Ketika ia membuka mata,semua terasa asing baginya. Tidak pernah terbayangkan dalam hidup ia harus pergi dari dunia secepat itu. Ia berdoa untuk kesempatan hidup sekali lagi,takdir pun berpihak pada nya. Hidup sekali lagi dengan tubuh yang berbeda dan dengan nasib yang berbeda. Tapi hanya satu yang sama,yaitu nama. Dengan tubuh itu Amerta akan mengungkap semua kebenaran akan kematiannya. Juga menyelesaikan tugasnya yang belum sempat ia selesaikan. Mampukah Amerta menyelesaikan tugasnya sampai akhir?
View MoreKetika membuka matanya,Amerta bingung.Tempat ini sangat terasa asing baginya.Dimana aku? pertanyaan itu muncul dalam pikirannya.
Tempatnya sunyi,hanya ada lorong-lorong yang berkabut.Amerta celingak-celinguk mencari orang untuk ditanyai nya.
Satu lagi pertanyaan muncul dalam pikirannya,mengapa ia menggunakan baju putih?.
Seingatnya terakhir kali ia berada disekolah,dan diseret paksa untuk ke rooftop sekolah oleh Dirgantara dan gengnya lalu dia didorong.Sebelum akhirnya semua gelap.
Tunggu-- didorong?,Amerta mencoba untuk berpikir positif.
"Tidak mungkin... "ujarnya sambil menggelengkan kepalanya.
Dari kejauhan ia melihat seseorang,yang terlihat pucat dengan tatapan kosong.Amerta dengan penuh keberanian melambaikan tangan ke arah orang tersebut.Tapi orang itu hanya melewatinya begitu saja.
Amerta mengikuti kemana orang tersebut,sampai di akhir lorong.Orang itu tiba-tiba menghilang.Amerta meneteskan air matanya kala melihat banyak Orang yang berpakaian sama dengannya sedang disiksa.Amerta tidak tahu mengapa orang orang itu disiksa.Tidak sedikit juga ada yang menangis sama sepertinya.
Amerta mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Setelah lama mencoba mengingat apa yang terjadi,jatuh dari balkon setinggi 3 meter.Jadi benar ia sudah meninggal.Amerta meraba dirinya sendiri,ia masih tidak menyangka kalau ia sudah pergi untuk selama lamanya dari dunia.Ia memikirkan bagaimana nasib ibu dan adiknya.
Dalam hati ia berdoa supaya diberikan sekali lagi kesempatan untuknya,walaupun itu tidak mungkin.
"Aku harus bagaimana sekarang,aku merindukan ibu..."lirihnya sambil meneteskan air matanya.Bayangan adik-adiknya yang menangis karena lapar terus mengahntuinya.
Amerta duduk dibawah pohon yang rindang sambil menengadah dan memejamkan matanya.
"Tuhan... aku mohon, tolong berikan sekali lagi aku kesempatan supaya aku bisa menyelesaikan tugas-tugas ku di dunia.".
Ia hanya bisa berharap adanya keajaiban,meskipun itu mustahil.
Duk!
Satu buah yang ada di pohon jatuh mengenai kepalanya.Bertepatan saat itu tiba-tiba semuanya menggelap.*****
AMERTA BANGUN,SUDAH PAGI.SEBENTAR LAGI KAU BISA TELAT SEKOLAH!,"teriak nyaring seorang perempuan paruhbaya.
Amerta membuka matanya,ia menatap sekelilingnya bingung.
Siapa yang memanggilku? batinnya Kepalanya terasa sakit,kemarin bukannya dia berada di —"Amerta cepat mandi,ini sudah waktu nya kau ke sekolah.Hari pertama sekolah jangan sampai kau terlambat.Ingat itu!,"ujar perempuan paruh baya itu,yang Amerta sendiri tidak tahu siapa dia.
"Se-sekolah?"tanya Amerta
"Iya... cepat mama tunggu di mobil."katanya lagi meninggalkan AmertaAmerta semakin bingung,siapa sebenarnya perempuan itu?.Dia sangat terlihat bukan ibunya.
Kenapa perempuan itu mengaku sebagai mamanya.Lalu rumah yang sangat besar ini membuatnya merasa sangat asing."AMERTAAA... CEPAT MANDI!"teriak mamanya dari bawah.
Dengan cepat Amerta bangun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi.Ia tidak tahu dimana letak kamar mandinya.
Dengan menggunakan insting nya ia turun ke bawah dan mencari kamar mandi.Rumahnya begitu besar membuatnnya kebingungan mencari letak kamar mandinya,sudah lima menit Amerta berkeliling belum juga menemukan kamar mandi.
"Cari apa... mas Amerta?."
Amerta terperanjat kaget hampir saja terjatuh,pasalnya wanita itu berbicara tepat dibelakangnya.
"Em ... a-anu... aku cari k-kamar mandi."Wanita paruh baya yang menggunakan celemek itu menatap heran anak majikannya.
"Loh kan dikamar mas Amerta sudah ada kamar mandi.""A...gitu ya.Kalau begitu aku mandi dulu,"ujarnya sambil berlari menuju kamarnya.
Ketika berjalan ke kamar mandi Amerta melewati cermin besar,matanya membelalak.
"Si-siapa?,mengapa aku..."tanya nya bingung menatap pantulan dirinya dicermin.Amerta meraba wajah dan tangannya.
Mengapa wajah dan tubuhnya berbeda.***
"Kenapa Amerta lama sekali ya..."
Sudah hampir setengah jam ia menunggu Amerta di mobil tapi tidak kunjung muncul."Bik!,Amerta kemana sih kok jam segini belum juga turun?,"tanyanya kepada sang ART
"Mungkin masih siap-siap buk."
"Daritadi sekali padahal saya menyuruh Amerta mandi."
"Buk,sebenarnya tadi mas Amerta kebingungan mencari letak kamar mandinya buk,"akunya.
Rita mengernyit mengapa tiba tiba anaknya itu lupa letak kamar mandinya,dan tadi ketika membangunkan Amerta,gelagat anak itu terlihat aneh.
"Apa karena kecelakaan dua hari yang lalu ya, "gumamnyaKarena Amerta tidak kunjung keluar dari kamarnya Rita memutuskan untuk ke kamar Amerta.
Ketika membuka pintu,Rita begitu terkejut.Amerta terlihat duduk didepan cermin sambil menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan,sambil menangis sesegukan."Astaga... Amerta kau kenapa,nak?,"tanya Rita yang masih berdiri diambang pintu
Pertanyaannya dihiraukan oleh Amerta.Rita menghampiri Amerta dan duduk disampingnya,sambil mengelus punggung sang anak."Hei... anak mama yang paling tampan ini.Kenapa menangis?,"tanya nya sekalimlagi sambil mengelus surai hitam sang putra.
Lama tidak ada jawaban dari Amerta,sampai satu kalimat membuat mamanya begitu terkejut."A-anda sebenarnya siapa?,mengapa anda seolah-olah adalah mama saya?,dan siapa pemilik tubuh ini?,"pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Amerta.
Rita benar benar dibuat bingung oleh Amerta.Kenapa anak nya tiba tiba melupakan dirinya.
"Bagaimana bisa kau lupa dengan mama mu sendiri,Amerta.Jangan bercanda!,"desisnya"Saya tidak bercanda bu,saya benar-benar tidak tahu ibu,dan tubuh ini...""CUKUP AMERTA!,JANGAN MENAKUT-NAKUTIKU.KAU PIKIR BISA MEMBODOHIKU!."
"Tapi bu,saya tidak membodohimu saya benar-benar tidak tahu apapun.Saya sudah meninggal kemarin... kemarin kepala s-saya...,"kepalanya benar benar terasa sakit.
Bruk!
Belum selesai Amerta melanjutkan ucapannya,ia jatuh pingsan."AMERTA!,"pekik sang mama.
"Amerta... bangun nak,"ujarnya sambil menepuk nepuk pipi anaknya.
"BIK, PANGGILKAN DOKTER!,"teriak nya
****
"Apa Amerta pernah kecelakaan?,"tanya sang Dokter.
"A iya...Amerta dua hari yang lalu kecelakaan saat mengendarai motor,"ujar Rita dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa sudah mendapatkan perawatan pada saat itu?."
Rita menggeleng,"saat itu Amerta hanya pingsan."
"Seperti keluhan yang ibu sebutkan tadi,anak ibu mengidap Amnesia disosiatif ini yang menyebabkan dia tidak bisa mengingat segala hal yang berkaitan erat dengan pribadinya,"
"Kecelakaan itu mengakibatkan trauma pada kepalanya,apalagi saat itu dia tidak mendapatkan penanganan langsung,"lanjut dokter itu.
Rita menangis,mengapa saat itu ia tidak membawa Amerta ke rumah sakit.
"Lalu apakah anak saya bisa mengingat seperti semula lagi,dok?""Pasti.Perlahan-lahan dia pasti bisa mengingat semuanya.Hanya saja membutuhkan waktu yang lama."
"Baik...terimakasih dokter."
***
"Bagaimana ini,Ga.Jika ketahuan kita pasti akan dipenjara.Aku tidak mau."
"Tenang saja,si cupu itu sudah meninggal.Di tempat itu hanya ada dia jadi tidak akan ada yang membongkar semua ini."
"Bagaimana kalau ternyata dirooftop ada orang yang melihat kita,mendorongnya."
"Aish...aku bilang tenang saja,aku sudah memastikan semuanya akan tetap aman.Jangan khawatir."
"Kalaupun ada yang melihat kita akan ku pastikan dia akan tetap menutup mulutnya."
Setelah beberapa menit mencari alamat kedai itu,akhirnya Amerta menemukannya juga.5Kedai itu masih sama seperti trrakhir kali ia kesana.Dinding dari kayu yang masih kokoh dan cat berwarna kuning cerah.Tulisan dipapan bertuliskan kedai paman Yin pun masih sama,bahkan menu yang disediakan tidak ada yang dikurangi maupun ditambahkan.Kedai ini merupakan pemilik dari seorang kakek yang sudah berusia 80, kemudian diturunkan ke anaknya yaitu paman Yin.Mereka merupakan orang China,kedai ini pun tidak pernah sepi oleh pengunjung karena memang rasa makanan nya begitu enak dan murah.Paman Yin tidak memiliki anak dan istrinya sudah meninggal.Pertama kali Amerta bisa bekerja dikedai paman Yin adalah saat ia memungut sampah untuk dijualnya.Saat itu paman Yin memanggil Amerta,lalu memberikan Amerta makanan.Lalu Amerta ditawari untuk bekerja disana.Paman Yin itu begitu baik,ia selalu berbagi kepada anak-anak yatim.Maka dari itu kedainya tida
"Ini harus disambungkan,ke sini.Lalu em..."monolog Amerta.Ia sedang sibuk berkutat dengan kerangka-kerangka besi yang belum menyatu. Pagi ini Amerta begitu berkutat dengan kerangka-kerangka kabel yang melilit satu sama lain.Hari minggu ini ia akan menghabiskan waktunya untuk membuat suatu karya yang daridulu begitu ia idamkan. "Hah...aku mengapa susah sekali.Aku sudah membaca buku panduan berkali-kali tapi tetap saja." "Aku harus bisa menyelesaikannya sampai akhir,"ujar nya pada diri sendiri seraya membolak-balik halaman dibuku panduan tersebut. Tok!tok! "Tuan Amerta...tuan disuruh nyonya keluar sarapan" "Bilang padanya,aku tidak mau sarapan,"ujar Amerta dengan dingin. "Tapi tuan—" "Katakan saja padanya,bu"sambarnya. Amerta masih marah kepada mamanya.Padahal perutnya terasa lapar. Tidak b
Amerta merenung di kamar memikirkan mengapa takdir seolah mempermainkannya.Sekarang ia harus bagaimana,ibunya sendiri bekerja dirumah yang ia tempati ini menggantikan pelayan nya yang sedang cuti lama.Lalu bagaimana ia bersikap,Amerta marah dengan dirinya sendiri.Harusnya ia bisa mencegah hal-hal seperti ini terjadi."Ibu..."lirihnyaTok tok!Amerta segera bangkit dari duduknya,mendengar pintu kamar diketuk."Ibu,ada apa?"tanyanya kepada sosok yang mengetuk pintu tadi dengan membawa nampan."Maaf menganggu tuan,nyonya menyuruh saya mengantarkan makanan ke kamar tuan Amerta"ujar pelayan baru itu seraya menundukkan kepalanya."Ibu jangan memanggilku seperti itu,aku tidak suka"lontar Amerta."Tuan Amerta,sekarang aku adalah pelayanmu.Jadi tolong berhenti memanggilku ibu.""Tapi—""Amerta ibu mohon sekali ini
Plak!"Anak kurang ajar...kau tahu harga guci itu berapa?""Maaf Pa""Kau pikir dengan kata maaf,bisa mengembalikan guci yang mahal ini.Bodoh""Kau tahu Pawaka,aku akan membesarkanmu.Lalu nanti kalau kau sudah besar,aku akan membunuhmu sama seperti yang kau lakukan terhadap ibuku!""J-jangan pa,aku mohon""Arrggghh... ampun pa.Perih pa!""Pa,kepala Pawaka terasa sakit sekali"Blub blub blub"Kau bilang pusing kan Pawaka""Hah...hah...hah a-ampun pa.Aku tidak bisa bern—mmmpp""Hah ternyata mimpi,"monolognya.Ia mengusap keringat dahi yang begitu banyak.Ketika anak itu ditenggelamkan kepalanya disebuah drum Amerta merasakan sesak yang luar biasa.Ini aneh,bukankah seharusnya ia tidak bisa bermimpi ketika tertidur karena Amerta tidak memiliki ikatan apapun pada tubuh ini.Terlebih lagi mimpi tentang Pawaka pemilik tubuh ini.Ia baru sadar kejadian kemarin saat ia merasakan detak jan
Entah mengapa hari ini Amerta merasa perasaannya tidak enak,membuatnya kesiangan untuk datang ke sekolah.Ia berjalan menyusuri koridor yang terasa begitu panjang baginya tidak seperti biasanya.Ia melihat diujung koridor lebih tepatnya di taman yang letaknya diujung koridor,siswa berkerumun disana.Bahkan kelas kelas yang ia lewati tadi kosong,ternyata mereka semua berkerumun disana.Amerta penasaran apa yang sebenarnya terjadi,ia pun menghampiri kerumunan tersebut.Tapi ia masih tidak bisa melihat karena begitu banyak orang orang disana,bahkan mereka berdesakan.Rasa penasarannya belum terobati Amerta mencoba bertanya kepada salah satu yang ada dikerumunan itu."Ada apa ya,m-mengapa disini ramai sekali?"tanya nya sedikit gugup."Itu ... katanya Dirga ingin menyatakan perasaannya kepada seseorang."Amerta yang mendengar nama Dirga tidak tertarik sedikit pun."Oh begitu ... terimaksih ya,"ujarnya.Ia ingin kembali ke kelas
Amerta Pov Bukankah hidup itu terlalu rumit untuk dijalani?,ingin melakukan hal yang membuatmu senang namun ada saja yang menghalangimu.Itulah yang kurasakan aku yang awalnya meminta kepada tuhan untuk memberi sekali lagi kesempatan untuk memperbaiki dan menyelesaikan tugas ku yang belum sempat aku selesaikan.Tapi,semua itu tidak mudah ada konsekuensi didalamnya.Tentu,aku mengerti itu hanya saja ini begitu rumitseperti terjebak di sebuah labirin. Hari ini aku bertemu dengan seseorang yang begitu berharga dalam hidupku.Namun,karena aku hidup sebagai orang lain tentu saja dia tidak mengenaliku.Ingin sekali berbincang dengannya sebatas menanyakan kabar.Aku melihat dia seperti telah layu,bunga matahari yang biasa memancarkan sinar kini telah redup.Seorang perempuan yang ceria,dan ramah kini menjadi sosok yang dingin. Kanagara berarti bunga matahari,nama itu sangat cocok untuknya rambut sebahu dengan wajah yang putih dan senyum yang m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments