Hanna Andira, di ambang keputusasaan, berdiri di tepi jembatan dengan niat untuk mengakhiri hidupnya. Namun, ketika ia hendak melompat, takdir mengubah jalannya. Seorang pria tampan, Caraka PraSagara, muncul dan mencegahnya dengan tegas. Meskipun Hanna menolak bantuan yang ditawarkan dengan penuh kemarahan, Sagara, begitu ia disapa, menunjukkan ketegasan yang jarang ditemui. Melihat perut Hanna yang membesar, Sagara menarik kesimpulan yang mengejutkan: Hanna sedang hamil. Dalam dialog yang sarat emosi, Sagara menawarkan sebuah proposal yang tak terduga: menikahi Anna. Untuk Hanna yang telah merasa dikhianati oleh kekasihnya dan hidup dalam kesendirian, tawaran itu menawarkan sebuah harapan baru. Namun, apakah Hanna akan menerima tawaran yang sepertinya hanya dilandasi oleh kebutuhan praktis?
Lihat lebih banyakAndra yang mendengarnya lantas menatap Sagara kembali. Namun, sesuatu di belakang Sagara membuatnya teralih pada benda tersebut.Andra menyingkirkan tubuh Sagara dengan mata menatap ke arah benda yang baru saja ia lihat. Sagara lantas menghampiri Andra dan menyingkirkan beberapa ordner yang menghalangi benda yang Andra lihat di lemari yang sudah tidak pernah dijamah oleh para staff di sana.“Kotak mungil, Sagara!” kata Andra kemudian mengambilnya.“Kayak kotak cincin. Yang belum nikah di sini, kayaknya nggak ada. Kalaupun ada yang baru, mana mungkin nyimpen kotak itu di lemari tua ini.”Andra mengendikan bahunya. “Kita buka aja dulu. Kalau cincinnya keliatan mahal, elo jual aja. Buat tambahan biaya hidup elo sama si Hanna.”Pria itu lantas memutar bola matanya dengan malas. “Sialan, lo!”“Just kidding, Bro. Jangan dibawa emosi.” Andra menerbitkan cengiran kepada sahabatnya itu. Kemudian membuka kotak tersebut.Baik Andra maupun Sagara mengerutkan keningnya. Bukan cincin yang mereka te
Sagara kembali masuk ke dalam kamarnya. Menghampiri Hanna yang sudah menutup matanya. Namun, kehadiran Sagara membuatnya membuka matanya.“Sagara! Udah selesai, ngobrolnya?” tanyanya sembari bangun dari tidurnya.Sagara menggeleng pelan. “Aku mau minta izin sama kamu, Hanna. Aku mau ke kantor Papa malam ini juga.”“Heeuhhh? Kenapa malam sekali, Sagara.”“Karena kami mau menyelendup masuk ke dalam, Hanna. Makanya malam hari geraknya.” Sagara menjelaskan.Hanna mengucek matanya. “Aku ikut!”“Hanna! Sudah malam. Lagi pula, aku nggak akan kenapa-kenapa. Mereka pasti masih kenal sama aku. Aku janji, akan pulang dengan selamat.” Sagara meyakinkan Hanna dengan memegang kedua sisian wajah istrinya itu.Hanna kembali menatapnya. Ia bingung harus menjawab apa karena mengkhawatirkan Sagara. Tapi, kantor itu adalah milik suaminya. Mana mungkin sesuatu terjadi padanya.“I’m promise, Hanna. Hanya dua jam. Kalau urusan aku udah selesai, aku akan langsung pulang. Kamu jangan khawatir, Hanna.”Perempu
“Mending elo kasih makan dulu tuh cewek. Ada bayi yang perlu asupan gizi. Kita bahas ini setelah elo kasih makan bini elo. Karena harus dirancang dengan baik dan membutuhnya waktu yang cukup panjang.”Sagara menganggukkan kepalanya, mematuhi perintah sahabatnya itu. Hanya dia yang bisa Sagara andalkan untuk mendapatkan perusahaan itu kembali.“Sebenarnya … kalau bukan karena papanya Hanna melihat gue sebelah mata, gue gak peduli sama tuh perusahaan. Hanya saja, papanya Hanna terlalu banyak menuntut. Mau gak mau, gue harus memperjuangkan hak gue untuk ambil tuh perusahaan.”Sagara kembali bercerita sembari mengaduk-ngaduk nasi goreng yang hampir jadi itu.Andra kembali menepuk bahu Sagara. “Makanya gue mau atur strategi supaya itu perusahaan bisa elo ambil lagi. Kalau elo kaya, mertua elo pasti bakal bertekuk lutut ke elo.”Andra mengedarkan matanya menatap rumah yang diisi oleh sahabatnya itu. “Elo nggak pantas tinggal di rumah kecil kayak gini, Yog. Dari orok elo hidup serba mewah. S
Plak!Sebuah tamparan keras melayang pada pipi pria yang sudah membuatnya naik pitam lantaran sudah menuduhnya memiliki kekasih di mana-mana.“Brengsek! Kamu pikir hebat, udah bilang kayak gitu ke aku? Kamu pikir, dengan bicara seperti itu akan membuat dia pergi dan kecewa padaku? Kamu salah besar, Raffael! Ini anak kamu dan aku tidak pernah melakukannya dengan siapa pun. Tapi, kamu sendiri yang sudah mengkhianati aku.“Menikah dengan pilihan orang tua kamu. Perjodohan bisnis supaya perusahaan papa kamu nggak bangkrut karena ada yang back up yaitu orang tua Citra! Malam itu, satu hari sebelum kamu melangsungkan pernikahan, kamu masih ingin tidur denganku! Dan kamu bilang aku punya pacar sana sini? Di mana otak kamu, Raffael!”Hanna balik memaki ayah dari anak yang sedang dia kandung itu hingga membuatnya terdiam mendengarnya. Hanya sorot mata yang terlihat menahan malu sebab Hanna sengaja memaki di depan umum. Memang itu yang ingin dia lakukan jika bertemu, jauh sebelum malam ini akhi
Tentu saja perempuan itu menganggukkan kepalanya. “Iya, Sagara. Kita ke makam papa kamu, besok. Selama satu minggu ini, kamu terlalu sibuk bekerja dan lupa mengenalkan aku ke orang tua kamu.”Sagara mengecup kening Hanna. “Sorry. Aku terlalu memikirkan bagaimana cara agar bisa mempertahankan kamu dari serangan papa kamu. Aku memang lemah dari segi ekonomi. Tapi, punya kamu adalah sebuah kekuatan yang amat luar biasa.”“Sagara! Aku akan menjadi perempuan paling gila kalau melepaskan kamu hanya karena menuruti perintah dari Papa. Tidak ada pria yang baik selain kamu. Kalaupun ada, bukan dia yang aku inginkan.”“Aku juga. Banyak perempuan yang jauh lebih baik dari kamu.Tapi, bukan dia yang aku inginkan. Kamu, yang aku inginkan.”Hanna menatap Sagara dengan lekat. Rasanya ia ingin mengulang waktu dan menjadikan Sagara satu-satunya yang stay di hatinya hingga kini.“Hanna. Ada hal yang mungkin akan membuat kamu tidak akan menyesali pertemuan kita yang kata kamu telat ini. Malah sebaliknya.
Ciittt!!Brugh!Sagara menutup pintu mobilnya dengan sangat kencang. Bukan lagi melangkah. Pria itu berlari masuk ke dalam rumahnya dan menemui sang istri yang memang sedang libur masuk boutique.“Hanna!” teriak pria itu.Hanna yang sedang memasak itu langsung mematikan kompornya dan menghampiri Sagara yang berteriak memanggilnya.“Ada apa, Sagara? Kamu kenapa?” Hanna ikut panik kala melihat Sagara yang memperlihatkan raut wajah paniknya. Kemudian memegang kedua sisian wajah pria itu dan menatapnya dengan lekat. “Apa yang terjadi, Sagara? Tenangkan diri kamu dulu,” ucapnya dengan tenang.Pria itu mengatur napasnya. Sampai akhirnya ia merasa tenang dan duduk di sofa yang ada di sana.“Ada apa, Sagara? Kamu … dipecat, sama Papa?” tanya Hanna ingin tahu ada apa dengan suaminya itu.Sagara menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Kalau hanya dipecat, aku gak akan sepanik ini, Hanna.”“Lantas?” tanya Hanna kembali.Sagara menghela napas pelan. “Kamu … kenal dengan Marcel? Katanya dia teman m
Sagara menghela napasnya sembari mengangguk. Kemudian mengulas senyumnya dengan tipis. “Ya sudah. Aku akan menunggunya sampai cinta yang sulit itu bisa segera dipermudahkan.”“Sulit, untuk dibuang lagi.”Sagara menolehkan kepalanya dengan cepat kepada sang istri. “Heuh?”Hanna menghela napasnya dengan pelan. “I love you too. But, aku belum tau apakah cinta aku sudah penuh untuk kamu atau masih ada untuk dia yang udah meninggalkan jejak di sini.” Hanna menunjuk perutnya.Sagara menganggukkan kepalanya. Paham dengan ucapan Hanna. “Iya, Hanna. Aku paham dan aku tau kalau kamu belum bisa melupakan dia. Tapi, alangkah baiknya kalau kamu segera melupakan dia. Karena dia sudah bukan milik kamu lagi.”Hanna mengangguk. “Iya, Sagara. Aku pasti akan melupakannya. Bantu aku untuk menjadikan kamu satu-satunya yang ada di hati aku.”Pria itu menarik tangan Hanna untuk ia peluk. Mengangguk dalam pelukan itu sembari mengusapi rambut sebahu milik istri yang kini sudah ia cintai tanpa harus menyembuny
Hanna masih mencerna ucapan suaminya itu dengan menatap wajah Sagara yang dipenuhi oleh sesal. Entah sesal karena sudah memutus hubungan dengan Clara, atau sesal karena sudah menikah dengan Hanna.“Kenapa, Sagara?” tanya Hanna dengan pelan. “Maksud kamu apa?” tanyanya kembali.Masih saling menatap, pria itu menggenggam tangan sang istri dan mengembuskan napasnya dengan panjang. “Aku … aku mau minta maaf karena selama ini ternyata aku punya pacar. Sumpah, demi Tuhan aku nggak bermaksud untuk menduakan kamu—““Kamu punya pacar, dan kamu lupa kalau udah punya pacar?” tanya Hanna memotong ucapan Sagara.Pria itu lantas menganggukkan kepalanya dengan rasa takut yang sudah hadir dalam dirinya. “I—iya, Hanna. Yang nelepon aku tadi pagi, itu pacar aku,” ucapnya dengan sangat hati-hati.Hanna menelan salivanya dengan pelan sembari melepaskan genggaman tangan suaminya itu dengan perlahan. Ia membuang muka. Masih terkejut dengan pengakuan yang menurutnya terdengar sangat aneh.“Lalu, kamu akan m
Di sebuah cafe. Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Clara membawa pria yang masih ia anggap kekasih itu ke cafe. Siap mendengarkan penjelasan, apa saja yang dia alami selama sepuluh hari itu.“Kenapa dari tadi kamu diem aja, Sagara? Ada apa?” tanya Clara pelan.Pria itu menghela napasnya dengan pelan. “Aku diusir oleh ayah tiri aku. Semua harta yang aku miliki, diambil oleh si keparat gila itu.” Sagara mulai menceritakan.Clara menutup mulutnya sebab terkejut dengan pengakuan kekasihnya itu. “Terus ... kamu tinggal di mana sekarang, Sagara? Kenapa selama hampir dua minggu ini nomor kamu nggak aktif?”“Males aja. Udah gak ada yang bisa aku mintai tolong. Semua teman, sahabat, kerabat, nggak ada yang mau menolongku waktu itu. Dihubungi banyak alasan. Ada juga yang nggak diangkat.”“Kenapa nggak hubungi aku?”“Lupa. Aku gak inget sama sekali sama kamu.”Clara menganga mendengar ucapan Sagara. “Lupa? Dengan mudahnya kamu ngomong kayak gitu ke aku?”Sagara mengangguk pelan. “Maafkan ak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.