pertama, jangan pernah tanya saya pergi ke mana. Kedua, jangan pernah larang saya terima bookingan dari siapa saja. Ketiga, jangan pernah ajak saya tidur bersama!" Atas dasar kepentingan masing-masing, Mistha sepakat menjalin kawin kontrak dengan Ghara, seorang pegawai di Biro Investigasi. Mistha bertekad untuk membalaskan dendam atas kematian ibunya dan pelecehan seksual yang dialaminya, sementara Ghara harus segera mencari istri karena desakan orang tua. Sayangnya, aksi balas dendam Mistha justru mengantarkannya menjadi buronan. Terlebih lagi, Mistha menemukan fakta bahwa sang suami ikut terlibat dalam kasus yang menjeratnya. Lantas, akankah balas dendam Mistha terpenuhi?

Lihat lebih banyak
Istri Bookingan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kensari Dellarosa
Kok bagus!
2023-01-14 15:44:34
0
user avatar
Tri Sel
Novel Rekomendasi dari teman. Bagus ternyata ....
2023-01-14 15:31:34
0
user avatar
Fajar Wahyudi Syukur
Diksinya. Aku suka - Aku suka ...
2023-01-14 15:15:58
0
user avatar
Mblee Duos
ceritanya seru kak... suka gaya permainan bahasanya... semangat nulisnya ya,,,...... saling support juga yuk, dicerita aku, MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-19 13:43:40
2
user avatar
Ayudiah Karnina
Dua kata untuk Mistha. Luar biasa.. Keren. . .
2022-11-09 18:57:52
4
user avatar
Dawn Prior
Good, Recomended. Epic!!!
2022-11-07 16:10:22
5
user avatar
Gusion Gus
Keren Asli. Nggak menye menye ini cerita
2022-10-28 22:29:21
4
user avatar
Novia Ummu Zahra
ceritanya menarik, bikin penasaran sekalian mau nanya, kalau nulis genre thriller romance begini, riset di mana ya, Kak?
2022-10-18 09:14:02
4
user avatar
Ken Munika
ceritanya sangat menarik kak Author... diksi yang digunakan sangat tepat, mudah dipahami dan nyaman untuk pembaca.. ditunggu trus updatenya kak
2022-10-13 16:16:15
4
user avatar
The Lucky
keren kak pemilihan diksinya. top abiiiz
2022-10-10 18:34:52
3
user avatar
Indah Purnawati
Seru ceritanya Thor ... Semangat .........
2022-10-06 08:57:05
3
user avatar
Kinan Dirangga
Fresh, Good!
2022-10-06 06:39:52
3
user avatar
BronJK
Seru, Menegangkan. Stay for next part,.
2022-10-05 22:02:49
3
user avatar
Irfanggi Ramli Djibu
ini luar biasa keren
2022-10-04 22:27:33
3
user avatar
bunga Jelita
Keren, Bagus Lanjutt Next Part di tunggu Thorr
2022-10-04 22:07:36
3
  • 1
  • 2
62 Bab
Mission Completed
{Benarkah pertemuan dan perpisahan hanya berjarak satu senti?} "Cantik?" tanya Yava. "Relatif," jawabnya singkat, namun pandangannya masih tertuju kearah wanita yang menari lincah di atas panggung itu. "Lo kenal?" imbuhnya sambil meletakkan sisa rum di atas bar table. "Mau tidur sama Dia mah, nggak perlu kenalan," pungkas Yava meremehkan. "Trus?" desaknya masih dengan rasa penasaran yang mengganjal hati. "Gampang..., tinggal booking aja. Bisa harian, mingguan, bulanan, atau tahunan, tapi Dia nggak mau ada ikatan," tutur Yava seolah tahu seluk beluk pelacur yang sedang dibahas malam itu. "Ikatan, maksudnya?" "Itulah istimewanya. Silakan cari tahu sendiri kenapa Dia nggak mau ada ikatan!" "Satu lagi, Dia juga nggak mau ada yang ngontrak waktunya seumur hidup!" jelas Yava sebelum berjalan menuju pintu keluar, disusul dengan sahabatnya yang masih menyimpan sejuta pertanyaan itu. ***Waktu itu malam pergantian tahun, pesta seakan tak pernah usai. Semua orang telah menikmati akhir
Baca selengkapnya
Janji dan kesepakatan
Ghara menghela napas panjang, memejamkan mata sebentar, sembari melonggarkan kancing atas krah, seraya menyandarkan diri ke kursi kantor. Ekor matanya merambat kearah atap berusaha melepas penat yang terasa sangat melelahkan sekali. Sebab kasus yang kini harus ia tangani nyatanya tak semudah menangkap komunitas mucikari.Selang beberapa saat terdengar daun pintu kantornya terketuk. Pria bermanik mata spektrum blue itu menilik ke sumber suara, kemudian berdiri dan membuka pintu."Rapatnya akan dimulai sepuluh menit lagi, jangan buang waktu Bu Dea buat nungguin lo," ucap Dimas salah satu rekan kerjanya."Duluan Dim, bentar lagi gue nyusul," balasnya sambil menatap rekannya itu tanpa minat.Terdengar ketukan pantofel beradu dengan granit, semakin lama bunyinya kian nyaring. Pertanda sebuah kaki mendekat, sosok tampan yang terlihat dari manik mata tajamnya membuat Ghara pria dewasa yang sudah berkepala tiga itu masih saja terlihat manis.Malam yang hampir larut nyatanya tidak membuat sebua
Baca selengkapnya
Teror
Selesai mandi. Terlihat dari pantulan cermin, Mistha sedang mengenakan dalaman warna merah yang dipadukan dengan maxi dress tipe bonnie belahan selutut. Lengkap dengan jam tangan yang sedang diikatkan di pergelangannya, serta tas merk senada. Setelah menyisir rambut, Mistha mengintip sebuah ponsel yang bergetar di atas kasur. Sebuah pesan masuk dari nomer yang tersimpan dikontak, “Bajingan Tua". Bajingan Tua: Bersiap-siaplah untuk segera membusuk di penjara wanita gila. Anda berani bermain-main dengan Saya, silakan terima resikonya. Saya rasa Anda perlu menyiapkan dana untuk menebus mucikari baru dan hutang-hutang Anda sekarang juga! Shit! Mistha mengumpat kasar setelah membaca pesan yang baru saja dikirim Vall Ankala. Persetan! Gerutunya sekali lagi. Rupanya Vall Ankala berhasil membuat darah Mistha berdesir hebat dari ujung kaki hingga kepala. Terlihat dari gelagat Mistha yang mulai merasa amarahnya sudah memuncak sampai ubun-ubunnya, mengacak-acak rambut, mengusap wajah tegangn
Baca selengkapnya
Harta atau Tahta
Setelah mengantar Mistha ke apartement, Ghara langsung menuju ke kantor demi memenuhi panggilan dari Bos besarnya. "Pak, Ghara," Panggil Laurent sekretaris Erick Choii, begitu melihat Ghara melintasi bilik ruang kerja. Ghara mendongak tanpa bicara. Menyayangkan langkahnya yang separo sudah di ambang pintu ruang kerja. Sementara Laurent hanya berisyarat kecil dengan memiringkan jempol kanannya kearah ruangan Erick Choii. Ghara mengangguk tanda mengerti. Selang beberapa saat, karena tidak ingin terlalu lama mengacuhkan permintaan Bos besarnya itu, akhirnya Ghara bersiap untuk menuju ruangan Erick. Ghara berdehem sebelum mengetuk pintu, lalu disambut hangat oleh Laurent yang setia membukakan pintu setiap tamu yang berkepentingan dengan Erick. "Silakan duduk," sambut Erick sembari tersenyum lebar. Tentu hal ini sangat aneh, aneh sekali. Belum pernah sekalipun Ghara melihat Erick sehangat ini saat bicara dengan semua bawahan di kantor Biro Investigasinya. "Buka," Perintah Erick setela
Baca selengkapnya
Melting Tight
Sesuai kesepakatan yang telah disetujui kemarin, akhirnya hari ini Ghara dan Mistha terbang ke Surabaya untuk menghadiri acara reuni keluarganya. Melihat Mistha yang tampak masih belum terlalu fokus dengan apa yang telah direncanakan Ghara. Dalam perjalanan itu, Mistha masih tampak belum begitu yakin dengan semua hal yang akan terjadi di luar ekspektasinya, gelagat anehnya pun mengundang rasa penasaran Ghara. "Mistha..." "Hmm..." Ghara mengulurkan segelas coffe yang baru saja dibeli sebelum masuk ke dalam bandara. "Ada apa?" tanya Ghara begitu melihat Mistha menerima uluran gelas itu tanpa mengindahkan kehadirannya. Mistha diam. Entah apa yang sedang ada dalam pikirannya sekarang. "Cerita aja kalau memang lagi ada masalah, siapa tahu Saya bisa bantu," tukas Ghara setelah mencecap coffe yang ada di tangan kirinya. Mistha menghela napas panjang, sembari memandangi gelas coffe yang ada di tangannya. "Setiap orang pasti punya masalah masing-masing. Saya tahu, dikontrak memang Anda
Baca selengkapnya
Suden Wedd!
Sorenya semua keluarga Ghara sudah berkumpul di rumahnya. Termasuk saudara laki-laki dan perempuan dari bapaknya, karena memang kebetulan acara reuni yang dihadiri semua keluarga besar hari ini bertepatan dengan acara arisan yang kebetulan bapak dan ibu Ghara yang menjadi tuan rumahnya. "Dek, kata Ibu. Kamu tadi siang janji sama Bapak?" tanya kakak perempuan Ghara. Ghara tak menjawab, masih menimbang-nimbang jika ia disuruh menepati janji itu hari ini. "Kamu sudah tahu kondisi, Bapak kayak gimana, 'kan?" imbuh kakaknya begitu tidak mendapat jawaban dari Ghara. "Kak-" "Dek," sergah kakanya cepat. "Nunggu apa lagi, Mistha udah sesuai dengan harapan Ibu sama Bapak. Lihat semua saudara juga udah mendukung kalian, mau nunda sampai umur berapa lagi. Kurang apa lagi, Mistha cantik, sholeh, rajin." ucap kakaknya sembari menoleh kearah Mistha yang tengah membenarkan posisi jilbabnya. "Tapi nggak harus sekarang, Kak!" bantah Ghara. "Masmu sudah menyiapkan semuanya, Bapak yang nyuruh. Aca
Baca selengkapnya
Panggilan-Ancaman!
Mistha beranjak ke kamar mandi pagi itu. Membasahi wajah, sikat gigit, lalu mengganti pakaian yang masih digunakan semalam. Sejenak langkahnya terhenti begitu melihat Ghara yang masih tertidur pulas di atas sofa. Mistha memandangi wajah oval Ghara, ternyata Ghara termasuk hasil pahatan Tuhan yang sempurna, gumamnya. Alis tebal, jambang tipis disekeliling rahang tegasnya, serta anak rambut yang memenuhi kening, membuat Ghara tidur saja masih terlihat memesona. Apalagi jika Mistha menatap manik mata spectrum Ghara. Satu hal yang sangat dihindari Mistha adalah jatuh cinta, terlebih jatuh cinta kepada pria yang saat ini tengah dipandangi. Hati dan pikiran Mistha benar-benar berperang! Saat hati ingin berperan, namun pikiran berkata tinggalkan. "Sudah bangun, Nduk," sapa ibu Ghara mengagetkan Mistha. Mistha membalas senyum ucapan wanita yang sedang memakai mukena. "Mau ikut Sholat di Masjid?" imbuhnya. Mistha gelagapan, lalu menggaruk-garuk kepala yang benar-benar gatal karena jilbab y
Baca selengkapnya
Metamorfosis (Bandeng presto tulang lunak)
Ghara mengetuk pintu kamar Mistha. Tidak ada sahutan dari sana, lalu Ghara menyeruak masuk begitu tidak mendapat respon apa-apa. "Ada apa?" tanya Ghara begitu melihat Mistha seperti dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. "Mistha," tanya Ghara sekali lagi, begitu melihat Mistha hanya duduk sembari memegangi kedua tungkai. "Hei, ada apa?" tanya Ghara lagi sembari mendekati Mistha yang sudah merubah posisi dan menggigit jari jemari. "Kita balik ke Jakarta sekarang!" jawab Mistha lirih. "Iya, balik. Cerita dulu ada apa?" desak Ghara masih penasaran. "Nggak usah ikut campur masalah gue. Ngerti!" bentak Mistha dengan sebutan yang sudah berbeda. "Saya masih Suamimu, jadi sudah seharusnya tahu masalahmu!" tukas Ghara sedikit meninggi. "Ghara! Lo-" Mistha mendelik, sembari mengarahkan satu jari tepat di depan wajah Ghara, lalu Mistha mendengkus memukul agin berusaha membuang kekesalannya."Sttt..., tenang dulu. Nggak perlu emosi kayak gitu, iya oke, fine. Saya nggak akan cari tahu dan
Baca selengkapnya
Explosion Box
"Mistha," sapa Ghara saat mendapati Mistha yang tengah duduk termenung di kursi ayunan taman samping rumah Ghara. Mistha merubah posisi yang semula menyangga dagu dengan kedua tangan di atas paha begitu melihat Ghara berdiri di hadapannya dan membawa shoping bag, lalu Ghara menyodorkan benda tersebut kearah Mistha. Sebuah explosion box warna pink. "Buka," perintah Ghara. "Apa?" tanya Mistha sembari memandangi Ghara yang tangan kanannya masih di dalam satu saku celana, berdiri diam dengan seringai wajah handsomenya. "Buka," perintah Ghara lagi. Mistha menerima uluran explosion box dari tangan Ghara, lalu menarik ujung pita benda tersebut. Terbelah menjadi empat bagian sama rata, namun di dalam box itu masih ada box kecil terbungkus rapi kain berwana pink muda. "Box yang satunya jangan dibuka dulu kalau Kamu belum benar-benar membutuhkannya," ucap Ghara, sementara Mistha masih sibuk membaca setiap sisi yang tertuliskan, Blessed, House, Happyness, dan Help. Tentu Mistha sangat penas
Baca selengkapnya
Kecolongan
Bunyi air mendidih keluar dari sebuah teko pagi itu berhasil mengusik tidur pulas Mistha, seketika bias matanya merambat kesekeliling, berusaha menerka kejadian semalam, cangkir wine, sisa lemon dan daun mint-Ah sial! Mistha ingat, tentu otak primitifnya semalam sudah terlanjur menguasai diri yang tak mampu menahan hormon testoteron yang seketika memuncak. Reflek tangannya menggamit pakaian berwarna putih di lantai begitu melihat tubuhnya tak tersintal sehelai kain. "Selamat pagi," ucap pria dari balik punggung bidangnya, sembari sibuk mengaduk kopi di atas meja ruang makan. Mistha mengumpulkan nyawa, setengah sadar berjalan kearah Ghara sembari mengusap-usap kedua mata dengan punggung tangannya. Ghara seketika tertawa geli, melihat baju yang tengah dikenakan Mistha. Sejurus Mistha memandang kearah dada, ternyata ia sedang memakai kemeja putih yang kemarin dipakai Ghara. Anehnya, baju itu melekat dengan kancing tak sempurna, membuat sembulan kesar di samping
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status