Vellza, seorang gadis piatu yang dijual oleh ayah dan ibu tirinya kepada Alfa seorang milyader muda sebagai penebus hutang. Awalnya Alfa hanya melihatnya sebagai sebuah transaksi. Namun, seiring berjalannya waktu, Vellza mulai merasuki hatinya. Jika Vellza harus menghadapi masa lalunya yang kelam, Alfa harus melawan ketakutan dan trauma masa lalunya pada wanita. Bagaimana cinta bisa tumbuh di antara mereka? Apakah Vellza dan Alfa mampu melewati segala rintangan? Ataukah justru menyerah pada takdir kelamnya?
Lihat lebih banyakVellza merasa hatinya berdebar kencang ketika ia melangkah ke dalam ruangan mewah yang dipenuhi dengan ornamen-ornamen mahal. Cahaya lampu kristal memantulkan kilauan yang mempesona di sekitarnya, menciptakan suasana yang begitu kontras dengan kehidupannya yang suram. Dia tahu, di sinilah takdirnya akan berubah, entah menjadi lebih baik atau semakin buruk.
Tarikan nafasnya begitu kentara. Kakinya seketika sulit digerakan seperti paku bumi yang menghujam dalam sampai ke inti bumi, tatkala mendengar derap langkah seseorang yang mulai mendekat. Vellza tidak bisa mundur untuk saat ini, satu-satunya pilihan adalah tetap menemui lelaki yang sudah membelinya.Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang sedari tadi menatapnya dalam-dalam. Hanya saja Vellza masih tenggelam dalam perasaan kalut. Kedua tangannya saling menangkup di depan dada, seraya berdoa agar Tuhan selalu menjaganya. Tiba-tiba terdengar suara lantang yang memanggil namanya hingga hampir saja membuatnya terjingkat.Devon menahan senyumnya tatkala melihat istri sahabatnya begitu ketakutan. Akan tetapi ia mencoba profesional dan menunggu Vellza sedikit tenang, baru melanjutkan ucapannya.“Silakan ikut saya, Nona Vellza.”“Ba-baik, Pak.”Sebuah tarikan nafas panjang terdengar dari bibir tipis Vellza. Sementara kakinya melangkah, mengikuti salah satu pelayan laki-laki di rumah itu. Semakin lama masuk ke dalam rumah tersebut, jantung Vellza memompa semakin cepat.Hingga tibalah di sebuah ruangan besar yang dijaga oleh beberapa pengawal berpakaian hitam. Pelayan itu meminta Vellza untuk masuk terlebih dahulu, baru ia berjalan di belakangnya.Tubuh Vellza gemetar saat ia menatap sosok pria yang duduk di balik meja besar. Alfa, seorang CEO muda yang terkenal dengan reputasinya yang dingin dan anti wanita sedang menatapnya dengan tajam. Sebelumnya Vellza tidak pernah berpikir bahwa dia akan berakhir di sini, dihadapkan pada seorang pria yang membelinya sebagai penebus hutang."Vellza," ucap Alfa dengan suara yang tenang tapi tajam. "Kamu tahu mengapa kamu berada di sini, bukan?"Vellza menelan ludahnya yang kering dan berusaha menjaga ketenangannya. "Ya, saya tahu," jawabnya dengan suara lirih yang hampir terdengar rapuh.Pada saat itu, Vellza merasakan beban masa lalunya yang berat menekan pundaknya. Dia teringat akan ayah dan ibu tirinya yang tanpa belas kasihan menjualnya kepada Alfa demi melunasi hutang mereka. Hidupnya yang penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan membuatnya merasa seperti seonggok sampah yang tak berharga.Alfa menatap Vellza dengan tatapan tajam yang membuatnya merasa terintimidasi. "Kamu akan bekerja untukku, membayar hutangmu dengan cara apapun yang aku inginkan," katanya dengan suara yang penuh dengan otoritas.“Ba-baik, Pak.”“Pak, Pak, kamu kira saya bapakmu! Setua itukah wajahku di matamu!”Vellza menelan ludahnya dengan susah payah. Baru saja ia akan menatap wajah Alfa, nyatanya nyalinya tiba-tiba saja menciut dan kembali menunduk, tak berani menatap wajah Alfa. Bahkan untuk menengadahkan wajahnya saja membutuhkan banyak kekuatan extra. Apakah Alfa akan menyiksanya setelah ini?“Kenapa kamu terus menunduk? Apa wajahku sejelek itu?”Lagi-lagi Vellza kebingungan. Dengan ragu-ragu ia memberanikan diri menatap Alfa. Tampan, itulah kata pertama yang tersemat di dalam hati Vellza. Buru-buru ia menepis anggapan jika Alfa orang jahat.“Bu-bukan begitu, Tuan. Maafkan atas kelancangan saya.”Alfa tersenyum menyeringai. Merasa jika gadis di depannya ini masih berguna, dia pun segera menyusun sebuah rencana untuk Vellza.“Kamarmu ada di lantai dua. Asistenku akan mengantarkanmu ke kamar. Semua keperluanmu atau apapun kebutuhanmu bicara saja padanya.”“Ba-baik, Tuan.”“Aku bukan tuanmu, melainkan suamimu! Jadi aku harap kamu memanggilku dengan sebutan yang pantas.”“I-iya.”Setelah dirasa cukup perkenalan dengan Alfa, kini Vellza benar-benar diantar ke kamarnya. Sepanjang jalan, wajah tampan Alfa memenuhi pikiran Vellza.Ia sangat yakin jika di balik ketegasan Alfa, Vellza melihat kilatan ketidakpercayaan dan ketakutan yang terselip di matanya. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang tersembunyi di balik lapisan dinginnya. Vellza merasa ada cerita yang belum terungkap, luka yang belum sembuh, dan hati yang mungkin masih bisa ditemukan.“Mikir apa, sih? Wajah tampan Tuan Alfa ya, Nyonya?”Ucapan asisten Alfa tampak tepat sasaran, tapi Vellza tidak ingin mengatakannya secara langsung dan hanya membalasnya dengan sebuah senyuman. Beberapa kamar di lantai dua tampak kosong, tapi Vellza tidak berani bertanya. Tubuhnya yang lelah memberikan instruksi agar cepat beristirahat.“Selamat beristirahat, Nyonya. Jika ada hal yang Nyonya butuhkan, bisa memanggil saya.”“Terima kasih.”“Kalau tidak ada hal lain, saya permisi.”Sepeninggal asisten Alfa, Vellza menutup rapat pintu kamarnya. Menatap kamar tidurnya yang sangat luas. Kamar berukuran enam meter tersebut, Vellza mendapatkan tamparan yang lebih besar. Mengingat selama ini ia hidup dalam kekurangan. Ukuran kamar Vellza tak lebih dari ukuran kamar mandi di kamar itu.Hembusan nafas terdengar sangat berat. Sepertinya kehidupan Vellza akan lebih sulit setelah ini. Selepas membersihkan tubuhnya, Vellza membaringkan dirinya di atas tempat tidur dengan ukuran king size. Menatap plafon berlukiskan galaksi bimasakti, sambil membayangkan kejadian beberapa waktu yang lalu.Pernikahan impian yang semula diimpikan oleh Vellza nyatanya tidak terjadi. Beberapa saat lalu, Vellza Quensha dan Alfa Mahendra duduk di depan penghulu. Tanpa saling mengenal atau didasari oleh rasa cinta, ia menikah dengan Alfa.Meski sederhana, tapi tak mengurangi keindahan tempat berlangsungnya ijab qabul. Hiasan bunga yang sederhana tapi indah, membuat suasana menjadi lebih intim. Penghulu yang bijaksana memimpin acara pernikahan dengan khidmat. Meskipun hanya dihadiri oleh beberapa saksi, mereka semua adalah orang-orang terdekat yang mendukung pernikahan ini.“Secepat inikah aku harus melewati masa mudaku? Apakah aku bisa tetap kuliah setelah ini?”Banyak sekali pertanyaan yang timbul di benak Vellza. Sepi yang melanda membuat ia merindukan sosok ibu kandungnya yang telah meninggal.“Ma, aku merindukanmu, kenapa kamu pergi begitu cepat?” ucapnya dengan lirih.Meski begitu, air mata yang semula tertahan kini mengucur sudah. Mengalir deras tanpa permisi. Membuat siapapun yang mendengarnya akan ikut larut dalam kesedihan yang mendalam. Sambil memegang sebuah kalung berliontin Menara Eiffel, Vellza mengenang semua moment bersama mendiang ibunya.Dalam kegelapan kehidupannya yang suram, Vellza merasa ada cahaya kecil yang muncul. Cahaya kecil yang ditawarkan oleh Alfa dan digadaikan dengan kehidupannya. Vellza tahu bahwa akan ada hal lain yang terjadi di antara mereka daripada sekadar hutang yang harus dilunasi.Merasakan tubuh dan beban pikiran yang begitu banyak, membuat pemilik bulu mata lentik itu terlelap. Sementara itu di ruangan yang tak jauh dari kamar Vellza, seorang lelaki sedang mengawasi istri kecilnya.“Selamat datang di nerakamu, Vellza Quensha. Akan kubuat kau menyesal karena telah berani masuk dalam duniaku!"Namun, apa yang diharapkan Vellza tak seindah bayangan. Nyatanya Kenzo berhasil membuat pandangan Alfa terhadapnya berubah. Alfa bahkan percaya dengan semua perkataan dari Kenzo ketimbang istrinya sendiri. "Aku tak pernah menyangka jika kamu berubah, Sayang. Setelah apa yang aku perbuat selama ini nyatanya kamu hanyalah sebuah barang transaksi!" ucap Alfa ketus lalu meninggalkan Vellza sendiri.Setelah apa yang mereka perbuat semalam, manisnya cinta tak berarti apapun. Semua musnah ketika Kenzo mengirimkan beberapa video ke ponsel Alfa. Vellza tak tau apa yang terekam di sana. Hanya kilatan amarah terpancar jelas di wajah Alfa.Di kediaman Kenzo, tawa penuh keceriaan terdengar memenuhi ruangan yang bernuansa gold. Suara tawa itu seolah menyatu dengan gemerincing perhiasan dan mengisi ruangan dengan kehangatan. Kenzo, tuan rumah yang kaya raya, terlihat bahagia di tengah kerumunan tamu yang bergembira. Sementara itu, Devon, pelayan setia Kenzo, m
Vellza tak menyangka jika Tuhan masih memberikan kesempatan kedua padanya. Alfa yang ia kira sudah meninggal kini tertidur pulas di samping tubuhnya. Tanpa pakaian dan hanya berlapiskan selimut tebal yang menutup tubuh polos mereka."Tuhan, aku mohon jangan kau ambil kebahagiaan ini lagi. Aku sangat mencintai Alfa," ucap Vellza lirih sambil menyentuh selimut miliknya.Vellza sangat takut jika harus berpisah kembali dengan Alfa. Pasalnya banyak orang yang ingin melengserkan posisinya sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan Alfa. Sebelumnya Alfa memang telah membuat Vellza mempunyai kedudukan tinggi yang sama dengannya karena meminimalisir kejadian tak terduga. Buktinya, Alfa sempat kecelakaan dan dikabarkan meninggal. Hal itu tentu dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk merebut perusahaan Alfa.Maka dari itu, dari saran dan bantuan Devon semua aset miliknya masih aman. Apalagi pewaris semua kekayaan Alfa sudah beralih atas nama Noah. Putra satu-satunya bersama Vellza
Niat hati ingin merajut asa dengan Vellza karena kebaikan hatinya. Sayang, semua rencananya gagal karena suami Vellza ternyata masih hidup. Tentu hal itu membuat Keanu marah besar. Jelas ia cemburu, semua asa yang ingin ia rajut harus pupus ketika Vellza kembali bersama Alfa."Kurang ajar! Kenapa dia justru masih hidup? Bukankah semua sudah jelas jika waktu itu dia meninggal!"Tampak jika Keanu marah besar. Tangannya mengepal, urat-urat di tangan terlihat menonjol. Bahkan hembusan nafasnya terdengar naik turun. Jika saja ada barang di hadapannya, sudah dipastikan akan hancur saat itu juga.Mendengar keributan dari kamar kakaknya, Melly bergegas naik. Gaya centil ciri khas pembawaan Melly tak pernah bisa membuat sang kakak marah dalam waktu lama. Maka dari itu, Melly berniat untuk langsung memberikan surprise padanya. Setidaknya sang kakak tidak lagi marah-marah.Tanpa mengetuk pintu, Melly langsung menerobos masuk. Melihat kakaknya berdiri mematun
"Kalau cinta tuh bilang aja, napa pake gengsi segala, sih!"ujar Vellza sambil tertawa, merespons komentar konyol Alfa.Alfa juga ikut tertawa, menatap Vellza dengan penuh cinta. Mereka berdua memang memiliki awal yang tidak biasa dalam percintaan mereka, bermula dari sebuah transaksi hutang piutang. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling mengenal dan menemukan kecocokan satu sama lain."Lagian aku tuh sadar diri, aku bukan tipe kamu."Sepasang suami istri itu saling tertawa satu sama lain. Awal percintaan mereka bukanlah sebuah kisah manis, tapi berawal dari sebuah transaksi hutang piutang. Bahkan Alfa mempunyai sebuah trauma yang mendalam pada seorang wanita. Awalnya, Alfa memiliki trauma yang mendalam terhadap seorang wanita, namun kehadiran Vellza dalam hidupnya membawa perubahan yang besar. Meskipun Vellza juga memiliki luka emosional dari masa lalunya, Alfa berusaha menyembuhkan luka itu dengan cinta dan pengertian.
"Keanu ..." panggil Vellza terkejut. Bagaimana tidak terkejut apalagi saat ini Alfa ada di sana juga."Iya, sayang. Aku datang kemari untuk memastikan apakah kamu benar-benar masih mencintai mantan suamimu atau aku?" tanya Keanu dengan nada ketus.Vellza merasa terjepit dalam situasi yang rumit. Dia merasakan kebingungan dan kekhawatiran di dalam hatinya. Semua ini adalah salah paham yang terjadi, dan sekarang semakin memanas dan berpotensi menyulut konflik yang lebih besar.Sebenarnya Vellza bebas memilih, tapi semuanya terlambat. Salah paham yang terjadi kali ini pasti akan lebih berkelanjutan dan semakin runyam.Alfa yang semula hendak memeluk istrinya justru kembali melepaskan niatnya dan ikut berbalik menghadap Keanu. Senyum yang ŵ terukir, kini sirna sudah. Berganti dengan sorot mata tajam yang siap mengoyak siapapun yang berniat merebut Velkza sari"Hei, Tuan Keanu yang terhormat. Apa kabar?""Ck, kamu kira kita pernah ber
Melihat kepergian Noah dengan wajah sedih, tentu membuat Devon mendapatkan PR besar. Bagaimana pun Devon mempunyai kewajiban baru kali ini. Ia tidak akan membiarkan Noah bersedih.Alfa akhirnya sadar dan berterima kasih pada Devon karena telah merawatnya sampai sembuh. Alfa juga bahagia karena Noah masih mengenalinya.“Sayang, kemarilah!”“Papa ….”Noah dengan senang hati memeluk papanya. Ia merasa bahagia karena papanya kembali. Itu artinya ia tidak akan khawatir kalau kehilangan sosok ibunya. Apalagi saat ini ibunya sedang bersama Keanu. Lelaki asing yang tidak disukainya."Kamu masih ingat papa, sayang?""Tentu, Pa. Kenapa Noah harus lupa?"Alfa akhirnya sadar dan berterima kasih pada Devon karena telah merawatnya sampai sembuh. Alfa juga bahagia karena Noah masih mengenalinya.“Sayang, kemarilah!”“Papa ….”Noah dengan senang hati memeluk papanya. Ia merasa bahagia karena papanya kembali. Itu artinya ia tidak akan khawatir kalau kehilangan sosok ibunya. Apalagi saat ini ibunya seda
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen