30 Days With Mr. Vague

30 Days With Mr. Vague

Oleh:  elhrln  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat
32Bab
6.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Rose tidak menyangka jika seseorang yang telah menculiknya adalah Louton Vague, seorang ahli waris dari salah satu Holding Company terbaik di USA. Padahal selama ini Rose selalu melihat Louton sebagai sosok pria muda tampan yang sopan dan berwibawa. Namun, setelah tahu bagaimana perlakuan Louton padanya, kini Rose tahu bahwa ternyata Louton adalah pria misterius dan menakutkan yang berhati dingin, kejam, bahkan tak segan menyerang fisik perempuan. Meski begitu, menghabiskan waktu berhari-hari bersama Louton, paling tidak membuat Rose tahu jika ada yang salah dengan diri pria itu. Kesalahan yang mungkin saja bisa Rose perbaiki, karena Rose merasa bahwa ada sisi baik yang tersembunyi di dalam diri Louton dan entah kenapa ... itu justru membuat Rose luluh. Rose tahu apa yang dirasakannya pada Louton adalah salah. Tidak sepantasnya ia justru menaruh rasa simpati pada seseorang yang telah menculiknya. Lantas, Rose harus bagaimana? Apa setelah dirinya terbebas dari Louton, ia harus melaporkan tindakan Louton? Apa setelah dirinya terbebas dari Louton, ia bisa bertemu dengan Louton lagi agar dapat terus mengubahnya menjadi seseorang yang jauh lebih baik?

Lihat lebih banyak
30 Days With Mr. Vague Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Sepenuhnya.Manusia
Semangat nulisnya kak! Semoga banyak yg baca, Amin!
2022-03-18 20:18:12
0
user avatar
Jasmine
Nice,,,jatuh-jatuhnya sweet pasti. Lanjut kk.
2021-12-20 09:08:37
3
user avatar
DeyaaDeyaa
Suka banget sama ceritanya .... ......
2021-12-19 16:44:15
6
user avatar
Megumi
wow... it's amazing....
2021-12-19 16:09:24
5
user avatar
Ana Sue
Like this kind of story, keep it up, Thor
2021-12-19 15:19:13
0
user avatar
Tane
Baguus, thor. Lanjutkaan
2021-12-07 20:49:59
0
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya bagus dan menarik enak banget dibacanya
2021-12-07 20:46:13
0
user avatar
Anggrek Bulan
Bagus banget ceritanyàa
2021-12-07 20:45:44
0
32 Bab
1. Why Did You Do This To Me?
Aku diculik. Setidaknya itu yang aku tahu ketika terbangun sudah berada di sebuah ruangan berukuran kurang lebih dua belas meter persegi. Memang tidak jauh berbeda dengan ukuran ruang kamarku, tapi meminum dua teguk sampanye untungnya tidak terlalu membuatku mabuk hingga lupa bagaimana rupa dari kamar yang telah aku tempati selama hampir dua puluh tahun. Terlebih tidak ada apa-apa di dalam ruangan ini selain tempat tidur, meja, juga shower box. "Halo?" panggilku pada siapa pun yang mungkin saja mendengar. Sayangnya, tidak ada jawaban.Sial. Aku tidak bisa bersikap biasa saja seperti ini. Aku sedang diculik. Aku tidak tahu apa yang akan penculik itu lakukan padaku jika aku hanya berdiam diri tanpa melakukan apa pun. Aku
Baca selengkapnya
2. Driving Me Crazy
"Sial. Aku lapar."Perutku keroncongan sejak beberapa jam setelah aku menghabiskan sandwich. "Kapan ia akan datang?" keluhku sambil memeluk perut.Jujur saja aku tidak tahu sudah jam berapakah ini, sebab tidak ada sama sekali penanda waktu di sekitarku. Apakah aku harus menunggu satu, dua, tiga, atau beberapa jam lagi untuk Louton datang dan membawakanku makanan serta minuman, sesuai dengan perkataannya sebelumnya. Dan, kalaupun ia datang, aku harap ia tidak hanya membawa setangkup sandwich dan sebotol air mineral. Usai menerima perlakuan tidak menyenangkan dari Louton, aku benar-benar me
Baca selengkapnya
3. You're So Mean
Di bawah pancuran air hangat, kegelisahanku berangsur mereda. Emosi di dalam diriku seakan ikut menguap, bercampur dengan uap hangat yang beterbangan di sekitarku. Rasanya tidak ingin berhenti. Kalau bisa, terus dalam keadaan seperti ini saja. Tidak perlu keluar dari kamar mandi. Tidak perlu kembali ke ruangan penyiksaan itu lagi. Dan tentunya, tidak perlu berhadapan dengan Louton lagi. "Menghukummu." Suara Louton tiba-tiba saja menggema di rongga telingaku. Merusak kedamaian yang tengah aku rasakan.Louton bilang bahwa ia melakukan hal gila ini untuk menghukumku? Dan ia akan membebaskanku di saat ia merasa jika hukuman darinya telah cukup? Omong kosong. Baiklah. Aku tahu ia punya banyak uang—entah itu uang dari perusahaannya atau uang ya
Baca selengkapnya
4. Escape Plan
Sungguh aku tidak paham dengan kepribadiannya. Beberapa menit lalu Louton bersikap begitu jahat, lalu beberapa menit kemudian sikapnya berubah begitu lembut. Meski di akhirnya ia terkesan seperti baru saja tersadar dari hipnotis, tapi tetap saja aku merasa ada perubahan yang signifikan di dirinya. Dan bodohnya, sikap lembutnya itu dengan mudahnya membuatku terpaku. Benar-benar terpaku pada matanya yang memancarkan warna biru terang yang memukau.“Tidak bisa,” cetusku bangkit dari tempat tidur. “Aku tidak bisa seperti ini. Ia telah menculikku. Aku harus melawannya,” tegasku pada diri sendiri sambil mondar-mandir tanpa arah.Aku harus pergi dari tempat ini.Aku tidak boleh justru menikmati penculikan ini hanya karena orang yang menculikku adalah Louton Vague. Meskipun sosoknya begitu menawan, i
Baca selengkapnya
5. There's Something Wrong With You
Aku sadar kalau tubuhku berayun. Samar-samar aku melihat cahaya terang, kemudian perlahan meredup. Kelopak mataku mengerut ketika menghadapi transisi yang begitu mencolok. Meski begitu, aku masih terlampau lemas untuk menggerakkan tubuhku sendiri. "Aku minta kau bermalam di sini. Perempuan yang satu ini sungguh liar. Jangan biarkan dia kabur lagi. Aku tidak tahu harus kuapakan ia jika kembali kabur.""Baik, Mr. Vague. Apa ada yang perlu saya lakukan lagi untuk Anda?" Pertanyaan itu tertangkap oleh telingaku sesaat setelah tubuhku diletakkan. Berdasarkan hasil dari indra perabaku, aku merasakan permukaan yang lembut, empuk, dan dingin. Sepertinya aku telah kembali ke dalam ruang penyekapan. Kembali berbaring di atas tempat tidur usai mengalami kejadian yang amat buruk. 
Baca selengkapnya
6. You Confuse Me
Usai mengalami insiden melarikan diri yang gagal, entah kenapa aku justru merasa tidurku nyenyak—meski ketika bangun sekujur tubuh makin terasa ngilu dan kepalaku terasa pusing. Mungkin karena saking lelahnya, hingga seluruh sistem di tubuhku memilih untuk langsung mengnonaktifkan diri dan kembali aktif di hari berikutnya. "Panas … kenapa terasa panas?"Tidak tahu apakah suhu ruangan ini memang sengaja dibuat lebih panas oleh Louton, tapi aku merasa demikian. Panas yang kurasakan berbeda dengan biasanya. Aku merasakan suhu tubuhku meningkat, tapi aku pun juga merasa kedinginan. Aku menggigil. Bahkan selimut yang disediakan tidak cukup menghalau rasa dingin yang ada. "Sialan perutku …."Belum lagi perutku yang sudah meronta-ronta. Suara yan
Baca selengkapnya
7. I Can Understand
“Perempuan mana yang justru menikmati—” Aku mengerang dalam hati. Tidak ingin terlalu memperlihatkan emosiku. Suasana hati Louton tampaknya sedang baik hari ini. Jangan sampai aku menyia-nyiakannya.  Terlebih dahulu aku menarik napas sebelum melanjutkan kalimat. “Oke. Aku suka kau yang berperilaku baik dan mungkin bisa dikatakan aku menikmatinya, tapi kalau kau sudah ….” Aku menangkap kilau biru mata Louton menyala. Detik itu juga aku menelan ludah. “Tapi kalau kemarahanmu sudah mulai tidak terkontrol, aku tidak bisa, Mr. Vague. Aku tidak bisa menikmati itu. Lagi pula, apa yang harus kunikmati kalau kau justru membuatku sakit?” “Aku tidak bermaksud membuatmu sakit.” Refleks alisku terangkat sebagai isyarat rasa bingung atas kalimat balasannya. “Aku hanya ingin memberikanmu pelajaran.” Wajahku berpaling seray
Baca selengkapnya
8. Are You Spying On Me?
Mataku berkedip cepat.  "Apa aku harus menandatangani itu?" tanyaku meladeni. Lanjut mengunyah pancake. "Aku bersikeras agar kau melakukannya." "Apa kau akan menyakitiku kalau aku tetap tidak mau?" Bola mataku bergulir ke arahnya dengan hati-hati. Kulihat mata Louton menyipit. Tampak tidak senang dengan pertanyaanku. Rahangnya mulai mengencang. Tangannya mulai bersiap mengepal dengan gelisah. Sesaat aku sadar kalau sesi ramah-tamah Louton untuk hari ini telah selesai. "Iya. Aku akan menyakitimu. Lebih dari apa yang pernah kulakukan," jawabnya mampu menggetarkan segala sesuatu yang ada di diriku. Bahkan sayup-sayup aku seperti mendengar ada yang memohon agar aku tidak m
Baca selengkapnya
9. More Than That
Lagi-lagi terbangun seperti ini. Rasa ngilu yang sebelumnya belum seratus persen hilang, tapi sudah kembali ditimpa oleh rasa ngilu yang lain. Punggung, dahi, bahkan kaki. Nyaris semua anggota tubuhku telah menjadi korban kekejaman Louton. Dan nahasnya, aku masih di sini. Di rumahnya. Di dalam ruangan penyiksaannya di bawah tanah. Entah hal buruk apa lagi yang akan datang padaku. Rasa-rasanya aku sudah tidak sanggup menerimanya. Harusnya aku bisa mendapatkan hal yang jauh lebih baik dari ini. Ibuku yang mengatakan itu. Ibuku mengatakan jika suatu saat nanti aku akan bertemu dengan seorang pria baik yang akan menempatkanku—Rose—di taman terindahnya.  Oh, tidak. Ibu.  Mungkin Louton benar. Aku bukan anak yang patuh. Aku tidak mengindahkan nasihat, pesannya, hingga akhirnya aku berakhir seperti ini. Anggap saja Louton adalah seseorang yang datang mewak
Baca selengkapnya
10. Two Sides
Louton. Berdiri di sana. Di ambang pintu kaca—yang tadinya kupikir adalah jendela, yang tadinya ditatap oleh Mags dengan begitu gelisah—hanya dengan sehelai handuk putih melilit dari pinggang ke bawah. Sementara bagian atasnya? Dibiarkan saja terekspos tanpa sehelai benang pun. Tidak perlu susah payah mengintip apa yang ada di balik kemejanya, kini Louton telah memperlihatkan tubuh indahnya secara cuma-cuma.Dan, inilah aku. Seorang wanita biasa yang rasa-rasanya tak mungkin dihadapi dengan pemandangan gratis Louton Vague semacam ini, jadi mau tak mau hanya bisa terpaku padanya hingga bola mataku bergerak mengikuti ke mana pun arah ia pergi. Benar-benar memalukan. Malu pada diriku sendiri yang seolah memiliki dua sisi yang saling bertentangan, yaitu membencinya dan mengaguminya. Hatiku mungkin mengatakan jika aku membencinya, tapi mataku? Mataku sungguh-sungguh sialan.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status