Affair With Mantan

Affair With Mantan

By:  Dwie_ina  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
29Chapters
252views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Brak! "Lepaskan aku, Ares! Ingat, aku sudah menjadi mama tirimu." "Persetan dengan mama tiri. Kau, memutuskan hubungan kita, demi orang yang sangat aku kenal! Apa tujuanmu menikahi papaku!" "Ares. Aku ... aku -" Belum sempat Kaira melanjutkan ucapannya, Ares sudah lebih dulu membungkam bibir Kaira dengan bibirnya.

View More
Affair With Mantan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
29 Chapters
Bertemu Kembali
Ares mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, dia membelah jalan yang bisa dibilang cukup lengang. Tujuan utamanya saat ini adalah sebuah pemakaman yang berjarak cukup jauh dari tempatnya tinggal.Ares memarkirkan motornya di area pemakaman, dia menghembuskan nafas kasar, sebelum akhirnya dia melangkah ke dalam.Terlihat Ares yang sedang menatap satu per satu gundukan di tanah. Tanpa terasa, kedua matanya berkabut.Ares melangkah semakin masuk ke arah area pemakaman, kini dia berjongkok disalah satu gundukan tanah tersebut."Ma, aku sangat merindukan Mama. Kenapa Mama ninggalin aku secepat ini. Bahkan, saat tanah yang menutupi tubuh Mama masih basah. Papa sudah merencanakan pernikahannya dengan wanita lain." Ares menghirup udara di sekitarnya, "Menurut informasi yang Ares dapatkan, wanita tersebut lebih muda dari papa."Ares menggerakkan tangannya untuk mengelus batu nisan milik mamanya. Setelah lama me
Read more
Tinggal Seatap
Ares yang duduk pun langsung mengepalkan tangannya erat, giginya bergemelatuk menatap ke arah depan. Sorot matanya memancarkan amarah, rencananya langsung berubah 180°.Tanpa menunggu pelafalan resepsi, kini Ares langsung melangkahkan kakinya untuk ke luar dari gedung."Minta kunci mobil papa," ucap Ares yang tanpa sengaja bertemu dengan asisten papanya."Tapi Tuan Muda —""Cepat!"Mendapatkan sentakan dari Ares, asisten itu pun langsung menyerahkan kunci mobil tersebut.Sedangkan di dalam gedung, papa Ares hanya bisa menahan diri agar tidak memarahi anak semata wayangnya itu."Kaira, maaf ya. Anak aku pergi ke luar dari gedung. Mungkin, dia gak terlalu setuju dengan pernikahan ini."Papa Ares yang bernama Devin itu pun, memandang calon istrinya. "Kaira," Devin memegang bahu Kaira. Membuat Kaira langsung tersadar dari lamunannya."I ... iya, mungkin saja."Kaira sebenarnya s
Read more
Suara Dari Kamar Sebelah
Ares mengacak-acak rambutnya sendiri. Dia kini sedang terduduk di atas ranjang dengan segelas wine yang berada di dalam genggamannya. Senyum mengejek terpantri di bibir Ares, ini adalah sebuah kejutan untuknya. Bagaimana bisa, mantan yang menghilang selama tiga tahun tiba-tiba datang kembali.Ares meneguk wine itu, hingga tandas tak tersisa. Dia langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Tiba-tiba saja, otaknya seperti berputar ke masa lampau. Masa di mana dia dan Kaira masih menjadi sepasang kekasih.                # Flashback On #Ares dan Kaira merupakan kedua murid unggulan di SMA nya. Mereka selalu berebut untuk mendapatkan sebuah gelar juara satu.Ares yang saat itu merupakan kapten basket, diikut sertakan untuk mengikuti cerdas cermat bersama Kaira. Otak mereka berdua memang tidak jauh berbeda.Di sanalah, Ares merasakan jatuh cinta pada pandangan pertamanya. Dia yang tadinya tidak percaya dengan first love, la
Read more
Perlakuan Ares pada Kaira
Ares yang tersadar terlebih dahulu, langsung mendudukkan tubuhnya. Dia membuang mukanya ke arah lain, untuk menghindari tatapan Kaira."Ngapain kamu di sini?" tanya Ares dengan suara dinginnya."Aku ... aku tadi lihat kamu tidur di sofa, mana udah malem. Jadi aku bawain selimut," Kaira berucap seraya membenarkan tubuhnya yang tadi masih condong ke arah sofa."Gak usah sok peduli deh," ucap Ares seraya berdiri dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Kaira. Sedangkan Kaira yang menatap kepergian Ares, hanya bisa mematung dengan mata yang nanar.*Keesokan paginya, Kaira memasak beberapa makanan di dapur. Terlihat Kaira yang melangkah sedikit kesusahan, karena memang semalam dia melewati malam panjang bersama Devin."Kaira. Kamu sedang memasak apa, Sayang?" tanya Devin yang entah sejak kapan berada di belakang Kaira. Tangan Devin pun memeluk Kaira dari belakang, membuat Kaira bisa merasakan hembusan nafas Devin.
Read more
Bertemu orang tua Kaira
"Hai, mama tiriku. Mau ke mana?" sapa Ares yang masih menatap Kaira dengan senyuman."Ares, aku ... maaf." Kaira langsung membenarkan tubuhnya, yang tadi bersandar di dada bidang milik Ares."Kamu mau ke mana?" tanya Ares dengan wajah yang semakin dekat ke arah Kaira."Aku ... ak —"Sebuah kecupan manis mendarat di bibir Kaira. Kaira mematung beberapa saat dengan kedua mata yang membulat sempurna. Kaira bisa merasakan, bahwasannya Ares tersenyum dalam kecupan tersebut.Kaira yang tersadar lebih dulu pun, langsung mendorong dada bidang milik Ares."Long time no see, kekasihku yang hilang."Deg.Jantung Kaira berpacu dengan cepat, ketika sebuah seringaian muncul dari bibir Ares."Ares. Aku benar-benar minta maaf, aku akan pergi untuk mengunjungi orang tuaku. Bisakah kamu Minggir sejenak?""Akan aku antar," ucap Ares yang membuat Kaira melongo seketika.Ares yang melihat Kaira m
Read more
Pengakuan Palsu
"Iya, Bu. Kita berdua masih menjalin hubungan yang baik.""Syukurlah jika memang kalian masih menjalin hubungan yang baik, Ibu turut senang."Kaira menggigit bibirnya semakin keras, menyalurkan rasa gugup yang menjalar di tubuhnya."Bu, Kaira sama Ares pamit pulang dulu ya. Ini Kaira ada urusan mendadak, yang penting kan Kaira udah jenguk ayah."Ibu Kaira menganggukkan kepalanya, sebelum dia benar-benar pergi dari ruangan tersebut, Kaira menyalimi ayah dan ibunya, tidak terkecuali Ares yang juga melakukan hal serupa.Saat di dalam mobil, Kaira melayangkan tatapan tajam ke arah Ares. "Apa maksud kamu bilang kalau kita masih berpacaran?""Keliatannya ayah sama ibu juga belum tau kalau kamu dan papaku menikah."Tenggorokan Kaira kembali tercekat, dia tidak menyangka jika Ares akan berucap demikian."Ingat, Ares. Aku udah jadi mama tiri kamu, jadi tolong hargai kehadiranku.""Aku kan dah bilang, sampek kapan pun aku gak mau. Lagian kita juga gak putus kan?"***Malam menjelang, Kaira seda
Read more
Stop!
‘Apa maksud dia?’ batin Kaira memandang heran pada Ares. Dia hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan dari Ares. Kaira merasa jika dia menjawabnya maka percakapan ini akan teralihkan pada masa lalu mereka. Kaira sudah bertekad untuk melupakan masalah masa lalunya dengan Ares. Ares tersenyum tipis melihat reaksi Kaira yang hanya diam saja. “Kenapa diam saja? Kamu nggak mau tahu alasannya apa?”Kaira berdehem sejenak lalu memalingkan wajahnya dari Ares. “Buat apa kamu masih nyimpan foto itu? Kita udah lama putus jadi kamu nggak perlu memajangnya lagi. Nggak enak kalau di lihat sama Mas Devin,” ucap Kaira.Ares tersenyum miring mendengar jawaban dari Kaira. Dia dengan sengaja mendekatkan tubuhnya pada Kaira hingga membuat Kaira terperanjat kaget melihat dekatnya Ares padanya. “Kita nggak pernah putus, Kaira. Yang benar itu kamu yang ninggalin aku dan malah nikah sama Papaku.”Kaira terdiam. Dia tidak tahu harus membalas perkataan Ares s
Read more
stop! 2
Ares menyeringai melihat Kaira yang menatap tajam padanya. Tidak mungkin Ares membiarkan kesempatan ini pergi begitu saja. Kaira menepis tangan Ares lalu berjalan ke arah pintu kamar Ares. Sebelum Kaira sempat membuka pintu itu. Kaira membalikkan badannya ke arah Ares. “Luapin apa yang udah terjadi sama kita, aku nggak bakal balik ke kamu lagi.”Brak!Kaira terkejut ketika tangan Ares mengukungnnya di pintu kamar Ares yang masih tertutup. “Jangan harap kamu bisa pergi dari sini, Kaira.”Kaira melotot marah pada Ares. “Jangan buat aku marah, Ares!” seru Kaira masih menahan volume suaranya karena dia tidak ingin Devin mendengar teriakannya dari kamar sebelah. Ares terkekeh melihat Kaira yang malah terlihat menghibur di matanya. “Kamu yang bodoh nurutin aku masuk ke kamar ini, Kaira. Emangnya kamu seyakin itu aku nggak bakal ngelakuin sesuatu ke kamu, hm?”Ares langsung memegang pergelangan tangan Kaira dan menarik Kaira dengan ku
Read more
pijat-memijat
Devin mengernyitkan keningnya ketika tidak mendengar jawaban dari Ares. Dia kembali mengetuk pintu kamar Ares lagi. “Ares? Kamu masih bangun, kan?” tanya Devin yang memang melihat lampu kamar Ares masih menyala. Kaira yang merasa ada kesempatan untuk menyingkirkan Ares, langsung saja dia mendorong dada bidang Ares dengan kuat hingga akhirnya Ares pun menjauhkan tubuhnya dari Kaira. Kaira menggunakan kesempatan itu untuk bangkit berdiri dari posisi terbaringnya dan merapikan penampilannya agar tidak terlihat berantakan. Tidak dipungkiri Kaira begitu gugup ketika mendengar suara Devin yang saat ini masih berada di luar kamar Ares. Kaira juga mengusap bibirnya dengan punggung tangannya. Dia ingin menghilangkan jejak ciuman Ares di bibirnya tadi. Ares hanya memutar bola matanya malas melihat Kaira melakukan hal itu. Dia berjalan mendekat pada pintu kamar namun hal itu dihentikan oleh Kaira. Kaira menggelengkan kepalanya, meminta agar Ares tidak membuka pintu kamar itu. Dia tidak in
Read more
Sebuah Obsesi
Kaira terbangun lebih pagi dari biasanya. Tentu saja itu karena dia tidak bisa tertidur nyenyak malam kemarin. Dia masih merasa begitu gelisah karena takut Devin malah mencurigai hubungannya dengan Ares. Meskipun Devin tidak terlihat mencurigainya, namun Kaira tetap saja merasa cemas. Kaira menatap ke arah Devin yang masih tertidur nyenyak. Dia pun turun dari kasur dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Selagi mandi, Kaira terpikirkan masalah ciuman dan perkataan Ares padanya. “Nggak, mulai sekarang aku harus jaga jarak dari Ares,” gumam Kaira. Setelah beberapa menit berlalu, Kaira pun melangkah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti. Dia mengeringkan sedikit rambutnya dan merapikannya sebelum akhirnya dia melangkah keluar dari kamarnya. Kaira menatap sejenak ke arah pintu kamar Ares yang masih tertutup rapat. Dia berharap Ares belum terbangun sehingga pagi ini Kaira tidak perlu meras
Read more
DMCA.com Protection Status