Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan

Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan

Oleh:  Mommy Jasmine  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat
37Bab
4.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena miskin, kekasihnya justru menikahi wanita lain. Oleh sebab itu, Hana memutuskan menikah dengan lelaki yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. Namun, siapa sangka pria itu bukan dari kalangan sederhana dan memiliki kekayaan sekelas Sultan?!

Lihat lebih banyak
Dibuang Mantan, Dinikahi Sultan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Adny Ummi
kerennn. lanjoott doonk
2023-09-15 02:09:39
0
user avatar
Mommy Jasmine
keren banget yes
2023-08-15 01:55:13
1
user avatar
Mommy Jasmine
buku ini bagus
2023-07-06 00:01:40
3
user avatar
Adny Ummi
seru nih, lanjut cepet, Thoorr!
2023-07-05 18:55:27
2
37 Bab
Bab 1 Gagal Nikah
"Bang Ridwan ...," lirih Hana dengan melebarkan kedua matanya tatkala melihat foto kekasihnya tengah menyematkan cincin di jari manis wanita lain. Jantungnya seketika berdenyut nyeri, dadanya pun terasa begitu sesak kini.Baru seminggu yang lalu, bahkan keduanya telah mengikat sebuah janji. Di mana dalam janji itu nanti akan melibatkan dua keluarga mereka.Asa itu seketika melebur. Hancur berderai dan terserak begitu saja dan seakan tak mungkin lagi dapat ia raih. Bulir bening pun jatuh mengalir deras di kedua pipinya.***Hana, wanita berusia 22 tahun itu terpaksa menelan kecewa karena orang yang selama lima tahun ini ia cinta dan cinta ini tidak luntur karena LDR, tega mengingkari janji untuk datang melamarnya.Ridwan sama sekali tak memberi alasan apapun tentang mengapa dirinya tidak datang. Padahal dirinya sendiri yang menginginkan acara ini digelar secepatnya. Awalnya sudah dijelaskan padanya bahwa Hana belum siap menjadi istri. Namun, berbekal keyakinan dan lamanya keduanya men
Baca selengkapnya
Bab 2 Pesan dari Rina
"Bang Ridwan ...," lirih Hana. Berharap ini adalah orang yang hanya mirip. Namun setelah berkali kali mengamati, yah itu benar lelaki yang Hana maksud.Hana melihat jam di dinding menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Ia pun membuka pintu, lalu keluar. Berdiri di depan teras melihat ke arah rumah Obed yang hanya berkelang empat rumah di sebrang dari rumahnya.Keadaan rumah Obed sudah sepi, pintunya pun sudah tertutup rapat. Sekali lagi Hana memandang layar handphonenya dengan derai air mata yang kian menganak sungai. Tampak di sana Rina begitu mesra menggandeng tangan Ridwan sambil memamerkan cincin belah rotan yang melingkar di jari manisnya. Padahal seharusnya dirinyalah yang bersanding dengan Ridwan satu Minggu lalu. Ingin rasanya ia pergi sejauh mungkin untuk menghilangkan rasa sakitnya.Satu hal yang membuat Hana sadar. Bahwa, ketidaksepadanan membuat orang akan berpikir realistis menjalani hidup ke depan, bagaimana dan dengan siapa orang itu akan menentukan pilihannya, tent
Baca selengkapnya
Bab 3 Nasehat Ibu
Hana mengernyit setelah membaca pesan whatsapp dari seseorang, " Rina ...," lirih Hana. Sejenak menatap langit-langit kamar, mengingat apa-apa saja yang sudah Ridwan beri untuknya. Ada tas, sepatu, pakaian dan yang terakhir kalung emas yang bahkan sampai saat ini masih bertengger di lehernya. Semuanya itu tak pernah Hana minta, melainkan Ridwan sendiri yang memberikannya.Hana membuka kalung emas itu dan menyimpannya di dalam lemari pakaiannya. Nanti saat ada waktu senggang, Hana akan mengemas semua barang barang yang pernah Ridwan beri.Selesai dengan tujuan awal, Hana pun keluar dari kamar menuju dapur. Ia melihat sang ibu sudah berkutat dengan bahan dapur.Hana datang dan langsung memeluk sang ibu dari belakang. Sungguh saat ini hanya ibunyalah yang ia punya, harta paling berharga dalam hidup Hana."Buk, gimana udah enakan kepalanya?" tanya Hana yang masih menyandarkan kepalanya di punggung sang ibu."Udah, Ibu udah baikan, Na. Nggak tahu kenapa pagi ini ibu merasa hati ini lega da
Baca selengkapnya
Bab 4 Dilamar Orang Asing
"Selain penyakit jantung, ibu kamu juga mengalami penyakit maag akut, juga tekanan darah yang tinggi. Sementara ini harus di rawat dulu sampai waktu yang belum bisa dipastikan," ujar sang dokter bernama Kumala Sari.Hana hanya bisa tercenung mendengar penjelasan sang dokter. Ia tahu bahwa ibunya hanya berusaha bersikap tegar di depannya, tetapi nyatanya tak seperti itu. Selain ia mengkhawatirkan keadaan sang ibu, ia juga khawatir tentang biaya rumah sakit itu. Pikirannya jadi tak menentu bagaimana ia bisa melewati ujian ini?***POV Hana[Mbak, ibu masuk rumah sakit. Kamu pulang dulu dong, Mbak!] ucapku di sambungan telepon. Namun bukan jawaban yang kuharap kan yang ada, mbak Riana malah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa libur terlalu sering, lagi pula Minggu kemarin dirinya sudah mengajukan cuti selama tiga hari saat acara lamaranku. [Kamu yang harus bertanggung jawab sama kondisi Ibu sekarang, Han. Ibu itu sakit gara gara kamu. Jadi, kamu lah yang harus bertanggung jawab sepenuhn
Baca selengkapnya
Bab 5 Menjumpai Bude Obed
Di sisi aku juga membutuhkan biaya besar untuk penyembuhan ibu dan membayar biaya rumah sakit yang semakin lama akan semakin membengkak. Setelah gagalnya acara lamaran ku tempo hari, rasanya aku sudah tidak perduli lagi tentang sakit di hati ini, sepertinya aku sudah mati rasa untuk membuka hati. Saat ini aku hanya ingin bekerja saja untuk menaikkan derajat orang tua ku.Aku percaya suatu saat nanti wanita baik-baik akan dipertemukan dengan lelaki yang baik-baik. Tugasku hanya menjadi wanita baik-baik itu."Kamu tenang saja! lamaran ini bukan untuk saya, tapi untuk anak saya." lelaki itu kelihatannya serius. Apa mungkin? Ah ..., anggap saja ini semua sebagai sebuah candaan. Akan tetapi, bolehkah aku berharap?"Bapak, kalau mau melamar saya, mintalah saya sama orang tua saya, Pak. Itu baru benar," ucapku sambil tersenyum, sungguh aku hanya menganggap ini semua sebagai gurauan."Ini foto anak saya." ia menunjukkan foto keluarga di handphonenya." Anak bapak masih kecil, Pak?"" Sekarang
Baca selengkapnya
Bab 6 Penolakan
Tega sekali Bude Obed kepada kami. Padahal aku meminjam, akan aku kembalikan nanti. Tapi mengapa seakan bude ku itu tak percaya? Ya Allah, jika ujianMu terlampau berat , aku cuma minta dikuatkan.Hingga sampai di rumah, aku mengambil pakaian ganti ibuku dan lanjut pergi ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, aku di kejutkan dengan kedatangan bos toko roti ku. Ia datang tak sendiri melainkan bersama lelaki yang katanya ingin melamarku untuk anaknya."Hana, sini nak!" panggil ibuku. Aku keheranan sekaligus hanya bisa mengulas senyum pada tamuku itu."Hana,kamu bersediakan nikah sama putra saya? pokoknya kamu tenang aja! kalian tinggal terima beres. Kita buat acara yang megah dan akan menjadi sejarah di kampung kalian nanti," ujar pak Adnan."Gimana Han?" tanya ibuku. Aku seakan kehabisan kata kata dan hanya mengangguk pelan, aku tidak perduli lagi dengan hidupku kedepannya, mungkin nanti aku akan di nikahkan dengan lelaki idiot pun aku pasrah. ***POV authorSetelah pertemuan Hana
Baca selengkapnya
Bab 7 Cinta Pertama
"Jadi maksud kedatangan kami ke sini untuk melanjutkan pembicaraan kemarin, Buk," ujar Adnan dengan hati-hati. Sementara sang istri masih mengamati keadaan rumah yang hampir roboh itu. Ia masih tak menyangka mengapa suaminya memilih wanita dari keluarga seperti ini. Namun, sebagai seorang istri, Inggid hanya ingin menjadi wanita yang patuh sebagaimana adab yang sudah ditetapkan. Ia hanya bisa mendukung keputusan suami, apa pun itu selagi tidak melanggar ketentuan agama.Mendengar penuturan Adnan, Hana dan ibunya saling pandang. Keduanya masih belum percaya secepat ini Adnan dan istrinya datang lagi untuk membicarakan pernikahan."Anak saya umurnya sudah tiga puluh lebih, Buk. Saya harap ini bukan menjadi penghalang untuk anak saya, Rayhan dan Hana melanjutkan hubungan yang lebih serius. Anak saya sudah bersedia dan kalau kalian berkenan, secepatnya saja kita langsungkan pernikahannya. Tidak usah menunda sesuatu hal yang baik apa lagi mempersulitnya, bukan begitu, Buk?" tanya Adnan deng
Baca selengkapnya
Bab 8 Menghadiri Pernikahan Mantan
Malam itu, Rayhan dan kedua orang tuanya terlibat pembicaraan serius. Sebenarnya malas bagi Rayhan untuk membahas ulang masalah pernikahan yang tak diinginkan itu."Acara pernikahan kalian akan digelar dua Minggu lagi, Ray. Kamu harus prepare! Papa nggak mau dengar alasan apapun lagi. Satu lagi papa tegaskan ke kamu. Jangan coba- coba kabur kalau kamu masih mau lihat papa hidup," ujar Adnan sebelum akhirnya masuk ke kamar. Sementara Inggid masih duduk bersama Rayhan sambil mengulum bibir bawahnya."Aarggh ...."Rayhan geram dan memukul sisi sofa. "Ikuti aja maunya papa! Yakin kalau pilihan orang tua itu adalah pilihan yang terbaik buat kamu ,Ray.""Kenapa sih harus ngancem-ngancem gitu? Memangnya ini zaman apa sehingga harus dijodohin kayak gini?" dadanya naik turun emosi Rayhan memuncak. namun, seberusaha mungkin ia kontrol."Rayhan ini bukannya nggak mau nikah, Ma. Rayhan cuma pengen nunggu seseorang. Seseorang yang udah lama Rayhan cinta." Sungut Rayhan."Kalau memang kamu punya pi
Baca selengkapnya
Bab 9 Mengemas Barang Pemberian Mantan
Hana mengangguk kecil. "Memangnya siapa lelaki yang udah berhasil merebut hati kamu, Han?" tanya Dina penasaran dan menginginkan Hana segera menjawab rasa penasarannya itu."Nanti juga kamu bakalan tahu Din. Sabar aja!" jawab Hana. Sebenarnya ia juga tidak tahu akan dinikahkan dengan siapa, Hana nyaris belum pernah bertemu dengan calon suaminya, seperti calon pengantin pada umumnya. Penjajakan satu sama lain, saling cinta dan kasih untuk memulai sebuah hubungan baru yang disebut pernikahan. Namun, Hana tak ingin membuat orang lain bingung dengan pernikahannya ini, cukuplah dirinya saja yang tidak mengerti dengan pernikahannya ini. "Tega kamu, Han. Aku penasaran loh ini." Dina mengerucutkan bibir karena Hana tak memuaskan rasa penasarannya.Hana tersenyum geli melihat ekspresi Dina yang seperti itu."Sabar! Nggak lama lagi kok," jelas Hana sambil mencubit pipi Dina."Eh, betewe kamu memang udah berhasil move on ya
Baca selengkapnya
Bab 10 Tanpa Sadar Bertemu Calon Suami
"Huuuuuuu ...." Sekali lagi teriakan muda-mudi yang gagal mendapatkan buket bunga itu. Meski tak bisa meraih, tampaknya mereka begitu menikmati momen ini. Sepasang pengantin itu pun membalikkan badan melihat siapa orang yang beruntung mendapatkan buket bunga itu, karena ada hadiah cincin untuk orang yang beruntung. Cincin emas seberat dua gram sebagai hadiah sudah berada di tangan MC dan akan di serahkan kepada pemegang buket bunga itu.Hana dan lelaki yang tak dikenalnya itu saling tatap dalam beberapa detik. Dengan buket bunga sebagai pembatas wajah keduanya.Hana segera sadar dan membenarkan posisinya berdiri. Lelaki itu pun tampak canggung."Yaaaay ternyata yang dapat dua orang dong. Bisa maju ke depan nggak? Ayo sini Mas sama Mbaknya maju ke depan!" Pembawa acara itu menginterupsi."Berhubung cincinnya cuma satu, si Masnya aja yang pakein cincin ini sama Mbaknya ya!"Semua mata tertuju pada sepasang yang beruntung itu. Termasuk Ridwan dan Rina. Ridwan terkesima memandang dari jauh
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status