Cinta Untuk Mas Arlan

Cinta Untuk Mas Arlan

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-08-10
โดย:  taa_fn28ยังไม่จบ
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
คะแนนไม่เพียงพอ
27บท
765views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

คำโปรย

Kamu menolak keras perjodohan kita, karena aku memang hanyalah seorang gadis kampung dan bukan seorang wanita yang kamu idamkan. Namun, telah kuberikan cintaku untukmu, sekarang izinkan aku untuk menjemput cinta darimu.

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

1. Perjodohan

“Kamu ini bagaimana, sih, hah?! Ditugaskan untuk membuat laporan seperti ini saja tidak becus! Kamu niat kerja di sini tidak, sih?!”

Kalimat dengan nada tinggi terus terdengar dari salah satu ruang kantor. Arlan Mazkuel—sang CEO Mazkuel Company—tidak hentinya menatap salah satu karyawan yang membuatnya marah. 

“Kamu lihat ini!” Arlan menunjukkan hasil laporan di tangannya kepada sang karyawan. Karyawan itu hanya diam, menunduk dan sesekali melihat laporan yang dia buat. “Berantakan!” lanjut Arlan.

“Maaf, Pak, saya—”

“Maaf-maaf, kamu pikir kesalahan kamu ini bukan kesalahan yang fatal? Jelas ini sangat fatal! Jumlah material ini, jumlah pengeluaran, lalu hal lainnya juga, banyak sekali yang salah! Kamu mau buat perusahaan saya rugi besar dan menjadi bangkrut?!”

Arlan memotong ucapan sang karyawan dengan cepat. Dia menunjuk ke beberapa hal yang menurutnya masih salah dari laporan tersebut. 

Sang karyawan hanya merespons dengan gelengan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Arlan tentang apakah dia ingin membuat ‘perusahaan bangkrut’ tadi.

“Untung saya lihat dulu hasil laporan yang kamu buat ini. Kalau tidak, semuanya akan hancur!” Arlan menghentikan kalimatnya sejenak ketika mendengar ponselnya yang ada di atas meja kerja tiba-tiba bergetar. 

Arlan mengambil ponsel miliknya dan melihat siapa yang menghubunginya. Nama ‘Mama’ tertulis jelas di layar ponsel dan decakan kecil mulai terdengar. Dia memberikan hasil laporan tadi kepada karyawannya dengan kasar. “Saya tidak mau tahu, pokoknya laporan ini harus kamu perbaiki secepatnya! Pergi sana!”

“Baik, Pak. Permisi,” ucap sang karyawan dengan sopan dan berjalan keluar dari ruang kerja Arlan.

Setelah sang karyawan pergi, Arlan cepat-cepat menerima panggilan tersebut. “Halo, Ma,” sapa Arlan lebih dulu.

“Kok, lama banget angkatnya, kenapa?” tanya Kinara—Mama Arlan—dari seberang telepon.

“Tadi ada masalah sedikit, tapi sekarang udah selesai, kok. Ada apa Mama telepon aku?”

“Kamu bisa pulang ke rumah dulu sebentar gak? Ada hal yang mau Mama omongin ke kamu.”

“Soal apa? Sebentar lagi aku ada meeting, Ma.”

“Kok, gitu, sih? Jadi, meeting kamu itu lebih penting daripada mama?” tanya Kinara dengan nada sedihnya.

“Bukan gitu, Ma, tapi---“

“Udah, kamu ke sini secepatnya, ya? Mama tunggu.”

Panggilan terputus, Kinara memutuskannya secara sepihak, membuat Arlan berdecak kesal. Dia terdiam sejenak, memikirkan tentang apa yang ingin Kinara bicarakan dengannya. Namun, setelah itu, dia mengembuskan napas beratnya dan segera pergi untuk kembali ke rumah.

Arlan segera melaju dengan mobil miliknya. Jalanan yang lancar tanpa macet membuat mobil Arlan terus melaju dengan mudah. 

15 menit telah berlalu, Arlan menghentikan mobil miliknya di depan rumah. Dia keluar dari mobil dan berjalan hendak memasuki rumahnya. Namun, langkahnya terhenti sejenak ketika berada di depan salah satu penjaga rumahnya.

Arlan memberikan kunci mobil miliknya kepada penjaga tersebut dan memberi perintah, “Parkirkan mobil saya!”

Penjaga tersebut sontak mengangguk patuh. “Baik, Tuan,” jawabnya. 

Arlan melanjutkan kembali langkahnya untuk masuk rumah. Raut wajahnya seketika berubah menjadi bingung saat menemukan dua orang lain yang duduk di sofa rumahnya.

“Arlan,” panggil Kinara dengan senyum lebarnya.

Merasa dirinya terpanggil, Arlan mempercepat langkahnya dan ikut duduk di samping Kinara. Tatapannya tertuju kepada seorang gadis yang duduk di depannya seraya terus menunduk.

“Ma, sebenarnya ada apa ini?” tanya Arlan memberanikan diri. Dia menatap dua orang asing di depannya secara bergantian. “Siapa mereka?”

Tidak langsung menjawab pertanyaan dari Arlan, Kinara justru hanya menunjukkan senyumnya. 

“Pria ini namanya Niko,” ucap Kinara. Niko sontak tersenyum dan menyodorkan tangannya kepada Arlan. “Beliau ini adalah teman masa kecil mama,” lanjutnya. Arlan pun menerima sodoran tangan Niko dan berusaha untuk tetap sopan.

“Salam kenal, Nak Arlan,” ucap Niko dengan nada sopan. Arlan pun hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

“Dan yang di sebelah pak Niko itu adalah anaknya. Namanya Shena,” lanjut Kinara seraya menatap Shena dengan hangat. Shena pun hanya bisa tersenyum dan mengangguk sopan.

Tatapan Arlan sontak beralih ke arah Shena. Shena yang merasa dirinya terus ditatap oleh seseorang, sontak mengangkat kepalanya dan matanya bertemu dengan mata Arlan. Karena terkejut, Shena kembali menunduk untuk menghindari tatapan dari Arlan.

“Mama mengundang mereka untuk datang ke sini. Tidak disangka, mereka mau datang jauh-jauh dari kampung, loh. Jujur, mama seneng banget karena bisa ketemu lagi sama teman lama mama.”

Arlan menatap Kinara yang juga menatapnya dengan penuh binar, lalu mengembuskan napasnya pelan. “Lalu, apa yang mau Mama bicarakan sama aku? Dan kenapa harus ada mereka di sini?”

“Jaga sikap dan omongan kamu, mereka itu tamu mama. Kamu yang sopan dong.” Mendapat teguran dari Kinara, Arlan kembali diam dan tidak menjawab. “Kamu tahu, Arlan? Dulu, mama dan pak Niko ini punya sebuah perjanjian.”

“Perjanjian?” Arlan kembali menunjukkan raut bingungnya. “Maksud Mama apa?”

“Jadi, begini, Nak Arlan, dulu kami saling berjanji kalau di antara kami ada yang memiliki seorang anak perempuan dan laki-laki, kami akan menjodohkan keduanya,” ucap Niko berusaha menjelaskan.

Mendengar penjelasan singkat Niko, Arlan semakin dibuat bingung. Dia terus menatap Kinara untuk meminta penjelasan kembali. Dia berharap agar apa yang dipikirkan tidak terjadi secara nyata.

“Sekarang, kan, usia kamu sudah matang untuk menikah, tapi sekalipun kamu tidak pernah mengenalkan seorang perempuan ke mama. Mama juga mau punya cucu, Arlan.”

Gelengan kepala terus Arlan tunjukkan. “Bukan ‘tidak pernah’, Ma, tapi ‘belum’.”

“Belum, ya?” tanya Kinara, “lalu kapan? Mama mau agar kamu cepat menikah, Arlan. Memangnya apa lagi yang mau kamu kejar? Kuliah sudah selesai, pekerjaan sudah ada, jabatan sudah tinggi, pendapatan sudah mencukupi, apa lagi yang kurang? Cuma satu, Arlan. Istri. Kamu sudah dewasa, sudah saatnya kamu membina keluarga kamu sendiri, bukan terus-terusan tinggal di sini dan mama terus yang urus kamu.”

Tampak sekali raut kesal di wajah Arlan. “Ma, selama ini aku selalu turutin semua yang Mama mau. Itu semua aku lakuin untuk kebahagiaan Mama dan melaksanakan amanah yang papa berikan buatku di napas terakhirnya. Namun, untuk keinginan Mama yang satu ini, aku gak bisa wujudkan, Ma.”

“Kamu tidak mau buat mama kecewa, ‘kan?” tanya Kinara, “Arlan, kamu adalah anak mama satu-satunya. Mama cuma mau berikan yang terbaik dan kebahagiaan buat kamu.”

“Gak, Ma, bukan kebahagiaan aku, tapi kebahagiaan Mama,” jawab Arlan dengan tegas. “Aku gak bisa, Ma,” lanjutnya. Arlan menatap Niko dan Shena bergantian. “Pak Niko, sebaiknya Anda dan putri Anda segera pergi dari sini. Silakan.”

“Arlan!” ucap Kinara dengan marah. “Mama gak suka, ya, kalau kamu berontak begini. Mama gak mau tahu, pokoknya Mama akan tetap jodohkan kamu dengan Shena. Titik!”

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
27
1. Perjodohan
“Kamu ini bagaimana, sih, hah?! Ditugaskan untuk membuat laporan seperti ini saja tidak becus! Kamu niat kerja di sini tidak, sih?!”Kalimat dengan nada tinggi terus terdengar dari salah satu ruang kantor. Arlan Mazkuel—sang CEO Mazkuel Company—tidak hentinya menatap salah satu karyawan yang membuatnya marah. “Kamu lihat ini!” Arlan menunjukkan hasil laporan di tangannya kepada sang karyawan. Karyawan itu hanya diam, menunduk dan sesekali melihat laporan yang dia buat. “Berantakan!” lanjut Arlan.“Maaf, Pak, saya—”“Maaf-maaf, kamu pikir kesalahan kamu ini bukan kesalahan yang fatal? Jelas ini sangat fatal! Jumlah material ini, jumlah pengeluaran, lalu hal lainnya juga, banyak sekali yang salah! Kamu mau buat perusahaan saya rugi besar dan menjadi bangkrut?!”Arlan memotong ucapan sang karyawan dengan cepat. Dia menunjuk ke beberapa hal yang menurutnya masih salah dari laporan tersebut. Sang karyawan hanya merespons dengan gelengan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Arlan tentan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-17
อ่านเพิ่มเติม
2. Penolakan
“Aku menolak.” Kinara yang terus-terusan mendapat penolakan dari Arlan pun sontak memasang raut kesalnya. Dia menatap tajam Arlan yang berdiri di depannya. “Arlan ....” “Gak, Ma, aku menolak perjodohan ini,” sergah Arlan dengan tegas. “Aku gak mau bentak Mama, karena itu tolong jangan buat aku sampai melakukan itu ke Mama. Aku tau usiaku sudah matang untuk menikah, tapi aku masih belum memikirkan itu, Ma. Kalaupun iya aku dijodohkan, kenapa harus sama gadis kampung seperti dia?" Shena yang mengerti bahwa sebutan ‘gadis kampung’ yang Arlan katakan tadi ditujukan untuknya pun hanya bisa menunduk saja, sedangkan Niko berusaha untuk menenangkan emosi anaknya. “Lalu, kamu mau perempuan yang seperti apa?” Kinara mencoba untuk tetap sabar, meskipun suaranya dia tinggikan sedikit. “Kamu benar-benar meragukan pilihan mama?” “Bukan seperti itu, Ma. Oke, kalaupun aku dijodohkan, apa Mama gak bisa pilih perempuan yang berkelas? Apa yang akan dikatakan sama para karyawanku di kantor kalau ak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-17
อ่านเพิ่มเติม
3. Perhatian
Hari kembali berganti, Arlan berjalan menuruni anak tangga lantai atas dengan setelan jas berwarna abu-abunya yang sudah melekat dengan rapi.Kinara yang sudah lebih dulu duduk di meja makan pun sontak memanggilnya. “Arlan, makan dulu, yuk!” ajak Kinara. Arlan refleks menolehkan kepalanya, kemudian mendekat. “Ayo makan, ini masakan spesial, loh.”“Aku buru-buru, Ma. Pagi ini ada meeting, jadi aku harus cepat-cepat ke kantor. Gak ada waktu buat makan pagi, gampang nanti aku makan di sana aja.”Mendengar jawaban dari Arlan membuat Kinara seketika melemas dan mengembuskan napasnya pelan. “Sayang banget. Yaudah, kalau gitu kamu makan roti aja, ya. Setidaknya perut kamu harus keisi.”Arlan mengangguk. “Yaudah, Ma.”“Sebentar, mama buatkan dulu, ya.” Arlan mengangguk pelan dan menunggu Kinara membuatkan roti untuknya seraya sesekali melihat ke jam tangannya.Drrtt!Getaran ponsel terasa dari saku celana Arlan. Dia pun segera mengambil dan menerima panggilan tersebut.“Sudah datang?!” tanyan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-17
อ่านเพิ่มเติม
4. Pemahaman
Tawa ejek terdengar dari Arlan. “Saya gak minta kamu buat nunggu saya, ya. Sebaiknya sekarang kamu pergi, masih banyak kerjaan yang harus saya selesaikan. Lagipula, ini pemberian mama. Mama yang masak dan siapkan semuanya, lalu untuk apa saya berterima kasih sama kamu?”“Tapi, Mas, itu ....”“Pak Arlan, ini laporan yang sudah saya perbaiki.”Seseorang yang datang tiba-tiba membuat Shena menghentikan kalimatnya. Keduanya menoleh ke sumber suara dengan kompak. Sedangkan, karyawan yang datang tadi sontak terdiam di tempat ketika melihat sosok Shena yang juga berada di ruang kerja Arlan.Shena yang merasa tidak enak hati dengan Arlan pun sontak membuka suaranya. “Maaf, tolong jangan salah paham dulu, ya. Saya Shena, ART baru di rumah pak Arlan. Saya ditugaskan oleh ibu Kinara untuk mengantarkan bekal makanan pak Arlan, itu saja.”Sang karyawan sontak menganggukkan kepalanya dan tersenyum. “Iya, saya tau, kok. Di depan tadi kan kita ketemu,” ucapnya membuat Shena menepuk keningnya karena l
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-17
อ่านเพิ่มเติม
5. Perpisahan
“Loh, Arlan, kamu gak ke kantor?” Mendengar suara Kinara, Arlan sontak menoleh. “Hari ini aku kerja di rumah aja,” jawabnya seraya menatap layar laptopnya kembali.“Mumpung kamu di sini, tolong antar Shena pulang, ya.”Arlan sontak menghentikan aktivitasnya, matanya beralih menatap Kinara kembali. “Pulang?” Kinara mengangguk cepat sebagai jawaban. “Ke kampung?” tanya Arlan lagi dan diangguki oleh Kinara. “Dia bisa pulang sendiri, ‘kan? Kasih aja uang buat ongkosnya.”“Gak bisa gitu dong. Kamu kan calon suaminya, kamu yang antar dong. Sekalian pendekatan sama ayahnya, alias calon mertua kamu.” Kinara terkekeh kecil di akhir kalimatnya.“Aku udah bilang kalau aku gak mau dijodohkan sama dia, kenapa Mama terus maksa gitu?” tanya Arlan, “sebenarnya apa alasan Mama terus bersikeras agar perjodohan tetap berlanjut?”“Mama berhutang nyawa dengannya,” jawab Kinara. Arlan memasang raut tanyanya. “Pak Niko. Lagipula, setelah mama mengenal Shena, entah kenapa mama langsung kagum sama dia. Perha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-17
อ่านเพิ่มเติม
6. Keras Kepala
Setelah mengantar Shena ke terminal, Arlan segera melajukan mobilnya kembali untuk pulang. Sesampainya di rumah, tentu Kinara tidak diam karena kedatangan anaknya yang terlalu cepat dari waktu yang seharusnya.Mendapat tatapan tajam dari Kinara, Arlan hanya mengembuskan napas panjangnya. Dia berjalan menghampiri laptopnya kembali yang masih tergeletak di meja ruang tamu, lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertinggal.“Kenapa kamu udah pulang? Kenapa cepet banget kembalinya? Kamu antar Shena, ‘kan? Kamu gak turunin Shena di tengah jalan, ‘kan?” tanya Kinara memberondong. Tidak ada jawaban dari Arlan. “Arlan, jawab mama!”“Aku antar dia sampai di terminal,” jawab Arlan seraya masih menatap layar laptopnya dengan santai. “Dia bilang gak papa, kok. Jadi, yaudah, aku turunin aja di sana. Dia kan pengertian,” lanjutnya seraya menekan kalimat terakhir dari ucapannya.Mendengar jawaban Arlan, Kinara sontak menggeram kesal. Dia membuang napasnya kasar sembari terus menatap tajam anaknya
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-25
อ่านเพิ่มเติม
7. Bu Sekretaris
Esok harinya, Arlan bergegas ke mobilnya dengan buru-buru karena terlambat bangun. Dia lupa untuk menyetel alarm di jamnya, alhasil dia hanya mandi dan langsung berangkat ke kantor tanpa sarapan.“Argh, terlambat bangun lagi! Masih ada setengah jam lagi sebelum meeting dimulai,” gumam Arlan dengan perasaan gelisahnya. “Semoga jalanan pagi ini lancar tanpa hambatan.”Seperti yang Arlan harapkan, jalanan pagi itu sangat lancar tanpa hambatan sedikit pun. Arlan melihat jam tangannya, pukul 08.54 waktu pagi. Arlan bergegas keluar dari mobil dan masuk ke kantornya dengan langkah panjang.Para karyawan pun sontak menghentikan aktivitasnya sekejap untuk menyapa Arlan. Mereka membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.“Selamat pagi, Pak,” sapa mereka secara bergantian.Meskipun para karyawan sudah bersikap baik padanya tetapi, Arlan tetap terlihat tidak peduli sama sekali. Tidak ada satu sapaan pun dari mereka
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-26
อ่านเพิ่มเติม
8. Menggoda
“Perempuan yang tadi itu siapa, sih? Kamu kenal sama dia?” tanya Dira terus mendumel. Arlan pun tidak menggubrisnya. “Dari wajahnya ... kayaknya dia dari kampung, ya? Kayak ada norak-noraknya gitu.”Dira melirik ke arah Arlan dengan kesal karena tidak mendengarkannya sama sekali. Dia mengembuskan napasnya kasar dan berdecak kesal. “Arlan!”Seruan Dira yang cukup keras membuat Arlan menoleh ke arahnya, meskipun masih dengan raut malasnya. “Berisik,” balasnya dengan nada ketus.Mendapat ucapan ketus dari Arlan sontak membuat Dira memajukan sedikit bibirnya alias cemberut. Dira selalu melakukannya ketika sedang kesal atau bete dengan seseorang. Tingkahnya benar-benar seperti anak kecil.“Aku ini lagi ngomong sama kamu! Kenapa kamu malah cuekin aku terus, sih?!” geram Dira, “aku ini pacar kamu, loh! Hargai aku dong! Kamu, kok, jadi berubah banget gini sama aku? Ke mana perginya Arlan yang dulu perhatian banget sama aku?! Kamu jahat, Arlan!”Brak!Suara gebrakan meja yang cukup keras sonta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-27
อ่านเพิ่มเติม
9. Jelaskan!
“Jangan hiraukan mereka. Ini perintah. Makanlah di sini saja!”Mendengar itu, Shena sontak terdiam sesaat, kemudian mengangguk. Dia kembali duduk di bangku yang sama dan mulai membuka bekalnya di samping Arlan.Mereka mulai memakan bekalnya masing-masing dengan lahap hingga suara Arlan membuat Shena menoleh kembali.“Ini masakanmu?” tanya Arlan tanpa menoleh ke arah Shena sedikit pun. Dia hanya terus menatap bekal miliknya dan menunggu jawaban dari Shena.Mendapat pertanyaan tiba-tiba dari Arlan sontak membuat Shena terkejut untuk sesaat. Namun, sesaat kemudian, dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum. “Itu memang masakanku. Apa Pak Arlan suka?”Arlan mengangkat bahunya seraya menjawab, “Setidaknya untuk sekarang saya bisa menghabiskannya.”Jawaban Arlan berhasil membuat senyum Shena terlihat lebih lebar dari sebelummnya. Dia menatap Arlan yang terus memakan masakannya dengan perasaan senang. “Syukurlah kalau begitu,” ucapnya, kemudian kembali memakan makanannya.Suasana begitu heni
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-28
อ่านเพิ่มเติม
10. Perasaan
Permintaan yang Shena tujukan untuk Arlan sontak membuat Arlan terdiam cukup lama. Namun, kemudian dia mengembuskan napas beratnya dan mengangguk pelan.“Saya tidak bisa menjelaskannya karena tidak tahu harus dimulai dari mana,” ucap Arlan, “jadi, hanya hari ini saja, saya bebaskan kamu untuk bertanya apa saja ke saya.”Shena menatap Arlan cukup lama, kemudian mengangguk. Dia mengembuskan napasnya panjang dan berkata, “Oke. Aku boleh tanyakan apa pun, ‘kan?”“Apa pun,” balas Arlan masih terus menunduk tanpa melirik ke Shena sedikit pun.“Sebenarnya ada hubungan apa di antara Mas Arlan dan Mbak Dira?”Pertanyaan Shena yang langsung merujuk ke sosok Dira sanggup membuat Arlan kembali terdiam. Namun, dia akhirnya menjawab juga. “Dua tahun yang lalu, dia adalah kekasih saya. Namun, semenjak dia menghilang satu tahun kemudian, saya sudah menyelesaikan hubungan saya dengannya.”
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2023-05-29
อ่านเพิ่มเติม
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status