Di Bawah Selimut Tetangga
Aruna Maheswari berniat menjual rumah peninggalan ibunya karena tempat yang terlalu besar untuk ditinggali sendiri dan terlalu sarat kenangan untuk dipertahankan. Keputusan itu tampak sederhana, hingga ia mengetahui bahwa rumah tersebut masih memiliki satu pemilik lain yaitu Sagara Setjo Pratama, pria yang meninggalkannya lima belas tahun lalu tanpa penjelasan.
Kembalinya Sagara ke Indonesia memaksa Aruna menghadapi masa lalu yang selama ini ia kunci rapat. Urusan hukum berubah menjadi konflik personal ketika tanda tangan yang dibutuhkan justru tertahan oleh kehadiran orang yang paling ingin ia hindari. Terjebak dalam ruang yang sama, Aruna dan Sagara dipaksa berbagi rumah, waktu, dan luka yang belum sembuh.
“Sekali lagi kamu bahas soal tanda tangan atau—” ucapnya tertahan, rahangnya mengeras.
Aruna menyalang. "Atau apa? atau kamu bakal ber—"
Kalimat itu belum selesai ketika ia maju selangkah. Tangan terangkat, menutup mulut lawannya bukan dengan telapak, tapi dengan bibir. "Sekali lagi bicara, aku tutup mulut kamu pakai itu."