Dendam, Cinta, dan Gairah

Dendam, Cinta, dan Gairah

last updateLast Updated : 2022-05-19
By:  SinokmputCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 ratings. 25 reviews
40Chapters
26.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Meskipun semua ini kesalahanku, aku tetap tidak akan melepaskanmu, Bianca...! SEKUEL CERITA YOU ARE MINE, MARIA Amarah itu membuat Xavier kalap, sehingga membuat wanita yang ditemukannya di samping mayat sahabatnya menjadi sasaran dendamnya. Xavier membawa wanita itu ke dalam perangkapnya, membuat jeratan agar wanita itu tak bisa terlepas. Tapi apa jadinya jika sebuah kebenaran mulai terungkap? Akankah Xavier melepaskan Sang Tawanan?

View More

Chapter 1

1. Prolog

Plak ....

Tamparan keras itu mendarat sempurna di pipi Bianca. Wanita berusia 25 tahun itu menatap tidak percaya pada ayahnya. Matanya berkaca-kaca dengan bibir kelu yang tidak mampu berucap.

"Mau tidak mau, kau harus menikah dengan Raymond. Aku tak menerima penolakan dan aku tidak mau menanggung malu karena ulah kakakmu!" bentak Ayah Bianca dengan mata melotot. Lelaki paruh baya yang memiliki postur tubuh berisi meskipun sudah termakan usia itu tampak berkacak pinggang dengan marah. Napasnya beradu berat seiring dadanya yang naik turun.

"Tapi, Ayah, ini semua salah Levi. Kenapa harus aku yang menanggungnya?" tanya Bianca bergetar. Matanya memerah menahan tangisan. Bersimpuh di lantai, dia mendongak iba pada sang ayah--sikapnya ingin dikasihani.

"Aku tak mau dengar, persiapkan dirimu untuk besok!"

Namun, lelaki paruh baya itu benar-benar keras kepala. Setelah memberikan ultimatum telak, ayah Bianca langsung keluar sambil membanting pintu. Dia sama sekali tak peduli dengan apa yang dirasakan anak bungsunya. Yang terpenting, dia tidak mau dipermalukan, martabatnya yang sangat tinggi tidak boleh dihancurkan karena anak sulungnya yang tidak tahu diri hamil dengan lelaki lain saat dia sudah menerima pinangan anak temannya demi bisnis.

Bianca terkulai lemas begitu saja, tangannya meraih kedua lutut sambil menyembunyikan wajah. Tangis Bianca pecah. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Haruskah Bianca menerima pernikahan paksa ini?

Tidak!

Dia mendongak kembali sambil mengusap air matanya dengan kasar. Dia tidak menerima pernikahan ini. Bianca tidak mengenal Raymond dan dia tidak mau menghabiskan hidupnya dengan orang yang tidak dia cintai. Lagi pula, bukan dia yang seharusnya ada di posisi ini.

Di sela-sela tangisnya, sebuah ide melintas begitu saja dalam pikiran. Bianca beranjak bangun dan langsung menuju lemari. Tangannya meraih tas yang ada di atas, membuka lemari dan mengambil beberapa baju untuk dimasukkan. Dia juga membawa semua uang tabungannya, tak lupa dengan beberapa barang penting yang dibutuhkan.

Bianca menyelesaikan semuanya dengan cepat, setelahnya bergerak mengunci pintu. Wanita itu berencana kabur malam ini. Sudah cukup baginya selalu mengorbankan perasaan demi kakaknya yang sombong itu. Sekarang waktunya Bianca untuk memberontak, mencari kehidupannya sendiri, dan meraih kebebasannya dari rumah yang selalu seperti neraka baginya.

Dia berjalan ke arah balkon kamar dan menengok ke bawah. Sedikit gugup melihat ternyata jarak antara tanah dan kamarnya sangat tinggi.

Embusan napas panjang berkali-kali Bianca lakukan. Dia memejamkan mata sambil bergumam dalam hati untuk meyakinkan dirinya sendiri jika dia bisa melakukan semua ini.

Dia berbalik mengambil tas, menggendongnya, dan mulai mengikat satu-persatu selimut yang dia temukan di lemari. Setelah selesai, dia segera mengikatnya di pagar pembatas balkon. Tali dari selimut itu dia gunakan untuk turun ke bawah.

Meskipun dengan tubuh gemetar takut terjatuh, tapi Bianca berhasil turun. Dia berjalan mengendap untuk sampai di pintu gerbang. Merasa sedikit was-was karena banyak orang yang berkeliaran di halaman rumah.

Rumah memang ramai hari ini, seharusnya kakaknya yang menikah dengan Raymond. Namun, ternyata kakaknya ketahuan hamil dengan lelaki lain dan Raymond tak menerima hal itu. Akhirnya ayahnya memutuskan agar dia menggantikan posisi kakaknya. Namun, Bianca tak mau, bukan dia yang seharusnya bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi.

Pandangan Bianca teralihkan pada mobil yang akan keluar. Dia memperhatikan lagi siapa yang ada di balik kemudi. Setelah yakin jika orang itu bukan orang-orang ayahnya, Bianca langsung berlari begitu saja dan masuk ke mobil dengan tergesa.

Brak ....

Menutup pintu itu dengan kasar, dia menatap tajam orang yang ada di sampingnya. "Cepat jalan!" perintahnya.

"Tapi, Nona." Orang yang sedang duduk di depan setir mobil itu masih terlihat kaget dengan kedatangan tiba-tiba Bianca. Namun, karena Bianca mengacungkan sebuah gunting padanya, akhirnya dia tak bertanya lebih lanjut dan segera melajukan mobil.

Penjaga gerbang membiarkan mereka pergi begitu saja, karena berpikir itu adalah orang-orang yang mengurus Wedding Organizer untuk besok.

Bianca sesekali melihat ke belakang, memastikan bahwa dia tidak ketahuan dan dibuntuti. Barulah setelah yakin, dia menghadap kedepan dan bernafas lega.

"Nona," panggil sopir tersebut dengan takut, karena sedari tadi Bianca masih menodongkan gunting padanya.

Bianca yang menyadari perbuatannya langsung menarik gunting dengan cepat, dia sedikit meringis menyadari jika perbuatannya sedikit brutal. Namun, tiba-tiba dia menodongkan guntingnya lagi pada orang itu dan menatapnya dengan tajam.

"Kau, turunlah di sini. Aku perlu mobil ini untuk kabur." Bianca mengancam sambil mendekatkan gunting tersebut ke perut orang di sampingnya.

"Nona, jangan lakukan itu. Oke ... oke, aku akan turun sekarang." Tubuh orang itu gemetar dengan hebat, keringat dingin mengucur deras di dahi. Akhirnya dengan terpaksa, dia menghentikan mobilnya di sisi jalan.

Bianca tak menyia-nyiakan hal itu, melihat orang yang mempunyai mobil sudah keluar, dia segera berpindah tempat ke belakang kemudi. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk pergi dari sana.

Entah sudah berapa lama dia berkendara, sampai dia tak sadar jika hari sudah semakin larut. Bianca mengumpat ketika mobil yang dinaikinya kehabisan bahan bakar. Dia keluar, menendang ban mobilnya untuk melampiaskan kekesalan.

Akan tetapi, seketika dia merinding menyadari tempatnya berdiri adalah sebuah hutan yang sangat sepi. Penerangan di sini sangat gelap, hanya ada cahaya bulan yang menemani Bianca di hari menjelang fajar kali ini.

"Bagaimana ini? Sepertinya ini bukan kawasan yang sering dilalui kendaraan?" gumam Bianca pelan.

Di tengah-tengah sepinya malam, Bianca bergidik ketika mendengar suara rintihan minta tolong. Kepalanya menoleh ke sana kemari mencari orang di sekitarnya, tapi tak ada siapa pun di sini.

"Tolong ...."

Suara rintihan itu semakin jelas, membuat Bianca semakin penasaran. Dia akhirnya berjalan sedikit masuk ke arah pepohonan di sampingnya, yang dia yakini jika suara itu berasal dari sana.

"Halo ... apa ada orang di sini?" teriak Bianca sambil mengawasi sekitar.

"Tolong ...."

Bianca mempertajam pendengarannya dan semakin masuk ke dalam hutan untuk mencari asal suara tersebut. Sampai matanya melebar ketika melihat seorang lelaki yang duduk bersandar di sebuah batu di bawah sinar rembulan. Bianca langsung berlari mendekati lelaki tersebut.

"Tuan ... Tuan, Anda tak apa?" tanya Bianca panik, menyadari jika dada lelaki di depannya itu mengeluarkan banyak darah.

Dia mencoba menarik tangan lelaki itu dan meletakkannya di bahu, mencoba menariknya berdiri.

"Argh ...."

Ternyata Bianca tak kuat untuk memapah lelaki tersebut dan dia malah jatuh, tubuhnya menimpa lelaki tersebut.

"Maaf, maafkan saya, Tuan." Bianca merasa bersalah karena dia menyebabkan lelaki itu merintih kesakitan karena ulah dirinya.

"Alexander." Tiba-tiba lelaki di depan Bianca berbicara lirih, mencoba mengeluarkan tenaga agar dia bisa bersuara.

"Anda mengatakan apa, Tuan?" tanya Bianca yang benar-benar tak mendengar apa yang diucapkan lelaki tersebut.

"Alexander."

Bianca mendekatkan telinga, akhirnya dia bisa mendengar sebuah nama keluar dari mulut lelaki itu. Namun, belum sampai Bianca bertanya lebih lanjut, lelaki itu terbatuk mengeluarkan banyak darah. Nafasnya perlahan melemah dan dia menutup mata di depan Bianca.

"Tuan ... Tuan bangun ...."

Bianca menjadi panik, dia mencoba menggoyangkan tubuh lelaki di depannya. Namun, percuma, tubuh itu sudah lemas tak bernyawa.

Tiba-tiba Bianca mendengar suara mobil terhenti, dia segera bangun dan berteriak meminta pertolongan. Bianca berlari, matanya berbinar melihat ada beberapa orang di depannya. Namun, tiba-tiba ....

Dor ....

Tubuh Bianca ambruk begitu saja ketika kakinya tertembak, senyum kepuasan setelah melihat akan ada orang yang menolong, menjadi sirna. Matanya meredup, sekilas sebelum dia pingsan, dia bisa melihat seorang yang ada di depannya menatapnya tajam penuh dendam sambil membawa sebuah pistol dalam genggaman.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(25)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
25 ratings · 25 reviews
Write a review
user avatar
Tika
hayu di lanjut dong cerita Xavier nya
2022-12-30 22:31:17
0
user avatar
Julee
keren.....♡♡♡♡♡
2022-03-09 05:45:24
0
default avatar
Visitor
Hayooo lanjut lagii!! Baca ini sambil senyum2! ......
2021-12-25 11:59:37
0
user avatar
Ursa Mayor
Keren-keren, Kak. Lanjutkan
2021-09-24 20:32:58
0
user avatar
Mystique
Like like like like, oke banget kakak ...
2021-09-20 14:28:51
0
user avatar
Candle Light
kasian Biancanya, Xaviernya keras kepala.. bagus banget alur ceritanya, bikin penasaran.. ditunggu kelanjutannya kak...
2021-09-20 01:48:13
0
user avatar
Rein_Angg
Kejam amat Xavier. Kesel...!!!!
2021-09-19 20:48:30
0
user avatar
Mini Yuet
Bagus Nok. Kasihan Bianca ya?
2021-09-19 20:00:43
0
user avatar
Tris Rahmawati
...........................
2021-09-19 19:04:50
0
user avatar
Asya Ns
Impressif kak... Fighting.. keren thor -Salam dari author Anila
2021-09-14 18:47:01
0
user avatar
CahyaGumilar79
Ceritanya bagus dan menarik enak dibaca kak .....................
2021-09-14 17:05:05
0
default avatar
Tri Nur
Cerita yang sangat menarik. Lanjut kak...
2021-09-13 12:14:21
0
user avatar
Cacak Endik
Wah ini tulisan yang menarik baru awal baca sudah disuguhi adegan yang menegangkan. Di awal bab sudah ada konflik menarik dan sangat rekomendasi untuk di masukkan rak sebaga bacaan wajib salam dari MR. D
2021-09-12 17:45:07
0
user avatar
Olivia Yoyet
Seru, euy. Lanjut ...
2021-09-12 15:45:25
0
user avatar
Racie4s
Seru, ada aksi ama intriknya juga.
2021-09-12 14:42:22
0
  • 1
  • 2
40 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status