Bos Arogan Itu Ayah Anakku

Bos Arogan Itu Ayah Anakku

last updateLast Updated : 2025-04-30
By:  Bulandari fCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
121Chapters
557views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

sinopsis Anya hancur saat mengetahui dirinya hamil dari Evan, pria yang pernah berjanji akan bertanggung jawab jika hal ini terjadi. Namun, ketika Anya berusaha menghubungi Evan dan meminta pertanggungjawaban, dia dihadapkan pada penolakan keras dari ibu Evan, yang menghina dan merendahkannya. Ibu Evan bahkan menawarkan uang untuk menggugurkan kandungan Anya, menyuruhnya pergi dan tak pernah kembali. Meski terluka, Anya menolak uang tersebut dan memutuskan untuk membesarkan anaknya sendiri. Lima tahun kemudian, Anya yang kini seorang ibu tunggal, telah berjuang membangun hidupnya dan bekerja di sebuah perusahaan besar. Tanpa diduga, dia bertemu kembali dengan Evan, yang ternyata adalah CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Evan, yang tidak mengetahui Anya memiliki anak darinya, merasa tertarik kembali kepada wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Dalam situasi ini, Anya harus menghadapi dilema emosional antara memaafkan masa lalu atau mempertahankan jarak demi melindungi dirinya dan anaknya. Namun, kenyataan bahwa Evan adalah ayah dari anak yang selama ini ia besarkan seorang diri membuat keadaan menjadi semakin rumit. Akankah Evan mengetahui kebenaran tentang anaknya? Dan bisakah Anya memberikan kesempatan kepada Evan untuk menjadi bagian dari kehidupan mereka?

View More

Chapter 1

Bab 1. Penolakan

“Tidak … tidak mungkin!”

Anya terduduk lemas menatap dua garis merah pada alat uji kehamilan di tangannya. Perasaan sedih, bingung, dan takut bercampur menjadi satu.

Di tengah kepanikan, ia teringat pada satu nama yang membuatnya seperti ini. "Evan harus tanggung jawab … ini anaknya."

Dengan tangan gemetar, Anya mencoba menghubungi pria itu.

Satu kali panggilan, dua kali, tiga kali, tak ada jawaban. Setiap panggilan yang tidak terjawab itu membuat hatinya semakin hancur.

Namun, Anya tidak ingin berdiam diri. Ia bergegas menemui sahabatnya, Clara, untuk meminta bantuan. Bagaimanapun, Clara adalah orang yang mempertemukannya dengan Evan.

Tapi saat tiba di rumah Clara, Anya mendapati rumah itu kosong. Tak ada siapa pun di sana, bahkan orang tua Clara pun tidak ada.

"Kenapa semua orang menghilang saat aku butuh mereka?" keluh Anya sambil berusaha menahan tangisnya.

Kalut dan panik, ia pun memutuskan untuk mendatangi rumah Evan. Dalam hati, ia berharap Evan ada di sana dan bisa diajak bicara untuk menyelesaikan masalah ini.

Ketika sampai di rumah besar keluarga Evan, Anya sedikit gugup. Ia menekan bel dengan perasaan ragu, namun ia tahu ia harus melakukan ini.

Seorang wanita berpenampilan glamor membuka pintu. Wajahnya terlihat tidak ramah, bahkan tatapannya seolah langsung menilai Anya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Selamat malam, Bu. Apa Evan ada di rumah?" tanya Anya dengan suara lemah, mencoba tersenyum meski jelas terlihat ia sangat lelah dan sedih.

Wanita itu mengerutkan dahi dan memandang Anya dengan tatapan curiga. "Kamu siapa? Ada keperluan apa?"

Anya menarik napas dalam dan menjawab, "Sa-saya Anya, Bu. Saya teman Evan ... Saya ingin bicara sesuatu yang penting."

Tatapan wanita itu semakin dingin, bahkan ketika Anya mencoba menjabat tangannya, ia segera menarik tangannya, tidak mau bersentuhan dengan Anya.

"Evan tidak ada!" ujar wanita itu ketus. Ia hampir menutup pintu, tapi Anya dengan sigap mencegahnya.

“Saya sedang mengandung anak Evan, Bu,” kata gadis itu dengan suara bergetar.

Wanita itu terdiam sejenak, lalu mendadak tertawa sinis. "Apa katamu? Anak Evan? Jangan ngomong sembarangan!” 

“Tapi, Bu—”

“Kamu pikir saya percaya pada trik murahanmu ini? Kamu pasti ingin mendapatkan perhatian dan uang dari keluarga kami. Iya kan?!” selak wanita itu kesal.

Anya menggelengkan kepala. "Tidak, Bu. Saya tidak bohong. Saya benar-benar sedang hamil anak Evan—"

“Jangan mimpi kamu!” sela wanita tua itu cepat. Ia mendengus dan melipat tangannya di depan dada. “Hanya perempuan murahan yang tidak jelas asal-usulnya yang akan muncul dan menebar fitnah seperti ini,” ujarnya dengan nada menghina.

Anya merasakan amarah membakar di dalam dirinya, namun ia mencoba tetap tenang. "Bu, saya hanya ingin Evan mengakui anak ini. Anak ini berhak tahu siapa ayahnya."

Mendengar hal itu, wanita tersebut semakin marah. Ia mendekat ke arah Anya dengan wajah penuh kebencian. "Saya tidak percaya satu kata pun dari mulutmu. Anak saya tidak mungkin menghamili seseorang, apalagi perempuan sepertimu!"

Anya tidak dapat menahan air matanya lagi, suaranya serak saat menjelaskan apa yang terjadi. “Tapi ini memang anak Evan, Bu. Dia yang membawaku ke kamar hotel malam itu. Dan dia berjanji akan menikahiku kalau aku hamil—”

“Itu artinya kamu yang murahan!” Wanita itu kembali menyela. “Jangan-jangan memang kamu yang menggoda anakku,” katanya sambil sinis, seakan merendahkan Anya yang tengah sedih di hadapannya.

“Bu, saya bukan wanita seperti—”

“Anakku terdidik dan punya moral, dia tidak mungkin mau dengan sampah seperti kamu!”

Anya mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya, berusaha menahan diri meski ingin rasanya ia mencengkeram mulut wanita berpakaian glamor dan memakai perhiasan begitu banyak di badannya itu.

“Kamu seharusnya ngaca. Lihatlah penampilanmu yang lusuh. Mana mungkin Evan bisa suka sama kamu!?”

Anya menunduk melihat penampilannya sendiri. Ia hanya mengenakan kaos dan celana panjang serta sandal jepit lusuh. Ia memang tidak sempat mengganti pakaian dengan yang lebih layak karena kalut.

Tiba-tiba wanita itu mengambil dompet dari tasnya, mengeluarkan segepok uang dan melemparkannya ke arah Anya. Beberapa lembar uang itu terjatuh di lantai.

“Itu kan yang kamu mau?” kata ibu Evan dengan senyum remeh. “Ambil uang itu dan jangan pernah ganggu anakku lagi!”

Anya merasakan matanya kembali memanas. Ia menatap wanita itu dengan penuh luka, namun ia tidak ingin harga dirinya hancur begitu saja.

Dengan suara yang bergetar, Anya berkata, "Nyonya, jangan hina aku dengan uang Anda. Saya tidak serendah itu. Saya tidak butuh uang Anda. Saya hanya ingin bayi saya diakui oleh ayahnya."

Wanita itu memutar matanya dengan kesal. "Sudah miskin, sombong lagi!" katanya sambil mendengus. “Kamu pikir saya mau mengakuinya sebagai cucu? Saya tidak sudi!”

Anya mengepalkan kedua tangan. Rahangnya tampak mengeras. Namun, ia menguatkan diri. Sudah cukup semua penghinaan yang ia terima, ia tidak ingin diinjak-injak lebih lama.

Anya lantas mengangkat dagu dan menatap ibu Evan dengan keberanian yang tersisa. "Tolong sampaikan kepada putra Anda bahwa saya akan membesarkan bayi ini seorang diri."

Tanpa menunggu jawaban, Anya membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi dari rumah besar itu, meninggalkan semua kata-kata kasar dan penghinaan yang dilemparkan padanya.

Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi kuat, bukan untuk dirinya, tapi untuk anak yang ada di dalam kandungannya.

Namun, selang beberapa menit setelah kepergian Anya, sebuah mobil berhenti di depan teras. Pengemudinya turun dan tampak keheranan melihat banyak uang yang berceceran di atas lantai.

“Ada apa ini? Kenapa banyak uang yang berserakan, Ma?”

Wanita paruh baya bernama Saraswati itu lantas berkata, “Tadi dompet Mama jatuh, jadi uangnya tercecer. Ayo bantu punguti.”

Evan meragukan ucapan mamanya. Tapi melihat sang mama yang tampak tak ingin memberi penjelasan lebih lanjut, ia pun membantu mengumpulkan uang kertas berwarna merah itu.

“Persiapan untuk berangkat ke London sudah diurus semua?” Sarah bertanya pada anaknya sambil meliriknya lewat sudut mata.

“Sudah, Ma. Besok tinggal berangkat.”

“Baguslah,” sahut Sarah lega.

Dengan begitu, ia tak perlu khawatir sebab Evan tidak akan bertemu dengan gadis kampungan yang baru saja mengaku-ngaku tengah hamil anaknya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
121 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status