Calon Mertuaku Menjadi Maduku

Calon Mertuaku Menjadi Maduku

By:  Mayamaharani3f  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
39Chapters
834views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ketika calon ayah mertua berganti status menjadi suamiku. Dan calon ibu mertua berganti status menjadi maduku, disaat itu kutahu bahwa Bermadu itu adalah hal yang sangat mengerikan.

View More
Calon Mertuaku Menjadi Maduku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
39 Chapters
Bab 1 Pengantin pengganti
"Saya terima nikah dan kawinnya Adriani Puteri binti Muhammad Yusuf dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai." ucap pak Akbar Firdaus dengan suara lantang dan tegas.Sah..Sah..Ucap para saksi.Tak jauh dari acara ijab kabul, Ibu Nova Kumala istri dari pak Akbar menatap sedih dan dendam campur aduk. Menangis lirih sambil berguman "semua ini gara- gara kamu Rizal, kamu mengorbankan mama". Bu Nova terus meratapi nasibnya yang sudah Bermadu.Setelah ijab kabul, pengantin perempuan dibawa kehadapan suaminya yaitu pak Akbar."Pak," panggil puteri kepada pak Akbar yang kini telah sah menjadi suaminya."Saya bukan atasan kamu lagi, saya suami kamu. Mulai sekarang panggil saya mas," pak Akbar berkata dan memberikan tangan kanannya untuk dicium oleh puteri.Lalu keduanya duduk berdampingan untuk doa bersama. Tanpa disadari puteri, pak Akbar menarik tangan puteri dan menggenggam jemarinya erat, setelah acara doa selesai."Pak...ehh mas..eehh? Ini, lepas ?" Puteri memelas dengan rasa takut.Juju
Read more
Bab 2 Hari Pernikahan
Akbar Firdaus adalah seorang bos besar yang mempunyai rumah sakit. Rumah sakit di mana Puteri bekerja, rumah sakit swasta saraf terbesar di jakarta. Akbar Firdaus juga seorang dokter senior saraf dan juga seorang dosen jurusan kedokteran di universitas negeri jakarta. Seorang pria dewasa yang semakin gagah dan semakin ganteng diusia yang ke empat puluh tujuh tahun. Mempunyai calon pewaris tunggal akan harta dan perusahaannya, namun telah lari dihari pernikahannya."Mas, akan keluar setelah ini. Kamu boleh istirahat, tukarlah pakaianmu, tidak usah dilayani ucapan Nova kalau dia masuk ke kamar ini. Mas harap kamu paham dengannya, atau sebaiknya kunci saja kamarnya dari dalam supaya tidak ada yang mengganggumu." ucapnya sebelum dia keluar."Ayahku boleh masuk kesini ?" tanya Puteri."Ayahmu adalah sahabat surgaku, dia berhak atasmu," ujar Akbar sambil melangkah keluar.Segera puteri mengunci pintu kamar, setelah suaminya keluar dari dalam kamar.Pesta pernikahan tetap berjalan dengan
Read more
Bab 3 Lari dari pernikahan
"Sudah hampir sore, acara akan segera berakhir. Mungkin saya akan terlambat masuk ke kamar ini, kamu istirahatlah dulu." ucap Akbar, setelah dapat menstabilkan gejolak tubuhnya.Perhatiannya tak lepas dari wajah cantik Puteri.Merasa terus diperhatikan, Puteri langsung pergi kekamar mandi, tanpa ucapan apapun."Hhuuuhhhh..ya Allah, jantungku rasanya mau copot. Tolong hamba ya Allah, hamba takut. Dia seperti harimau." guman Puteri dan terdengar lirih.Begitu melihat wajahnya dipantulan cermin dikamar mandi, Puteri baru tersadar kalau dia sudah tidak menggunakan hijab sejak tadi." Mati aku, pak Akbar melihat rambutku yang kucel ini.malunya..? segera Puteri membersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket dan gerah.Hari mulai gelap, tamu- tamu undangan sudah pada berpulangan. Pak Akbar baru saja selesai melaksanakan solat magrib di kamar hotel tempat istri pertamanya."Kenapa mama tidak solat ?" Tanya pak Akbar lembut. Melangkah menghampiri istrinya yang sedang duduk diatas pembaringan
Read more
Bab 4 Malam Pengantin
Perlahan pak Akbar masuk kedalam kamar istri barunya, pelan dan sangat perlahan, dia menutup kembali pintu dan langsung menguncinya dari dalam.Pak Akbar mendekati Puteri yang sudah terbang kenirwana dengan pulasnya, memandangnya dengan tajam dan menarik nafas berat."Bukan ini mau hamba ya Allah, memiliki dua istri, hamba lelaki akhir jaman yang tidak akan dapat adil dan amanah untuk mereka." gumannya pelan.Semakin mendekati sang istri dan perlahan duduk disampingnya. Selama ini tidak pernah sekalipun dia melihat sang istri yang dulu calon menantunya itu tidak mengenakan hijab, ternyata dibalik hijab kecantikannya sungguh luar biasa.Perlahan tangannya menyentuh anak rambut Puteri yang selalu melambai lambai didahi dan daun telinganya. Tatapan matanya tak lepas dari wajah, terutama bibir Puteri.Perlahan tapi pasti pak Akbar mencium dahi, hidung dan bibir istrinya. Setelah itu dia melangkah kearah sofa untuk mengerjakan tugas melalui laptop yang tadi dibawa nya.Perjanjian operasi u
Read more
Bab 5 Tinggal Bersama
Pak Akbar dan Bu nova kembali masuk kedalam kamar hotel istri pertamanya.Setengah agak memaksa pak Akbar kembali menarik tangan istrinya untuk masuk kedalam kamar mereka."Kamu keterlaluan pa," ratap Bu Nova, menangis histeris.Pak Akbar hanya bisa memeluk berusaha untuk menenangkan gejolak hati istrinya, tanpa bicara.Perlahan dia membimbing Bu Nova untuk duduk disofa. Keduanya duduk terdiam, hanya suara nafas berat pak Akbar yang terdengar."Kita cerai saja pa," pinta Bu Nova.Tak ada jawaban, ingin rasanya pak Akbar menjerit menumpahkan kesal dihati. Tapi tak tahu dia kesal dengan siapa."Hari ini, kita pulang kerumah. Mama bersiaplah, Papa ada jadwal operasi nanti jam sembilan."Bu Nova masih terdiam, sesekali terdengar isakan kecil dari mulutnya." Jangan bawa perempuan itu kerumah kita pa," Pinta Bu Nova" Iya ma," Papa tidak mungkin melakukan itu, jangan fikir yang bukan- bukan. Kami tidak melakukan apapun," sambil membelai kepala istrinya, pak Akbar mencoba bicara lembut dan
Read more
Bab 6 Makan malam
Hari ini jadwal pak Akbar terlalu padat, pasien yang sudah antri, yang paling diutamakan, operasi bedah syaraf bukannya cukup hanya satu atau dua jam, dan karena masih minimnya dokter ahli bedah dinegara ini, terkadang membuat jadwal operasi pria beribawa ini tidak pernah kosong setiap harinya.Belum lagi dia juga sebagai pemilik rumah sakit "Berkah Ilahi" rumah sakit yang dia dirikan sendiri, rumah sakit yang banyak membantu pasien yang kurang mampu, rumah sakit yang mengedepankan kesehatan pasiennya terlebih dahulu, tanpa memandang biaya.Rumah sakit yang biaya perobatannya bisa dicicil kemudian, setelah pasien sembuh.Untuk itu rumah sakit Berkah Ilahi selalu dipadati oleh pengunjung, terutama dibagian administrasi kredit, administrasi kredit adalah bagian yang menangani pengobatan ktedit, pasien dan anggota keluarga boleh membayar secara mencicil, untuk jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak, tanpa memberi atau menambah suku bunga.Dan cabang Berkah Ilahi sudah ada t
Read more
Bab 7 Memberi Pilihan
Kini keduanya telah duduk di restaurant hotel dimana Puteri menginap, khususnya diruangan VIP.Tak ada meja luas atau kursi makan yang indah.Puteri heran, namun dia malas untuk bertanya."Ayo duduklah, kita makan dilesehan saja" ujar suaminya.Sejenak Puteri berfikir, dan beberapa saat baru dia mengerti keinginan suaminya. Walau ditempat mewah sekalipun, suaminya ingin makan duduk dilantai, seperti kebiasaan ayah dan dirinya yang tidak suka makan dimeja makan.Ada permadani mewah dan lembut. ukurannya tidak begitu luas, kira- kira dua kali dua meter.Rani segera mengambil posisi agak kesudut, dan dikuti oleh suaminya."Tadi siang makan dimana ?" tanya Akbar setelah keduanya duduk diatas permadani mewah."Dikamar" jawab Rani singkat."Maaf ya, dalam beberapa hari ini mas mungkin terlalu sibuk, karena mas harus mengganti jadwal operasi pasien !" Tidak lama kemudian pramusaji datang membawa hidangan yang dipesan pak Akbar. Setelah hidangan tersusun rapi, pramusaji langsung undur diri m
Read more
Bab 8 Stimulasi Suami
Jam satu dini hari Akbar terjaga dari tidur, dilihatnya sang istri masih tertidur dengan damai disamping Sisi kananya. Perlahan pak Akbar bangkit, membetulkan selimut istri tercintanya, mengecup keningnya sesaat, sebelum dia bergerak kekamar mandi.Tak lama kemudian pak Akbar sudah berada diluar kediamannya, melangkahkan kakinya menuju garasi mobil. Hanya tidur dua jam lebih mampu membuat wajah pak Akbar fresh kembali.Membawa salah satu mobilnya, pak Akbar langsung melajukan mobilnya menembus gelapnya malam.Kini dirinya telah sampai dilobi hotel, tempat istri mudanya menginap. Dengan akses yang dia miliki, pak Akbar langsung dapat masuk kedalam kamar hotel sang istri."Assalamulikum" lirihnya, begitu dia membuka pintu kamar. Masuk dan langsung mengunci pintu kamar kembali.Suasana kamar yang terang, langsung dapat membuat mata pria dewasa itu melihat Puteri yang sedang tertidur miring kearahnya, tanpa mengenakan selimut."Kenapa kamar ini terasa pengap dan sedikit panas" ujarnya pe
Read more
Bab 9 Pindah
Jantung Puteri rasanya ingin copot saja, nafasnya sesak, dia susah bernafas dengan posisi seperti itu, tubuhnya bergetar dan Akbar merasakan itu.Begitu juga dengan Akbar, gejolak tubuhnya akan selalu naik sampai keubun- ubun jika berdekatan dengan sang istri, namun sebagai orang yang sudah berpengalaman dia masih mampu untuk menahannya."Tidurlah Ruhi..! Mas hanya ingin seperti ini." ujar Akbar, sambil menutup kedua belah matanya dalam keadaan memeluk tubuh Puteri dengan berbantalkan lengan kekarnya.Puteri yang sedari tadi diam tak bergerak, perlahan menatap kesamping kirinya, dahinya langsung menyentuh pundak sang suami. Tidak ada guna untuk merenggangkan diri lagi, batinnya.Perlahan Puteri memejamkan kelopak matanya, dua suara dengkuran halus dan teratur tak lama terdengar. Ternyata sepasang suami istri beda usia itu telah tidur dengan damai, melupakan sesaat tentang masalah esok hari.Hampir jam enam pagi pak Akbar terjaga dari tidurnya, tangannya yang sudah sangat kebas, namu
Read more
Bab 10 Batasan
"ya Allah, lepaskan hamba dari situasi ini, hamba takut !" sambil membersihkan sisa sarapan mereka tadi Puteri terus berdoa dalam hatinya."Lebih baik aku tinggal di kamar hotel saja dari pada harus serumah," ucap Puteri pada dirinya sendiri.Gadis cantik berwajah teduh itu, duduk disofa sambil termenung. Surai indah miliknya, terbiar dengan sedikit ikatan yang acak. Semakin malas rasa hatinya untuk menunggu sore hari."Tapi percuma saja, mengungkapkan isi hatipun takkan didengar sama pak tua itu, dia lebih mengutamakan kata hati istrinya dari padaku, dan aku sadar posisiku." ucapnya pelan. tak terasa air mata kembali menetes.Tiga hari menginap dan tinggal sendiri, ternyata Puteri melalui hari- harinya dengan bertengkar antara hati dan fikirannya.Fikirannya menolak itu semua, untuk jadi istri kedua tidak pernah terbesit sedikitpun pada fikirannya, apalagi menikah dengan orang tua, fikirannya terus berontak.Namun hati yang lembut dan sangat menyayangi ayahnya, membuat Puteri menutup
Read more
DMCA.com Protection Status