Manajer Cantik Milik Bos Dingin
“Baiklah aku tinggalkan makanan ini di sini, saat kau lapar kau bisa memakannya. Kalau butuh sesuatu aku ada di kamarku.” Anna berlalu.
“Masih berani berada di sini setelah menjadi penyebab kedua orang tuaku meninggal. Apa kau begitu bermuka tebal meskipun aku sudah menyuruhmu pergi.” Ungkap Eldwin.
“Mala yang memintaku untuk tinggal dan menjagamu, bagaimana aku pergi dan melanggar amanahnya,” jelas Anna.
“Tapi aku tak butuh apa lagi tinggal dengan pembunuh.” Didorongnya tubuh Anna hingga jatuh di tempat tidur. Anna bangkit dan duduk dengan santainya.
“Berpikirlah secara rasional Eldwin, kau tinggal sendiri sekarang. Kalau bukan aku siapa lagi yang akan menjaga dan mengurus kebutuhanmu sekarang. Selain karena amanah Mala, apa kau juga lupa aku sudah sah menjadi istrimu.” Anna dengan percaya diri mengungkapkan kenyataan yang semakin menambah emosi Eldwin. Pemuda itu mendekati Anna hingga Anna condong ke belakang menghindar.
“Jadi kau sedang memanfaatkan amanah mamaku untuk membuatku menerima dirimu dan pernikahan ini?”
“Aku sama sekali tak berpikir seperti itu. Aku hanya mengingatkanmu. Lagi pula siapa yang senang mengurus anak manja sepertimu.”
Eldwin menggeram menahan amarah. Kedua tangannya mencengkeram seprei yang tak bersalah itu.
“Apa yang membuatmu berpikir aku ini manja? Aku bukan anak kecil lugu seperti yang kau lihat tiga tahun yang lalu. Aku bahkan bisa melakukan apa pun padamu saat ini.” Eldwin semakin mendekatkan wajahnya hingga hampir tak berjarak dengan wajah Anna.
“Pergilah Eldwin!” didorongnya tubuh Eldwin, sementara dia berusaha untuk pergi, tapi Eldwin menarik lengan Anna hingga kembali perempuan cantik itu terjatuh di kasur. Eldwin mendekat dengan cepat dan menekan kedua tangan Anna membuat Anna tak mampu bergerak.
“Apa setelah ini kau akan berpikir aku seperti anak kecil yang manja?”
“Apa yang akan kau lakukan El? Jangan macam-macam!"
“Untuk membungkammu mengatakan aku anak manja.”
Melihat tatapan Eldwin yang tak biasanya, Anna berubah ketakutan. Jika Eldwin benar-benar menciumnya maka...